NovelToon NovelToon
Tumbuh Di Tanah Terlarang

Tumbuh Di Tanah Terlarang

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Nikahmuda / Poligami / Duniahiburan / Matabatin
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: Dewi Adra

Aruna telah lama terbiasa sendiri. Suaminya, Bagas, adalah fotografer alam liar yang lebih sering hidup di rimba daripada di rumah. Dari hutan hujan tropis hingga pegunungan asing, Bagas terus memburu momen langka untuk dibekukan dalam gambar dan dalam proses itu, perlahan membekukan hatinya sendiri dari sang istri.

Pernikahan mereka meredup. Bukan karena pertengkaran, tapi karena kesunyian yang terlalu lama dipelihara. Aruna, yang menyibukkan diri dengan perkebunan luas dan kecintaannya pada tanaman, mulai merasa seperti perempuan asing di rumahnya sendiri. Hingga datanglah Raka peneliti tanaman muda yang penuh semangat, yang tak sengaja menumbuhkan kembali sesuatu yang sudah lama mati di dalam diri Aruna.

Semua bermula dari diskusi ringan, tawa singkat, lalu hujan deras yang memaksa mereka berteduh berdua di sebuah saung tua. Di sanalah, untuk pertama kalinya, Aruna merasakan hangatnya perhatian… dan dinginnya dosa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Adra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TDT 5

Jam sudah menunjukkan pukul dua siang ketika Raka akhirnya menyeka keringat di pelipisnya dan menegakkan badan. Ia menatap kembali tanaman yang tadi ditelitinya satu per satu, lalu menatap catatannya.

"Untuk hari ini cukup, Bu. Sampel dan datanya saya bawa dulu. Nanti sore saya langsung ke lab, biar besok bisa saya laporkan hasil sementaranya ke Ibu," ucapnya, menutup map kerjanya dan memasukkan alat-alat ke dalam tas.

Aruna mengangguk, meski dalam hatinya masih ingin lebih lama di dekat pria muda itu. Mereka berdua segera berjalan kembali ke arah mobil Raka. Perjalanan kembali ke rumah Aruna tidak banyak kata, hanya sesekali komentar ringan tentang kondisi cuaca dan pemandangan sekitar.

Sesampainya di depan rumah, Aruna sempat menawarkan, “Kalau belum makan, makan siang dulu di sini, Raka. Kebetulan tadi pagi saya suruh Bu Marni masak ayam rica dan tumis bunga pepaya. Kamu pasti suka.”

Raka menoleh sambil tersenyum lembut. “Aduh, terima kasih banyak, Bu. Tapi saya harus langsung ke lab sekarang, biar semua ini bisa segera diproses. Sayang banget sebenarnya, tapi nanti malah kelamaan.”

Aruna hanya tersenyum, menahan kecewa kecil yang tidak ia tunjukkan. “Baiklah kalau begitu. Hati-hati ya di jalan, dan kabari saya kalau sudah dapat hasilnya.”

“Pasti, Bu. Sampai jumpa besok pagi, ya.” Raka membalas dengan senyum yang ramah, lalu masuk ke mobilnya dan perlahan melaju meninggalkan halaman rumah Aruna.

Saat mobil itu menghilang di tikungan, Aruna masih berdiri di depan teras, memandangi jejak roda yang basah di bebatuan. Ada sesuatu dalam dada yang tak bisa ia abaikan.

Malam mulai larut saat Aruna berdiri di depan lemari bajunya, membuka pintu gesernya perlahan. Ia memandangi deretan pakaian yang tergantung rapi, jemarinya menyusuri tekstur kain satu per satu, berpikir keras baju mana yang akan ia kenakan esok pagi. Sesuatu yang kasual, tapi tetap anggun. Yang tidak terlalu mencolok, tapi cukup membuat Raka meliriknya. Ia tersenyum kecil membayangkan reaksinya, hingga lamunan itu buyar oleh suara ponsel yang tiba-tiba berdering.

Getaran lembut di meja rias membuatnya menoleh cepat. Ia berjalan ke arah ponsel itu, lalu melihat nama yang tertera di layar: Bagas.

Wajah Aruna seketika berubah. Antusiasmenya seolah luruh dalam satu kedipan mata. Ia menarik napas, lalu menjawab panggilan itu dengan suara datar.

“Halo?” ucapnya singkat, tanpa nada lembut yang biasanya ia simpan untuk tamu atau rekan bisnis.

Suara Bagas terdengar di seberang, terdengar seperti biasa tenang, penuh kendali, dan agak jauh. Jauh seperti keberadaannya yang selama ini lebih banyak di luar negeri daripada di samping istrinya.

“Aruna, gimana kabarmu? Aku baru dapat sinyal bagus. Tadi sempat kirim email juga,” ujar Bagas.

Aruna mengangguk kecil, meski tahu Bagas takkan melihatnya. “Aku lihat tadi,” jawabnya pendek.

“Kamu sibuk?” tanya Bagas.

Aruna menoleh kembali ke lemari pakaiannya yang masih terbuka. Pikirannya sudah tidak lagi di situ. “Sedikit. Banyak yang harus aku urus,” jawabnya masih dengan nada yang tertahan.

Bagas mengangguk pelan di seberang sana, seolah mencoba membaca suasana hati istrinya dari jarak ribuan kilometer.

Obrolan itu berlanjut dengan tanya jawab ringan, tapi semuanya terasa hambar bagi Aruna. Jiwanya sudah tidak sepenuhnya terhubung ke suara Bagas, seperti ada batas yang tak bisa dijembatani. Dan untuk pertama kalinya sejak sekian lama, ia tidak merasa bersalah karena hatinya sedang memikirkan pria lain.

Melirik kebelakang tentang Aruna...

Dua puluh tahun lalu, Aruna resmi menjadi istri Bagas, lelaki bungsu dari keluarga terpandang di daerah mereka. Sebuah pernikahan yang kala itu disambut hangat oleh banyak orang, karena Aruna dikenal sebagai wanita cerdas, berpendidikan, dan bersahaja. Meski belum dikaruniai anak hingga hari ini, Aruna tetap menjaga rumah tangganya dengan keteguhan hati yang luar biasa.

Bagas adalah anak bungsu dari seorang pengusaha perkebunan yang memiliki lahan seluas 60 hektar. Sejak ayahnya wafat, lahan itu diwariskan kepada tiga anak lelakinya. Namun, kedua kakaknya lebih memilih jalan hidup yang berbeda pergi ke luar negeri untuk menempuh pendidikan tinggi, lalu menetap dan bekerja di sana. Demi membiayai pilihan hidup mereka, kedua kakak Bagas menjual bagian warisan perkebunan masing-masing, tanpa minat sedikit pun untuk mempertahankan atau mengelola apa yang ditinggalkan ayah mereka.

Berbeda dengan Bagas, bukan karena ia mencintai dunia pertanian, tapi lebih karena ia menikah dengan Aruna. Ia membiarkan lahan miliknya tetap utuh karena tahu istrinya memiliki latar belakang sarjana pertanian, dan di tangan Aruna-lah sebenarnya seluruh roda perkebunan itu berputar. Bukan hanya merawat, Aruna mengembangkan, memperluas, bahkan memodernisasi sistem pengelolaannya. Ia membangun jaringan dengan supermarket, hotel, hingga distributor besar. Aruna menjadikan kebun itu bukan hanya tempat bertani, tapi juga jantung ekonomi yang hidup dan terus tumbuh.

Dan selama dua dekade ini, saat Bagas lebih sering pergi dan sibuk dengan urusan luar baik bisnis maupun kegemaran pribadinya, Aruna tetap setia berdiri di ladangnya. Dengan tangan sendiri, ia menjaga warisan yang bahkan bukan miliknya sejak awal, demi cinta yang kini mulai ia pertanyakan kembali.

Sepuluh tahun pertama pernikahannya dengan Bagas, Aruna menjalani kehidupan rumah tangga yang, meskipun tidak sempurna, masih terasa hangat. Mereka saling mencintai, tertawa bersama, dan saling mendukung, meskipun dari awal Aruna tahu bahwa suaminya memiliki jiwa petualang yang tak bisa diam. Bagas adalah pria yang selalu mencari tantangan baru rimba belantara, pegunungan terjal, sungai deras, hingga pelosok terpencil Nusantara semuanya telah dijelajahinya bersama rekan-rekan seprofesinya.

Namun gairah itu tak berhenti di dalam negeri. Setelah menjelajahi hampir seluruh sudut Indonesia, Bagas mulai membidik hutan-hutan di berbagai belahan dunia. Mulailah ia menghilang dari rumah untuk waktu yang lebih lama. Jadwal pulangnya semakin jarang, dan ketika pulang pun, ia hanya berada di rumah paling lama seminggu sebelum kembali berangkat entah ke mana. Aruna lama-lama merasa ditinggalkan secara perlahan, seperti rumah tangganya hanya menjadi persinggahan singkat dari petualangan Bagas yang tak berujung.

Dalam kesunyian yang semakin menghimpit, Aruna mulai merasakan kehampaan yang nyata. Bukan hanya kesepian secara emosional, tetapi juga fisik. Ia menyadari, dirinya memiliki kebutuhan biologis yang tinggi, sesuatu yang tak pernah ia kira akan menjadi masalah. Tapi semakin lama, kerinduan itu berubah menjadi kegelisahan, lalu menjadi luka yang sulit diabaikan.

Aruna tidak pernah berniat menduakan suaminya. Tapi ia pun tak bisa terus menyangkal fakta bahwa pernikahannya kini terasa hambar, dingin, dan nyaris tanpa gairah. Dan yang paling menyakitkan adalah ketika ia harus terus berpura-pura kuat, seolah tak ada yang kurang dari rumah tangganya. Padahal, dalam hati, ia hanya ingin dicintai seutuhnya dengan hadir, tubuh, dan jiwa.

1
ovi eliani
thor blm up ya
Dee: Thor udah bangun lagi nih, say 😆✨ Kemarin dia rehat dulu, ikut nonton pildun terus sibuk nyate Iduladha. Sekarang balik beraksi, cek yaa~
total 1 replies
ovi eliani
mantap, lebih baik di cintai laki 2 yg tulus sepertih raka, dr pada mencintai bagas yg tak tau arah kehidupan.
xia~xiaoling
masya'allah thor..tata bahasanya mendalam menyentuh ngena banget d hati..thor km org yg puitis..pinter bikin sajak..
prosanya sip...mkin skbma novel mu thor
Dee: Masya Allah, makasih banyak ya Kakak 🌸🙏 Komentarmu bikin semangatku nulis makin menyala. Aku senang banget kalau tulisanku bisa menyentuh hati pembaca. Doain semoga ke depannya aku bisa terus konsisten berkarya dan bikin karya yang lebih baik lagi. Terima kasih sudah membaca dan mendukung 🙏💖
Kalau tertarik silakan baca karya2ku yg lain...
total 1 replies
R 💤
Hallo Thor, aku mampir 👋🏻👋🏻👋🏻
Dee: Hai Kakak... 😄
Terima kasih sudah mampir dan baca Tumbuh di Tanah Terlarang! 👣🌿
Semoga ceritanya berkesan ya. Jangan lupa tinggalkan bintang dan komentar kalau suka 💬✨
Kalau kamu tertarik, boleh juga intip karya-karya aku yang lain...

Salam hangat dari author,
DeeMar 🖋️
total 1 replies
R 💤
Aruna lagi puber kedua gak sih, hehe
Dee: Haha bisa jadi~ makasih udah nangkep vibe-nya Aruna 😄 Jangan bosan sama tingkah dia ya!
total 1 replies
ovi eliani
aduhhhh aku bacanya kurang semangat thor, sesuatu yg sdh retak mungkin dapat di satukan tapi masih terlihat garis nya, itu yg di radakan aruna, jadi ikutan lelah bacanya
ovi eliani
wah drama tarik ulur ini, yg ada nanti akan lebih menyakitkan lg tinggalkan masa lalu aruna raih masa depam nooo raka udah nunggu. cicil kopernya sama raka satu satu jadi klo udah selesai cepat berangkat...
Daniah A Rahardian: Aruna plis, koper udah dicicil, hati Raka juga udah dicicil buat kamu 😭 tinggal kamu aja tuh yang ngaret terus! Gaskeun!
total 1 replies
ovi eliani
mau up lg song seru nih
Daniah A Rahardian
wow.. pedas sekali omonganmu Bagas😱
ovi eliani
aku bacanya gemes, karena hati ku tidak seluas aruna ngalah muluh, jd lah wanita yg tegas aruna, untuk apa rumah tangga di jalani tp tidak ada kebahagian di dalam pernikahan, sdh hampir 20 tahun ber rumah tangga apa tidak ingin kehadiran buah hati, hanya pernikahan dingin dan hampa , ayolah bikin cerita yg bikin greget up berikutnya ada ketegasan dan keputusqn aruna buqt bagas mungkin sebuah ancaman yg membuqt bagas berpikir, hanyq semua sarqn thor terima kasih
Dee: Itulah seni menulis membangkitkan rasa kesal, gemas, bahkan marah. Kalau ceritanya datar-datar saja, ujung-ujungnya pembaca sudah bisa menebak akan berakhir bahagia. Tapi dalam cerita ini, semuanya masih penuh teka-teki😊
total 1 replies
Daniah A Rahardian
Sabar itu ada batasnya, Mas Bagas......
ovi eliani
baru tau bagas , rumput tetanga pada hijau, makanya jgn masuk hutan terus, sekali2 lihat rumput tetanga, semangat aruna panas in aja terus bagas biar tau rasa. untuk raka slow men...klo jodoh ngak kemana, semangatbthor up lg dong kurqng bacanya
Daniah A Rahardian
Mulai panas.... perlu AC nih...😄👍
ovi eliani
jgn pernah membuat hati seorang istri menjadi lelah karena lelahnya wanita adalah suatu kehancuran semangat thor
Dee: Terima kasih atas komentarnya, Kak Ovi. Ungkapan yang sangat dalam dan penuh makna. Saya setuju bahwa kelelahan seorang wanita, apalagi seorang istri, dapat berdampak besar pada semangat dan keharmonisan. Semoga cerita ini dapat terus memberikan pesan dan refleksi yang berarti.
total 1 replies
ros
ceritanya menarik 👍
Dee: Terima kasih Kakak, yg selalu setia ngikutin cerita aku, semoga terhibur ya...
Jangan lupa komen dan likenya 💖🙏🏻
total 1 replies
ovi eliani
nah mulai tumbuh benih benih ngak taulah , up doble thor karena bacanya kurang terus semangat thor terima kasih.
Daniah A Rahardian
Fix, kisah ini cocok jadi sinetron jam 7 ‘Cinta Terlarang Tapi Bikin Nagih’."
Dee: iya, bisa... bisa😄
total 1 replies
ovi eliani
ceritanya ringan menarik untuk dibaca
ovi eliani
cie cie istri orang senangnya, semangat raka pilih yg terbaik buat mu , tp statusnya jgn istri orang juga , jawabannya ku tunggu janda mu. semoga entar sore atau malam up lg, senang banget bacanya semangat thor..
Dee: Ditunggu ya... aku usahain bisa up tiao hari, tadi nonton bola dulu hhee...
total 1 replies
ovi eliani
belum up thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!