Alana harus menerima takdirnya yang menjadi istri secara mendadak. Alana menikah dengan Raymond, pria dingin yang tidak mempunyai pilihan untuk menjaga nama baik keluarganya yang harus menikah dengan Alana karena calon pengantinnya yang lari di hari pernikahan itu.
Posisi Alana benar-benar sangat sulit. Apalagi posisinya di kaitkan dengan hutang Budi pada keluarga calon istri Raymond. Mau tidak mau Alana menerima takdirnya.
Masuk kedalam keluarga Raymond bukanlah hal yang mudah dan apalagi Alana adalah gadis sederhana. Raymond juga menolaknya dan menekankan tidak menginginkannya sebagai istri.
Alana berusaha untuk berdamai dengan keadaan dan ternyata banyak rahasia yang dia ketahui dalam keluarga Raymond yang memiliki latar belakang baik-baik saja yang bertolak belakang pada kenyataannya.
Bagaimana Alana menjalani pernikahannya?
"Apakah simpatik Alana akan tumbuh menjadi cinta?"
"Lalu bagaimana Raymond menghadapi pernikahannya dengan wanita yang tidak dia cintai?"
Ig. ainuncefeniss
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 5 Harga Diri Lebih Penting.
Anthony tampak tidak suka dengan kehadiran Raymond yang membuatnya tersenyum penuh maksud dan sejak tadi ya Raymond tampak tenang melihat bagaimana ekspresi ayahnya itu yang berusaha untuk menghindari pandangan.
"Apa Nona tidak ingin mengambilnya?" tanya Raymond dengan tersenyum yang matanya tertuju pada wanita yang sejak tadi juga bingung harus bertindak seperti apa.
Melihat Raymond menegur wanita di sampingnya membuat Anthony terus menatap putranya itu dengan tajam.
"Ambillah sebagai hadiah dariku," ucap Raymond dengan gerakan matanya.
Wanita itu menghela nafas dan langsung mengambilnya.
Prangggg.
Raymond yang menjatuhkan sebelum diambil sehingga minuman itu pecah dengan airnya yang berserakan di lantai yang membuat Alana benar-benar kaget dengan mata melotot Antony wanita yang berada di sampingnya juga kaget dengan menutup mulutnya. Namun Raymond tampak tersenyum miring dengan tatapan matanya yang masih tertuju pada Antony.
"Tanganku licin dan seharusnya Anda dapat menangkapnya secara tepat! Anda ternyata tidak ahli dalam melakukan hal itu. Jika melakukan hal itu saja tidak ahli, bagaimana untuk melakukan hal lain," ucap Raymond dengan sindiran.
"Cukup Raymond," ucap Antony dengan suara menekan dan amarah yang terlihat jelas dari wajahnya.
"Apa yang kau lakukan hah! Apa kau ingin bertindak seperti anak kecil di sini?" tanya Anthony.
"Yang anak kecil siapa? orang yang pengecut dan tidak gentlemen adalah anak kecil yang sebenarnya," jawab Raymond.
Anthony tersenyum miring kemudian dia mengangkat satu jarinya dengan menunjuk-nunjuk Raymond.
"Urusan kita belum selesai!" tegas Anthony yang langsung berlalu dari hadapan Raymond membawa wanita yang di sampingnya itu.
Raymond mengepal tangannya tampak amarah yang begitu besar dari wajahnya yang memerah dengan rahang mengeras sampai urat lehernya tampak menegang.
Aura wajah tampan itu seolah ingin menghancurkan hotel tersebut.
"Astagfirullah...." lirih Alana yang benar-benar sangat terkejut jantungnya bahkan berdebar begitu kencang.
"Apa yang kau lakukan di sana?" terdengar suara berat itu yang membuat Alana semakin kaget.
"Apa dia sedang berbicara denganku?" tanya Alana.
"Kau masih tetap ingin berdiri di sana?" suara itu terdengar semakin berat.
Alana menghela nafas dengan memegang dadanya dan akhirnya perlahan keluar yang sekarang berdiri di samping Raymond.
Tidak ada apapun yang di katakan Raymond yang kemudian dia langsung pergi.
"Hey tunggu ini bagaimana?" tanya Alana kebingungan.
"Hey!"
"Panggil Alana kembali!"
"Apa-apaan sih, tadi menyuruh keluar dan sekarang malah pergi, lalu ini bagaimana?" tanyanya dengan kesal.
Alana akhirnya membiarkan lantai yang kotor itu dan mengejar Raymond yang kembali masuk kedalam kamar.
Alana yang menyusul suaminya kedalam kamar.
"Hey tunggu!" panggil Alana yang sudah berdiri di belakang Raymond.
"Bagaimana dengan koridor tadi? Apa kita akan lepas tanggung jawab dan tidak membersihkannya, tidak bisa lepas tanggung jawab begitu saja, bukankah hotel ini juga punya aturan dan kita tidak bisa....."
Ucapan Alana terhenti seketika saat tiba-tiba tangannya ditarik dan tubuh kecilnya dihempaskan ke dinding yang membuat Alana kaget dengan mata melotot saat Raymond berada di depannya menatapnya dengan tajam.
"A-apa yang kau lakukan?" tanyanya panik dengan menelan saliva.
"Apa kau tidak bisa diam hah!" ucapnya kesal yang membuat Alana semakin takut melihat wajah yang mengerikan itu.
"Aku hanya mengingatkan saja jika tadi koridor sangat kotor dengan botol yang pecah dan minuman...."
Alana lagi-lagi tidak sempat melanjutkan kalimatnya saat tubuhnya seketika dihempaskan di atas ranjang yang membuatnya semakin kaget dengan suaminya itu yang tiba-tiba menindihnya.
"Kau mau apa?" Alana semakin jantungan dengan kedekatan yang begitu intens.
"Bukankah kita ke tempat ini untuk melakukan hal ini?" tanya Raymond.
"Maksud mu?" tanyanya dengan dahi mengkerut.
"Kau tahu apa maksudku dan apa maksud Mama menikahkan kita berdua. Aku benar-benar capek dengan semua ini," umpat Raymond dengan suara berat.
"Aku akan melakukan hal yang harus aku lakukan kepadamu, agar semua ini benar-benar selesai!" tegas Raymond kembali.
Wajah Raymond semakin mendekat dengan tatapan mata yang seakan ingin menerkam Alana, ketika wajah itu semakin dekat membuat Alana dengan cepat mendorong Raymond dan Raymond yang berhasil terdorong.
"Apa maksud perkataan mu?" tanya Alana dengan lantang dan langsung duduk.
"Kau berani mendorong ku," sahut Raymond.
"Aku juga akan berteriak sekencang-kencangnya jika kau berani kurang ajar kepadaku!" tegas Alana yang sudah tidak terlihat lagi wajah panik pada wajah cantik itu.
Hah!
Raymond sampai mendengus kasar mendengar perkataan Alana.
"Hey! Kau pikir menikah denganku dan kau menerima uang yang cukup banyak dari orang tuaku dan apa kau pikir semua bukan ujung-ujungnya untuk kita berdua bermain gila di atas ranjang itu agar kau mendapatkan anak hah!" sahut Raymond.
"Ada beberapa hal yang harus di klarifikasi agar kamu tidak seenaknya memberikan pernyataan seperti itu kepadaku!" tegas Alana.
"Pertama! aku tidak menerima uang sepeserpun dari orang tuamu. Aku menikah menggantikan putri dari Om Bimo yang selama ini baik kepada keluarga kami dan dia juga yang membiayai ibuku di rumah sakit dan aku tidak punya urusan dengan orang tuamu. Apalagi hutang Budi!"
"Ke-2. Mau tujuan kita menikah hanya untuk kamu mendapatkan anak atau apapun itu, juga bukan urusanku!" tegas Alana.
"Kau katakan bukan urusanmu! Jadi untuk apa kau menikah denganku hah!" sahut Raymond.
"Aku sudah ikhlas dengan jalan pernikahan yang seperti ini, aku bahkan merelakan seluruh hidupku pada orang yang menikahiku. Tetapi aku rasa kamu tidak lupa dengan apa yang kamu katakan pada malam itu. Kamu sendiri yang mengatakan bahwa tidak akan ada pernikahan di antara kita berdua layaknya seperti pasangan suami istri dan kamu juga tidak akan menyentuhku! Jadi kamu ingat saja kembali kata-kata kamu!" tegas Alana.
Cih.
Raymond yang kembali mendengus kasar, yang sekarang berkacak pinggang.
"Jadi karena perkataanku malam itu dan kau tidak akan rela disentuh?" tanya Raymond memastikan.
"Benar! Jika aku ikhlas disentuh olehmu dan maka kamu juga harus ikhlas menyentuhku dan bukan semata-mata hanya karena sesuatu yang menguntungkan dirimu," jawab Alana dengan prinsipnya.
"Kau pikir bisa melakukan semua itu hah! Alana jika kau punya pikiran seperti itu seharusnya kau tidak menerima pernikahan ini dan kau harus tahu konsekuensi apa yang akan kau dapatkan masuk ke dalam keluargaku dan apalagi berurusan denganku!" tegas Raymond.
Alana tidak menanggapi perkataan Raymond dan Raymond juga yang langsung berlalu dari hadapan Alana dengan memasuki kamar mandi.
Huhhhhh
Alana membuang nafas panjang ke depan
"Waktu itu aja dengan sombong mengatakan aku tidak akan menyentuh dan tidak akan pernah!" Alana berbicara seolah menirukan suara Raymond.
"Sekarang aja tiba-tiba main sosor sembarangan,"
"Ya. Allah, Alana berharap ini tidak dosa. Alana tahu jika Alana sudah menjadi seorang istri dan seharusnya melakukan kewajiban sebagai seorang istri, tetapi perkataannya masih teringat dalam pikiran Alana. Alana akan melakukan kewajiban itu dengan ikhlas jika dia juga ikhlas menerima Alana sebagai istrinya," ucap Alana dengan kepalanya yang menghadap langit
Dari raut wajahnya memang terlihat bahwa dia sebenarnya sangat takut jadi istri durhaka karena telah menolak permintaan suaminya. Tetapi Alana hanya mencoba mempertahankan prinsipnya dan walau hidupnya sudah dipertaruhkan dalam pernikahan, tetapi Alana masih berharap ada haknya yang tidak boleh dicampuri.
Bersambung....
Harusnya kamu bersyukur punya putra Raymond dan bertemu dr Furman laki2 yg tulus mencintaimu?
Berceraioah dg Anthony dan menikah dg Firman, supaya kamu punya harga diri dan demi kebaikan mental putra Raymond??
jangan sampai dia mengetahui perselingkuhan mu juga?? 🤔😇😇
dan jika suatu hari nanti Raymond mengetahui perselingkuhan ortunya , dia bisa meninggalkan keluarganya dan tinggal bersama Alana 🤔🤔🤔
biar dia mentalnya gak down saat nanti dia harus mengetahui kenyataan pahit tentang kebejatan tingkah laku mereka??🤔😇😇