Xiana Jizzy Ghozaline adalah staff lama di kantor milik Giorgino Dirgantara. Hanya saja selama Xiana bekerja dia belum pernah bertemu dengan Dirga, karena Dirga berada di luar negeri. Dirga yang tidak memiliki kekasih, memaksa Xiana untuk menjadi kekasihnya dengan banyak keuntungan yang akan di terima Xiana. Apakah Xiana akan menyetujui permintaan Dirga atau justru sebaliknya dengan seribu trik Xiana dia akan melarikan diri dari jeratan Dirga
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayalifeupdate, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Permainan Xiana
Pagi ini Dirga dan Xiana ke kantor bersama, mereka datang agak siang namun belum terlambat. Ruby melihat Xiana turun dari mobil Dirga, lalu melewati mobilnya begitu saja.
Dirga masih menelfon seseorang, lalu Ruby turun menghampirinya.
“Ini dari Pak Ilham”
“Thanks Ruby”
“Nanti siang Pak Ilham kesini”
“Sorry, Xiana gak bilang hari ini ada pertemuan dengan Pak Ilham. Jadwalku keluar kota hari ini”
“Dirga, tapi Pak Ilham sudah meluangkan waktu”
“Selagi bukan jadwal dari sekretaris, aku gak bisa terima. Kalau dia mau cancel kerjaan silahkan” Jawab Dirga dengan ketus.
Ruby sangat marah melihat respon Dirga, dia sudah membantu mengendalikan Pak Ilham tapi tetap saja Dirga tidak menghargainya.
“Mau kamu apasih Dirga” Batin Ruby.
Xiana mendapa telfon dari sekretaris Pak Ilham mengatakan untuk mengadakan pertemuan pada siang ini.
“Mbak, Pak Ilham buat janji sama siapa? – Xiana
“COO Veleura” – Sekretaris Ilham
“Mbak sudah tau sekretaris Pak Dirga itu saya, kalau anda membuatnya dengan COO, silahkan hubungi COO” – Xiana
“Xiana please, COO Veleura baru saja telfon jadwal Pak Dirga bertabrakan”
“Maaf Mbak, gak bisa” – Xiana
Tut!
Xiana mematikan telfon lalu mengerjakan report untuk Dirga, namun sebelum itu Xiana mengirimkan email kepada Pak Ilham tentang beberapa poin perjanjian. Ada beberapa poin yang Xiana kirimkan kepada Pak Ilham.
Tidak lama email Xiana mendapat balasan, kemudian ponselnya berdering. Xiana mendapat telfon dari nomor yang tidak di kenal, dengan hati-hati Xiana mengangkat telfon tersebut.
“Halo, selamat Pagi” – Xiana
“Maksud kamu apa Xiana, kamu cuma sekretaris tau apa kamu soal pekerjaan” – Ilham
“Saya hanya memberitahukan beberapa poin yang sudah Bapak langgar, Bapak membatalkan janji temu sudah lebih dari 3x, Bapak tidak berada dalam lokasi meeting selama 4x, Bapak membuat proyek ini sesuka Bapak, membuat janji dengan COO yang tidak ada hubungannya dengan proyek ini, membocorkan planning kepada Adiguna Group yang membuat Adiguna merebut planning tersebut, kalau Bapak bilang saya asal menuduh, Adiguna lupa menghapus stemple Veleyra pada surat tersebut, dan sudah saya amankan semua buktinya” – Xiana
“Kamu menuduh saya membuka planning itu? Jangan kurang ajar kamu Xiana” – Ilham
“Surat itu hanya saya cetak dual embar dengan tanda tangan basah Pak Dirga dan stemple Veleura, yang memiliki hanya Pak Dirga dan Bapak. Lalu menurut Bapak saya mencuri surat itu memberikan kepada Adiguna? Padahal yang berada di club malam itu bersama CEO Adiguna adalah Bapak. Mau saya kirimkan buktinya?” – Xiana
Tut!
Ilham mematikan sambungan telefon dengan sepihak, Xiana menyiapkan beberapa bukti yang dia pegang. Kemudian menjadikannya dalam 1 map.
“Xiana, bisa minta tolong buatkan jadwal Dirga bertemu Pak Dirga?” Tanya Ruby dengan panik
“Gak bisa Bu, Jadwal Pak Dirga sudah penuh”
“Xiana tolong, hari ini ada meeting penting”
“Tidak bisa Bu, maaf”
Xiana membawa map hijau menuju ruangan Dirga, Ruby sedikit curiga pasalnya map kantor menggunakan warna hitam semuanya.
“Apa yang Xiana kirimkan” Batin Ruby lalu meninggalkan meja Xiana.
“Ini kamu dapat dari mana sayang”
“Gak penting dari mana, tapi Ini kenyataannya. Ini terjadi dua hari sebelum Ruby masuk”
“Shitt!”
“Hari ini mereka memaksa meeting karena masih butuh surat ke tiga yang berisi rencana besar kamu. Jangan ke kantor cabang, aku rasa gak perlu. Kamu bisa lewat zoom, tetap disini dan jangan bertemu siapapun”
Dirga merasa jika Xiana memang sangat cerdik. Dia bahkan selangkah lebih maju dari Dirga. Xiana meninggalkan ruangan Dirga dan kembali bekerja, lalu segera membuat memo untuk melakukan zoom meeting.
Sedangkan disisi lain Ruby sudah hawatir karena jika hari ini gagal, Pak Ilham tidak akan segan untuk memarahinya.
Ya, Ruby adalah orang yang dimanfaatkan oleh Pak Ilham untuk masuk ke Veleura dan ditugaskan untuk mencuri semua ide Dirga. Namun kehadiran Ruby membuat Xiana terusik, Xiana melakukan ini semua dengan pertolongan Xiera.
Malam itu saat Xiera mengatakan jika dia berada dirumah untuk menemani Ibunya, sebenarnya Xiera berada di club untuk memata-matai Pak Ilham dan Adiguna Group. Ibu Xiana diminta untuk tetap dirumah agar Xiana bisa datang ke rumah sakit dan memecah konsentrasi Dirga, agar tidak melanjutkan pekerjaan dan memilih menemani Xiana menemui Ayahnya di rumah sakit.
Semua Xiana mainkan sendiri untuk mengungkap kebenaran tentang Ruby, dan Pak Ilham. Dari awal memang Xiana sudah mencurigai Ruby, bahkan menurut Xiera, Ruby sering berada di kantor Pak Ilham setiap pulang kerja dari Veleura.
Dirga pun sudah menyiapkan gugatan kepada Pak Ilham karena sudah menyerahkan rencana bisnis mereka kepada orang lain hingga membuatnya mengalami kerugian. Dirga menggunakan bukti yang Xiana kumpulkan untuk menyerang.
Sedangkan disisi lain Ruby sedang gelisah bagaimana cara dia meminta Dirga untuk menemui Pak Ilham, karena surat yang diincar Pak Ilham harus berada di genggamannya hari ini atau jika tidak proyek Adiguna akan mangkrak.
Xiana sedikit lega karena bisa mengungkap kebenaran ini, dia tetap meminta Dirga untuk pura-pura tidak mengetahuinya sampai hari itu tiba.
Dirga pun menyetujui permintaan Xiana, namun Dirga juga harus segera menyiapkan surat gugatannya, dan kali ini profesi Xiera sangat membantu Dirga.
Dengan bantuan calon adik iparnya, Dirga mambu membuat gugatan tanpa ada yang mengetahuinya.
“Xi, mau makan siang sekarang?” Tanya Tommy
“Aku bawa bekel, soalnya sibuk banget Pak Dirga, ini report harus selesai juga hari ini”
“It’s okay Xi, kami makan ya”
“Hati-hati”
“Mau di bawain apa?”
“Gak adaa, udah ini aja cukup”
“Okeey Xiana”
Xiana kembali menunggu bukti selanjutnya tentang peran Ruby yang masih samar-samar. Ruby tiba-tiba mendatangi ruang Dirga, namun ruangannya di kunci oleh Dirga dari dalam.
“Xiana, Pak Dirga gak break?”
“Mungkin masih sibuk Bu”
“Hmm Pak Ilham ada di lobby, bisa bantu infokan”
“Baik Bu”
Xiana mengirim pesan kepada Dirga jika Pak Ilham berada lobby, dan Ruby sedang menunggu di depan ruangannya. Wajah Ruby hari ini sangat berbeda dari biasanya, begitu pucat dan penuh kehawatiran.
“Bu Ruby bisa duduk dulu, Bapak belum balas”
“Xiana, kabari aku secepatnya ya. Aku bantu tenangkan Pak Ilham”
“Silahkan Bu”
Ruby meninggalkan ruangan meja Xiana, dia segera turun menemui Pak Ilham, sedangkan tidak lama Dirga keluar untuk menemui Xiana.
“Sayang, Pak Ilham dibawah?”
“Iya, kata COO”
“Aku temui aja”
“Jangan, hindari aja”
“Hmm begitu ya. Ya sudah, aku masuk lagi”
“Kunci pintunya”
“Okey sayang”
Xiana mengunci semua termasuk laci, computer, laptop dan ponsel khusus kantor yang dia pakai komunikasi. Xiana menuju café untuk membelikan Dirga makanan.
Di Loby, Xiana melewati Ruby dan Pak Ilham begitu saja, karena posisi yang jauh tidak memungkinkan Xiana untuk menyapa mereka.
Xiana tersenyum melihat kemarahan di wajah Pak Ilham, sedangkan Ruby hanya pasrah dengan keadaannya siang ini.
double m ya tor😅