NovelToon NovelToon
THANZI, Bukan Penjahat Biasa

THANZI, Bukan Penjahat Biasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Spiritual / Kebangkitan pecundang / Budidaya dan Peningkatan / Akademi Sihir / Penyelamat
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Mr.Xg

pernahkah kau membayangkan terjebak dalam novel favorit, hanya untuk menyadari bahwa kau adalah tokoh antagonis yang paling tidak berguna, tetapi Thanzi bukan tipe yang pasrah pada takdir apalagi dengan takdir yang di tulis oleh manusia, takdir yang di berikan oleh tuhan saja dia tidak pasrah begitu saja. sebuah kecelakaan konyol yang membuatnya terlempar ke dunia fantasi, dan setelah di pikir-pikir, Thanz memiliki kesempatan untuk mengubah plot cerita dimana para tokoh utama yang terlalu operfower sehingga membawa bencana besar. dia akan memastikan semuanya seimbang meskipun dirinya harus jadi penggangu paling menyebalkan. bisakah satu penjahat figuran ini mengubah jalannya takdir dunia fantasi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr.Xg, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Anak seorang Marquess, Bayangan yang terbuang

Rasa sakit berdenyut di belakang kepala Thanzi, namun kini bukan lagi rasa sakit fisik yang mendominasi. Gelombang memori, asing namun begitu jelas, membanjiri kesadarannya. Itu bukan ingatannya, melainkan kenangan dari tubuh yang kini ia tempati, dari jiwa yang entah ke mana. Kilasan demi kilasan membentuk gambaran hidup yang suram, sepotong demi sepotong merangkai kisah pedih tentang Thanzi sang figuran antagonis.

Pemilik tubuh ini, seorang pemuda yang juga bernama Thanzi, adalah anak sulung dari Marquess Aerion, seorang bangsawan berpengaruh di Kekaisaran Eldoria. Nama yang besar, keluarga yang memiliki sejarah panjang dan dihormati, dengan kekayaan yang melimpah ruah dari tanah dan perdagangan. Seharusnya, Thanzi yang asli hidup dalam kemewahan dan kasih sayang, menjadi pewaris yang dielu-elukan. Namun, realitasnya jauh lebih kejam.

Sejak kelahirannya, Thanzi tak pernah merasakan kehangatan yang layak diterima seorang anak. Ia memang anak pertama, namun kedatangannya tak disambut dengan sukacita berlebihan, hanya formalitas dan harapan akan seorang pewaris yang kuat. Ayahnya, Marquess Aerion, adalah pria yang dingin dan pragmatis, lebih peduli pada kekuatan dan kekuasaan keluarga daripada ikatan emosional. Ibunya, Lady Elara, adalah wanita cantik yang rapuh dan cenderung mengikuti keinginan suaminya. Mereka adalah orang tua yang ada secara fisik, namun absen secara emosional.

Semua berubah drastis, menjadi jauh lebih buruk, saat adik laki-lakinya, Michael, lahir. Kelahiran Michael adalah sebuah perayaan akbar yang mengguncang seluruh Eldoria. Michael adalah segalanya yang Thanzi bukan, segalanya yang diimpikan orang tuanya. Lahir dengan rambut keemasan yang berkilau seperti matahari pagi dan mata hijau zamrud yang memesona, Michael langsung menarik perhatian setiap orang yang melihatnya. Seolah itu belum cukup, Michael diberkahi dengan bakat sihir yang luar biasa sejak usia dini, sebuah anugerah langka yang bahkan para penyihir terhebat pun hanya bisa bermimpi untuk memilikinya. Cahaya sihir selalu menyelimuti Michael, bahkan dalam tidurnya.

Marquess Aerion dan Lady Elara menumpahkan seluruh kasih sayang dan perhatian mereka kepada Michael, memujanya seolah dia adalah dewa kecil yang turun ke bumi. Pesta demi pesta diadakan untuk merayakan setiap pencapaian kecil Michael. Guru-guru terbaik disewa untuk melatih bakat sihirnya. Setiap helaan napas Michael adalah sebuah anugerah, setiap senyumnya adalah kebahagiaan bagi mereka.

Dan Thanzi? Dia perlahan tapi pasti menjadi bayangan yang terlupakan. Rumah megah Marquess yang dulu terasa hampa kini terasa semakin dingin dan asing baginya. Kamarnya yang luas terasa seperti sangkar. Pelayan-pelayan istana, yang dulunya setidaknya menunjukkan rasa hormat dasar karena posisinya sebagai "Tuan Muda Sulung", kini terang-terangan mengabaikannya. Mereka akan berbisik-bisik di belakang punggungnya tentang "anak sulung yang tak berguna" atau "kakak yang iri dan tak berbakat". Cemoohan itu menusuk, melukai hati Thanzi yang rapuh. Ia mendengar bisikan-bisikan itu, merasakan tatapan meremehkan, tapi tak ada satu pun yang peduli. Orang tuanya terlalu sibuk memuja Michael untuk menyadari keberadaan Thanzi, apalagi luka yang menganga di hatinya. Bagi Marquess dan Lady, Michael adalah kebanggaan dan masa depan keluarga, simbol status dan kekuatan mereka, sementara Thanzi hanyalah... beban, sebuah kegagalan yang harus disembunyikan.

Kecemburuan adalah racun yang merayap perlahan, menggerogoti setiap sisa kebaikan dalam diri Thanzi yang asli. Diabaikan, dihina, dan tanpa kasih sayang sedikit pun, hati Thanzi yang asli mulai dipenuhi kegelapan. Ia mencoba menarik perhatian orang tuanya dengan cara apa pun: belajar keras (walau ia tak berbakat), mencari masalah, bahkan mencoba menjadi "nakal" agar mereka memarahinya, agar setidaknya ia mendapat perhatian, walau itu kemarahan. Namun, setiap usahanya hanya berakhir dengan tatapan dingin, teguran singkat, atau lebih parah, seolah ia mengganggu ketenteraman Michael.

Kebenciannya pada Michael tumbuh subur, seperti gulma yang menjerat taman. Ia tidak menginginkan kekuatan Michael, tidak menginginkan bakat sihirnya yang cemerlang. Yang ia inginkan hanyalah secuil perhatian, sehelai kasih sayang yang selalu diberikan kepada adiknya. "Jika Michael tidak ada," pikirnya dalam keputusasaan, "atau setidaknya tidak sesempurna itu, mungkin Ayah dan Ibu akan kembali melihatku."

Pikiran-pikiran gelap ini berujung pada satu niat: menyakiti Michael. Bukan untuk membunuh, awalnya. Tidak, Thanzi yang asli terlalu pengecut untuk itu. Ia hanya ingin Michael tidak sekuat atau sesempurna itu. Mungkin merusak bakat sihirnya agar tidak begitu mencolok, atau membuat luka kecil agar dia juga merasakan sakit dan perhatian orang tuanya beralih sejenak kepadanya. Ia mulai mempelajari racun-racun sederhana, ramuan tidur yang bisa membuat Michael tak sadarkan diri untuk beberapa waktu, atau bahkan merencanakan kecelakaan kecil di sekitar manor.

Namun, seperti yang Thanzi dari Bumi ketahui dari novelnya, Thanzi yang asli adalah seorang figuran antagonis yang bodoh dan tidak berguna, dengan rencana yang selalu berakhir konyol. Setiap usahanya selalu terbongkar sebelum berhasil, atau malah gagal total, kadang-kadang malah merugikan dirinya sendiri. Pernah ia mencoba mencampur ramuan penumbuh rambut di sampo Michael agar rambut adiknya jadi rontok, tapi yang ada Michael malah memiliki rambut yang lebih tebal dan berkilau. Pernah juga ia mencoba menyiram bubuk gatal di tempat tidur Michael, tapi malah berakhir dengan pelayan yang membersihkan lebih dulu dan menganggap Thanzi anak iseng.

Usaha terakhirnya yang ceroboh untuk mencelakai Michael — mungkin dengan meracuni minumannya dengan ramuan tidur yang terlalu kuat, atau mencoba menjebaknya agar jatuh dari tangga—terbongkar dengan mudah. Michael yang berhati murni, dengan bakatnya yang peka terhadap energi, selalu bisa merasakan niat jahat Thanzi atau mendeteksi ramuan aneh. Kali ini, ia hanya tersenyum sedih dan melaporkan semuanya kepada orang tua mereka.

Itu adalah puncaknya. Marquess Aerion dan Lady Elara, yang selama ini mengabaikan Thanzi hingga batas toleransi, akhirnya menunjukkan perhatian yang Thanzi inginkan selama ini. Tapi bukan perhatian yang baik. Yang ada hanyalah kemarahan membara, tatapan jijik, dan kekecewaan yang sangat mendalam. Raut wajah mereka menyiratkan: 'Kau adalah aib bagi keluarga ini.' Mereka sudah muak. Muak dengan tingkah laku Thanzi yang selalu mengganggu Michael, muak dengan kehadirannya yang dianggap merusak citra keluarga dan ketenangan putra kesayangan mereka.

Tanpa banyak bicara, dengan hati yang sedingin es, mereka memutuskan untuk menyingkirkan Thanzi. Bukan dibunuh, karena itu akan terlalu mencolok dan merusak nama baik Marquess. Tapi diasingkan. Dijebloskan ke sebuah perkebunan terpencil milik keluarga, jauh dari ibukota, jauh dari pandangan masyarakat dan khususnya Michael. Tempat itu lebih mirip penjara pribadi daripada rumah. Thanzi yang asli, dengan hati yang hancur, dipenuhi kebencian dan rasa tidak berharga, akhirnya hanya bisa membusuk di sana, menunggu akhir yang menyedihkan sebagai salah satu korban sampingan dari kehebatan para tokoh utama. Kisah hidupnya berakhir dengan kematian yang memalukan di tangan monster yang ia pancing secara ceroboh, menjadi salah satu filler cerita yang cepat dilupakan.

Kilas balik itu berakhir. Thanzi dari Bumi menghela napas, merasakan beratnya takdir yang kini menempel pada tubuhnya. Ia bukan lagi "Si Penolong" yang mati konyol diseruduk kambing. Ia kini adalah Thanzi, anak Marquess yang dibuang, dengan dendam dan kepahitan yang mengakar dari pemilik tubuh aslinya. Sebuah ironi yang kejam: ia yang selalu membantu kini terjerat dalam hidup yang penuh kebencian dan pengabaian. Ia yang selalu melihat kebaikan, kini berada di tubuh yang hanya tahu rasa sakit dan iri hati.

Mulai Bergerak

Namun, Thanzi dari Bumi bukanlah jiwa yang pasrah. Ia tidak akan membiarkan dirinya membusuk dan mati di hutan ini seperti yang dilakukan Thanzi yang asli. Pengetahuan tentang plot novel memberinya keunggulan. Ia tahu persis di mana ia berada: di ujung Hutan Kegelapan, wilayah berbahaya yang menjadi tempat 'pembuangan' para penjahat minor. Ia juga tahu bahwa Thanzi yang asli akan tetap di sini, bersembunyi ketakutan, hingga akhirnya mati mengenaskan diserang monster yang tak sengaja ia pancing.

"Tidak akan," gumam Thanzi, suaranya mantap, memecah keheningan hutan. Ia mendorong dirinya untuk berdiri. Otot-ototnya terasa pegal, namun semangatnya berapi-api. Tubuhnya mungkin lemah, tapi otaknya tidak. "Aku tidak akan menunggu mati di sini."

Meskipun ia tahu sedikit tentang geografi Aeridor dari novel yang ia baca, Thanzi sama sekali tidak memiliki pengalaman bertahan hidup di alam liar. Di Bumi, petualangan terliarnya adalah menjelajahi pusat perbelanjaan atau mencari potongan harga di pasar malam. Hutan yang sesungguhnya? Suara serangga yang tak dikenal, bau tanah dan dedaunan busuk, serta bayangan pepohonan raksasa yang tampak menelan cahaya, semuanya terasa asing dan mengancam. Ia tidak tahu bagaimana cara mencari makan, bagaimana bersembunyi dari predator, atau bahkan arah mata angin.

Rasa takut mulai menjalar. Jantungnya berdetak kencang mendengar setiap ranting patah atau bisikan angin yang melintasi dedaunan. Namun, pikiran tentang kematian konyol yang menanti Thanzi yang asli, ditambah tekadnya untuk mengubah takdir yang tidak adil dan plot yang overpower, memberinya kekuatan yang aneh. Thanzi yang asli mungkin pengecut, tapi Thanzi dari Bumi adalah seorang "penolong" yang berani menghadapi copet dan kambing kalap.

Dengan pandangan mata yang lebih tajam dari sebelumnya, Thanzi mulai melangkah. Bukan berjalan acak, melainkan mencoba mengingat deskripsi hutan dalam novel. Ia berusaha mencari tanda-tanda, jejak-jejak yang bisa membawanya keluar dari labirin hijau ini. Setiap langkah adalah perjuangan. Duri-duri menggores kulitnya, lumpur menjebak sepatu botnya, dan napasnya memburu. Ia mendengar auman samar di kejauhan, bulu kuduknya berdiri. Itu pasti suara monster.

Namun, ia terus bergerak. Ia bertekad. Ia tidak akan mati di sini, tidak sebagai figuran yang menyedihkan. Ia akan keluar dari hutan ini, mencari jalan untuk mendekati peradaban, dan dari sana, ia akan memulai misinya. Misi untuk menyeimbangkan dunia yang kacau ini, dan mungkin, hanya mungkin, menemukan semacam penebusan bagi jiwa Thanzi yang asli. Ia tidak akan membiarkan dirinya mati sia-sia seperti yang ditakdirkan. Ini adalah awal dari perjalanannya, bukan sebagai pahlawan, bukan sebagai penjahat, melainkan sebagai pengatur takdir yang tak terduga.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!