NovelToon NovelToon
Dipaksa Menikahi Tuan Duda

Dipaksa Menikahi Tuan Duda

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Duda / Lari Saat Hamil / Penyesalan Suami / Pelakor jahat
Popularitas:20.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ly_Nand

🌶Boleh Skip Part Boncabe🌶

Niat hati bekerja menjadi guru bimbel untuk menambah pendapatannya, justru Rini berada di situasi rumit yang membuatnya terjebak pada duda dingin yang juga dosen di kampusnya.

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
"ingat, pernikahan ini hanya demi Adam. jangan harap ada cinta atau pun hubungan suami istri yang sebenarnya." Kalimat menusuk dari suami yang baru dinikahinya seketika membuatnya kecewa.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Meski tak dianggap bahkan kehadirannya seolah antara ada dan tiada dimata suaminya. Rini terus menjalankan tugasnya sebagai istri, kecuali hubungan ranjang.

Namun di suatu malam,

"Mas... tolong hentikan. Kamu sadar aku siapa?"
Pria itu terus menjamah seluruh tubuh Rini, bahkan semua pakain Rini telah disobek dan dibuang entah kemana.
"Aku tahu kamu istriku sekarang. Lakukan saja kewajibanmu untuk melayaniku" tak ada suara dengan kelembutan.
"Mash..." Rini merasakan sakit saat bagian intinya ditrobos.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ly_Nand, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

32. Menunjukkan kepemilikan

🌶Part Boncabe🌶

"Mengapa aku harus terima dia, sayang?" tanya Dean heran.

"Aku mau menunjukkan kepada cewek gatel itu, kalau Mas Dean hanya milikku dan tidak bisa direbut semudah itu."

Dean terkekeh, "Aku suka kalau kamu jadi posesif gini, sayang. Sekalian saja kamu ikut aku kekantor, terus jangan jauh-jauh dariku."

"Itu sih maunya Mas Dean." Rini menjepit kebanggan Dean yang masih bersarang di liangnya.

"Ouh sayang, jangan dijepit, dia bisa bangun lagi," Dean mendesis nikmat.

Rini terkekeh karena merasa berhasil menggoda suaminya, "Tapi ide Mas Dean boleh juga, aku kerja di kantor Mas Dean saja ya..."

"Jangan sayang"

"Kok jangan, katanya tadi disuruh ikut ke kantor."

"Ikut saja ke kantor, tapi tidak usah kerja. Aku tidak mau kamu berfikir keras dan membuat kamu lelah."

"Terus aku gak ngapa-ngapain di kantor Mas Dean?"

"Kamu cukup disana temani aku, Jadi mood booster buatku. Karena kalau aku lelah akan ada kamu yang membuatku segar kembali."

"Dengan bermain seperti ini?" Rini sedikit menggerakkan pinggul dan menjepit lagi kebanggaan suaminya.

"Ouh... Sayang, dia bangun lagi karenamu." Dean medesis.

"Mas Dean mau main lagi?" Rini semakin memancing gairah suaminya dengan sedikit menggerakkan tubuh bagian bawahnya yang masih menyatu dengan milik sang suami.

"Sayang, kamu sudah lelah. Jangan pancing aku."

Rini tersenyum, "Energiku sudah kembali. Ayo main lagi. Tiba-tiba aku ingin memimpin."

Dean tersenyum senang, "Ayo sayang, aku akan melepasnya dulu"

Dean melepas penyatuan mereka dan merubah posisinya menjadi terlentang. Dengan semangat Rini mendudukkan dirinya diatas sang suami sambil memasukkan kembali tongkat besar milik suaminya.

"Ouh Mas Dean." Rini semakin mendesah membuat Dean ikut bersemangat.

"Aku ingin membuat stempelku disini, agar semua tahu kamu milikku." Rini menyentuh leher suaminya.

Dean tersenyum dan memposisikan dirinya duduk tanpa melepas penyatuan mereka. Hisapan demi hisapan diberikan rini hingga beberapa tanda kepemilikan darinya tersemat di leher sang suami.

"Bagaimana? Apa ingin lebih? Buat dimanapun kamu mau sayang. Aku suka maha karyamu." Dean tersenyum melihat istrinya memandangi hasil karyanya.

"Jangan pernah ditutup, aku ingin semua tahu kamu hanya milikku."

"Aku tidak akan menutupnya."

"Terimakasih suamiku. Aku akan memberi hadiah untukmu."

Rini melumat bibir sang suami dengan lumatan dalam hingga nafas mereka tersengal. Namun kebahagiaan terpancar jelas di wajah keduanya.

"Ini untuk suamiku tersayang." Rini tersenyum dan muai menggerakkan pinggulnya,

Dean merasakan gerakan istrinya yang memutar dan naik turun. Tubuh Dean sampai terlentang karena merasakan nikmat yang dahsyat. Desahan demi desahan terus menggema mewarnai sore mereka yang masih cerah.

Dean begitu menikmati gerakan istrinya, bahkan tubuh polos istrinya tak bisa ia lewatkan. Dua aset yang memantul disetiap gerakan membuatnya tak bisa berpaling sedetik pun. Tangan Dean menjamah keduanya, memberi lebih rasa nikmat yang menggelora,

"Sayang kamu semakin s***i"

"Bukankah aku semakin gemuk karena kehamilanku?"

"Ouh ... Tidak, sayang. Kamu semakin menggoda hingga membuatku semakin tergila-gila."

"Benarkah, sayang?" Rini semakin bersemangat dengan bergerak seraya menggoda.

"Ouh... Sayang, kamu membuatku tak tahan."

"Aku akan membawamu ke puncak."

Penyatuan semakin mengila hingga diakhiri dengan rasa puas dan tumpahnya kenikmatan.

"Ingat, Mas. Aku tidak akan mentolerir wanita manapun yang berusaha menjadi duri dalam pernikahan kita. Kamu hanya milikku. Kalau sampai kamu memberi celah kepada wanita manapun, kamu akan menemukan sisi lainku yang tidak akan kamu sangka-sangka."

...****************...

"Mama..." Rini yang baru turun langsung disambut dengan Pelukan Adam.

"Apa mama sudah sehat?" Tanya Adam.

"Mama sehat, sayang. Hanya lelah saja." Ucap Dean yang baru datang.

Melihat kedatangan Dean, Adam menatapnya dengan kesal. "Adam marah sama Papa."

Dean yang bingung lantas berdiri sambil menyetarakan tingginya dengan Adam. "Kenapa sayang? Papa berbuat salah kepada Adam?"

Mata bening Adam berkaca-kaca "Papa yang buat Mama marah. Jadi Mama sakit lagi. Adam tidak suka."

Adam menangis terisak mengingat Mamanya yang sempat sakit membuatnya sakit hati.

Dean memeluk sang putra. "Papa minta maaf, sayang. Papa janji tidak akan mengulangi lagi. Adam boleh marah pada Papa kalau Papa salah lagi. Ingatkan Papa kalau Papa melakukan salah. Terimakasih sudah menjadi anak yang hebat."

Rini yang sedari tadi melihat interaksi ayah-anak itu ikut terharu. Ia merasa beruntung berada di keluarga yang sangat menyayanginya. Mesik ada kerikil yang acap kali datang, tapi ia selalu bisa kuat karena memiliki orang-orang yang selalu menjadi support system untuknya.

Dean melepas pelukannya dan mengusan air mata di pipi gembul putranya.

"Papa, kenapa leher papa banyak tanda-tanda seperti habis digigit serangga?"

Pertanyaan tiba-tiba dari Adam membuat Dean tersenyum melirik istrinya. Sementara si pelaku pembuat tanda, justru merasa malu karena terbakar cemburu ia sampai lupa dampak bila dilihat Adam.

"Iya sayang. Sepertinya ada serangga yang gak suka lihat Papa bikin Mama marah. Jadi Papa digigit banyak serangga. Untung Mama sudah beri obat." Dean menjawab sambil melirik istrinya hingga membuat Rini merona.

"Sakit ya, Pa?" Adam mengelus leher papanya.

"Tadi sakit, tapi sekarang sudah tidak karena tadi Mama sudah beri obat."

"Jangan nakal lagi ya, Pa. Biar serangganya tidak gigit Papa lagi."

Dean tersenyum dan mengangguk, namun dalam hartinya berbeda "Papa tidak akan menolak kalau serangga yang ini, Nak."

"Sudahan dulu ya... waktunya makan malam. Oma pasti sudah menunggu" Rini mengingatkan dua orang yang dicintainya.

"Baik, Mama. Adam akan meluncur." Adam berlari terlebih dahulu meninggalkan Dean dan Rini.

"Mas, sudah kirim pesan ke pak rektor soal si cewek gatal?"

"Sudah sayang. Malahan sudah dibalas. Dia akan kekantor mulai besok."

Rini tersenyum, ia sudah yakin untuk tidak tinggal diam menghadapi pelakor seperti ulat bulu itu.

...****************...

Sementara itu, di tempat lain, seorang wanita yang sempat terlintas di benak Rini kini tengah menikmati gemerlap lampu dan dentuman musik di sebuah klub malam. Bibirnya tersenyum, gelas di tangannya berayun pelan, seolah tak ada yang perlu dikhawatirkan malam ini.

"Sepertinya kamu lagi senang?" Seorang pria yang bersamanya melihat aura senang di wajah wanita itu.

"Tentu saja. Karena aku akan bisa semakin dekat dengan sumber uang."

"Siapa lagi yang kamu incar? Bukan mahasiswa kan?"

"Tentu bukan, mahasiswa uangnya sedikit. Walau dia anak orang kaya, tapi untuk mendapatkan uang itu kadang susah."

"Wah... sepertinya incaranmu kali ini sudah kamu amati dari lama."

"Dia sangat susah didekati. Padahal aku siap memberi pelayanan terbaik." Wanita itu menunjukkan gerakan yang menggoda.

"Kamu memang ahlinya. Apa aku bisa menikmatimu malam ini?"

"Apa yang bisa kamu beri padaku?"

"Apapun, asal kamu bisa memuaskanku." Pria itu sudah memasukkan tangannya untuk menjamah dua aset yang tidak terlalu tertutup bahkan seolah akan tumpah karena pakain yang terlalu minim.

"Kamu sudah tidak sabar. Mau bermain di lantai atas atau di sini?" Wanita itu tersenyum menggoda.

1
partini
aku suka gaya mu Rin Badas 👍👍 tengelam kan semua pelakor sedikit sadis like queen mafia is ok biar mereka tidak berani mengulangi lagi bahkan mentap lagi
partini
aneh emang ibu hamil 🤰
pelakor itu gampang sebern nya kalau lakinya tegas mah out kasih pelajaran jg
pelajaran nya jangan tanggung" di kasih sekalian sampai lulus , setengah" ya ga mempan
Yoon niimaa
Luar biasa
partini
good
Reni Anjarwani
lanjut thor
partini
partner kerja ,,?
bukan partner ranjang ?
ok ok kalau ketemu face to face ga sengaja kamu berani to the point langsung ngmng ke dia jangan lagi lagi berbuat seperti itu
good job ra
Reni Anjarwani
lanjut thor
Rita Murwanti
kasian bgt si Rini Dean kesambet apaan sich thor
Rita Murwanti
Dien kenapa thor kesambet ya
partini
Rin jangan diem Bae atuh,,langsung tanya ma suami biar clear
jangan Kya rea di Pendem sendiri nangis sendiri Weh ,jangan myek2 jadi wanita be strong
Rita Murwanti
lanjut thor semangat ya
Reni Anjarwani
lanjut
Rita Murwanti
bab awal okey
Keisha Alindya
berat mana sama rindu yg siap di tanggung Dilan Mel? /Facepalm/
Mimi Rifani
lanjut
Keisha Alindya
bagus thor
lanjut /Good/
Keisha Alindya
mampir thor
kelihatannya bagus
Ly_Nand: terimakasih😊👍
Boleh kasih masuka juga kok!
Biar othornya bisa evaluasi untuk karya selanjutnya.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!