Hantu Tampan Sang Pewaris

Tidak mungkin Pengacara Kenzi mau mengurus masalah pembagian warisan itu, karena sesungguhnya Dilan masih hidup, meskipun harus terbaring koma di rumah sakit.

Pengacara Kenzi sebenarnya merasa curiga kepada Selena, setelah mendengar perkataan Nathalie bahwa Dilan malam itu akan bertemu dengan Selena yang sedang menunggu di Villa Permata. Sementara Pengacara Kenzi hanya taunya Dilan akan pergi ke Vila Permata tanpa memberitahu akan bertemu dengan siapa ataupun bersama siapa. Sehingga dia tidak bisa membuktikan perkataan Nathalie itu benar atau tidak, karena ketika dia mengecek CCTV di Vila Permata, CCTV itu telah rusak.

Walaupun ada bukti pun belum berarti Selena adalah dalangnya, ini hanya masih sebatas kecurigaan saja berdasarkan asumsi yang telah Pengacara Kenzi pikirkan tanpa adanya bukti yang nyata. Pengacara Kenzi hanya bisa menunggu sampai Dilan siuman, dia hanyalah seorang pengacara perusahaan, tidak bisa bertidak seenaknya tanpa ada persetujuan dari tuannya.

"Waktu malam kejadian Tuan Dilan kecelakaan, Nona Selena berada dimana?"

Selena merasa kesal kepada Pengacara Kenzi, bukannya menanggapi pertanyaannya yang membahas warisan itu, dia malah bertanya ke hal diluar topik pembicaraan.

Selena terpaksa harus berbohong, tidak mungkin dia bilang bahwa malam itu dia sedang berada di Vila Permata. "Aku masih ada pemotretan di kota L, malam itu aku langsung pulang ketika mendengar kabar tentang kecelakaan suami saya." Memang pulang, setelah selesai bertempur dengan Justin diatas kasur sampai melakukannya beberapa ronde pada malam itu, disaat Dilan diserang Hendrik, pembunuh bayaran yang disewa oleh Justin.

Pengacara Kenzi nampak terdiam, sebenarnya siapa yang berbohong? Nathalie atau Selena? Tapi Pengacara Kenzi lebih mempercayai ucapan Nathalie, untuk apa Dilan pergi ke Vila pada malam hari sementara istrinya sedang pemotretan di kota yang berbeda.

Walaupun sebenarnya Pengacara Kenzi sangat penasaran dengan hubungan Dilan dan Nathalie, mengapa mereka bisa sedekat itu, sampai Nathalie tahu apapun yang Dilan suka dan yang Dilan tidak suka, sampai Nathalie tahu malam itu Dilan pergi ke Villa Permata yang ada di kota D. Tapi Pengacara Kenzi tidak ingin ikut campur masalah pribadi tuannya, dia hanya bisa melakukan amanat dari Dilan.

"Sebenarnya masih ada banyak pertimbangan yang harus saya selesaikan, sehingga saya belum bisa mengurus masalah pembagian warisan itu dalam waktu cepat." Akhirnya Pengacara Kenzi memilih menjawab pertanyaan Selena yang menyinggung masalah warisan itu. Dia mencoba untuk mengulur waktu, menunggu Dilan siuman.

Selena sebenarnya sangat merasa kesal, tapi dia tidak ingin terlihat berambisi untuk segera mendapatkan warisan itu. Mau diproses secara lambat atau cepat pun tetap saja hartanya Dilan akan menjadi miliknya secara resmi suatu hari.

Selena pura-pura bersikap biasa saja. "Hm ya sudah tidak apa-apa, lagian sebenarnya aku sama sekali tidak terlalu mengharapkan warisan itu, hanya saja sekarang ini aku sedang mengandung anaknya Dilan, aku tidak ingin anakku terlantar, dia berhak mendapatkan warisan dari ayahnya." Selena berkata sambil mengelus-elus perutnya yang masih rata.

Justin terkejut mendengar perkataan Selena, apakah benar Selena sedang hamil?

...****************...

Malam ini Nathalie telah sukses membuat semua orang yang ada di pesta begitu terpukau padanya, dengan cara penyampaian pidatonya yang jelas dan lugas, sikapnya yang elegan, penampilannya yang berkelas, dan juga kecantikannya yang mampu membuat banyak pria begitu terpana.

Tentu saja semua itu tak lepas dari seorang Dilan Niroga, dia yang telah melakukan perombakan terhadap Nathalie, walaupun sebenarnya pada dasarnya Nathalie memang sangat cantik dari dulu. Dan dia juga yang memberikan instruksi agar Nathalie berbicara mengikuti apa yang dia ucapkan.

Setelah acara pesta itu selesai, banyak orang yang menyalami Nathalie, untuk sekedar mengucapkan kata selamat kepada Nathalie karena telah menjadi CEO di Niroga Group. Sebuah fakta yang mencengangkan karena untuk pertama kalinya Niroga Group, perusahaan yang sudah berjalan cukup lama itu mempercayakan jabatan CEO kepada orang yang tidak memiliki hubungan keluarga sama sekali, walaupun itu bisa dibilang bukanlah masalah besar.

Entah mengapa Dilan merasa kesal karena beberapa pria yang meminta nomor ponselnya Nathalie.

"Nona Nathalie, bolehkah saya meminta nomor ponsel Anda?" tanya Joni, HRD di salah satu anak perusahaan milik Niroga.

Dilan langsung menyahut. "Katakan padanya, kamu tidak bisa memberikan nomor pribadi kamu ke sembarangan orang. Kalau ada masalah penting, bisa langsung hubungi Asisten Justin."

Nathalie mengikuti saja apa kata Dilan, dia tak tahu bahwa Dilan berkata begitu karena cemburu. Nathalie berpikir mungkin Dilan ingin Nathalie bersikap profesional. "Maaf, tidak bisa. Saya bukan orang yang sembarangan memberikan nomor saya pada orang lain. Jika ada masalah penting mengenai pekerjaan, silahkan hubungi Asisten Justin."

Joni nampak kecewa sekali, dia adalah orang kesekian yang ditolak oleh Nathalie untuk memberikan nomor ponselnya.

Dilan malah senang, dia menepuk pundak Nathalie yang sedang berdiri disampingnya. "Good girl."

Kemudian Nathalie bersalaman dengan pemegang saham terbesar kedua di Niroga Group. "Selamat ya Nona Nathalie, saya harap Anda bisa membuat Niroga Group semakin sukses." ucapnya.

Nathalie tersenyum ramah. "Iya, terimakasih banyak atas dukungannya, Bu Desi."

"Hm... iya kapan-kapan kamu main ke rumah saya ya, saya punya seorang putra, siapa tahu kalian cocok."

Dilan menggigit bibir bawahnya, dia sangat kesal sekali, kenapa jadi banyak pria yang ingin mendapatkan Nathalie?

"Aku menjadikanmu CEO bukan untuk ajang cari jodoh, tapi untuk membantu aku dalam balas dendam." Dilan memperingati Nathalie.

Nathalie tidak menjawab iya atau tidak, dia hanya tersenyum kepada Bu Desi.

Setelah Bu Desi pergi, kini Nathalie bersalaman dengan Nino, cinta pertamanya. Nathalie ingin bersikap biasa saja pada Nino, tapi pria itu tiba-tiba tersenyum padanya sambil berkata. "Hai Nathalie, sudah lama kita tidak bertemu, aku sangat senang bisa bertemu denganmu lagi."