Dipaksa Menikahi Tuan Duda
Jalan ramai kota dengan hiruk pikuk kendaraan yang lalu lalang adalah pemandangan biasa bagi gadis muda ini. Tak peduli panas yang menyengat ataupun dingin yang menggigit saat musim hujan, gadis ini akan teguh melangkah demi mendapat apa yang diperjuangkannya.
Arini Cahya Rahadi, gadis ini sering dipanggil Rini. Sosok gadis yang berjuang untuk bisa menyelesaikan pendidikannya hingga Lulus. Dengan kegigihannya ia bisa bersekolah dengan bantuan beasiswa, sementara untuk kehidupannya sehari-hari mengandalkan dari kerja serabutan yang ia jalani.
"Rin, bisa bantu aku memperbaiki ini?" gadis itu menunjukkan dokumen untuk seminar proposalnya."tolong aku, aku dapat banyak revisi. Rasnya otakku sudah over load sampai tumpah-tumpah isinya."
Rini menggelengkan kepalanya melihat tingkah sahabat baiknya itu.
"Ck... kamu jurusan manajemen, Mel. Sementara aku jurusan komunikasi. Kamu yakin aku bisa bantu kamu?"
"Aku yakin padamu, Rin. Setidaknya otakmu lebih tajam dari pada otakku"
"Muji doang, gak ada yang lain gitu? Mikir kan butuh tenaga besar. Apa lagi perut sedang keroncongan didala. Jelas gak bis diajak mikir."
"tenang sahabatku, sayang. Kita kerjakan di kafe kakakku, dijamin isi perut tak akan mengecewakan."
"ck... Taktikmu supaya gak mengurangi jatah jajanmu, kan?"
"weisss, kamu memang sahabatku, tau aja apa isi otakku"
"Tapi nanti agak malam gak apa-apa kan?"
"Gak apa sih, emang kamu sore ini mau kemana?"
"Ada interview kerja. Lumayan kalau berhasil bisa buat tambahan modal bolak-balik print revisi skripsi" Rini menjawab dengan sedikit cengengesan demi menutup kondisi dirinya yang sangat membutuhkan uang lebih.
"Ya elah... Nge-print skripsi bisa bareng pakai printerku. Tenang untuk sahabat terbaikku tidak ada pungutan biaya, apa lagi mau jadi kakak iparku, pasti aku kasih bonus."
"Mulai..... Udah ah, pembahasannya sudah merembet ke arah lain"
"Kan usaha, Rin. Lagian kamu susah banget dideketin. Sudah tahu kakakku suka sama kamu, eh kamunya gak menanggapi. Kan, sebagai adik yang baik aku mau menunjukkan bakti kepada kakakku dengan mencoba memancing pujaan hatinya."
"Emangnya ikan, perlu dipancing?"
"Iya, ikan Tuna, sekaĺian buat dimasak"
"Dah ah... Aku mau berangkat sekarang. Aku gak mau telat."
"Bye Rini jelek... Hati-hati di jalan ya... Kalu ketemu anjing galak, tolong sampaikan ke dia, jangan galak-galak jadi anjing, nanti keriput"
"Bye juga Amel burik... Jangan lupa kalau mandi pakai sabun ya... Soalnya kalau pakai batu nanti dikira manusia purba."
Ha... Mereka saling tertawa dan melambaikan tangan.
Seperti itulah Rini, beruntung ia memiki Amel sebagai sahabat setia yang selalu membantunya dalam kesulitan.
...######...
Sore ini Rini sudah memiliki janji untuk bertemu dengan seorang wanita paruh baya yang menawarkan lowongan pekerjaan. Dan kini ia sedang berada disebuah restoran untuk menunggu beliau.
Entah siapa yang merekomendasikan namanya pada wanita itu, ia sangat berterimakasih karena ini bisa membantunya untuk menambah penghasilan.
"Selamat sore, Rini" sebuah suara yang dikenali Rini tiba-tiba menyapanya.
"Lho, tante Lea. Apa kabar tante?" Rini menyalami mantan majikannya itu.
"Sangat baik, Rin. Tapi tante kesepian karena Delon yang masih di luar negeri ikut orang tuanya. Kamu tahukan yang bikin rame di rumah itu tingkah Delon yang gak bisa diam."
Nyonya Lea adalah salah satu mantan majikannya. Mereka sagat akrab karena Nyonya Lea sendiri pribadi yang humble dan berjiwa muda. Namun ia harus berhenti kerja padanya tahun lalu karena cucunya pindah ke luar negeri.
"Ehem..." sebuah deheman mengalihkan perhatian mereka.
"Oh iya, Rin. Perkenalkan ini tante Bella yang hubungi kamu buat cari guru les untuk cucunya."
"Selamat sore tante, saya Rini." Rini menjabat tangan wanita itu. "Mari, kita duduk tante."
Mereka pun duduk dan tak lama kemudian seorang waiters datang untuk mencatat pesanan.
"Sebelumnya, Rini ucapkan terimakasih karena sudah diberi keempatan untuk bekerja. Terimaksih juga untuk tante Lea, karena pasti ini rekomendasi tante."
"Kamu memang layak untuk direkomendasikan, Rin. Dan saya juga sangat tahu kalau kamu bisa dipercaya."
Sambil menunggu pesanan datang, Tante Bella mulai membuka suara untuk membahas pekerjaan yang harus dilakukan Rini.
"Baiklah, Rini. Saya sudah tahu terkait kinerjamu selama jadi guru les cucu Lea, sahabat saya. Tapi disini yang harus kamu tahu, cucu saya berbeda dari cucu Lea yang usianya sudah SD. Usia cucu saya masih 4 tahun sehingga harus ekstra sabar menghadapi tingkahnya. Kamu tidak harus mengajarkan hal berat, saya hanya butuh kamu membuat dia belajar sesuai perkembangannya."
"Apakah cucu tante sudah sekolah?"
"ya, kami sudah memasukkannya ke sekolah agar dia belajar bersosialisasi. Hanya saja berdasarkan laporan dari gurunya, dia cenderung diam dan tidak mau berbaur dengan yang lainnya."
"Baiklah tante, akan saya coba. Jujur ini baru pertama kali saya mengajar untuk anak usia 4 tahun. Kalau selama pekerjaan saya nanti ada yang membuat tante kurang berkenan, mohon untuk disampaikan."
Semua demi uang, asal jalan itu halal, Rini akan menempuhnya. Hidup sendiri di kota membuatnya harus bekerja keras diluar jadwal kuliahnya. Ia tidak ingin merepotkan paman dan bibinya yang sudah merawatnya dari kecil.
Ditambah kondisi pamannya yang akhir-akhir ini sakit sakitan, Rini tak ingin menjadi beban untuk keluarga yang telah banyak berjasa untuknya tanpa pamrih.
"M... Tante ah nyonya Bella..."
"Tante saja, Rin. Sama seperti saat kamu memanggil Lea."
"Baik, Tante Bella apa bisa memberi saya informasi dasar untuk saya lebih mengenal kondisi dan karakter cucu tante?"
"Ya.. Memang kamu harus tahu beberapa hal ini. Cucu saya bernama Adam. Dia tipe anak yang cenderung tertutup dan sulit menerima orang baru. Tante harap saat nanti kamu menemukan kesulitan untuk menarik hatinya, tolong untuk tidak menyerah begitu saja."
"Baik tante, untuk hal itu saya akan usahakan semaksimal mungkin. Tapi untuk kesehatian dirumah bagaimana tante?"
"Adam tidak terlalu suka bermain dengan anak-anak di lingkungan sekitar. Di lebih memilih diam dirumah dengan kesibukannya sendiri. Karena di rumah pun hanya ada tante dan para pekerja. Sementara papanya lebih banyak menghabiskan waktu diluar untuk bekerja."
"Bagaimana dengan ibunya?"
"Ibunya lebih memilih untuk bebas dan berkarir dari pada hidup dengan keluarga dan merawat putranya. Karena hal itu pula, putra tante berpisan dengan istrinya."
"Mohon maaf tante, apa Adam pernah mengatakan perasaannya atau isi hatinya?"
"Tante sudah berusaha mencoba berbicara hati ke hati padanya. Tapi tante merasa masih sulit untuk membuatnya terbuka dan mengekspresikan diri."
"Rin, tante mohon bantu teman tante. Tante sangat percaya kamu bisa, tante ingat bagaimana dulu kamu berhasil membantu kami lebih memahami Delon yang sering susah kami kendalikan. Tante percaya kali ini kamu juga bisa."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Rita Murwanti
bab awal okey
2025-06-10
0
Mimi Rifani
lanjut
2025-06-10
1
Keisha Alindya
mampir thor
kelihatannya bagus
2025-06-10
1