Seorang pria yang terdampar ditengah hutan dan mengalami luka parah akibat mobilnya masuk ke dalam jurang.
saat ia tersadar, ia sudah berada didapam sebuah bilik yang ditemani oleh wanita cantik.
Siapakah Wanita itu? dan apakah ia akan selamat, serta dapat kembali ke rumahnya dan mengungkap siapa yang telah membuatnya berada didalam jurang?
Ikuti kisah selanjutnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tiga Puluh Lima
Endah Yulia terlihat sudah membaik. Ia akan pulang hari ini sebab tak ada yang perlu dikhawatirkan.
Akan tetapi, ia masih terus saja mengingat peristiwa itu dengan jelas bagaimana sang penjambret melukai Adhisti dengan sebilah pisau yang menancap dipunggung sang gadis. Tetapi mengapa bisa ia tidak terluka sama sekali?
Ada berbagai pertanyaan yang mengganjal dihatinya, dan ia sangat penasaran untuk hal ini.
Wanita paruh baya dengan kecantikan yang masih melekat diwajahnya itu dibawa kembali pulang. "Ayo, Ma. Kita beritirahat dirumah." Kenzo mengamit pergelangan tangan mamanya, lalu menuntunnya ke dalam mobil.
Saat ia memasuki mobil, terlihat Adhisti yang sudah terlebih dahulu duduk disisi kanannya.
Jantung Endah Yulia berdetak lebih kencang, dan terdengar gemuruh didadanya yang begitu memburu.
Adhisti mengulas senyum yang terlihat begitu manis, dan menambah kecantikannya.
Dengan gugup Endah Yulia membalas senyuman sang calon menantu, karena bagaimanapun, setidakanya gadis itu sudah menyelematkannya dari pria jambret tersebut, jika tidak ia dipastikan sudah pindah alam saat itu juga. Sebab bisa saja kemungkinan ia yang akan dilukai.
Sesampainya dirumah, Endah Yulia bergegas masuk ke dalam kamar dan Jhonatan mengikutinya. "Ada apa, Sayang? Kamu masih lelah, ya?" Sapa pria paruh baya itu dengan sangat lembut. Ia masih terlihat tampan, meski garis kerutan sudah terlihat.
"Aku masih merasa bingung, bagaimana Adhisti masih tetap tampak sehat dan santai seperti itu, meskipun ia sudah jelas terluka parah, ini sangat aneh sekali, Mas" Endah Yulia meyakini apa yang dilihatnya siang tadi bukanlah sebuah khayalan belaka.
Jhonatan menghela nafas beratnya. "Nanti kita cari kebenarannya, ya," ucap sang suami, berusaha membuat tenang sang istri.
Endah Yulia menuju ranjang dan duduk ditepiannya. Ia seperti merasakan getaran dihatinya begitu merasuk kalbu. Entah mengapa ia tiba-tiba saja menyukai gadis itu.
"Telponkan hotel yang akan mempersiapkan pernikahan Kenzo," titah Endah Yulia kepada sang istri.
"Baiklah, Ratuku, semua perkataanmu adalah perintah untukku," sahut Jhonatan dengan gaya yang sengaja dibuat bak seorang bawahan terhadap sang ratu. Hal ini membuat Endah Yulia semakin gemas melihat suaminya.
Lalu pria itu menghubungi pihak hotel yang telah bekerjasama dengan mereka dan mengkonfirmasi untuk menetapkan tanggal pernikahan yang mana akan diselenggarakan dua minggu lagi.
Sementara itu, Kenzo menghampiri Adhisti didalam kamar. Namun ia tak menemukan gadis disana.
"Kemana dia? Tadi aku melihatnya masuk ke dalam kamar," gumannya lirih. Lalu ia mencoba memeriksa kamar mandi. Meskipun ia tahu itu tak sopan, karena mereka belum menikah, tetapi ia sangat penasaran, sebab tadi melihat jelas gadis itu masuk kamar setelah pulang dari rumah sakit.
Kreeeeekkk...
Pintu kamar mandi dibuka, tetapi tak ada sesiapapun disana. Lalu kembali menutupnya.
"Mengapa tidak ada? Aku jelas melihatnya," gumam pria itu, lalu beranjak pergi dan ingin segera keluar dari kamar.
Saat bersamaan, sesosok ular berwarna hitam sedang berdiri tegak menatapnya.
Pemuda itu tersentak kaget hingga melompat mundur lima langkah dengan raut wajah bingung dan juga takut. Bagaimana mungkin ada ular sebesar paha orang dewasa dengan sisik yang berkilauan dan kini sedang menatapnya penuh amarah.
Ular itu mendesis dan bergerak maju untuk bersiap mematuknya. "Sialan! Bukankah kau yang ada dihutan larangan waktu itu?" guman Kenzo dengan kesal.
"Kau masih mengingatnya. Ku akui kau orang yang cerdas. Sudah ku katakan, jangan pernah mendekati gadis itu. Dia milikku, jika kau bersikeras, maka aku akan menghabisimu," ucapnya dengan nada ancaman.
"Siapa Kau sebenarnya? Mengapa Kau dapat berbicara?" tanya Kenzo dengan suara bergetar. Jujur saja ia merasa takut menghadapi Siluman Ular tersebut.
"Aku Umbra, aku ditakdirkan untuk menjadi pendamping Adhisti dan akan menguasai kegelapan! Maka takdir yang tertulis untukku jangan pernah kau mengusiknya!" sosok itu merayap menghampiri sang pemuda yang saat ini keringat dingin.
"Aku akan menghapus takdirmu, karena ia hanya akan menikah denganku. Maka kau tak akan pernah mendapatkannya," Kenzo mencoba menantang makhluk mengerikan itu, meskipun keberaniannya hanya tersisa seujung kuku.
Sosok ular berwarna hitam itu tersenyum menyeringai. Ia merayap dilantai dan saat ini berada tepat dihadapan sang pemuda. "Kau terlalu banyak mulut." Sosok itu memperlihatkan tarinya dan menggerakkan kepalanya, dan bersiap mematuk.
Wuuuusssh...,
Sebuah kilatan cahaya keemasan yang menyilaukan mata dan membuat Kenzo harus menyilangkan lengannya untuk melindungi matanya yang silau.
Satu tangkapan cepat berasal dari tangan ramping seorang gadis yang mencengkram ular tersebut dengan sangat tepat dan tatapan tajam tanpa belas kasih.
Wuuuuuusssh
Keduanya melesat menembus dinding hingga tiba disebuah tempat yang jauh didalam hutan.
Ssssshhhhhsssst..
Sebuah desisan keluar dari mulut ular tersebut dan tubuhnya menggelin-jang tak beraturan untuk melepaskan diri.
Sebuah tombak yang sangat runcing keluar dari pinggang sang gadis, lalu ia tancapkan pada ular tersebut.
"Aaaaarrrgh...," Siluman Ular itu terpekik menahan sakit. Lalu Adhisti mencabutnya. "Sudah ku katakan, jangan mencampuri urusanku," ucapnya dengan penuh amarah.
Tiba-tiba saja, sesuatu melesat menendang Adhisti dan membuat gadis itu terpental dengan tombaknya yang terlepas dari genggamannya.
Buuuugh
Ia mendarat diatas tanah dengan luka goresan dibagian lengannya.
Ia melihat satu sosok ular berwana hitam legam dengan sorot mata berwarna merah menatapnya dengan seringai taring yang mencuat.
"Ayah," panggil Umbra saat melihat sosok yang menolongnya.
"Kau tidak dapat dibiarkan lepas. Pernikahanmu dengan pemuda itu adalah bencana bagi kami, dan aku sudah sangat lama menunggu hari itu, namun kau datang menghancurkannya!" ucap sosok itu yang tak lain adalah Ares.
Adhisti bergegas bangkit dan memungut tombaknya. "Kalaian taunya main keroyokan," cibir sang gadis. "Kematian kedua orangtuaku akan ku balaskan, dan waktunya semakin dekat, maka bersiaplah untuk menuju neraka!" gadis itu memutar tombaknya, lalu menghunuskan kedepan.
Sosok Ares merubah wujudnya menjadi pria dengan rambut yang dipenuhi ular-ular kecil berwana hitam dengan kepalanya yang bergerak-gerak.
Ssssssttts
Ares menjulurkan lidahnya yang sangat panjang dan hampir menyentuh Adhisti. Gadis itu menghujamkan tombaknya untuk melukai lidah Ares yang bercabang.
Namun sosok itu secepat kilat menariknya kembali, dan ia berputar lalu merubah wujud menjadi sosok ular dan melibaskan ujung ekornya.
Wuuuuus
Buuuuugh
lengan hingga punggung Adhisti terluka sabetan ekor Ares. Terlihat cairan pekat berbau amis merembes dari tubuhnya.
Sedangkan Umbra terlihat bersiap untuk menyerang sang gadis. Ia berharap dapat menangkap Adhisti dan menikahinya paksa.
Tubuh gadis itu sudah terluka, pasti akan mudah menangkapnya, itu yang ada dibenaknya.
Adhisti tersenyum sinis. Ia melihat kedua ular itu menyerangnya bersamaan, dan ia merapalkan sebuah mantra, lalu melesat menyerang keduanya meski ia terluka.
Umbra menggunakan tombak dwi sulanya untuk melukai Adhisti.
Craaas
Kali ini ujung tombak milik Umbra mengenai perut sang gadis dan ia meringis kesakitan. Luka itu cukup dalam dan Adhisti berusaha untuk menahannya.
Ia kembali menyerang dan ujung tombaknya berhasil tertancap didada Umbra.
Craaas
"Aaaargh," pekik ular itu kesakitan saat Adhisti mencabut tombaknya.
Adhisti yang melihat Ares melayangkan ekor beracunnya, bergegas menghilang dengan menebarkan kilauan cahaya keemasan yang membuat kedua musuhnya merasakan sakit pada indera penglihatannya, dan hal ini memberi kesempatan padanya untuk menyelamatkan diri dan memilih untuk pergi, sebab ia sudah terluka parah dan tidak mungkin meneruskan pertempuran tersebut.
Adisty kebelet mpup spt nya 🤣🤣🤣
sunguh tragis seklai kematian org tua adisti
Like + Hadiah Bunga + Vote sdh meluncur untuk akak 😘😍
siap akak ,, nama ku jg boleh klu ingin di jadikan Tokoh lg spt dulu 🤣🤣
jd ingat dulu nama ku di pakai sbgi penjual kantin 🤣🤣
ternyata si Robert itu jelmaan dr Umbra toch 😱😱
dan Ki Sobo adalah Ayah nya Umbra yg ada di dalam Guci Tua di rumah nya Kenzo waktu itu 😱😱
oalah kpn mati nya tuh hidih dasar iblis ya gtu yaaaa