Di dunia futuristik yang dipenuhi konflik dan ambisi, *Meraa*, seorang putri terbuang dari pencipta permainan DGP, berjuang menemukan jati dirinya. Dibuang ke bumi sejak kecil demi keselamatannya, ia tumbuh dalam kesepian—hingga takdir membawanya kembali ke panggung utama kehidupan.
Setelah melalui pengkhianatan, kesedihan, dan kehancuran, Meraa bangkit sebagai pemimpin Kota Kiryu, wilayah yang dulu menjadi ladang eksperimen keji. Dalam perjalanannya, ia tak hanya memulihkan kota, tapi juga menghadapi bayang-bayang masa lalu: rival yang haus kekuasaan, rahasia tentang asal-usulnya, dan kekuatan luar biasa yang mulai terbangkit dalam dirinya.
Saat matanya terbuka sebagai sang *Dewi*, Meraa harus memilih—menjadi simbol harapan bagi dunia, atau alat ambisi mereka yang ingin menjadikannya boneka ilahi.
_“Majesty”_ adalah kisah tentang luka, harapan, dan kebangkitan seorang wanita yang ditakdirkan membawa cahaya dalam dunia yang nyaris tenggelam oleh kegelapan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon meraa shuellyin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 5 stormira bayangan yang setia
Setelah beberapa hari kiryu berada ditangan stormira , keadaan kota tetap aman seperti biasa ia juga tidak merubah aturan yang telah dibuat oleh Mera
Setelah kepulangan meraa ,Mera sangat kagum akan kehebatan stormira dalam memimpin kiryu selama ia pergi
Setelah itu stormira kembali melanjutkan tugasnya sebagai asisten pribadi nya
Kepulangan meraa juga disambut hangat oleh para warga dan pejabat lainnya
"syukur lah akhirnya nona meraa pulang"
"ucap salah satu pejabat disana"
ia lalu langsung kembali masuk ke ruangan nya
"bagaimana kondisi kiryu selama aku pergi"
"tanya Mera"
"kiryu baik baik saja dan aman terkendali"
"jawab stormira"
"syukur lah"
"ucap meraa sambil menaruh koper nya"
Keesokan harinya...
meraa mengajak stomira untuk sarapan bersama dibalkon
"stormira San... Kau yakin tidak ingin sarapan"
"tanya meraa"
"tidak perlu nona"
"jawab stormira dengan wajah yang agak sedih"
"ada apa dengan mu cepat duduk!!!"
"ucap meraa dengan nada agak keras"
lalu stormira duduk disamping meraa
"ada apa
"tanya meraa"
"sebenarnya aku terkadang masih dibayangi trauma yang belum hilang.. Terkadang aku selalu bermimpi aku masih ditindas oleh orang orang"
"ucap stormira dengan nada sedih"
"hah souka... Stormira San... Hal yang paling ampuh untuk mengobati hal itu adalah melawannya"
"jawab meraa sambil kemudian menyeruput secangkir teh"
"aku tidak tau bagaimana caranya...
"jawab stormira"
"seperti yang kukatakan tadi lawan lah... Dan untuk itu silakan cari jawabanmu itu"
"ucap meraa sebelum akhirnya pergi meninggalkan stormira"
"ajarkan aku cara bagaimana nona mengatasi trauma anda... Kumohon"
"ucap stormira dengan keras"
"hah aku takut kau tidak kuat jika aku yang melatih mu melakukan itu"
"ucap meraa sebelum akhirnya pergi"
"pada siang harinya stormira memutuskan untuk pergi berjalan jalan menyusuri kota setelah mendapatkan izin dari Mera"
"aku tidak bisa melupakan kejadian itu kenapa nona meraa tidak menghapus ingatan ku saat aku disakiti oleh mereka jika memang ia punya kemampuan Dewi pencipta"
"ucap stormira sambil menatap lautan"
"lalu tiba tiba terdengar suara minta tolong dari kejauhan"
"tolonggggg!"
"ada apa itu
tanya stormira dengan penasaran"
Ia lalu mendekat ke arah sumber suara itu dan ternyata ada seorang warga yang diserang oleh monster yang berasal dari dimensi lain yang bernama azh'rell
monster itu berbentuk daging dengan wujud yang mengerikan
"itu kan monster yang sering berpindah dimensi yang pernah nona meraa cerita kan tapi aku takut jika menolong nya maka aku juga dalam bahaya"
" ucap stormira"
Lalu ia merasa ragu untuk menolong nya
karena takut dirinya menjadi korban
"tapi jika aku membiarkan nya maka wanita itu"
"ucap stormira dengan ketakutan"
"tolonggggggggg!!!"
"suara wanita makin keras karena monster itu nyaris melahapnya"
"tapi aku tidak bisa membiarkan nya terluka"
"ucap stormira sambil berlari mendekat ke arah monster itu dan membuat monster itu sedikit terpental"
Namun monster itu kembali bangkit dan kemudian membuat stormira terlilit oleh tentakel daging miliknya
"arggggghhh sakit
"ucap stormira yang menahan sakit"
lalu ia teringat oleh semua trauma yang ia alami dan ia juga teringat pada perkataan meraa jika jalan satu satunya menghilang kan trauma itu adalah melawannya
"aku harus melawannya!!!!!!!!!"
"ucap stormira dengan keras hingga membuat tentakel yang mengikat nya terlepas
"mulai sekarang aku tidak akan takut lagi"
"ucap stormira dengan nada penuh semangat"
Lalu tiba tiba muncul sebuah kotak dari langit
ia pun merasa kebingungan dengan hal itu namun karena penasaran ia lalu membuka kotak misterius itu dan ternyata isi adalah driver untuk berubah menjadi Kamen rider
"driver?"
"ucap stormira dengan wajah yang bingung"
Namun karena ia yakin alat itu bisa membantu nya ia lalu mengambil driver itu dan memasang nya dipinggangnya
"mulai sekarang aku akan menegakkan keadilan dan melawan semua yang pernah kualami"
"ucap stormira sambil memutar driver itu dengan cepat"
"henshin!!!!"
Lalu seketika stormira berubah menjadi Kamen rider noctivane dengan armor hitam ungu dengan aksen perak dan cape transparan
"noctivane ready fight!!!
Seketika stormira langsung menebas monster itu berulang kali menggunakan tombak sabit berlapis energi bayangan hingga membuat monster itu terpental"
"sekarang aku tidak takut lagi hyaaaa"
"ucap stormira dengan penuh semangat"
Hingga membuat monster itu terpental
"monster itu sempat ingin kembali bangkit namun stormira langsung menebas nya hingga meledak
"akhirnya..."
"ucap stormira sebelum akhirnya kembali berubah menjadi manusia"
tiba tiba terdengar suara tepuk tangan yang ternyata itu adalah meraa
"hebat juga kau"
"ucap meraa"
"ya akhirnya aku bisa menemukan jawaban nya terima kasih nona meraa"
"ucap stormira sambil memberikan hormat pada meraa"
"ya tapi ini belum berakhir kita masih harus menghadapi tantangan yang jauh lebih besar maka bersiaplah selama kita masih hidup kita akan terus diuji"
"ucap meraa"
"baiklah"
"ucap stormira sambil berjalan pulang"
Sore hari itu mereka akhirnya kembali ke gedung kepresidenan nya
Tapi meraa yakin ini belum selesai..
> to be continued...