*Important*
novel ini ekslusif ada hanya di NovelToon,bila ada di platform lain, bearti plagiat
tolong bantu report
"Ketika dunia mengandalkan pedang dan sihir, aku membawa napalm dan artileri. Oh, dan saldoku? Error Tak Terbatas." Rian, seorang buruh pabrik yang mati karena kelelahan, mengira hidupnya berakhir. Namun, dia membuka mata sebagai Zephyrion IV, Kaisar boneka di dunia Terra Vasta—sebuah planet yang 1.000 kali lebih luas dari Bumi. Nasibnya buruk: Negaranya di ambang kebangkrutan, dikelilingi musuh, dan nyawanya diincar oleh menterinya sendiri. Tapi, Rian tidak datang dengan tangan kosong. Dia membawa "Omni-Store System"—sebuah toko antardimensi yang mengalami ERROR fatal. Saldo Poin: UNLIMITED (∞).
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sukma Firmansyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 34: SURGA DI BALIK KACA ETALASE
Kantor Administrasi Sipil, Ibukota Aethelgard.
Hans, seorang pandai besi berbadan tegap, berdiri dengan gugup di depan meja loket yang bersih dan mengkilap. Dia tidak sendirian. Istrinya, Martha, sedang menggendong bayi mereka yang baru lahir.
Di balik loket kaca, seorang petugas wanita berseragam rapi (baju kemeja putih, rok hitam) tersenyum ramah.
"Nama Kepala Keluarga: Hans. Istri: Martha. Anak pertama: Little Bob," petugas itu membaca formulir, lalu mengetik sesuatu di mesin ketik (barang baru lainnya).
"Baik, Tuan Hans. Ini adalah Kartu Keluarga (KK) Anda," petugas itu menyerahkan selembar kertas tebal yang dilaminating plastik licin. Hans menerimanya dengan tangan gemetar. Kertas itu terasa sangat mewah, jauh lebih bagus dari surat tanah bangsawan.
"Dan ini adalah KTP Anda dan Istri. Jangan sampai hilang."
Hans menatap kartu kecil seukuran telapak tangan itu. Ada foto wajahnya di sana! Bagaimana mereka melukis wajahku secepat ini? batin Hans takjub. (Itu foto Polaroid instan).
"Dan terakhir," petugas itu membuka laci dan mengeluarkan amplop tebal. "Karena Little Bob baru lahir dan sudah terdaftar di KK, ini adalah Tunjangan Kelahiran dan jatah susu bulan pertama dari Kaisar Zephyr."
Hans membuka amplop itu. Matanya melotot. Di dalamnya ada lembaran kertas berwarna-warni dengan gambar wajah Zephyr. Uang Kertas Kredit Aethelgard.
"I-Ini... gratis?" tanya Martha tidak percaya. "Kami dibayar karena punya anak?"
"Benar, Bu," senyum petugas itu. "Kaisar berkata: 'Anak-anak adalah masa depan Aethelgard. Negara yang menanggung susu mereka.'"
Hans dan Martha keluar dari kantor itu dengan perasaan seperti melayang. Di kerajaan lain, punya anak berarti menambah beban pajak. Di sini? Mereka justru diberi modal.
A-MART Cabang 01 (Pusat Kota).
Dengan uang kertas di tangan, Hans mengajak keluarganya ke bangunan baru yang sedang jadi buah bibir: A-MART.
Bangunan itu sebenarnya gudang tua yang direnovasi, tapi bagian depannya diganti dengan kaca transparan besar. Pintu kacanya terbuka otomatis saat Hans mendekat (sensor gerak).
WUUUSH...
Angin sejuk langsung menerpa wajah mereka.
"Dingin!" seru Hans kaget. Padahal di luar matahari sedang terik membakar.
"Selamat datang di A-MART!" sapa pelayan toko dengan ramah. "Silakan, keranjangnya."
Hans masuk dengan mulut ternganga. Lantainya keramik putih bersih. Rak-rak besi tersusun rapi penuh dengan barang-barang berwarna-warni. Dan di langit-langit, kotak putih panjang (AC) menghembuskan udara surga.
Mereka berjalan melewati lorong Elektronik.
Di sana, sebuah kotak besar berwarna putih sedang berdengung halus. Pintunya terbuka sedikit.
"Apa itu?" tanya Hans.
"Itu Kulkas, Pak," jelas pelayan. "Bisa membuat daging awet selama sebulan tanpa garam. Dan bisa membuat air menjadi batu es."
Martha menyentuh kotak lain yang ada kaca depannya dan berputar-putar. "Mesin Cuci? Jadi aku tidak perlu lagi mengucek baju di sungai saat musim dingin?"
"Benar, Bu. Tinggal masukkan baju, sabun, pencet tombol, dan tunggu sambil minum teh," jawab pelayan.
Hans melihat label harganya. Cukup mahal, tapi dengan tabungannya dan tunjangan anak, dia bisa mencicilnya.
"Tapi ingat, Pak," kata pelayan itu mengingatkan. "Alat-alat ini butuh 'nafas petir' (Listrik) yang dialirkan lewat kabel dari istana. Kalau Bapak bawa alat ini keluar kota atau pindah ke Kerajaan Besi... ini cuma jadi lemari besi rongsokan."
Hans mengangguk paham. Tentu saja. Kenapa aku mau pindah? Di luar sana tidak ada kulkas. Ini adalah pengikat yang kuat. Sekali kau merasakan kenyamanan Aethelgard, kau tidak akan bisa hidup di tempat lain.
Mereka lanjut ke lorong Sembako.
Hans melihat karung beras 5kg yang dikemas plastik bening cantik.
Harga: 50 Kredit.
Hans mengerutkan kening. "Lho? Di pasar tradisional harganya cuma 40 Kredit."
Pelayan itu tersenyum. "Benar, Pak. Kaisar sengaja membuat harga beras di sini lebih mahal. A-MART hanya untuk orang yang butuh cepat atau ingin kemasan praktis. Kalau untuk belanja bulanan, Kaisar menyarankan Bapak tetap beli di tetangga atau pasar tradisional. Supaya pedagang kecil tidak mati."
Hans terdiam. Rasa hormatnya pada Zephyr melesat naik menembus atap. Kaisar tidak ingin mematikan rezeki rakyat kecil dengan toko ajaibnya. Dia memikirkan semuanya.
Hans akhirnya membeli:
Satu set Rice Cooker (Penanak Nasi Ajaib).
Susu bubuk bayi kalengan (Nutrisi tinggi).
Sabun mandi wangi dan Sampo (Barang mewah bagi mereka).
Es krim coklat (Jajanan yang mustahil ada di dunia ini sebelumnya).
Sementara itu, di Perbatasan (Gerbang Imigrasi).
Seorang pedagang keliling dari Kerajaan Besi sedang diperiksa oleh penjaga perbatasan Aethelgard.
Di belakang pedagang itu, ada dua keluarga yang berpakaian lusuh, bersembunyi di gerobak jerami.
"Hei! Siapa itu?" bentak penjaga.
Pria di gerobak itu keluar, bersujud sambil menangis. "Tuan Penjaga! Tolong kami! Kami dengar... kami dengar di Aethelgard, bayi diberi uang emas? Dan ada kotak yang bisa membuat air jadi dingin?"
"Kami dari Desa Lembah di Kerajaan Besi... Pajak di sana mencekik kami. Anak kami mati kelaparan bulan lalu," isak istrinya. "Izinkan kami masuk! Kami rela jadi kuli bangunan, asalkan kami bisa dapat KTP!"
Penjaga itu saling pandang. Ini sudah kejadian kelima hari ini.
Kabar tentang "Surga Berlampu Neon" dan "Kulkas Ajaib" menyebar lebih cepat daripada wabah penyakit. Rakyat jelata dari kerajaan tetangga mulai melakukan eksodus diam-diam. Mereka tidak ingin menaklukkan Aethelgard, mereka ingin menjadi warga Aethelgard.
Zephyr, yang sedang memantau laporan imigrasi di istananya, tersenyum tipis.
"Invasi budaya," gumam Zephyr. "Jauh lebih efektif daripada invasi militer. Saat rakyat musuhmu lebih cinta padamu daripada rajanya sendiri... kau sudah menang sebelum perang dimulai."
Jadinya seperti pertarungan Fantasy sihir dengan teknologi modern/militer keren banget
Semoga semakin ramai pembacanya ya kakak author tetap semangat berkarya
Tetap semangat thor 💪
tetap semangat thor 💪
sudah di riview
Keren thor lanjutkan 💪💪