"Memang ayah kamu gak ada kemana?" tanya Dira yang masih merasa janggal dengan apa yang dimaksud anak itu.
Divan berpikir. Sepertinya ia mencoba merangkai kata. "Kabul. Cali mama balu," jawab Divan. Kata itu ia dapatkan dari Melvi.
****
Bia gadis yatim piatu yang haus akan cinta. Dia menyerahkan segalanya untuk Dira, pria yang dia cintai sepenuh hati. Dari mulai cintanya sampai kehormatannya. Tapi Dira yang merupakan calon artis meminta putus demi karir, meninggalkannya sendirian dalam keadaan mengandung.
Demi si kecil yang ada di perutnya Bia bertahan. Memulai hidup baru dan berjuang sendirian. Semua membaik berjalannya waktu. Ia dan si kecil Divan menjalani hari demi hari dengan ceria. Bia tak peduli lagi dengan Dira yang wara wiri di televisi dengan pacar barunya.
Tapi rupanya takdir tak tinggal diam dan mempertemukan mereka kembali dalam kerumitan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elara-murako, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tahu Rasanya Bagaimana?
"Bi, bantu potongin paprika, ya?" pinta Sayu yang sedang menyiapkan bumbu untuk pesta baberque di halaman tengah rumahnya. Bia mengangguk.
Sementara itu Ana sedang membantu Kelvin menyiapkan panggangan. Untung Ezra dan Kelvin sudah kembali bekerja di pabrik sehingga bisa membantu pesta sore itu.
Ini rumah Sayu sekarang setelah menikah dengan Ezra. Perlu diketahui, Ezra itu sepupu Dira, putra dari Oom Dira. Ini bukan kebetulan. Dira, Ezra dan Kelvin adalah tiga sepupu yang menempel layaknya sahabat kepompong. Ke mana-mana mereka selalu sepaket. Begitu juga dengan Bia, Sayu dan Ana. Maka tidak heran jika Ezra berjodoh dengan Sayu serta Ana dengan Kelvin. Dulu juga mereka satu kelas yang sama dari SMP.
Keluarga Kenan memiliki pabrik wol di Emertown dan termasuk pabrik yang besar. Ezra dan Kelvin dipercaya untuk memimpinya sebagai direktur di sana.
Ana memperhatikan saat Bia memotong paprika. "Wah, kamu jago masak sekarang," komentarnya.
Bia nyengir kuda. Jelas, ia harus memasak makanan sehat untuk Divan setiap hari. Bia tidak pernah mengizinkan Divan jajan sembarangan. Selain karena menghemat uang, Divan juga lebih terjamin kesehatannya.
Bu Suli membantu Bia melakukan pekerjaanya. Tidak lama ia merasa terusik akan sesuatu. "Yu, kamu gak kasih tahu Dira kita mau kumpul?" tanya Bu Suli.
"Dikasih tahu kok, Bu. Malah sudah dikasih nasehat supaya heldernya jangan dibawa," kelakar Sayu membuat semua yang ada di situ tertawa.
Bia mengangkat sebelah alisnya. Sama sekali ia tidak tahu Helder yang dimaksud itu siapa. "Dira memelihara and zing?" tanya Bia heran.
Seingat Bia, Dira bukan orang yang bisa memelihara binatang. Ia bahkan tidak pernah akur dengan binatang apapun. Terakhir kali diberikan kura-kura oleh Bia, esoknya kura-kura itu sudah berada di luar - di usir oleh Dira dengan alasan sering memelototinya.
Ezra terkekeh mendengar pertanyaan Bia. "Ituloh, pacarnya. Kita sering ke Heren mengunjungi Dira. Tapi gak sekalipun Cloe terlihat baik pada kami. Malah sering mengomel," komentar Ezra. Wah, padahal Ezra itu sepupu Dira yang kayanya gak jauh beda.
"Emang dasar wanita itu gak dididik," komentar Ana. Sayu mengangguk.
"Diantara menantu keluarga Kenan, sepertinya dia sendiri yang memisahkan diri. Malah kesannya akan paling memalukan. Sama sekali tidak memiliki jiwa bangsawan tapi bersikap sok bangsawan," tambah Sayu.
Bia hanya menimpali dengan wajah datar. Ia juga bingung bagaimana harus merespon perbincangan itu. Ikut meledek, takut disebut belum move on. Membela takut kena omel.
"Bia, kamu motong bawang saja. Biar ini sama ibu." Bu Suli memberikan beberapa bawang bombay untuk Bia potong.
Sambil memotong bawang, ia memperhatikan teman-teman sekolahnya dulu. Mereka berkelakar sesekali dan membuat Bia ikut tertawa. Suasana hangat ini rasanya sudah sangat lama ia rasakan. Harinya hanya ditemani Melvi dan begitu pulang berbincang sedikit dengan Mrs. Carol lalu diam di rumah dengan Divan. Ia kesepian.
"Aw!" pekik Bia karena tanpa sengaja melukai jarinya dengan pisau. Bu Suli kaget dan langsung meraih jari Bia. Ezra meminta pelayan membawakan kotak P3K. Sementara itu Ana membawa air dan membersihkan jari Bia.
"Duh, hati-hati donk, Bi! Jangan melamun. Pasti sakit, ya?" tanya semua orang disana. Pertanyaan yang menyentuh relung batin terdalam Bia. Andai saja jika tiga tahun lalu ketika Tante meninggal mereka ada dan menanyakan hal yang sama, atau setiap kali Bia kontraksi dan saat ia begitu sakit melahirkan. Rasanya tidak akan sesakit itu.
Air mata Bia mengalir mengingat detik demi detik ia sendirian menghadapi kenyataan hidup. "Sakit ya, Bi?" tanya Ana. Ia sempat melihat air mata Bia mengalir hingga ke pipi dan membuatnya khawatir.
"Ada apa, Bi?" tanya Bu Suli. Itu semua tidak mungkin jika disebabkan jari yang teriris karena lukanya juga tidak begitu lebar.
Bia diam saja dan hanya menangis hingga akhirnya sesegukan. Bu Suli mengusap punggungnya. Ana, Sayu, Kelvin dan Ezra juga di sana dan terus menerus mengucapkan jika semua kan baik-baik saja. Namun Bia tidak hentinya menangis.
"Aku kesepian. Aku takut, Bu. Semua orang yang sayang padaku tidak ada. Bia hanya sendirian, kalau menangis juga sendiri. Kadang Bia ingin bilang lelah dan takut, tapi sama siapa. Bia gak punya siapa-siapa. Bia takut pulang, takut gak ada yang sayang Bia lagi. Tapi Bia juga takut ada di sana," ucap Bia lirih diselimuti air mata dan kesedihan.
Dari kejauhan ada yang melihat semua itu. Alih-alih datang untuk memberi semangat, ia hanya bersembunyi di balik pintu dari dalam rumah ke halaman tengah. Tangannya mengepal dengan rasa bersalah yang mengerubungi batinnya.
Harusnya ia tahu, jika Bia tidak mungkin tidak apa-apa. Harusnya ia berusaha mencari meski ia pikir Bia sengaja pergi jauh. Namun ia malah diam, membiarkan takdir memisahkan mereka. Ia lebih fokus pada Cloe dan karirnya. Dira merasa ia memang sangat egois.
Akhirnya Dira tidak berani menghadapi apa yang sudah ia lakukan. Dira memilih mengepalkan tangan lagi, mengembuskan napas dengan berat, memaki diri sendiri lalu pergi.
🌿🌿🌿
KAMU MENYAKITI WANITA YANG MEMBUATMU BAHAGIA DAN MEMBAHAGIAKAN WANITA YANG MEMBUATMU TERSAKITI!
Episode nanti tunggu upnya ya ...
Banyak yang nanya, sebenarnya Dira kayak gimana? Dira ya laki-laki. Kenapa namanya Dira? Jadi dulu author pernah baca novel, tokoh utama prianya bernama Dira. Pas lagi sayang, ternyata Dira meninggal 😭 sedih banget. Dari situ gak tahu deh, suka saja sama cowok kalau namanya Dira. Sesayang author sama Dira Gavin Kenan 😍
note : makasih sudah baca, sudah like dan komen banyak. makasih juga votenya, kupikir bakalan dikasih receh tahunya ribuan. 😁✌️
jangan lupa ya bantu promo biar banyak yang baca dan author juga nulisnya lebih semangka.