Raelynn, Wanita Malang Tuan Logan!

Darah tiba-tiba kembali menetes dari hidungnya, jatuh mengenai tulisan itu. Menyadari dia kembali mimisan, Raelynn segera meraih tisu dan membersihkannya. Menyumpal tisu itu pada kedua lubang hidungnya agar bisa menghentikan darahnya, dia bahkan mengangkat wajahnya dan menutup buku tersebut begitu saja.

Dan dari tulisan itu, tergambarkan dengan jelas betapa hancurnya kehidupan seorang Raelynn saat ini. Bagaimana dia menyembunyikan luka hatinya agar membuat orang lain bahagia. Raelynn selalu berpikir bahwa kebahagiannya berasal dari orang-orang yang berada di sekitar, tapi orang-orang disekitarnya selalu menorehkan luka di hati dan tubuhnya.

Bahkan tulisan itu mungkin, perasaan sebenarnya yang Raelynn rasakan dan pikirkan sampai detik ini. sosoknya yang selalu terlihat kuat dan baik-baik saja, di depan Bi Martha ataupun yang lainnya mungkin hanya sebuah topeng untuk menutupi perasaannya yang sebenarnya.

Sejujurnya, Raelynn sudah kehilangan semangatnya untuk tetap menjalani kehidupan ini. Namun, dia ingin menghargai ketulusan Bi Martha dalam menyayanginya.

Raelynn sendiri bahkan tidak yakin bahwa dirinya bisa bangkit kembali, tapi entah kenapa dia menjanjikan pada orang lain bahwa semuanya akan baik-baik saja. Meskipun hari esok telah berganti, tetapi dia tidak memiliki tujuan untuk hidup lagi.

Wajahnya selalu menunjukan senyuman yang sangat manis, tetapi hatinya selalu menangis. Tubuhnya selau terlihat sangat tegar, tetapi jiwanya akan langsung terbawa terpaan angin dengan mudahnya. Semua itu dia sembunyikan di dalam cangkang seorang Raelynn yang baik hati dan juga menawan. Dia bertahan di atas dirinya yang palsu, dia terjebak dalam keinginan untuk pergi dari dunia ini.

Begitu lelahnya menjalani takdir hidupnya yang malang, Raelynn sampai tidak menyadari bahwa mimisan yang dia alami belakangan ini semakin sering terjadi. Raelynn mengira bahwa itu mungkin hanya efek kelelahan tubuh dan mentalnya saja, sehingga dia tidak begitu memperdulikannya. Kini kepalanya bahkan sudah mulai merasa pusing, Raelynn pun memutuskan untuk berbaring sebentar dan akan melanjutkan sisanya nanti.

...****************...

Di Kota S, Logan baru saja tiba di hotel yang biasa dia pesan setiap kali datang ke sana. Waktu sudah menunjukkan pukul satu dini hari, tetapi Logan baru bisa membaringkan tubuhnya di atas kasur setelah membersihkan diri. Logan meraih ponselnya untuk memeriksa laporan yang Gavin dan anak buah lainnya yang dikirimkan padanya.

Logan tersenyum puas, saat melihat laporan Gavin yang sama persis dengan apa yang dia harapkan. Sekali lagi Logan harus mengakui kemampuan gavin dalam memahami perintahnya, bahkan lebih baik dari yang dia pikirkan. Hingga pandangan mata Logan tertuju pada dua pesan terakhir yang Gavin kirimkan padanya.

Gavin, Asisten Laknat:

“Boss, kami akan membuat dan meresmikan perjanjian akuisisinya besok. Haruskah semua saham yang anda miliki atas nama anda atau Nyonya Raelynn?”

“Ngomong-ngomong membahas tentang Nyonya Raelynn, kapan anda akan menikahinya? Kau harus benar-benar menyematkan panggilan Nyonya Dominic untuknya. Harus itu! Apapun yang terjadi kau harus bertanggung jawab. Dasar Boss brengsek, tidak tahu malu!”

“Aku tahu kau memang suka kurang ajar padaku saat marah, Gavin! Namun, ini pertamanya kalinya kau mengirimkan pesan berisi umpatan dan cacian selama kau menjabat sebagai asisten pribadi. Sepertinya kau memang benar-benar ingin menguji kesabaranku dalam menghadapi asisten laknat sepertimu,” geram Logan menahan rasa ingin membalas umpatan itu.

Meski begitu Logan tetap membalas pesan tersebut, “Atas namanya semua, lalukan itu tanpa diketahui siapapun terutama dari mereka. Dan berhentilah mengumpat serta mencaciku, Gavino Hudson! Jangan memancing batas kesabaranku, sialan.”

Itulah pesan balasan yang Logan kirimkan pada asisten laknatnya. Namun, detik berikutnya sebuah pesan balasan langsung Gavin kirimkan yang berisi, “*F*ck you, Boss Edan*!”

"Astaga, dia benar-benar ...."

Logan hanya bisa mengelus dada melihat kelakuan Gavin yang tidak ada takut-takutnya sama sekali. Semakin diperingati, Gavin malah semakin menjadi-jadi dan diluar kendali. Sampai akhirnya Logan memilih untuk mengabaikan pesan tersebut dan beralih pada pesan lain yang berasal dari Rafael. Dimana Rafael yang ditugaskan untuk mengawasi dan mencari tahu tentang Frans.

“Jadi, dia diam-diam menemui Tuan Jhon? Apalagi yang dia rencanakan dengan memanfaatkan babi tua yang sudah tidak berguna lagi itu,” gumam Logan yang merasakan firasat buruk tentang pertemuan mereka.

Tanpa pikir panjang, Logan langsung menghubungi Rafael secara langsung untuk mengetahui infomasi lebih pastinya. Padahal tujuan utamanya datang ke Kota H hanya untuk meresmikan suho sebagai pemimpin baru di salah satu cabang barunya di sana. Pada akhirnya Logan malah terjebak dengan wanita bernama Raelynn mantan rekan bisnisnya sendiri.

“Hallo, Tuan! Apakah anda sudah memeriksa informasi yang saya kirimkan?” ujar Rafael begitu menerima panggilan teleponnya.

“Hmm, kerja bagus Rafael! Gali terus rahasia bajingan sampah itu dan tetap awasi mereka. Lalu beritahu Mahen juga untuk semakin memperketat keamanannya,” perintah Logan.

“Baik, Tuan! Namun, bukankah semua bukti yang saya kirimkan sudah cukup untuk menghancurkan pria bernama Frans itu?”

Rafael memberanikan diri untuk bertanya, sebab dengan sebua bukti transaksi illegal, pemalsuan data, pencucian uang dan bahkan penyalahgunaan obat-obatan terlarang sudah cukup untuk menghancurkan nama sekaligus bisnisnya.

“Tidak, semua itu belum cukup! Kau tidak lihat dengan silsilah keluarganya? Mereka bisa dengan mudah membebaskan dia dari semua tuduhan itu. Kita tidak boleh gegabah dalam menyerangnya, Rafael! Kita harus lebih pintar dan licik darinya, sehingga sekali terjerat … maka dia tidak akan bisa meloloskan diri,” jelas Logan yang sangat berhati-hati dalam melakukan apapun.

“Anda memang yang terbaik, Tuan! Maaf, saya telah mempertanyakan keputusan anda,” ucap Rafael segera menyadari kesalahan.

“Tidak masalah, lanjutkan saja tugasmu dan tetap laporkan seperti biasanya,” perintah Logan yang bisa memakluminya. Bahkan Gavin saja yang bersikap kurang ajar masih bisa dia maklumi, apalagi kesalahan kecil seperti yang Rafael lakukan tadi.

Logan segera memutuskan sambungan teleponnya, dia menatap berkas informasi lain yang kali ini tentang pembagian saham JV Group antara Javier, Raelynn dan para pemegang saham lainnya. Dimana Raelynn memang masih memiliki sebagian besar saham perusahaan tersebut, tetapi aliran dananya malah masuk ke rekening milik Risha.

“Pantas saja, ternyata dia yang memanipulasi data rekeningnya. Dan bodohnya Javier yang tidak memastikannya ulang,” gumam Logan, “Atau memang sejak awal dia sudah tidak mau peduli lagi dengannya,” sambungnya.

“Haaah … Banyak sekali yang harus aku selesaikan untukmu, Raelynn!” imbuhnya sembari menghela napas panjang dan memijat pelan keningnya yang terasa sedikit pening.

...****************...

Di sebuah club malam, terlihat Tuan Jhon yang sudah hampir mabuk berat sedang mencumbu beberapa wanita penghibur yang dibayarnya. Ternyata tidak hanya Tuan Jhon yang berada di sana, melainkan ada Frans dan beberapa teman-temannya yang ikut bersenang-senang.

“Tuan Jhon, apakah kau tidak merasa aneh mengapa tiba-tiba Tuan Logan membahas tentang kejadian di hotel malam itu. Lalu tanpa alasan yang jelas membatalkan kerjasama, bahkan menempatkan perusahaanmu dalam kebangkrutan seperti ini. Aku yakin pasti wanita bernama Raelynn itu ada kaitannya dengan ini semua,” ujar Frans mulai meracuni pikiran Tuan Jhon.

Bersambung ….