Kael pemuda yang menjalani hidup yang damai di dunianya dia hanya peduli dengan game, Novel , latihan, bertarung, dan mengasah berbagai ilmu bela diri yang ia kuasai.
Semua terasa biasa… sampai hari itu tiba.
Dalam perjalanan pulang dari tempat latihan, Kael hanya ingin tidur dan memulihkan tenaga agar dia bisa membaca dan bermain game nya.
Namun saat membuka mata, ia bukan lagi berada di rumah.
Ia terbangun di tengah hutan, di bawah pohon, dengan suasana yang bisa di bilang terlalu nyata… namun anehnya, semua pemandangan ini persis seperti dunia dalam game dan novel yang pernah ia baca dan mainkan.
tanpa petunjuk dan sekarang dia harus tau cara bisa bertahan di dunia ini.
"haha...ini gila...."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuu Ri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 17
DI DALAM ARENA.
Kael tetap diam sambil mengamati apa yang akan di lakukan Fael, sementara di sisi lain Fael hanya tersenyum ceria menunggu kesempatan menyerang.
"Anak ini sama sekali tidak memiliki celah" Mereka berdua berkata dalam hati.
"BLINK"
Kael langsung muncul di belakang Fael dan melayangkan pukulannya dan Fel langsung menunduk menyapu Kaki Kael dengan cepat.
Kael yang terjatuh menahan tubuhnya dengan tangan dan melancarkan tendangan ke dagu Fael
BUGHH!!!
Fael terlempar ke udara sambil menarik kaki Kael lalu menarik dan membantingnya ke lantai dengan keras.
Kael menggeram kesakitan sambil menendang wajah Fael agar melepaskan kakinya
BRAKKK!!!
Kael di banting ke sisi lain dengan keras.
BRAKKK!!! BRAKKK!!!
Kael terus menerus dibanting ke sana dan sini dengan cepat dan kuat hampir tidak dapat melawan.
Claris menonton dengan kesal dan khawatir yang menjadi satu karna Fael terus menerus membanting dan memukuli Kael tanpa henti.
"Raphfael!!! Aku akan menyiksamu kalau kau melukai Kael dengan cukup parah." Claris bergumam sambil menggigiti kukunya.
Fael tidak mau melepaskan kaki Kael dan terus menerus membantingnya.
BRAKKK!!!
Pandangan Kael mulai kabur tapi dia akhirnya berhasil memutar badannya dan melancarkan tendangan yang dimana telapak kakinya mendarat tepat di pipi Fael.
DUAGHH!!!
Genggaman di kaki Kael terlepas dan mereka berdua terlempar berlawanan arah secara bersamaan.
Mereka berduaa sama sama menghantam dinding arena dengan kuat ,Fael berhasil bangkit sementara Kael mencoba bangkit sambil menahan tubuhnya di dinding agar tidak jatuh.
Kael mulai terengah-engah dan darah menetes dari kedua sisi bibirnya dengan perlahan tapi dengan cepat dia segera menghapusnya.
Fael melompat kegirangan "Woahhh...kamu memang ahli dalam pertempuran tangan kosong dan tenaga mu sangat besar"
Kael tersenyum "Kau juga kuat...aku saja hampir tidak bisa melawan"
Fael tersenyum lalu melesat dengan cepat dan memutar tubuhnya sambil melayangkan tendangan ke arah tepat ke muka Kael.
BAGHHH!!!
Kael menahan tendangan Fael dengan kedua tangannya dengan seringai menantang di bibirnya dan dalam sepersekian detik pukulan keras mendarat di wajah Fael membuat dia terlempar ke belakang.
DUMMM!!!
Fael langsung terbaring di lantai, matanya menatap kosong seolah tidak percaya akan apa yang terjadi dan betapa kuatnya pukulan Kael yang mengenai wajahnya.
Lyla menatap mereka dengan kagum sementara Claris masih mengigiti kukunya karna kesal Kael di pukuli dan di banting secara berlebihan oleh Fael.
Fael mulai bangkit kembali sambil mengusap hidungnya yang berdarah dan tersenyum, dia langsung menyerbu ke arah Kael sambil melayangkan tinjunya.
Kael menangkis pukulannya dan membalas melayangkan pukulan ke tukang rusuk Fael sehingga membuatnya menggerang kesakitan.
BAGHHH!!! BUGHHH!!! BAGHHH!!!
Pukulan demi pukulan dilayangkan dan mereka berdua terus menerus bertukar pukulan dengan keras tanpa satupun yang menahan diri atau menahan kekuatan mereka. Darah perlahan mulai menetes dan melayang di sekitar udara.
DUAGHH!!!
Pukulan Kael mengenai tepat di ulu hati Fael dengan telak membuat dia harus mundur dan mengatur napas sambil menahan rasa sakit.
Fael terengah-engah darah mengalir di sekitar wajahnya dan ada beberapa memar dan lebam di pipi maupun di dahinya.
"Aku tidak akan bisa menang melawan mu di pertarungan tangan kosong ini" Fael menatap ke arah Kael sambil mengusap darah di wajahnya.
Kael hanya tersenyum lelah, rasa pusing di kepalanya mulai merambat dengan perlahan tapi tidak terlalu sakit walau dia masih bisa menahannya.
Fael menggeleng dan tersenyum "Harus kita akhiri ini? atau kau ingin lebih sampai ada yang tumbang?"
"Kita anggap seimbang saja bagaimana? Aku sudah mulai lelah" Kael memegangi kepalanya.
"Sepakat, kalau tiba saatnya kita akan tanding ulang" Fael berjalan ke arah Kael sambil merangkul bahunya dan mereka saling bantu membantu untuk berjalan.
Claris dan Lyla langsung menghampiri mereka berdua dengan cepat, Claris langsung memegangi Kael yang sempoyongan dengan ekspresi khawatir yang jelas di wajahnya
"Kamu tidak apa-apa?apa si kasar ini melukai mu terlalu parah?" Claris mengusap darah yang ada di wajah kael dengan perlahan sambil sesekali tatapannya tajam dan penuh permusuhan ke Fael.
Lyla melihat tatapan Claris yang sangat tajam ke Fael langsung terkekeh geli
"Clarie sepertinya kau menyimpan dendam ke Raphfael karna melukai Kael~" Lyla menyikut Fael dengan pelan agar berbicara.
Fael menyadari tanda itu dan langsung tersenyum dan tertawa ke arah Claris "Maaf kan aku ya, aku terlalu terbawa suasana sampai-sampai melukai kekasih tersayang mu ini secara berlebihan"
Claris menatap Fael dengan tajam "Dia bukan kekasih ku..." Claris membantahnya dengan tegas tapi perilakunya menunjukkan hal yang sangat bertolak belakang karna Claris memeluk Kael dengan sangat erat sekarang.
"Kelihatannya tidak begitu~" Lyla terkekeh menggoda ke Arah Claris karna menyadari pelukan eratnya ke Kael.
"Ah...Kael di bantu oleh Claris, hey Lyla kenapa kau tidak membantu aku berjalan juga? aku terluka paling parah lho" Fael tersenyum ke Lyla.
Lyla menyipitkan matanya "Tidak akan, dari yang ku lihat kau masih kuat berdiri jadi aku TIDAK perlu membantu mu berjalan." Dia menekankan kata 'TIDAK' dengan nada penolakan yang jelas.
Fael memegang dadanya dan pura-pura sakit hari "Ow..."
Kael menggeleng dengan geli ke arah mereka berdua.
Mereka berempat berjalan keluar dari arena dan masuk kembali ke gedung akademi dan menuju ruang perawatan, walau wajah Kael dan Fael penuh luka lebam tapi mereka sama sekali tidak peduli saat mata para murid-murid menatap ke arah mereka.
Mereka berjalan melewati keramaian murid-murid akademi yang lalu lalang di sekitar mereka dan seketika langkah mereka langsung terhenti seketika saat berpapasan dengan Leon dan Lyria
Fael langsung kembali tersenyum gembira dan menepuk-nepuk punggung Leon dengan senang.
"Leon sobat ku sedang apa kau di sini bersama dengan gadis ini? pacar mu kah?" Fael tersenyum ceria walau menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya.
Kael menatap ke arah Leon dan Lyria sebentar lalu mengalihkan pandangannya seolah menghindar dari interaksi mereka.
Claris menyadari kelakuan Kael dan berbisik pelan "Kau kenapa? Apa kau tidak suka dengan mereka berdua?"
Kael balas berbisik "Aku hanya tidak mau berurusan dengan mereka...lebih tepatnya Leon"
Leon menerima tepukan di punggungnya dengan senang hati dan sedikit penasaran "Wajah mu kenapa? kau penuh luka... apa kau habis bertarung dengan seseorang atau apa?"
"Ah luka ini?aku tadi habis latih tanding dengan Kael" Fael tersenyum dan menunjuk ke arah Kael yang penuh luka sambil berdiri disamping Claris.
"Dan kau harus percaya ini Leon!!! Kael itu sangat amat kuat dia bahkan bisa membuat ku terpojok saat adu pukul melawannya" Fael menceritakan hal ini dengan gembira ke Leon.
Lyla menggelengkan kepala sambil menimpali "Dan asal kau tau saja Leon, Fael akan kalah kalau pertarungannya tidak di hentikan."
Sementara itu Lyria yang berdiri di samping Leon menatap ke arah Claris dengan tajam dan penuh permusuhan. Claris yang menyadari tatapan itu menyilangkan tangannya dan membalas tatapan Lyria dengan lebih tajam.
Kael yang menyadari tatapan permusuhan di antara mereka berdua hanya menatap sambil berkedip beberapa kali karna merasakan ketegangan yang kuat di antara mereka.
Leon sesekali menatap serius ke Kael dan ingin mengatakan sesuatu tapi Fael selalu mengoceh dan melempar pertanyaan ke dirinya.
Kael menghela nafas dan menarik tangan Claris lembut mencoba melerai permusuhannya dengan Lyria "Segera ke ruang perawatan aja yuk, kepala ku mulai sakit sekali"
Claris segera melirik ke arah Kael dengan khawatir "Ah...ya luka mu aku sampai lupa, ayo segera ke ruang perawatan"
Kael menepuk bahu Fael "Kami duluan"
Fael tersenyum dan mengangguk "Aku dan Lyla akan segera menyusul"
Claris mengandeng tangan Kael sambil mereka berjalan menuju ruang perawatan, Kael menghela nafas panjang saat dia berhasil kabur dari Leon.