Hasrat Kakak Ipar

"Maksudmu?." Tanya Kaira yang masih tak mengerti ucapan Arka.

Arka menghela nafas disela makannya. "Makan Kai...."

"Oke oke.." Balas Kaira terpaksa, Arka layaknya seorang ayah yang sedang mengasuh anaknya saat ini.

Melihat Arka yang tenang tanpa berekspresi lain membuat Kaira merasa malu akan ulahnya tadi, wanita itu menggigit bibir bawahnya, Kaira merasa harga diri turun setelah menyatakan cinta secara tiba-tiba kepada Arka.

Arka menyadari perubahan mood Kaira. "Dulu seharusnya jangan menolakku jika kau akan jatuh cinta seperti ini.."

"Percuma saja jika aku yang menikah denganmu, toh hatimu sendiri dimiliki wanita lain bukan?." Timpal Kaira.

Arka terdiam ia hanya menatap lekat wanita di depannya itu.

Mereka kembali melanjutkan makan siang hingga selesai, setelah selesai cuci piring Arka hendak memasuki kamarnya. "Jangan keluar apartemen tanpa izin dariku Kai, om Rangga menitipkanmu padaku!.."

Tidak ada jawaban dari Kaira wanita itu terlihat fokus dengan handphonenya.

"Kai??..." Ulang Arka.

"Hmmm?."

"Apa kau mendengar ucapanku barusan?..." Tegas Arka.

Barulah Kaira menatap lelaki itu. "Ya aku tahu.."

Setelah Kaira berucap Arka hendak melangkah memasuki kamar.

"Arka aku menyukaimu..." Ujar Kaira lagi sambil tersenyum ia menopang dagunya melihat reaksi dari Arka.

Langkah Arka terhenti mendengar kata-kata itu, tidak ada reaksi darinya ia hanya menatap Kaira sekilas setelahnya memasuki kamar dengan wajah datar seperti biasa.

Kaira menjatuhkan tubuhnya lemas di kursi. "Apa aku terlihat becanda Arka?." Batinnya frustasi.

Dengan tubuh lunglai Kaira memasuki kamarnya juga, ia menghubungi Sindy dan Yuna melalui video call.

"Gimana lancar? kenapa tuh muka Kai?." Tanya Yuna dari seberang.

"Iya lemes banget.." Timpal Sindy.

Kaira menceritakan semua yang dia lakukan terhadap Arka juga bagaimana reaksi lelaki itu terhadapnya.

"Gue udah gak punya harga diri ngemis-ngemis cinta dari tuh laki..." Frustasi Kaira.

"Hanya itu ekspresi Arka?." Tanya Yuna.

"Ya diem kayak orang bisu..."

"Dia diem juga gak ngelarang lo buat terus bilang suka loh Kai, kan Arka orangnya dingin ya maklumlah..." Timpal Sindy.

Kaira menghela nafas panjang. "Iya sih...."

"Emang kelihatannya gak gampang dapetin tuh cowok, apalagi kata lo Arka hatinya sudah dimiliki wanita lain. Tapi menurut gue lo mending tanyain siapa wanita yang dicintainya itu..." Ujar Yuna.

Kaira sontak menggeleng. "Gue bukan ingin ceweknya Yun..."

Terdengar Yuna terkekeh akan ucapan sahabatnya. "Oke oke.."

"Sekarang gue harus gimana bingung banget..." Tanya Kaira.

"Lanjut aja!..." Serentak Sindy dan Yuna.

"Kita kan gak tahu hati Arka bagaimana, lo juga baru sehari berjuang mendekatinya. Ditarget aja Kai jika dalam satu bulan tidak ada reaksi apapun udah stop jangan lanjutkan, gue gak mau lo sakit hati ke depannya!.." Ujar Sindy.

"Oke tapi sekarang gue harus pake cara apa?." Tanya Kaira masih kebingungan.

"Sedikit ektrim..." Timpal Yuna.

"Maksudnya?."

"Lo pancing Arka dengan ikuti saran dari gue, coba aja Kai lihat nanti reaksinya. Biasanya cowok bakal luluh jika seperti itu..."

Kaira terdiam mendengar perkataan kedua sahabatnya yang memberi saran. "Oke nanti gue coba..."

"Jangan deg-degan tenang Kai, gue tau lo pasti bisa..." Timpal Sindy.

"Oke...."

Tidak lama akhirnya panggilan itu berakhir, Kaira merebahkan tubuhnya di atas kasur. "Jika aku seperti itu apa Arka akan berekspresi lain?." Tanya Kaira yang tak yakin.

"Kita lihat saja nanti...."

Sore tergantikan dengan malam.....

Kaira menyiapkan pakaian kerja untuk besok pergi ke perusahaan Ditama, setelah selesai ia melihat pantulan dirinya di cermin besar. "Apa ini terlalu ekstrim?."

"Ah tidak hilangkan keraguanmu Kai!...."

~

Arka keluar dari kamar mandi ia hanya mengenakan handuk sepaha memperlihatkan bentuk tubuh atletisnya yang kekar.

Butiran air masih melekat ditubuhnya itu, Arka mengacak-acak rambut yang masih basah.

Tok tok tok tok!...

Arka melirik ke arah pintu yang diketuk, lelaki itu meletakkan handuk di meja setelahnya berjalan menghampiri pintu.

Cklek....

Terlihat Kaira tersenyum ke arah Arka, wanita itu mengenakan pakaian seperti yang dipakai tadi siang tetapi sekarang lebih mengekspos lebih tubuh indahnya itu.

"Ada apa Kai?."

"Sepertinya aku akan terus mengatakan ini kepadamu..." Ucap Kaira sambil mendekati telinga Arka.

"Aku menyukaimu...."

Setelah berbisik Kaira mencium lembut dagu Arka... Tentunya lelaki itu membulatkan matanya.

Dalam satu tarikan Arka menarik tubuh Kaira masuk ke dalam kamarnya. "Akh!..." Kaira terkejut saat tubuhnya sudah mengenai tembok akibat ulah Arka yang mendorongnya sedikit kasar bahkan tubuh lelaki itu mengunci pergerakan Kaira.

"Kai, apa kau sadar? perbuatanmu ini benar-benar membahayakan...."

Bersambung....

Tinggalkan jejaknya sebagai dukungan, kasih saran juga kritiknya di kolom komentar!..🤗