Dicintai empat orang pria tampan dan kaya adalah keberuntungan seorang perempuan cantik bernama Tania.
Keempat pria berbeda profesi itu bersaing melakukan segala cara untuk merebut perhatian dan mendapatkan cinta Tania.
Persaingan cinta keempat pria itu semakin memanas, saat mereka mengetahui, Tania menyukai salah satu dari mereka.
Hingga suatu hari, Tania yang sudah didesak ibunya untuk segera menikah, buru-buru mengambil keputusan yang terbaik untuk dirinya.
Yuk, baca gimana seru, romantis dan bucinnya para pria ini dalam mengejar cinta Tania.
Kira-kira, siapa yang Tania sukai ya?
Bosnya yang berstatus duda, atau brondong rekan kerjanya? atau Dokter cinta pertamanya ataukah sang mantan kekasih yang aktor terkenal?
Jangan lupa, tinggalkan jejak yang baik dengan like, komen, subscribe dan beri vote serta ⭐⭐⭐⭐⭐ jika kamu suka.
UPDATE KARYA TIAP HARI PUKUL 7.00 WIB dan PUKUL 19.00 WIB. Tetap stay disini, jangan kemana-mana okey 🤭 MAKASIH 😍 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Afriyeni Official, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DI CINTA PRIA-PRIA TAMPAN 34
Hiyaaatt...!
Kaki Tania nggak bisa lurus nendang sebab dia pake rok span. Akibatnya, dia justru kepeleset dan nyaris kayak balerina yang baru belajar balet.
"Ugh!" Tania ingin kembali berdiri, namun tak bisa karena kakinya yang satu lagi menahan tubuhnya agar tidak makin terpeleset dan bisa mengakibatkan rok span nya sobek.
Wanita itu tersenyum menahan geli. Namun senyumannya lansung hilang ketika seorang pria berlari untuk menolong Tania.
"Ayang, kamu nggak apa-apa!?" Jeritnya bergegas menahan tubuh Tania dan membantunya berdiri.
Tania melongo, menatap Frisco yang barusan memanggilnya dengan sebutan ayang.
"Ayang!?" Tania menunjuk dirinya sendiri bingung dengan perlakuan Frisco.
"Iya yang, kamu ngapain sih!? Pake ilmu kungfu segala!? Mau latihan silatnya sama aku aja, nggak usah sama kak Marsha. Dia nggak bisa silat kayak kamu, dia jagonya silat lidah!" sindir Frisco membuat wajah mantan istri Pak Rudi yang bernama Marsha itu jadi merah padam.
"Ooh, jadi dia pacarmu!? Bukan calon istrinya Rudi?!" tebak Marsha setelah mendengar Frisco memanggil Tania dengan sebutan ayang.
"Ya iyalah, ngapain juga dia jadi calon istrinya kak Rudi. Udah basi, mending yang bujangan masih gres." Frisco berlagak didepan Marsha pamer otot lengan, dada dan otot perutnya.
Marsha mendengus kesal. Frisco yang masih muda, memang lebih menggoda dari Pak Rudi. Apalagi dialah pewaris sesungguhnya keturunan Jaya Atmaja. Andai waktu bisa diputar, dia ingin kembali muda dan menjadikan Frisco pilihan hatinya.
"Udah sana, minggir! Aku mau samperin pria tua itu biar dia nggak sembarangan nyari ganti ibunya Chantika! Masa anakku di kasih mama muda yang belum tentu becus ngurusin anak!?" gerutu Marsha panjang lebar, dengan hati dongkol menyenggol bahu Frisco sengaja lalu pergi menuju ruangan Pak Rudi.
Frisco dan Tania menyingkir, memberi jalan dan sejenak memperhatikan langkah Marsha yang menerobos masuk ke ruangan pak Rudi. Baru saja Marsha masuk ruangan Pak Rudi, mereka sudah mendengar suara ribut-ribut. Bikin pusing kepala.
"Syukurlah kamu cepat resign. Kalau enggak, bisa berabe." Frisco tersenyum getir, mengurai langkahnya pelan mengiringi langkah kaki Tania yang berjalan keluar dari kantor.
"Eum..., kamu ngapain nolongin aku!? Kan lagi ngambek!?" Tania bicara tanpa melihat kepada Frisco sembari memperbaiki tas selempangnya.
"Aku nggak ngambek, cuma jaga jarak aja. Biar kamu nggak bosen liat aku terus." Jawab Frisco bersikap santai. Padahal dalam hati gemes banget sama Tania yang suka menggantung dirinya. Kadang menahannya pergi, kadang kala seakan mengusirnya pergi.
Dret... Dret... Dret ...
Mendadak ponsel Tania berbunyi, mengganggu suasana kebersamaan mereka yang terakhir kalinya bekerja dikantor yang sama.
Sesaat Tania ragu untuk mengangkat ponselnya yang di atas layar tertulis kalimat, Ibunda Ratu sejagat raya. Dan cuma Frisco yang tahu, jika itu adalah panggilan telpon dari mamanya tersayang.
"Calon mertuaku nelpon tuh! Buruan, angkat!" desak Frisco karena Tania cuma bengong membiarkan ponselnya terus berbunyi.
"Calon mertua apaan!?" sungut Tania dongkol, namun patuh menuruti keinginan. Frisco untuk menjawab panggilan telpon dari mamanya yang seminggu terakhir ini malas dia angkat.
"Ya, halo ma." Sahut Tania malas-malasan.
"Bagus Kamu ya! Siapa suruh kamu berhenti kerja!? Disuruh cari calon suami eh, malah berhenti kerja! Ingat Tania, batas waktu kamu cuma dua bulan lagi! Kalau kamu nggak bawa calon menantu Mama pulang!? Mama jodohin kamu sama pilihan mama sendiri. Paham!" dan seperti biasanya, tanpa bisa membantah sama sekali, panggilan telpon itu diputus begitu saja oleh mamanya.
Padahal kasih kesempatan kek sedikit biar Tania jelaskan. Wajah Tania jadi kusam dan kelihatan sangat gundah.
Frisco yang diam-diam sempat mencuri dengar ucapan mama Tania lewat ponsel, terlihat berpikir panjang. Dahinya berkerut seperti gelombang lautan.
"Calon mantu!? Jadi Mama Tania sudah maksa Tania buat kawin!? Ini nggak boleh terjadi! Kagak bisa! Tania nggak boleh nikah sama orang lain!"
.
.
.
Apakah Frisco mampu menghalangi Tania memilih pria lain untuk pasangan hidupnya?
BERSAMBUNG