NovelToon NovelToon
Reinkarnasi Dewa Perang

Reinkarnasi Dewa Perang

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: amar basalamah

dunia fanasia. hidup segala macam ras. dari ras manusia, setengah hewan, peri, kurcaci, duyung, iblis, malaikat, bahkan dewa pun ada di dunia ini.

aku adalah dewa perang. tugasku adalah berperang jika tahta dewa di serang, atau jika atasanku menyuruhku turun ke dunia untuk menyelesaikan masalah.

tapi... tak ada masalah yang muncul yang mengharuskan aku turun. dan juga sudah ratusan ribu tahun tak ada yang menyerang tahta dewa. jangankan menyerang, makhluk jaman sekarang bahkan untuk naik ke langit ke tempat tahta dewa mereka tak mampu. aku mulai bosan.

jadi setelah ribuan tahun aku berhasil menciptakan sihir baru, sihir reinkarnasi. akhirnya... selamat tinggal kebosananku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon amar basalamah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

hari setelah perang

peperangan telah berakhir, kota saka berhasil selamat dari bencana labirin tingkat A, tapi kerusakan kota sangat besar. hampir setengah kota hancur berantakan.

pagi hari masyarakat mulai bergerak saling membantu untuk pemulihan kota. memang butuh biaya yang besar untuk pemulihan kota, namun bangkai monster yang tak terhitung junlahnya dapat dijadikan uang, sehingga tak ada masalah finansial. kota-kota disekitarnya mendatangkan banyak tukang kayu dan batu untuk membantu pemulihan kota.

Raizen dan penyihir lain dari sekolah sihir kota saka juga membantu. mereka membersihkan bekas darah yang mengering di dalam dan di luar kota.

hari itu semua orang sibuk. dan geng hembusan angin yang berada di sana hendak melakukan perjalanan kembali.

Putri kedua, melania ebon datang begitu geng hembusan angin sudah naik ke kereta kuda mereka.

"kenapa tidak tinggal disini dulu?" tanya melania.

"kami akan kembali ke kota sura. teman-teman kami yang lain pasti sudah menunggu" jawab sans.

sebenarnya mereka pergi bukan karena itu, tapi karena mereka risih dianggap pahlawan. kabar dengan cepat menyebar. tentang prajurit putih dan geng hembusan angin. mereka memang bertujuan untuk menyebarkan nama mereka, hingga seluruh dunia tau tentang geng hembusan angin, tapi merasakannya langsung membuat malu. dan alasan kedua mereka malas untuk membantu.

"itu tidak bisa membantu. setelah pemulihan kota selesai, aku akan mengunjungi tempat kalian. ayah juga ingin berterima kasih dengan benar, jadi mungkin dia akan mengundang kalian di sebuah acara".

"beritahu kami saja kalau kau ingin datang" ucap sans.

"sebenarnya tempat kami tak lahak untuk putri kerajaan sepertimu, tapi kalau kau datang aku akan senang" ucap riska.

"apa ragas masih tertidur?". melania khawatir karena semenjak pertarungan selesai dia pingsan, dan sampai sekarang ragas belum juga bangun.

"tidak apa, dia hanya kelelahan". sans melirik ke dalam kereta kuda. ragas masih tidur dengan pulas di atas pangkuan eris.

"kenapa wajahnya murung, apa ada sesuatu..!?". melania menatap opi yang menundukkan wajahnya. ia terlihat murung dan khawatir akan sesuatu.

"dia hanya merasa bertanggung jawab karena menghancurkan senjata yang dia pinjam, yah... sebenarnya aku juga". opi dalam pertarungan sengit sebelumnya menghancurkan sarung tangan besi yang dipinjamkan oleh eros. dan sans meninggalkan pedang pendeknya yang dipinjamkan eros setelah menusuk mata setan di dekat pintu labirin.

Keduanya tau kalau eros itu pemarah, bahkan jika mereka punya uang untuk mengganti mereka pasti akan dimarahi, itu yang mereka pikirkan.

kesatria Amelia memberikan persediaan makanan selama perjalanan. dan tak lupa juga memberikan imbalan berupa emas penuh satu peti dan satu kereta kuda tambahan dengan kesatria kusirnya.

"kami berangkat dulu". setelah mengucapkan itu sans segera naik ke kereta pemberian melania bersama opi, dan alpen. di kereta ragas ada eris, rud, miri, dan riska yang menjadi kusir.

Kuda dipacu dan kereta mulai bergerak menjauh. dari sana melania melambai salam perpisahan.

...****************...

"jadi dia sudah pergi". raizen melihat putri melania yang membantu perbaikan kota. lalu dia melihat ke arah peti mati yang tertutup di sampingnya. ada tubuh kaku agam yang terlentang di dalamnya. air mata raizen sudah habis sepenuhnya tadi malam melihat tamannya sudah kehilangan nyawa.

Tapi ada satu ke khawatiran yang mengganjal dalam benaknya. semuanya terasa begitu cepat. dari mulainya labirin muncul lalu meledak menjadi bencana. seakan ada sesuatu yang menyebabkan labirin meledak dengan cepat. seperti ada orang lain yang menyebabkan labirin meledak, dan anehnya itu langsung menuju ibu kota walau pun ada kota lain yang lebih dekat, seakan-akan mereka sudah di perintah untuk menghancurkan kota saka. tapi dengan skala sebesar itu tidak ada satu pun orang atau kelompok yang terpikirkan oleh raizen, kecuali dewa itu sendiri.

"apakah ini ulah dewa, kalau iya sekali pun... apa untungnya menghancurkan kota saka, atau apakah ada suatu tujuan". raizen tak menemukan jawaban apa pun, dia hanya bisa berasumsi tanpa bukti.

"ragas... dilihat dari mana pun, dia masih bocah. tapi memiliki kekuatan sebesar itu, dia pasti punya rahasia. sepertinya kapan-kapan aku harus berbicara dengan anak itu".

...****************...

sesampainya kereta kuda di markas geng hembusan angin, sebuah bar bobrok. alpen dan riska menceritakan semuanya secara detail kepada anggota geng hembusan angin lain tanpa menyembunyikan apapun.

mendengar kabar kalau rombongan ragas sudah datang, goldi sura mendatangi bar bersama beberapa kesatria dan beberapa gerobak, dia mengira ada beberapa bandit yang ditangkap. tapi di dalam bar dia hanya berbicara dengan aken. mereka berdua berbicara di meja bundar di tengah bar. beberapa anggota geng hembusan angin berdiri di sekitar mengawasi.

"kemana ragas..?" tanya goldi.

"dia masih pingsan karena perang di kota pusat" jawab aken.

"pe-perang, jadi ragas mengikuti perang di kota pusat".

"yah.. dan dialah prajurit putih".

Ucapan aken membuat goldi terdiam. dia tak menyangka prajurit putih yang ramai dibicarakan sebagai pahlawan adalah bocah ketua geng hembusan angin yang baru dia kenal.

"artinya... masalah bandit.. ".

"yah... itu bukan bandit, itu adalah labirin spesial. salah satu monster kuat di dalam keluar dan memenculik orang-orang yang lewat di jalan".

"ught sial, ternyata masalahnya lebih besar".

"untungnya masalah itu telah selesai, dan sekarang tinggal kompensasinya. sebelumnya geng hembusan angin sepakat dengan 1000 emas, tapi itu jika masalahnya adalah bandit".

"jadi berapa yang harus aku bayar sebagai imbalan". goldi kecewa, karena artinya dia tidak mendapatkan apapun.

"kami meminta 3000 koin emas".

"apa.... tiga ribu. itu tiga kali lipatnya".

"kau tahu kan, bencana labirin itu masalah yang jauh lebih besar dari bandit".

"e-e... yah.... kau benar, tapi kamu juga tahu kan kalau aku tidak dapat untung apa-apa disini". mata goldi menatap tajam sambil memegang kepalanya. dia seperti bersiap untuk berperang. kesatria di sekitarnya menggenggam pedang.

"huh... kau tahu kan, menggunakan pedang di sini tidak baik. kau sudah memata-matai kami, jadi kau pasti punya penilaian tentang seberapa besar kekuatan kami".

Goldi terkejut karena mereka sadar jika dimata-matai tapi tidak membalas apapun. dan dia benar, goldi tahu kalau geng hembusan angin sudah menjadi geng yang tidak bisa dia atasi. terlebih setelah dia diberi tahu kalau prajurit putih adalah ragas, pemimpin geng hembusan angin itu sendiri.

"tapi kau tidak sepenuhnya rugi. kerajaan tau alasan kenapa geng kami ada disana. kami memberi tahu kalau itu karena misi yang kau berikan".

"itu artinya... ". goldi membuka lebar matanya.

"ya... kemenangan perang, kau punya ikut andil besar dalam hal itu. walau pun itu kebetulan, harusnya raja akan memberi kamu posisi yang lebih bagus".

"baiklah aku kalah, aku hanya membawa dua ribu koin emas. besok pelayan aku akan membawa sisanya".

"terima kasih telah bekerja sama dengan geng kami".

"aku yang harusnya berterima kasih".

goldi tersenyum lebar. mereka berdua berjabat tangan sebelum akhirnya goldi meninggalkan uangnya dan pergi.

"aku tak menyangka, hanya dalam sebulan dan kita sudah menghasilkan ribuan emas. ini benar-benar gila". Aken berbersandar di kursi membayangkan hidupnya yang berubah seratus delapan puluh derajat. sebulan yang lalu mereka hidup dari mengemis, dan sekarang mereka mendadak kaya.

"sepertinya memiliki tanah kita sendiri bukan bukan lagi impian".

1
إندر فرتما
semoga bagus alur cerita ini,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!