Apa jadinya jika kakak beradik saling jatuh cinta. Seluruh dunia bahkan menentang hubungan mereka.
Dan tanpa mereka sadari, mereka telah melakukan sumpah untuk sehidup semati bersama.
Hingga sebuah kecelakaan mengakhiri salah satu hidup dari mereka.
Apa yang akan terjadi selanjutnya?
Apakah mereka memang ditakdirkan untuk hidup bersama?
Ikuti jalan ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19 Nabila Kabur
Sebelum Nabil menelpon Nabila, Hakim memanggil Nabil yang ada di asrama untuk pulang ke rumah. Di sana Hakim dan Amina memberitahu rencana keluarga Surya yang ingin melamar Nabila.
Saat itu Nabil merasa dunianya runtuh. Nabila benar-benar sudah melupakannya. Nabila menjadikan Surya sebagai calon suaminya. Nabil harus bisa menerima kenyataan bahwa Nabila adalah saudaranya.
Di hadapan Amina dan Hakim, Nabil seolah bahagia mendengar berita itu. Nabil berharap Surya bisa membahagiakan Nabila. Amina dan Hakim juga berharap Nabil akan menemukan cintanya.
Amina kemudian naik ke lantai dua memanggil Nabila tapi tidak ada jawaban. Amina masuk ke dalam kamar Nabila dan kosong. Amina mencari ke seluruh ruangan sampai ke balkon kamar Nabila memang tidak ada di kamarnya. Amina kemudian turun dan kembali ke ruang tamu mengambil ponsel dan menghubungi Nabila.
"Ma, ada apa?" Hakim melihat Amina dalam kepanikan.
"Nabila, gak ada di kamarnya. Mama hubungi ponselnya gak aktif. Nabila melarikan diri," kata Amina.
"Melarikan diri? Apa Nabila menolak perjodohan ini?" Hakim mulai cemas.
"Nabil, coba hubungi Nabila," pinta Amina.
Nabil mengambil ponselnya dan memang benar ponsel Nabila tidak aktif. Nabil juga bilang kepada orang tuanya, selama dua bulan tinggal di asrama, Nabil tidak pernah bertemu dengan Nabila dan berkomunikasi dengannya.
Amina dan Hakim bingung mencari Nabila ke mana. Yang mereka tahu, Nabila selama ini akrab dengan Surya. Teman semasa SMA juga jarang jalan bareng Nabila. Nabil juga tidak tahu harus mencari Nabila ke mana.
Surya pun datang bersama dengan kedua orang tuanya dan juga Bulan. Hakim, Amina dan Nabil menyambut mereka. Mereka juga makan siang bersama. Setelah selesai makan siang, Hakim dan Amina memberitahu keluarga Surya, saat ini Nabila tidak ada di rumah.
Surya berinisiatif menghubungi Nabila. Dan lagi-lagi ponsel Nabila tidak aktif.
"Om, Tante, mungkin saya yang egois. Selama ini Nabila belum memberikan kepastian hubungan kami. Saya tidak sabaran. Seharusnya saya tidak memaksakan kehendak. Maafin saya," Surya mengatupkan kedua tangannya.
"Jadi selama ini kalian hanya berteman biasa?" Fajar mengernyitkan keningnya.
"Iya Pa. Nabila masih ingin fokus ke kuliah. Surya tidak memikirkan perasaan Nabila. Mungkin Nabila perlu waktu. Maafin Surya, Om, Tante, Nabil," Surya berdiri dan sedikit membungkukkan badannya.
Fajar dan Mentari meminta maaf kepada Hakim dan Amina. Surya selama ini bilang, dia telah menjalin hubungan dengan Nabila. Surya serius dan ingin bertunangan dengan Nabila.
"Om dan Tante juga minta maaf. Seharusnya Nabila ngomong langsung kepada kami berdua bukannya pergi meninggalkan rumah. Sekali lagi kami minta maaf," ucap Hakim.
Surya dan keluarga berpamitan. Hakim dan Amina pergi ke rumah Laila dan Hadi untuk menceritakan semuanya dan meminta solusi kepada mereka. Bagaimana pun keluarga Surya adalah relasi dari Laila dan Hadi. Mereka akan tetap menjalin hubungan baik.
Nabil tinggal sendirian di rumah. Nabil merasakan kerinduan yang teramat sangat kepada Nabila. Nabil naik ke lantai dua dan masuk ke dalam kamar Nabila.
Kamar Nabila seperti biasa bersih dan rapi. Nabil duduk di atas tempat tidurnya. Nabil melihat di bawah bantal Nabila ada sesuatu yang keluar. Nabil menariknya dan ternyata itu adalah foto dirinya dan Nabila terbingkai indah di dalam pigura.
Nabil teringat sesuatu. Nabil mengambil ponsel dan mencari nomor rahasia. Nabil berhasil menghubungi Nabila. Nabil juga berhasil mengetahui lokasi Nabila. Nabil mengambil motor sportnya dan melaju ke suatu tempat.
Nabil kembali menghubungi Nabila. Nabila tidak menjawab. Nabila sengaja mengabaikan telepon Nabil. Nabila kemudian membaca pesan dari Nabil yang mengatakan sudah di dalam hotel dan bertanya Nabila berada di kamar nomor berapa.
Nabila melebarkan kedua matanya. Rupanya Nabil sudah menemukan keberadaannya. Nabila membalas pesan Nabil.
Nabil bertanya kepada resepsionis di mana ruangan Nabila berada. Nabil masuk ke dalam lift dan memencet tombol 3. Nabil mencari kamar 303. Nabil akhirnya menemukan kamar Nabila.
Nabila mengintip dari lubang kunci, Nabil berada di luar kamar. Nabila membuka pintu. Nabila melihat Nabil yang selama ini dia rindukan berdiri dengan sebuket bunga mawar. Nabila langsung memeluk Nabil.
"Kak, aku kangen," Nabila meneteskan air mata.
Nabil membalas pelukan Nabila. Nabila menarik tangan Nabil dan masuk ke dalam kamarnya. Nabil memberikan buket bunga kepada Nabila.
"Kaka jahat. Kaka sengaja tinggal di asrama untuk menghindariku?" Nabila mencium buket bunga mawar dan meletakkannya di atas meja.
Nabil duduk di sofa. Nabil hanya diam.
"Maaf Ka, aku ngecewain Kaka. Mungkin Kaka bisa ngelupain aku. Tapi aku tidak."
Nabil masih diam. Nabil menundukkan wajahnya. Saat ini Nabila duduk di atas tempat tidur bersebrangan dengannya.
"Aku sengaja akrab dengan Surya bukan karena aku membalas cintanya tapi aku hanya ingin buat Kaka cemburu. Tapi ternyata, Kaka memang sudah melupakanku. Kaka kembali menjadi saudaraku."
Nabila beranjak dari tempat tidur dan duduk di sofa samping Nabil.
"Ka, ajari aku untuk melupakanmu. Apakah aku juga harus pergi dari rumah?"
"Dek, pulang ya. Mama, Papa mencari," Nabil menatap Nabila.
"Baik, aku akan pulang. Aku ingin kuliah ke luar negeri bersama Surya."
"Ke luar negeri?" Nabil tidak pernah melihat Nabila seserius ini.
"Aku ingin melupakan Kaka. Aku ingin menjadi sepenuhnya saudaramu. Siapa tahu selama aku di luar negeri, aku bisa melupakan Kaka. Aku akan belajar mencintai Surya."
"Kamu serius?" Nabil menatap lekat ke arah Nabila.
"Aku tidak pernah seserius ini. Aku sudah mengambil keputusan. Selamat tinggal Ka," Nabila berdiri dari sofa dan mengambil ponselnya di atas tempat tidur.
Nabil bangun dari duduknya. Nabil membalik tubuh Nabila. Mereka saling berpandangan. Nabila secara spontan mengecup bibir Nabil.
"Uppss, maaf Ka!" Nabila menutup mulut dengan kedua tangannya. Kedua matanya melebar.
Nabil menarik pinggang Nabila dengan tangan kanannya. Nabil mendekatkan wajahnya. Nabil menurunkan tangan Nabila. Nabil memiringkan kepalanya dan menempelkan bibirnya ke bibir Nabila.
Nabila mengerjap. Nabila merasakan bibirnya dibungkam Nabil. Bibir Nabil mendesak bibir Nabila hingga Nabila membuka mulutnya. Lidah Nabil mulai membelai setiap sudut mulut Nabila.
Jantung mereka berdua bertalu sangat kencang. Napas pun mulai tidak beraturan. Mereka melampiaskan kerinduan yang selama ini terpendam. Nabila mulai terbuai. Tanpa sadar Nabila menarik tengkuk Nabil agar memperdalam ciuman mereka.
Nabil melepaskan ciumannya. Nabil dan Nabila membuka mata. Napas mereka terengah-engah. Nabil mengusap lembut bibir Nabila.
"Dek, cukup sampai di sini. Aku tidak akan bisa mengendalikan diri," Nabil perlahan mundur.
Nabila menahan pinggang Nabil. Nabila mendorong pelan Nabil hingga terduduk di atas tempat tidur. Nabila duduk di atas paha Nabil. Posisi mereka saat ini saling berhadapan. Nabila perlahan membuka satu persatu kancing kemeja Nabil.
"Dek, sadar," Nabil menahan tangan Nabila.
Dan tanpa disangka-sangka. Nabila melakukan hal yang gila. Nabil berusaha menahan diri tapi apa daya setan terus menghantuinya. Nabil mengikuti permainan Nabila.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...