NovelToon NovelToon
SAAT AKU SUDAH DIAM

SAAT AKU SUDAH DIAM

Status: sedang berlangsung
Genre:KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Penyesalan Suami
Popularitas:261.5k
Nilai: 5
Nama Author: iraurah

Tamparan, pukulan, serta hinaan sudah seperti makanan sehari-hari untuk Anita, namun tak sedikitpun ia mengeluh atas perlakuan sang suami.

Dituduh menggugurkan anak sendiri, membuat Arsenio gelap mata terhadap istrinya. Perlahan dia berubah sikap, siksaan demi siksaan Arsen lakukan demi membalas rasa sakit di hatinya.

Anita menerima dengan lapang dada, menganggap penyiksaan itu adalah sebuah bentuk cinta sang suami kepadanya.

Hingga akhirnya Anita mengetahui pengkhianatan Arsenio yang membuatnya memilih diam dan tak lagi mempedulikan sang suami.

Follow Instragramm : @iraurah

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iraurah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tak Siap Kehilangan Cinta

Lampu di langit-langit memancarkan cahaya kekuningan yang hangat, namun suasana hati Anita tetap membeku. Sesekali ia mengalihkan pandangannya ke arah jendela, berharap melihat siluet Arsen atau mertuanya berjalan dari kejauhan. Namun harapan itu terus menguap bersama waktu yang terasa berjalan sangat lambat.

Perawat yang duduk di sudut ruangan tetap setia menemani Anita, meski pembicaraan di antara mereka hampir tidak ada. Perawat muda itu sesekali memeriksa selang infus dan mencatat sesuatu di clipboard kecilnya, tetapi selebihnya hanya menatap diam pasiennya yang tampak terus-menerus gelisah.

Tiba-tiba pintu kamar terbuka perlahan. Seorang pria bertubuh tegap dalam balutan jas dokter memasuki ruangan. Wajahnya kelelahan namun masih menyisakan keteduhan dalam sorot matanya.

“Permisi,” ucap Baim sambil melangkah masuk. Tatapannya langsung tertuju pada Anita yang masih terbaring lemah di ranjang. “Anita…”

Anita menoleh, dan ekspresi wajahnya sedikit melunak saat mengenali siapa yang datang.

“Baim…?”

“Ya,” jawab Baim sambil tersenyum kecil. “Aku baru saja selesai menangani pasien terakhirku, sebelum pulang aku sempatkan mampir ke sini.”

Perawat yang masih berada di ruangan berdiri dari kursinya, memberi ruang bagi Baim yang kini mendekat ke sisi ranjang. Baim menoleh padanya dan berkata dengan nada tenang, “Terima kasih sudah menemani. Tidak apa-apa, biar saya yang menemani sekarang.”

Perawat itu mengangguk sopan. “Baik, Dok. Kalau begitu saya pamit dulu. Nanti saya kembali untuk pengecekan berikutnya.”

Setelah perawat keluar dan menutup pintu dengan hati-hati, Baim menarik kursi dan duduk di dekat tempat tidur Anita. Suasana hening sejenak, hanya terdengar bunyi lembut dari mesin pemantau detak jantung dan infus yang menetes perlahan.

“Mana Arsen? Dan ibu mertuamu?” tanya Baim, menatap Anita dengan sorot bertanya.

Anita menghela napas pelan, matanya menerawang sejenak sebelum menjawab. “Mereka keluar. Mama tadi mencarinya karena sudah lama tidak kembali sejak pergi ke ruang dokter Andra.” Ia berhenti sejenak, lalu menambahkan, “Sudah lebih dari satu jam… dan aku mulai khawatir.”

Baim mengangguk pelan. Ia memahami kekhawatiran itu. “Aku sempat bertemu dokter Andra tadi. Kami bicara sebentar di lorong.”

Anita mengernyit heran. “Oh ya?”

“Ya…” Baim menggantungkan kalimatnya. Ia menatap Anita sejenak, lalu berkata dengan nada lembut, “Aku turut prihatin, ya. Aku tahu ini pasti bukan hal yang mudah…”

Anita langsung mengernyit, pandangannya menajam penuh kebingungan. “Maksudmu… prihatin untuk apa?”

Baim tampak ragu sejenak. Ia berpikir Anita sudah mengetahui semuanya. Namun dari nada suara dan ekspresi wajahnya, jelas Anita tidak tahu apa yang terjadi. Tatapan heran itu terlalu murni untuk dibuat-buat.

“Oh ya, kau pasti belum mendengarnya” gumam Baim lupa.

Anita menggeleng. “Apa yang dokter Andra katakan?”

“Kau akan tau ketika suamimu kembali”

“Suamiku bahkan tidak tahu sedang di mana sekarang, aku mohon…. Katakan sejujurnya padaku, Baim!” Pinta Anita memelas.

Baim terdiam sejenak, merasa tidak nyaman karena harus menjadi orang yang menyampaikan kabar yang mestinya datang dari suaminya sendiri. Namun ia juga merasa tidak bisa terus membiarkan Anita terombang-ambing dalam ketidaktahuan.

“Dokter Andra sudah memberitahukan hasil pemeriksaan terakhirmu tadi siang…” Baim berhenti sejenak, lalu melanjutkan dengan suara perlahan, “Anita, kamu tidak sedang hamil…”

Anita membeku. Dadanya terasa tertusuk sesuatu yang tak terlihat, seperti hawa dingin yang tiba-tiba membekukan darahnya. “Apa… maksudnya?”

Baim menelan ludah, berusaha tetap tenang. “Yang berkembang di rahimmu bukan janin. Tapi jaringan tidak normal… itu disebut hamil anggur. Sebuah kondisi kehamilan palsu, di mana bukannya janin yang tumbuh, tetapi jaringan abnormal akibat kegagalan proses pembuahan.”

Mata Anita membelalak, tubuhnya terguncang. Napasnya tercekat, dan suara berikutnya yang keluar dari mulutnya nyaris tak terdengar. “Hamil… anggur…?”

Baim mengangguk pelan. “Dokter Andra menjelaskan bahwa ini termasuk kasus kehamilan molar. Kondisi ini tidak hanya menyakitkan secara emosional, tetapi juga bisa membahayakan secara medis jika tidak segera ditangani.”

Anita menutup mulutnya dengan tangan. Air mata mulai menggenang di pelupuk matanya, namun ia belum sempat menangis. Ia terlalu terkejut untuk bisa merespons dengan perasaan utuh.

“Tidak… tidak mungkin… selama ini aku merasa semuanya baik-baik saja. Tidak ada tanda-tanda… tidak ada rasa sakit yang berbeda… aku bahkan merasakan seperti ibu hamil biasanya…” suaranya gemetar, antara bingung dan tidak percaya.

Baim menunduk, merasa bersalah telah menjadi pembawa kabar duka yang semestinya disampaikan dengan lebih lembut oleh orang terdekat Anita. “Aku… aku tidak bermaksud memberitahumu seperti ini, Anita. Maaf…”

Anita menunduk, tubuhnya mulai gemetar. Tangisnya pun pecah perlahan, seperti bendungan yang jebol karena tak mampu lagi menahan derasnya air.

“Jadi… itu sebabnya Suamiku belum kembali? Karena… karena dia sudah tahu?” gumam Anita di antara isak tangisnya.

Baim tidak menjawab. Tapi diamnya sudah cukup menjelaskan segalanya.

“Dia… dia pasti kecewa” lanjut Anita lirih, kini suaranya dipenuhi luka dan kehancuran. “Dia memilih pergi… daripada harus mengatakan kenyataan ini padaku…”

Baim menggeleng pelan. “Tidak, Anita. Aku yakin Arsen tidak pergi untuk lari. Ia hanya butuh waktu untuk menerima kenyataan ini sendiri. Aku bisa mengerti… ini bukan hanya berat bagimu, tapi juga bagi dia…”

Anita memalingkan wajahnya ke sisi lain, menatap kosong ke arah jendela. Air matanya masih mengalir. Ia mengusap pipinya dengan lemah, namun luka dalam hatinya jauh lebih besar daripada sekadar yang bisa dilap oleh jemarinya.

“Selama ini… kami begitu bahagia. Kami bahkan sudah menyiapkan nama dari dulu. Kami ingin tahu jenis kelaminnya di usia besar kehamilanku nanti” suara Anita pecah. “Hiksss… Kenapa ini bisa terjadi??”

Baim menggenggam tangan Anita dengan lembut. “Kau tidak sendiri, Anita. Kami semua peduli. Aku tahu ini terasa seperti mimpi buruk, tapi kau masih punya banyak orang yang menyayangimu. Arsen mencintaimu. Dia hanya sedang berjuang… sama seperti kau sekarang.”

Anita menoleh, wajahnya basah oleh air mata. “Aku tidak tahu harus bagaimana… bagaimana aku bisa menjalani hari-hari selanjutnya dengan luka seperti ini? Apa aku… masih bisa hamil lagi?”

Baim menatapnya penuh empati. “Kemungkinan itu masih ada. Tapi untuk sekarang, yang terpenting adalah fokus pada pemulihan. Prosedur kuretase harus dilakukan sesegera mungkin untuk mengangkat jaringan tersebut. Setelah itu, kau harus menjalani pemantauan ketat. Kadang, hamil anggur bisa kembali, tapi tidak selalu. Banyak pasien yang sembuh total dan bisa hamil normal lagi di masa depan.”

Anita merasa hatinya masih terasa hancur berkeping-keping.

“Ya Tuhan….. cobaan apalagi ini?? Kenapa aku selalu gagal memiliki keturunan…. Hiksss…. Wanita macam apa aku ini?!” Tangis Anita kian menjadi, dia saja kecewa dengan dirinya sendiri apalagi Arsen, bagaimana jika suaminya itu menjauhinya lagi?? Bagaimana jika Arsen kembali bersikap dingin lagi?? Anita tidak siap, dia belum siap kehilangan cinta dari suaminya.

“Papih…. Tolong kemarilah”

1
Rahma Inayah
sekrng Arsen bucin SM Anita dl mah JD suami istri Anita yg bucin
Audrey Chanel
up Kakak sayang🙏⚘️⚘️⚘️makin Seruuuu nih🥰🥰🥰
Ana_Mar
ternyata si Arsen ga pernah berubah🙄, punya hak apa kamu atas Anita?
Anita wanita single, sah-sah saja Anita bawa lelaki siapapun, selagi mereka tahu batasan.
jangan merasa pernah jadi mantan suami, kamu semena-mena ke Anita.
ga malu perbuatanmu dulu ke Anita, apa penyebab perceraian kalian?
Baim lebih baik daripada kamu sen..
Uba Muhammad Al-varo
akhirnya update juga, terima kasih kakak Author,masih penasaran sama Anita dan Arsen kedepannya hubungan nya mau dibawa kemana 🤔🤔🤔
Siti Zaid
Semoga author terus berjaya dan berjaya dalam hidup dan juga penulisan dan dipermudahkan segala urusan😊
Paradina
semangat kakak
Ais
selamat thor ira sdh wisuda ya smoga kedepan makin lancar jalan menuju sukses dlm hidup thor ira yg penting ttp semangat dan selalu bahagia💪😍😍😍
Yuliana Purnomo
weehhh nekat nya si Arsen 😄
Suci Dava
Anita pindah apartemen aja, laki-laki egois, dulu msh jd istrinya di sia-sia kan bahkan sempet ke lain hati.
atik suryaningsih
alhamdulillah akhirnya up lagi🥰
Marisa Chae
author d tunggu up nya🥲
Selvia Dora Pakpahan
thor kok gak update"
Dy Dy: iya ko lama thor ga update
total 1 replies
Ambu Neng Ismi
jangan lma tjor lanjutan nya...
Uba Muhammad Al-varo
Anita kamu harusnya lebih tegas lagi dan kepada Baim jangan kamu gantung perasaannya,dia lelaki baik dan ada rasa sama kamu Anita
Ana_Mar
ga ada salahnya Baim mengkhawatirkan kamu nit, kamupun tahu kalo Baim memiliki rasa ke kamu tetapi kamu enggan membuka hatimu.
kamu masih terpaut ke Arsen nit, meski kamu tahu perbuatan Arsen dulu gimana. tapi itu hak mu mau pilih yang mana.
Arsen juga harusnya kamu jaga sikap dan bicara, sifatmu gini ga berubah seolah2 Nita ini masih istrimu. cinta sie boleh tapi jangan terlalu posesif. harga privasi Nita juga..
Ana_Mar: siap kk
total 2 replies
🦁R14n@
Seminggu juga ga nongol ini novel
Paradina
long time no update yaaa kakak 😍, semangat terusss#kawal untilend#

anita love arsen 😍😍😍😍
Ana_Mar
Baim....siapkan hatimu potek untuk kesekian kalinya ke Anita🥺
Rahma Inayah
Anita merasa bersalah Krn SDH bohong SM Arsen .sbrnya temannya Baim tp knp canggung apa utk jg perasaan Arsen
Uba Muhammad Al-varo
Anita kenapa jadi canggung karena ada Arsen,biasa aja kalau kamu ada rasa sama Baim
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!