NovelToon NovelToon
Love Your Enemy

Love Your Enemy

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Percintaan Konglomerat / Konflik etika / Enemy to Lovers / Balas Dendam
Popularitas:7.3k
Nilai: 5
Nama Author: nowitsrain

Nuansa dan Angger adalah musuh bebuyutan sejak SMA. Permusuhan mereka tersohor sampai pelosok sekolah, tiada yang luput untuk tahu bahwa mereka adalah dua kutub serupa yang saling menolak kehadiran satu sama lain.

Beranjak dewasa, keduanya berpisah. Menjalani kehidupan masing-masing tanpa tahu kabar satu sama lain. Tanpa tahu apakah musuh bebuyutan yang hadir di setiap detak napas, masih hidup atau sudah jadi abu.

Suatu ketika, semesta ingin bercanda. Ia rencakanan pertemuan kembali dua rival sama kuat dalam sebuah garis takdir semrawut penuh lika-liku. Di malam saat mereka mati-matian berlaku layaknya dua orang asing, Nuansa dan Angger malah berakhir dalam satu skenario yang setan pun rasanya tak sudi menyusun.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nowitsrain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Playing Around

Di kehidupan dewasa ini, tak banyak yang tahu bahwa tunggal Kertapati dan bungsu Danaseta adalah musuh bebuyutan di masa remaja. Memiliki jiwa kompetitif yang sama besar bukanlah kabar baik. Keduanya sering saling senggol saling injak demi mendapatkan tempat pertama.

Seluruh penjuru sekolah tahu akan hal itu, namun tidak satu pun di antara mereka berani berbuat apa pun. Mengapa? Tentu karena keduanya tidak berasal dari keluarga sembarangan.

Di atas keluarga berpengaruh lain yang menyekolahkan anak-anak mereka di sana, Kertapati dan Danaseta berada sejajar di puncak tertinggi. Bukan hanya menjadi donatur utama, pengaruh nama mereka sukses membuat peringkat sekolah melesat cepat setelah bertahun-tahun tertinggal di posisi tengah.

Kertapati dan Danaseta adalah pemeran utama dalam drama rival menegangkan, sementara yang lain adalah figuran yang peranya ditentukan pada situasi dan kondisi. Pada sisi mana mereka berpihak pun ditentukan dari peran siapa yang paling menguntungkan, sesuatu yang Nuansa temukan masih berlanjut di kehidupan dewasanya, bahkan bertahun-tahun kemudian tidak lagi bersinggungan dengan Danaseta.

"You datang sendiri? Tidak dengan calon istri?" Soendjaja menyapa ramah bungsu Danaseta, yang ditanggapi dengan senyum miring khas familier di mata Nuansa.

"Aku nggak punya calon istri," balas si bungsu, selanjutnya ia akan tampil dengan nama tengahnya; Angger.

Soendjaja menguliti penampilan Angger dengan teliti, layaknya juri dalam sebuah kontes bergengsi, menggunakan mata elangnya untuk menemukan setiap lekuk sempurna juga titik cacat yang hampir mustahil ditemukan mata manusia biasa.

"Tidak punya calon istri kata you?" Soendjaja kembali menatap Angger, sorot matanya menyiratkan ketidakpercayaan mendalam.

Lagi pula, siapa yang akan percaya pada omong kosong yang barusan? Dari titik awal bumi sampai ke titik akhirnya, setidaknya di dunia mereka, Soendjaja yakin 99,99 persen populasi mengakui betapa memesona seorang Dimas Angger Danaseta.

Muda, tampan, berprestasi sejak masih remaja, sukses membuat perusahaan keluarga menjadi salah satu top perusahaan gurita terbesar di nusantara, dan yang lebih penting ialah family man yang sikapnya selalu jadi bahan perbandingan untuk para penerus keluarga.

Nama Angger hampir tidak pernah absen, selalu disebut tiap pertemuan keluarga, utamanya para keluarga yang memiliki anak laki-laki. Angger tidak merokok, tidak ke kelab malam, tidak pula main perempuan. Skor 99 dari 100. Nyaris sempurna. Masuk akalkah bila tidak ada perempuan berusaha mendapatkan hatinya?

"Pasti karena tipe ideal you tinggi sundhul langit, kan? Mau cari yang seperti apa? Seksi? Pandai masak? Lulusan S3 Harvard? Sebutlah sebut, nanti I carikan yang cocok."

Bibir Soendjaja berceloteh luwes tanpa belibet. Gerakan tangannya elegan, mendukung setiap kata yang keluar dari mulutnya, sama sekali tidak kelihatan serampangan.

"Aku sukanya yang kayak anakmu," celetuk Angger.

"Wah, edyan. Anak I memang terbaik, tapi sudah punya suami. You mau jadi suami kedua?" gurau Soendjaja. "Boleh?" balas Angger, sukarela meladeni gurauan Soendjaja yang jelas tidak akan menjadi kenyataan.

Menantunya bukan orang sembarangan, sulung Atmadja, laki-laki satu-satunya. Hidup putrinya telah terjamin sejak lahir, begitu menikah dengan Atmadja, tentu hidupnya akan berkali lipat lebih mudah.

Sementara dua pria bergurau perihal jodoh, Nuansa sedikit menepi. Disesapnya mocktail sekali lagi, dibiarkan menari-nari di dalam mulut, sebelum akhirnya ditelan. Gerak tubuhnya tenang, namun otaknya bekerja fokus tanpa henti. Ia amati setiap pergerakan Angger, mencoba menerka langkah apa yang kemungkinan dilakukan oleh sang bungsu Danaseta. Sudah tidak Nuansa pikirkan mengapa bisa ada Angger di wedding party malam ini. Sebaliknya, pikirannya berputar 180 derajat pada pertanyaan soal koneksi antara Soendjaja dan Danaseta.

Melihat Angger bisa begitu leluasa melontarkan guyonan dan Soendjaja menanggapinya dengan santai, hubungan mereka sudah bisa dipastikan lebih dekat daripada sekadar hubungan bisnis belaka.

Masalahnya, ini luput dari pantauan Nuansa. Ia tidak pernah absen menganalisa setiap koneksi yang terjalin di lingkungan sekitarnya, termasuk Soendjaja. Selama pengamatannya, tidak pernah muncul Danaseta di dalamnya. Maka sekiranya, dari mana datangnya garis koneksi antara dua keluarga itu?

"My bebe."

Nuansa menjauhkan gelas dari wajahnya, urung menyesal mocktail sekali lagi. Perhatiannya tercurah sepenuhnya pada pria 60-an itu.

"Danaseta," kata Soendjaja. Memperkenalkan Angger dengan nama belakangnya.

Sudah menjadi kebiasaan di kalangan mereka, menyebut seseorang (terlebih yang paling berpengaruh) dengan nama keluarga alih-alih nama panggilannya.

"I know her," sambar Angger, sedetik saja sebelum bibir Nuansa terbuka. "We went to the same high school."

Soendjaja tampak terkejut, tapi hanya berlangsung sesaat. Setelahnya, pria itu menepuk-nepuk bahu Angger cukup keras.

"Kenapa tidak menyapa? You berdua tidak akur?" tembak Soendjaja.

Angger menatap Nuansa, senyumnya tampak mencurigakan. "Dia pernah nolak aku dulu."

Pupil mata Nuansa sedikit membesar, terkejut akan celetukan Angger yang tidak terduga. Namun segera setelahnya, wajah Nuansa kembali ke setelah awal.

"You menolak dia?" tanya Soendjaja. Mencoba menginformasi berita langsung dari kedua belah pihak.

Nuansa meletakkan gelas mocktail persis ketika pelayan lewat membawa nampan sejajar kepala. Dia menggantinya dengan gelas baru, kali ini isinya jus apel.

"We don't even know each other," balasnya, ogah membiarkan dirinya terseret hoax yang coba Angger ciptakan.

"You ini gimana? My bebe bilang kalian tidak saling kenal." Soendjaja merepet kesal, Angger tertawa renyah menanggapinya.

"Namanya juga usaha," katanya.

Soendjaja lanjut mengomel, diselingi tawa sesekali. Nuansa merasa situasinya sudah tidak menyenangkan untuk berada di sekitar mereka, jadi ia undur diri. Gayung bersambut, utusan dari perusahaan lain menaruh atensi padanya, melambai anggun sebagai tanda undangan untuk bergabung.

"Aku ke sana, ya, Om. See you."

Soendjaja membalas lambaian Nuansa, mengangguk maklum. Acara seperti ini adalah momen paling tepat untuk mengobrol dengan sebanyak mungkin utusan perusahaan, membuka gerbang kemungkinan kerja sama di masa depan, melebarkan sayap pertemanan.

"You beneran pernah ditolak sama dia, atau yang tadi cuma asal nyeletuk saja?"

Rupanya statement Angger masih melekat di kepala Soendjaja, sehingga ia kembali mengonfirmasi untuk kedua kalinya.

"No," sahut Angger sambil menggelengkan kepala, kontras dengan senyum mencurigakan yang terbit menghias wajah tampannya.

"We don't even know each other. Aku cuma iseng aja. You know..." Diciptakannya jeda, untuk mendekatkan bibirnya ke telinga Soendjaja. "Kertapati selalu tampil sempurna, nyaris tanpa cela. Tapi dia juga terkesan dingin dan sulit didekati, so I choose to take a chance. Siapa tahu wajah tampanku ini mempan buat mengetuk pintu hatinya."

Soendjaja menatap pemuda di hadapannya penuh selidik. Rasanya janggal. Rasanya bukan itu maksud dan tujuan Angger mengeluarkan celetukan asal.

"Licik juga pikiran you," cibir Soendjaja.

"Licik kenapa? Om mikir apa sekarang?" pancing Angger, menaikkan sebelah alisnya. Senyum miringnya hampir saja terbit sempurna, kalau saja dirinya tidak harus menahan diri.

"You sengaja incar anak tunggal biar bebas ambil alih perusahaan, don't you? So greedy."

Angger tertawa pelan, mata sipitnya nyaris menghilang. "We always want the best for our lives, don't we? Kalau bisa dapat keuntungan maksimal, kenapa harus mencoba-coba dengan sesuatu yang kecil?"

Soendjaja mendecih, namun mengangguk setuju. Memang begitulah dunia mereka bekerja. Segalanya hanya berputar pada urusan untung rugi.

Miris? Tidak. Itu adalah harga yang harus dibayar atas gelimang harta dan kemewahan yang mereka reguk setiap hari. Sejuta kali lebih nyaman daripada jutaan orang lain.

Bersambung....

1
irish gia
lanjutttt
irish gia
baik banget sih angger..segitunya jagain nuansa
irish gia
siapakah dia
irish gia
hmmm...
irish gia
kalo himil..cerita end..nuasa pasti dipaksa kiwin sama angger
irish gia
ngakak
Zenun
cuti tiga bulan aja.
Hamil dulu tapi😁
Zenun
Masih belum bisa menjudge kalau Han Jean orang jahat
Zenun
Nuansa main asal tuduh aja nich🤭
nowitsrain: Pokoknya Angger yang salahhh
total 1 replies
Zenun
foto apan tuch?
nowitsrain: Foto xxx
total 1 replies
Zenun
mungkin dia pura-pura😁
nowitsrain: Emaknya Angger ituuuuu
total 1 replies
Zenun
Aku tahu, dalangnya adalah Han Jean
nowitsrain: Omo omo
total 1 replies
Zenun
Kira-kira siapa ya yang sedang mengincar Nuansa🤔. Apa mungkin Han Jean🤭
nowitsrain: Adalah aku ☝️
total 1 replies
Zenun
ke aku sini😁
nowitsrain: Hmmm seperti jurus silat ciat ciatt
total 3 replies
Zenun
mengcurigakan
nowitsrain: Hehehe
total 1 replies
Zenun
tapi udah kesentuh dalam-dalam
nowitsrain: T-tapi kan, Nuansa duluan 😭😭
total 1 replies
Zenun
Bekas Han Jean ngapelin nyang onoh kali😁, terus naronya asal-asalan karena Nuansa datang
nowitsrain: Upssss
total 1 replies
Zenun
Ini mah Fix, balon yang dipake Angger itu bolong
nowitsrain: Enggak kok... rill tidak
total 1 replies
Zenun
ada wanita lain kali😁
nowitsrain: Hehehe
total 1 replies
Zenun
aki-akinya ngemong, gak ikutan ngereog😁
Zenun: wkwkwkwk
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!