NovelToon NovelToon
Saat Nafkah Tak Lagi Cukup

Saat Nafkah Tak Lagi Cukup

Status: sedang berlangsung
Genre:Suami Tak Berguna / Selingkuh / Ibu Pengganti / Cinta Terlarang / Duda / Berondong
Popularitas:16.7k
Nilai: 5
Nama Author: Susanti 31

Naren kehilangan pekerjaannya dan terpaksa kerja serabutan demi menghidupi istri serta tiga anaknya.

Namun pengorbanannya tidak cukup untuk menahan hati Nadira, sang istri, yang lelah hidup dalam kekurangan dan akhirnya mencari kenyamanan di pelukan pria lain.

Di tengah getirnya hidup, Naren berjuang menahan amarah dan mempertahankan keluarganya yang perlahan hancur.

Mampukah Naren tetap mempertahankan keluarga kecilnya di tengah peliknya kehidupan? Menurunkan Ego dan memaafkan istrinya demi sang buah hati?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Susanti 31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Harga sebuah nyawa

Kapan mas dan anak-anak pulang ke rumah?

Aku masak banyak nih buat nyambut kalian.

Sebuah pesan baru saja masuk ke ponsel Naren. Pesan yang terasa hangat bagi keluarga kecil yang bahagia. Namun, pesan itu malah menjadi luka untuk Naren sendiri.

Ia meletakkan ponselnya di dasbor mobil, tidak ada keinginan untuk membalas pesan dari mantan istrinya. Ibunya berkata, jauhi hal-hal yang membuatmu sakit. Ada kalanya kita harus egois demi kebahagian sendiri.

Banyak orang di luar sana terlalu tidak tahu diri untuk kita yang terkadang tidak enakan menolak keinginan mereka.

Naren melajukan mobilnya menuju apartemen Leona. Hari ini dia akan mengantar wanita itu ke sebuah makam. Bukan hanya dia, tapi beberapa pengawal akan ikut serta. Sebab makam tersebut terlalu berbahaya untuk Leona.

Sebenarnya Naren penasaran kenapa direktur membiarkan Leona ke tempat itu padahal sudah tahu berbahaya. Namun, ia tidak berani bahkan untuk sekedar bertanya pada atasannya. Tugasnya hanya menjaga tanpa tahu alasannya.

"Kita pergi sekarang saja," ujar Leona yang ternyata sudah menunggunya di depan gedung. Wanita itu memakai kacamata hitam yang senada dengan setelan yang Leona pakai.

"Maaf Nona, tapi kita harus menunggu William dan yang lain," jawab Naren.

"Dia bisa menyusul nanti."

Naren tidak mengidahkan perintah Leona, takut terjadi sesuatu di jalan. Terlebih direktur langsung yang mewanti-wantinya kemarin.

Pria itu baru melaju melihat dua mobil kantor yang tidak jauh dari mereka. Perjalanan mereka akan memakan waktu cukup panjang. Dan sepertinya akan terasa membosankan sebab wanita yang biasanya tidak kehabisan bahan kini terdiam.

Naren tidak tahu Leona memang sengaja diam, atau menutup mata di balik kacamata hitamnya.

Dua jam perjalanan hampir Naren tempuh untuk tiba di tujuan. Di samping kiri dan kanan terdapat pepohongan yang tingginya tidak bisa Naren perkirakan, seolah mereka sedang berada di hutan.

"Katakan kalau saja nona lelah," ujar Naren. Bukan apanya, mereka akan berjalan kaki cukup jauh dari mobil terpakir.

Siapa yang mengira, tempat yang mereka tuju tampak indah untuk sebuah pemakaman di sebuah bukit. Di sana ada Villa sederhana yang cocok dihuni dua orang.

Langkah Naren berhenti tiga langkah di mana Leona berada. Ia terus memperhatikan atasannya yang berdiri sambil menatap gundukan tanah. Tidak lama Naren mendengar isakan pilu.

Pria itu mendekat ketika Leona menjatuhkan tubuhnya ke tanah sehingga pakaian hitam wanita itu ternodai oleh rumput kering.

"Harusnya hari itu aku pergi bersamamu," lirih Leona. "Ragaku masih di sini tapi jiwaku telah mati sejak kepergianmu."

Sekarang Naren mengerti makam siapa yang Leona kunjungi. Makam calon suami yang pernah Leona ceritakan. Kecelakaan maut yang mengambil pria yang sangat Leona cintai dan meninggalkan trauma berkendara di malam hari.

"Harusnya kita pergi bersama," ulang Leona mengenggam pusaran tanah.

Tangisan pilu itu berlangsung cukup lama, sampai akhirnya Leona berdiri masih dengan kacamata hitamnya.

Naren membuka payung untuk melindungi Leona dari sinar matahari. Tetapi ekor matanya malah menangkap hal aneh di belakang Vila.

"Nona Leona!"

Naren melempar payung tersebut dan berlari mendekati Leona. Memeluk tubuh rapuh atasannya dan berputar untuk menghidari sebuah peluru yang dilesatkan secara senyap.

Ia meringis ketika merasakan peluru untuk menyentuh kulitnya dibalik jas.

"Ada penyusup!" teriak Naren membuat para pengawal mengelilingi bukit itu.

"Ma-mas Naren terluka." Leona memegang lengan Naren yang mengeluarkan darah segar.

"Saya baik-baik saja, anda harus pergi dari sini."

Naren masih memeluk Leona, melindungi dari peluru yang mungkin akan melukainya. Dia dan Leona telah dikelilingi pengawal yang siap melindungi.

Tembakan kembali terdengar dan lagi-lagi tepat sasaran andai saja Naren tidak gesit bergerak. Naren mendesis, wajahnya mulai pucat sebab kini peluru itu mengenai pinggangnya sebelah kiri.

Beberapa pengawal pun mendapatkan luka yang sama. Beruntungnya sebelum serangan membabi buta, Naren sampai ke mobil anti peluru.

"Biar saya yang menyetir." Leona mengambil alih kemudi.

Sedangkan Naren mengatur napasnya dan berusaha menahan pendarahan. Ini pertama untuknya dan yap sangat menyakitkan.

"Bertahan sedikit lagi Mas," lirih Leona terus melirik Naren yang sesekali memejamkan mata.

....

Rumah sakit terdekat setika mulai sibuk dengan kedatangan beberapa mobil yang membawa pasien luka tembak, salah satunya adalah Naren yang sudah tidak sadarkan diri. Beruntung William gercep sehingga bisa menyusul Leona dan Naren dengan cepat.

Di meja operasi, wajah Naren terlihat sangat pucat. Para dokter berusaha sebaik mungkin mengeluarkan peluru di sekitar pinggang Naren tanpa harus kehilangan banyak darah.

Ruangan sunyi nan dingin itu sangat menyeramkan dan Naren tidak pernah membayangkan akan ada di sana karena melindungi seseorang.

Di luar ruang operasi, orang yang Naren lindungi menangis di pelukan kakak pertamanya. Rasa bersalah menghinggapi hatinya meski sang kakak sudah menenangkan dan mengatakan sudah tugas Naren melindunginya.

"Sejak dia menandatangi kontrak, sejak itu pula dia siap kehilangan nyawanya demi melindungimu."

"Kenapa aku nggak mati saja saat kecelakaan itu kak? Dengan begini aku nggak akan menyakiti siapapun. Tahun lalu mama, sekarang mas Naren," lirih Leona.

"Mas?" Kening Liam mengerut. Untuk pertama kalinya, Leona memanggil seseorang dengan sebutan mas. Dia sebagai kakak saja tidak pernah dipanggil demikian.

"Mereka hanya menginginkan kematianku Kak. Dengan aku mati seperti tunanganku semuanya akan baik-baik saja."

"Hey cantik, tenangkan dirimu. Dokter akan melakukan yang terbaik untuk pengawalmu." Liam menangkup wajah mungil Leona. Mata wanita itu telah bengkak karena menangis hampir seharian.

"Kita pulang," ajak Liam.

"Nggak, aku akan menemani ...."

"Dia bukan siapa-siapa yang harus mengambil waktumu," ujar seorang pria paruh baya dengan suara tegasnya.

Tanpa disuruh dua kali, Leona mengikuti langkah kakak pertamanya untuk meninggalkan rumah sakit. Sedangkan papanya sendiri menghampiri William yang menunggu di depan ruang operasi.

"Tetaplah di sini dan pastikan teman-teman kamu baik-baik saja," ujar Cakra, pemilik group Alexander.

"Baik Tuan." William menunduk. Pria itu menatap ruang operasi setelah kepergian atasannya.

Sebagai seorang teman, dia jelas mengkhawatirkan Naren yang sedang berjuan di dalam ruangan dingin tersebut. Terlebih Naren memiliki anak-anak yang mengemaskan. Anak-anak yang masih membutuhkan peran ayah untuk berkembang.

.

.

.

.

.

Huh, semoga ayah Naren baik-baik saja.

1
Nena Anwar
kata2 Shanaya bijak banget ya dewasa banget pemikirannya,,,semoga Ayahnya Naren pulang dengan selamat dan baik2 saja
Nena Anwar
sadar diri aja Nadira kamu yg mengkhianati pernikahan tapi kamu sendiri yg sakit hati aneh 🤔 lah baru liat Naren makan bareng Shanaya doang kamu udah cemburu bagaimana dengan perasaan Naren saat kamu dicumbu mesra oleh Rafka dikantor Rafka
Dini Anggraini
Betul ibu dan ayahnya naren selama ini saat naren terpuruk kan beliau yang masih setia dan menjaga cucu2nya sampai naren dapat kerjaan dan sekarang biarkan naren ayahnya dan semoga ayahnya naren pulang selamat ya bunda karena sekarang penipu lebih galak daripada orang yang meminjami. 🙏🙏😍😍😍
Ikaaa1605
Kegantung lagi dehhhhh
Bucinnya Nunu ☆•,•☆: biar kering, soalnya lagi musim hujan
total 1 replies
Sunaryati
suka
Sunaryati
Nah gitu Nak Naren, masa langsung disergap pelukan tidak menghindar ,masa seorang ibu kok begitu menyerahkan semua anaknya ke suami, biasanya mati- matian agar dapat gak asuh anak, lha Nadira tak pernah nengok
Sunaryati
Benar tadinya emak mau ngasih nilai 5 ⭐ , eeee kok malah dipeluk mantan istri tak menghindar, jadi emak urungkan lihat reaksi Naren. berikutnya, jika luluh tak jadi. Dari model jadi pelayan restoran.
Bucinnya Nunu ☆•,•☆: waduh
total 1 replies
Sunaryati
Naren dan Nadira sudah resmi cerai, mudah- mudahan dapat jodoh yang menerima Nak Naren apa adanya dan menyayangi ketiga anaknya.
Sunaryati
Emak tidak setuju, enak saja sudah menginjak- injak harga diri suami, tidak peduli anak, masa diberi kesempatan. Ingat sebelum kembali ke rumah orang tuanya Naren yang mengerjakan pekerjaan rumah tangga sendiri masih menyiapkan kebutuhan anak- anaknya. Sedangkan Nadira hanya bermain ponsel. Dan menghina Naren karena jadi drive on line. Jika balikan emak berhenti mengikuti kisahnya.
Sunaryati
Naren selamat dan tolong beri kompensasi untuk menghidupi keluarganya. Untuk Nadira, kau wanita tidak tahu malu, menjilat ludah sendiri. Kau yang membuang suami dan anak- anakmu, demi hidup enak bahkan telah memberikan tubuhmu pada lelaki itu. Pastinya Naren akan jijik jika mengingatnya. Lebih baik kau cari mangsa baru, atau jual diri
Sunaryati
Benar Naren tegaskan pada dirimu, untuk apa kembali pada wanita yang sudah berbagi peluh dengan pria lain. Apalagi tidak mau berjuang bersama dalam menghadapi kesulitan ekonomi
sryharty
ren nareeen mau kamu sama barang yg udah di nyek2 sama orang
Maria Kibtiyah
naren mending balik lg sama nadhira
Maria Kibtiyah: kasian anak2nya dia juga dah berubah pasti
total 2 replies
Ikaaa1605
Hadeeeh ini naren yg kebangetan atau othor nya huhuhuhuhu pokonyaa ngk setuju klo naren sampai balikan sma nadira🤣
iis nuriyah: jangan atu aku orng yg kesekian yg gak setuju naren balik lgi sma c,ndroooo ya outhor awas ajj😁😁😁tuh c,naren jngn di kasih luluh di peluk2 meneng bae SM c,ndrooo🤭🤭🤭
total 2 replies
Was pray
yang kebangeten Naren atau othornya? kalau Naren luluh ?
Was pray: othor ikut Naren atau Naren yg ikut alur ceritanya othor?
total 2 replies
Yulia Dhanty
gm sich naren kmu tuch dk tegas bgt lgsng luluh liat nadira nangis???
udah kmu sm shanaya aja aku dukung pake bgtttt😄
Dew666
👩‍❤️‍👩👩‍❤️‍👩👩‍❤️‍👩👩‍❤️‍👩
Ninik
Naren aku akan membencimu kalau kamu sampai balikan sama Nadira
sryharty
shanaya oke Leone pun oke
tapi jangan Leona deh orang tuanya konglomerat takut Nanti Naren nya juga minder
dan takutnya orang tua Leona ga mau menerima anak2 Naren
jadi sama shanaya aja
semoga Naya juga sayang anak2 Naren
Nena Anwar
aku s7 sama Shanaya thor 😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!