NovelToon NovelToon
Suara Dari Balik Sajadah

Suara Dari Balik Sajadah

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Cinta Terlarang / Trauma masa lalu / Cintapertama / Balas Dendam
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Caeli20

Maheswara merasakan sesuatu yang berdiri di bagian bawah tubuhnya ketika bersentuhan dengan wanita berhijab itu. Setelah delapan tahun dia tidak merasakan sensasi kelaki-laki-annya itu bangun. Maheswara pun mencari tahu sosok wanita berhijab pemilik senyum meneduhkan itu. Dan kenyataan yang Maheswara temukan ternyata di luar dugaannya. Membongkar sebuah masa lalu yang kalem. Menyembuhkan sekaligus membangkitkan luka baru yang lebih menganga.
Sebuah sajadah akan menjadi saksi pergulatan batin seorang dengan masa lalu kelam, melawan suara-suara dari kepalanya sendiri, melawan penghakiman sesama, dan memenangkan pertandingan batin itu dengan mendengar suara merdu dari Bali sajadahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Caeli20, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2 : Ruang Musholla

Murid-murid berkumpul di musholla sekolah. Seorang siswa perempuan sedang dipegangi dua tangannya oleh teman-temannya. Siswa perempuan itu menangis dengan suara keras. Bahkan suaranya terdengar kasar khas laki-laki. Hana melewati kerumunan itu saat ingin ke ruangan guru.

"Ada apa?," tanya Hana pada seorang siswa yang berdiri menyaksikan peristiwa itu.

"Ada siswa yang kerasukan," jawab siswa itu.

Hana melongok ke arah dalam.

"Permisi," Hana masuk ke kerumunan siswa itu dan akhirnya bisa masuk.

"Aaahhh, lepas. Aku tidak kenal kalian!," teriak siswa yang kerasukan sambil merontah.

"Ustadzah," sapa seorang siswa yang memegang tangan siswa yang kerasukan.

Hana mengangguk,

"Sudah lama dia seperti ini?," tanya Hana.

"Tadi pas tiba di sekolah, sebagai anggota OSIS, Acha harusnya bertugas di gerbang tapi dia tidak kunjung datang. Pas kami cek ternyata dia di sini dalam keadaan tersungkur," tandas siswa itu.

"Ustadz Fadlan mana?,"

"Belum datang, Ustadzah. Katanya mau terlambat karena ada keperluan keluarga," jawab seorang guru laki-laki yang sedari tadi juga ada di dalam ruangan itu.

Hana menghela napas panjang,

"Biarkan saya tangani sendiri," ujar Hana sambil berjongkok di hadapan siswa yang kerasukan yang bernama Acha itu.

"Tapi berbahaya kalau hanya Ustadzah sendiri. Harus ada yang menemani," ujar guru yang satunya.

"Tidak akan ada apa-apa. Keluar saja dari ruangan ini. Biar aku yang menangani, ehm, Acha ya namanya,"

"Iya Ustadzah. Namanya Acha Marisa,"

Hana mengangguk.

"Bisa segera keluar?," Hana mendongak melihat satu per satu wajah siswa dan guru yang ada dalam ruangan seolah mengatakan 'keluar sekarang'. Satu per satu pun meninggalkan ruangan. Setelah sepi, Hana berdiri, mengunci pintu, dan menutup rapat gorden.

**

Khatan berlari sekuat tenaga melewati koridor sekolah menuju ruang musholla

"Acha mana?," tanya Khatan begitu tiba di depan ruangan musholla yang sudah dikunci dari dalam.

"Acha di dalam dengan Ustadzah Hana,"

"Hanya mereka berdua?," tanya Khatan dengan terengah-engah.

"Iya, Ustadzah tidak mau ada orang lain di dalam ruangan,"

Khatan menyapukan rambutnya ke belakang. Wajahnya terlihat gelisah.

Fadlan tiba dengan tergesa-gesa.

"Loh, kenapa di kunci?,"

"Itu Ustadz, ada Ustadzah di dalam,"

"Hanya mereka berdua?," wajah Fadlan terlihat terkejut.

"Iya, Ustadz,"

Orang-orang yang berkerumun bertambah. Kali ini kepala sekolah juga ikut berdiri di depan pintu musholla. Semua menanti apa yang terjadi di dalam sana. Sejak pintu dikunci tidak terdengar suara teriakan, ruangan, atau gedebak-gedebuk khas orang kerasukan.

"Sepertinya kita harus mendobrak pintu," ujar Khatan.

"Jangan gegabah kamu. Kita tunggu Ustadzah selesai di dalam," tegur Fadhlan.

Khatan mondar-mandir tak karuan. Semakin bertambah menit, semakin gelisah dia.

Kreekk! Pintu musholla dibuka.

Semua berhamburan ke depan pintu. Apalagi Khatan.

Hana keluar dengan wajah tenangnya. Dia mengangkat wajahnya menatap orang-orang yang berkumpul dengan wajah penasaran.

Hana tersenyum kepada mereka semua,

"Tolong dua siswa perempuan, bantu Acha berdiri untuk ke kelas," seru Hana.

Khatan segera mendongak ke dalam. Dia mendapati Acha sedang terduduk lesu di sebuah kursi. Bayangannya Acha sedang pingsan karena baru saja di rukiyah. Tapi nyatanya Acha hanya duduk terdiam dalam keadaan lesu.

Hana menuju ke ruangan guru. Fadlan mengejarnya.

"Anda tidak apa-apa, Ustadzah?,"

Hana berhenti, memalingkan wajahnya ke arah Fadlan,

"Tidak apa-apa, Ustadz. Memangnya ada apa? Sedari tadi wajah orang-orang begitu khawatir," ucap Hana dengan lembut.

"Ehm, biasanya laki-laki saja tidak mampu menghadapi satu orang perempuan yang kerasukan. Tapi tadi Ustadzah hanya menghadapi Acha sendiri,"

Hana tertawa kecil,

"Selama yang kerasukan itu masih manusia, kita pasti bisa atasi. Tergantung keimaman kita,"

Ucapan Hana membuat Fadlan terdiam mengagumi ilmu agama yang dikuasai Hana.

**

Ruang Musholla,

Kreekk! Hana mengunci pintu. Acha masih duduk di lantai sambil meraung.

Hana berdiri mematung di dekat pintu sambil menatap Acha dengan wajah datar terkesan dingin. Cukup lama Hana berdiri dalam diam di situ hingga Acha membuka matanya. Melihat sekeliling dan pandangannya berhenti pada Hana yang berdiri tegak di depan pintu menatapnya dingin.

"Sudah?," tanya Hana.

Acha kembali menggeliat khas orang kerasukan.

"Hentikan. Aku tidak butuh drama. Ceritakan masalahmu bukan dengan cara begini!," gertak Hana.

Gerakan Acha agak melambat tapi dia terus saja menggeliat.

Hana berjongkok di hadapan Acha. Dengan suara rendah dia bertanya,

"Siapa yang melukai hatimu? Apa yang terjadi padamu? Apa kamu berbuat kesalahan besar? Apa orang tuamu tahu?,"

Serentetan pertanyaan itu membuat gerakan Acha berhenti. Acha tertunduk. Matanya terbuka.

"Heh, kamu ternyata lemah. Lari dari kenyataan dengan cara seperti ini,"

Acha mengangkat wajahnya menatap Hana. Hana balas menatapnya dengan tatapan tenang tapi dalam.

"Kamu siapa?," tanya Acha

Hana menarik napas,

"Hana Salsabila Hasyim, guru agama Islam yang baru," jawab Hana tanpa sedikitpun menggeser tatapannya dari Acha.

Acha membuang wajahnya. Dia tidak tahan bertatapan dengan Hana.

"Aku tidak memaksa kalau kamu tidak mau cerita sekarang. Tapi kalau kamu tidak memiliki seseorang untuk membagi bebanmu, cari aku,"

Acha tersenyum sinis,

"Anda tidak bisa membantu saya,"

"Siapa bilang aku mau membantumu. Kamu harus menyelesaikan sendiri konsekuensi dari setiap perbuatan mu. Jangan menormalisasi kekacauan yang kau buat orang lain yang membantu menyelesaikan. Aku hanya ingin jadi pendengar buatmu,"

Hana berdiri,

"Karena aku tahu, beban manusia itu bukan pada masalahnya tapi pada rasa diabaikan, tidak didengarkan, dan seolah-olah berjuang sendiri. Itu berat. Sangat berat,"

Acha terpukul mendengar ucapan Hana.

"Berdirilah," Hana menarik sebuah kursi, "Duduk di sini,"

Acha pun mengikuti perkataan Hana. Berdiri dan duduk di kursi yang Hana berikan.

"Jangan lagi ada seperti ini. Jika tidak, aku akan mempermalukanmu. Jika butuh seseorang untuk mendengarkanmu, cari aku,"

Hana mendekati Acha. Dia menundukan tubuhnya sedikit menatap wajah Acha,

"Mengerti?,"

Acha mengangguk.

Hana menuju pintu dan membukanya.

**

"Biar aku saja yang mengantarnya," Khatan menahan tangan dua orang siswa perempuan yang akan memegang tangan Acha.

Acha menepis tangan Khatan,

"Aku tidak mau. Biarkan mereka yang mengantarku,"

Khatan terdiam.

Kenapa dia seperti itu? Apa yang diperbuat guru itu di dalam sana? (Khatan).

1
Fitra Sari
lanjuttt thorrr
Fitra Sari
lanjutt thorrr
Caeli
iya.. bikin greget nih Mahes ya kak🤭🤗
puji hastuti
mau tidak mau...bukan dari hati nurani
puji hastuti
bikin mahes taubatab nashuka dulu...tersiksa dulu,rajin ibadah dulu...baru bisa dekatkan dengan hana
Caeli: Menarik komennya kakak 😍ikuti terus ya hingga akhir biar kita sama-sama tahu endingnya🤗 makasih supportnya kak🙏
total 1 replies
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto: ok, mantap👍
total 2 replies
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
Caeli: Sudah ada up nya ya kak😍 makasih support nya🙏 Ikuti hingga akhir ya🤗
total 1 replies
Wiwi Mulkay
up lagi dong
Caeli: Sudah ada up nya ya kak😍 makasih support nya🙏 Ikuti hingga akhir ya🤗
total 1 replies
Dewi Widiawati
karya yang sangat bagus🙏🙏🙏
Caeli: makasih supportnya kak Dewi😍🙏
ikuti hingga akhir ya🙏
total 1 replies
Dewi Widiawati
sepetinya ayra ini anak nya Hana hasil dari rudapaksa🤔🤔
Caeli: Hmmm, menarik komennya kakak😍 ikuti terus yah biar bisa membuka semua rahasia ttg Hana😍🙏
total 1 replies
ANDERSON AGUDELO SALAZAR
Jujur aja, cerita ini salah satu yang paling seru yang pernah gue baca!
Caeli: terima kasih dukungannya kak🙏 Ikuti hingga akhir ya😍🙏
total 1 replies
Kevin Wowor
Buatku melek sepanjang malam.
Caeli: terimakasih atas dukungan nya kak🙏 Ikuti hingga akhir ya😍🙏
total 1 replies
charista
ide ceritanya keren kak😍
psikologi mix religi💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!