ONE YEAR (Perjanjian Pernikahan)

Setibanya di kediamannya, Berliana langsung menuju kamarnya. Namun sejenak, kakinya berhenti melangkah saat berada di depan ruang kerja suaminya. Ada rasa ingin tahu mendalam dari lubuk hatinya. Namun juga ada rasa yang mencegahnya masuk karena suaminya lebih suka di ruangan tersebut sendirian tanpa dirinya.

Ceklek...

Derit pintu ruang kerja suaminya berhasil ia buka. Sebab ia pun memang memiliki kunci seluruh ruangan di kediaman suaminya ini. Namun ia hanya sesekali masuk ke ruang kerja ini untuk membersihkannya. Itu pun disaat suaminya ada di rumah. Namun kini suaminya sedang tidak ada di rumah.

Perlahan tapi pasti ia melangkah memasuki area pribadi suaminya itu. Tak ada yang spesial di ruangan tersebut sebetulnya. Seperti ruang kerja pada umumnya. Kemudian langkah kakinya berjalan perlahan pada meja kerja Dion.

Ia mendaratkan b0kongnya di kursi singgasana yang biasa Dion gunakan untuk bekerja memantau tugas para mahasiswanya dan juga urusan lainnya. Jari lentiknya menscrol laptop pribadi suaminya yang ada di meja kerja tersebut.

Tring...

Muncul keterangan masukkan password atau kata sandi.

"Passwordnya kira-kira apa yang digunakan Mas Dion ya?" batin Berliana bertanya-tanya.

Ia berpikir sejenak dengan matang karena khawatir salah password. Setelah lima menit berpikir, akhirnya ia mencoba memasukkan kata sandi yang menurutnya bisa saja digunakan oleh suaminya itu.

Tring...

"Yah salah. Apa ya kata sandinya? Uh, mana hanya tiga kali mencoba dan sekarang kurang dua kali," cicit Berliana semakin resah dan frustasi.

Akhirnya ia mencoba menarik nafas sejenak dan berpikir kembali seraya memejamkan matanya agar fokus. Tiba-tiba ia sering mendengar satu kata yang membuat suaminya selalu bereaksi. Namun berujung membawa ketenangan pada akhirnya hanya dengan mengucap satu kata pendek tersebut.

Seketika matanya terbuka dan jari lentiknya langsung dengan cepat mencoba memasukkan kata tersebut yang sebenarnya familiar sehari-hari biasa kita dengar. Bahkan mungkin sering kita ucapkan.

Tring...

"Alhamdulillah berhasil. Memang surga ada di telapak kakinya," cicit Berliana seraya tersenyum bahagia usai melihat satu kata yang ia masukkan di kolom kata sandi berhasil membuka laptop pribadi suaminya.

Akhirnya ia pun langsung menjelajah di dalamnya. Ia tersenyum bahagia saat melihat foto pernikahannya terpampang nyata dan semua galery foto koleksi pribadi suaminya tak ada foto wanita idaman lain.

Ia pun mengecek folder lain yang ternyata laptop kerja suaminya dominan berisi urusan pekerjaan menjadi Dosen serta laporan bisnis supermarket yang menjadi asetnya, tidak lebih.

☘️☘️

Saat ia akan melakukan logout dari laptop pribadi suaminya, tiba-tiba jarinya terhenti. Mendadak pandangannya melihat suatu folder yang menarik sejenak ruhnya. Akhirnya matanya menatap tajam dan serius pada nama folder tersebut yang berjudul " Darah ".

Sontak ada rasa gemetaran dalam hatinya. Dan jari lentiknya pun ikut bergetar. Dari judulnya sudah terlihat menakutkan. Dirinya bimbang antara membukanya atau tidak. Akhirnya ia menarik nafas sejenak lalu memutuskan untuk membukanya.

Setelah folder itu dibuka, tiba-tiba ia melihat tiga buah foto. Yang ia duga itu adalah foto lama karena dari warna dan latar serta hal lainnya menunjukkan foto itu adalah sebuah kenangan masa lalu. Dan yang pasti milik suaminya.

Foto pertama. Ia duga itu adalah foto keluarga suaminya. Ada seorang Ayah memakai seragam cokelat kedinasan mirip seperti Papanya ketiga bertugas namun lencananya berbeda pangkat dengan Papanya, pikir Berliana. Ada juga seorang wanita muda yang memakai baju sederhana namun terlihat cantik alami khas wanita desa seperti Arumi.

Wanita itu menggendong seorang bocah laki-laki yang usianya ia perkirakan lebih muda daripada bocah yang digendong sang Ayah. Empat orang itu tersenyum bahagia di depan teras sebuah rumah desa yang sederhana. Ayah, ibu dan dua orang bocah laki-laki. Semuanya tersenyum bahagia di foto itu.

"Apa ini foto keluarga Mas Dion? Jadi Mas Dion punya adik? Tapi adiknya di mana ya? Apa juga sudah meninggal seperti kalimat Mas Dion yang mengatakan bahwa keluarganya meninggal dunia?" batin Berliana.

Lantas jari-jemarinya bergulir kembali ke bawah melihat foto berikutnya.

Foto kedua. Dua orang anggota sama-sama berseragam cokelat yakni gambar Ayah dari foto pertama tadi sedang berpose akrab dan hangat. Tangannya merangkul akrab di atas pundak rekannya, layaknya keduanya adalah sahabat dekat.

"Kalau ini Ayah Mas Dion, di sebelahnya yang juga anggota polisi ini, siapa ya? Apa Papa atau Om Bayu kenal orang ini?" batin Berliana.

Akhirnya ia simpan rasa penasarannya dan jarinya bergulir ke bawah pada foto terakhir.

Foto ketiga. Foto saat kelulusan Akpol (Akademi Kepolisian). Sebagai putri dari seorang anggota, Berliana sangat paham foto ketiga yang diambil tersebut berlatarbelakang yakni berada di area sekolah Papanya.

Terlebih di rumah orang tuanya di Jakarta ada foto Papanya kala menerima piagam dan hadiah sebagai lulusan terbaik saat itu. Dan foto yang sama ada di laptop suaminya. Hanya saja foto yang sekarang ia lihat adalah foto bersifat ramai-ramai. Ada Papanya, Om Bayu, lelaki yang ia duga sebagai Ayah mertuanya yakni Ayah kandung Dion, lelaki yang dipeluk di foto kedua juga ada di gambar ketiga kali ini dengan beberapa teman lainnya.

Deg...

Saat otaknya sibuk bertanya dan terfokus siapa sosok-sosok lainnya di dalam foto ketiga yang bersama Papanya, tiba-tiba pupil matanya melebar tatkala melihat tanda centang di atas kepala Papanya. Dan di bagian bawah foto ketiga tertera catatan yang mengejutkan jiwanya.

✔️ MATI

Hanya ada satu orang diberi centang tersebut yakni foto Papanya saja. Rekan lainnya tak ada yang diberi tanda centang.

"Apa maksudnya ini?" batin Berliana mendadak cemas tak karuan. Bergemuruh secara otomatis tanpa disuruh.

Ketika pikiran dan hatinya tengah cemas mengenai foto Papanya yang bercentang dan tertera kata " Mati ", tiba-tiba terdengar suara bariton dari pria yang ia cintai memanggil namanya.

"BERLIANA !!" pekik Dion dengan suara yang menggelegar.

Bersambung...

🍁🍁🍁

💋KUIS TAHU BULAT DIGORENG DADAKAN

Simak kata per kata yang Othor tuang dalam chapter ini. Jawabannya sudah tersirat di dalam chapter ini yang berjudul "Ruang Kerja".

Pertanyaan :

Apa kata sandi pada laptop pribadi Dion? (hanya satu kata pendek dan singkat saja)

Like chapter ini dan tulis jawaban kalian pada kolom komentar di bawah ini ya.

Satu orang yang tercepat, benar & beruntung berhak pulsa @10K.

Hari Senin besok Othor umumkan pemenang dan jawabannya.💋

Dukung terus karya Othor Tidak Solehot.🍁🍁