Namaku Alisa zalwa Rojak di umurku yang baru genap dua puluh satu tahun aku harus mendengar ayahku mau menikah kan aku sama kenalannya.
Dalam pikiranku orang itu pasti nggak beda jauh umurnya sama ayahku mau nolak tapi ayahku mengancam akan mengusirku dari rumah dan tidak dianggap anak.
akhirnya aku menerima pernikahan itu tapi aku akan merahasiakan pernikahan ku.
aku bima narutama seorang pebisnis yang disegani orang-orang aku yang sering hidup sendiri harus di buat pusing dengan istriku yang umurnya masih bocah.
aku harus sabar menghadapinya karena janji yang sudah terlanjur aku ucapkan.
apakah aku mampu bertahan sama istri kecilku itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon verisverisqo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 8
Salwa menyiapkan pakaian untuk di masukan ke koper sore ini dia akan ikut ke rumah bima.
Sekitar pukul tujuh malam bima sampai di rumah Salwa,salwa memeluk pak Rojak saat dia harus pergi.
perpisahan itu diwarnai dengan tangisan dari Salwa maupun pak Rojak,Salwa enggan untuk berpisah dengan papanya.
"papa jaga diri ya jangan lupa makan dan jangan kebanyakan kerjanya setelah aku lulus nanti aku akan bantu papa"pesan Salwa ditengah Isak tangisnya.
"iya papa akan ingat nasehatmu,kamu jangan terlalu mikirin papa ada orang-orang disini yang jaga papa"kata pak Rojak"ingat pesan papa tadi pagi".
Salwa hanya mengangguk dia kemudian mengikuti bima masuk ke dalam mobilnya selama perjalanan Salwa hanya diam dia menghadap ke luar jendela.
Satu jam kemudian mobil bima masuk ke dalam pekarangan rumah yang bisa di bilang sangat mewah.
Rumah berlantai dua dan berpagar tinggi itulah yang akan di tempati oleh Salwa kedepannya.
Jarak kampus dan rumah tersebut lebih dekat dari pada rumahnya dulu.
Saat Salwa turun diparkiran ternyata mobilnya sudah berada disana dia nggak tahu siapa yang membawanya sampai situ.
Koper Salwa di bawa art bima sedangkan dia mengikuti bima di belakangnya hingga sampai dilantai dua.
Bima membuka salah satu pintu kamar dan mengajak Salwa masuk.
"ini kamarmu mulai sekarang"kata bima.
"apa kita akan satu kamar?"tanya Salwa agak ragu dia takut kalau pertanyaannya disalah artikan oleh bima.
"kamarku ada di bawah kalau kamu perlu apa kamu bisa minta tolong sama art di rumah ini"jelas bima.
Bima keluar dari kamar Salwa saat dia mendapat sebuah panggilan sedangkan Salwa mencari keberadaan kopernya.
Setelah mendapatkan kopernya Salwa membuka berniat menata pakaiannya ke dalam lemari.
Salwa mengernyitkan dahinya saat dia membuka salah satu pintu lemari disana tertata banyak pakaian yang pas untuk Salwa.
Pakaian tersebut masih pada baru karena masih ada labelnya,Salwa membuka lemari di sebelahnya kemudian menata pakaian yang dia bawa untuk di tata di sana.
Disana Salwa juga terpukau dengan asesoris seperti tas, sepatu dan juga jam tangan sudah tertata rapi dan semua nya barang mahal.
Salwa juga tenang ternyata dia nggak harus tidur sekamar dengan bima kalau tahu begitu sudah dari kemarin dia pindah.
Di ruangan lain bima sudah membersihkan tubuhnya dia kembali ke ruang kerjanya dia ingin meneruskan kerjaan nya.
Hingga sampai pukul sebelas malam bima masih setia duduk disana hingga matanya sudah capek dia menghentikan kerjaan nya.
Bima pergi ke dapur untuk mencari minum sampai di dapur dia mendapati Salwa sedang menggoreng telur.
"kenapa sih datang nggak bilang-bilang"keluh Salwa sambil mengelus dadanya kaget.
"kamu ngapain jam segini menggoreng telur?"tanya bima setelah minum.
"aku lapar tadi aku ketiduran nggak sempat makan"jawab Salwa sambil menaruh telur ke piringnya.
"kenapa nggak bangunin art untuk panaskan makanan".
"aku masih bisa buat sendiri kenapa harus perintah orang"jawab Salwa ketus.
Saat Salwa mau menyuapkan makanan pertama kali tanpa di duga perut bima bunyi hingga terdengar oleh Salwa.
Tanpa berkata Salwa mengambilkan nasi ke piring dan memberikan separuh telur yang dibuatnya tadi dia kemudian menaruhnya di depannya bima.
"makanlah daripada kelaparan"suruh Salwa sambil kembali memakan kembali makanannya.
Bima ikut duduk dan memakannya walaupun dia ragu karena baru kali ini dia memakan makanan seperti itu.
Setelah memakan satu suapan ternyata rasanya lumayan juga bahkan bima sampai menghabiskan makanan nya.