Di dunia yang mengandalkan kekuatan sebagai hal utama, Xiao Chen terlahir tanpa memiliki akar spiritual. Membuatnya hanya bisa menjalani hidup sebagai manusia biasa. Tetapi takdir berkata lain, ia mendapatkan suatu berkah bertemu dengan sisa jiwa sang Ratu Phoenix, dan mewarisi kekuatan Phoenix Api yang sangat kuat. Tetapi, kenyataan pahit harus kembali dirasakannya, di mana keluarga Xiao di hancurkan, bahkan hanya menyisakan Xiao Chen seorang diri sebagai keturunan terakhir keluarga Xiao. Dendam, hampir mati. Menjadikan Xiao Chen tumbuh sebagai pria yang sangat kuat. Dan sejak saat itulah ia telah bertekad untuk membalaskan dendam keluarga Xiao. Namun, di saat ia menemukan kebenaran tentang pembantaian keluarga Xiao, dia harus memilih antara dendam dan cinta. Apakah dia dapat menemukan kekuatan untuk membalaskan dendam dan menyelamatkan orang yang di cintai? Dalam dunia kultivasi yang penuh dengan kekuatan dan kekuasaan, Xiao Chen harus menghadapi berbagai tantangan dan musuh kuat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon APRILAH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 19
"Ini adalah Pedang Pembelah Langit, peninggalan leluhur pertama yang merupakan pendiri Kota Api, dan saat ini, aku Chu Tian Ge, akan mewariskan Pedang ini kepada kalian yang mampu memasuki sepuluh besar pada kompetisi kekaisaran Tian Yuan!" jelas Chu Tian Ge, sembari mengacungkan pedang panjang itu ke atas.
Sontak membuat semuanya pun terkejut, bahkan Xiao Chen pun demikian. Xiao Chen terdiam, ia kembali mengingat akan cerita ayahnya yang pernah menceritakan kisah pendiri kota Api yang sangat kuat dan di juluki sebagai Kaisar Pedang di masa keemasannya.
Namun, di saat ia tengah antusias ingin memiliki pedang itu, tiba-tiba ia memasuki alam kesadarannya sendiri yang di sebut juga sebagai lautan jiwa. Saat itu, serpihan jiwa Ratu Phoenix Feng Xiao kembali muncul, tetapi saat itu ia berwujud nyala api yang lemah.
"Chen'er! Kamu tidak memerlukan pedang itu, di dalam cincin hitam milikmu, terdapat sebuah Pedang Phoenix Api, aku dapat menjamin bahwa pedang itu lebih kuat dari pada pedang panjang peninggalan Leluhur Kota Api!" jelas Ratu Phoenix Feng Xiao.
Namun belum sempat Xiao Chen menjawab, ia seketika kembali keluar dari lautan jiwanya, dan ia pun diam-diam mengeluarkan pedang hitam panjang dari dalam cincin hitam, cincin ruang penyimpanan pemberian Ratu Phoenix Feng Xiao.
Satu pedang hitam panjang yang di mana pada bilah pedang itu terukir sebuah gambar burung Phoenix Api yang tengah mengepakkan sayapnya. Bahkan Xiao Chen merasakan fluktuasi kekuatan yang sangat kuat yang terkandung dalam pedang itu. Namun dengan cepat Xiao Chen kembali menyimpannya, menyembunyikan agar tidak ada seorangpun yang tahu.
"Ijin Tuan Penguasa Kota. Bagaimana jika kami bertiga, aku bersama dengan Nona Chu Yun, dan juga Hei Ling, sama-sama memasuki 10 besar? Lalu siapa yang akan mendapatkan pedang itu?" tanya Wu Hao, melipat kedua tangannya di depan sembari membungkukkan tubuhnya.
"Bertiga? Apakah kalian tidak menganggap Xiao Chen?" kata Chu Tian Ge, kulit dahinya mengkerut, tatapannya begitu sinis terhadap Wu Hao.
"Di— dia ... sampah keluarga Xiao yang tidak dapat berkultivasi pun, ingin ikut serta dalam kompetisi?" ujar Hei Ling dengan keras mengejek Xiao Chen.
Brak!
Chu Tian Ge menggebrak meja cukup keras.
"Tuan muda Hei Ling! Xiao Chen adalah muridku, walaupun dia baru berlatih selama satu tahun di bawah bimbingan ku, namun itu bukanlah hal yang seharusnya kamu ragukan!" ucap Chu Tian Ge dengan nada yang dingin, memberikan sebuah peringatan.
Tetapi Hei Ling tertawa lantang, "Ha! Ha! Ha! Hanya satu tahun? Kekuatan seperti apa yang dapat ia capai hanya dalam waktu satu tahun? Cih, omong kosong!" Hei Ling kembali mengejeknya, bahkan ia tak segan menaikan sebelah kakinya menginjak meja, tubuhnya condong ke depan, tatapannya begitu meremehkan Xiao Chen.
Namun Xiao Chen tetap diam dalam tenang, bahkan ia seolah-olah tidak sama sekali mendengar akan apa yang telah di katakan oleh Hei Ling.
"Kakek! Aku ngantuk! Aku ingin memejamkan mataku sebentar saja!" ujar Xiao Chen, menutupi mulutnya dengan punggung tangan.
Namun sikap Xiao Chen itu, jelas membuat Hei Ling merasa sangat kesal.
"Dasar bocah tidak tahu diri! Berani sekali kau ....!" teriak Hei Ling sangat keras. Tetapi perkataannya terhenti di saat Xiao Chen mengibaskan tangan, tepat di samping telinga nya.
"Hm, seperti ada seekor serangga masuk ke telingaku! Suaranya bising sekali!" ujar Xiao Chen dengan sengaja memprovokasi Hei Ling.
Perkataan Xiao Chen membuat Chu Yun tertawa, tetapi ia menahan tawanya, sengaja membuang muka dari pandangan Hei Ling.
"Saudara Hei, sepertinya bocah itu sangat meremehkan kamu!" kata Wu Hao, berbisik di telinga Hei Ling.
Raut wajah Hei Ling merah padam, seolah-olah asap keluar dari kepalanya. Kedua kepalan tangannya terkepal kuat, ia pun tidak lagi dapat menahan amarahnya, dan seketika melompat untuk menyerang Xiao Chen.
Namun, Xiao Chen dalam sepersekian detik telah berada tepat di hadapan Hei Ling. Membuat Hei Ling tidak jadi untuk melompat, melainkan membatu mematung tak bergerak, di saat sebelah tangan Xiao Chen mencengkram kuat di lehernya.
"Tuan Muda Hei Ling! Jika kau terus menerus memprovokasi aku, maka tanganku sudah siap untuk memindahkan kepalamu dari tenlatnya!" gertak Xiao Chen memberikan sebuah peringatan terhadap Hei Ling.
quality kontrol. naskahnya gak bonafid beda dg woood pack atau frizo
nanti aku mampir lagi...
pagi2 riweh....🤣🤣🤣