TAMAT HINGGA MUSIM KE-3~
"Uncle Sam aku tidak mau menikah dengannya....ini sama saja mempertaruhkan masa depanku....hiks "
"Lalu bagaimana cara kau membayar semua hutang orang tuamu? " uncle Sam mencengkram tangan nya dengan keras.
Baru sehari setelah orang tuanya meninggal dunia. Renesmee yang merupakan anak tunggal kesayangan keluarga Phoenix.
Harus menghadapi kenyataan pahit kembali. Ketika sang paman memaksa dirinya untuk menikah dengan seorang Presdir yang sangat angkuh, kejam, dan tidak memiliki perasaan. Ia bernama Nathan Efron.
🌹Tahap Revisi🌹
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mayraa Ibnurafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PART 30
Suasana kamar yang sedikit gelap, interior, serta barang-barang dikamar itu nampak terlihat jelas jika itu adalah kamar seorang pria. Namun matanya tertuju pada satu bingkai foto besar yang tergantung tepat didinding hadapannya. Nampak dua orang bocah berumur kisaran yang satu 8 tahun dan yang kedua 6 tahun. Mereka berpose saling merangkul dan tersenyum lebar, raut wajah kebahagiaan terpancar diwajah mereka. Tanpa sadar pun senyuman kecil tercipta dibibir Rens, saat melihat momen bahagia itu.
"Siapa dua anak bocah ini begitu menggemaskan...Mereka nampak sangat bahagia kala itu?" Ucapnya pelan.
Cklek....
Seseorang membuka pintu kamar mandi yang berada tidak jauh dari tempat Rens berdiri. Dirinya pun terkejut dan langsung menoleh kearah suara pintu itu.
Alangkah terkejutnya saat Rens melihat sosok yang familiar baginya, sedang melangkah keluar dari kamar mandi. Sosok itu tak lain adalah Nathan. Terlebih yang membuatnya lebih terkejut hingga tanpa sadar wajah Rens merona merah sendirinya melihat pemandangan yang tak biasa baginya.
Nathan melangkah keluar dari kamar mandi, sepertinya dia baru selesai meembersihkan diri. Dia hanya mengenakan handuk yang dibalutkan dipinggang saja, sedangkan bagian atas tubuhnya tidak tertutup sehelai benang sekalipun.
"Ya tuhan......sungguh sempurna ciptaanmu ini, tubuhnya tidak kalah indah dari wajahnya" gumam Rens yang melongo.
Dilihatnya Nathan yang begitu tampan, bahkan setelah habis mandi. Wajah nya begitu segar, rambutnya yang basah acak-acakkan, dada yang bidang, dan bagian perut yang sispack membuat dirinya semakin gagah dimata Rens. Namun masih saja, raut wajah songong masih terpampang diwajah tampannya itu.
"ternyata kau sudah sadar...." Ucap Nathan.
Dia pun berjalan kearah lemari pakaiannya, disusul dengan pandangan Rens yang masih mengikuti langkahnya. Dirinya merasa sadar bahwa sedari tadi Rens tak henti-henti menatap kearahnya, bahkan tidak menjawab perkataannya tadi. Nathan pun kembali menoleh kearah Rens.
"Apa yang dilakukannya, mengapa dia hanya diam saja? Apa dia tidak malu menatapku seperti itu?" bathin Nathan.
Nathan berjalan kearah Rens, masih dengan balutan handuk saja. Rens masih tak bergeming sekalipun. Dia diam mematung, mungkin berkedip saja tidak.
"Apa sebegitu keren dan tampannya diriku? Hingga kau memandang tubuhku tiada henti.." ucap Nathan berbisik ditelinga Rens, senyuman terukir dibibirnya.
Deg.....
Rens terkejut dan tersadar dari lamunannya. Jantungnya berdegup dengan kencang dan menelan salivanya karna gugup.
"Eh....ti-tidak tuan maafkan saya, saya tidak bermaksud seperti itu" jawab Rens gugup, lalu menundukkan pandangannya.
"Kalau begitu kenapa kau hanya diam disitu? Cepat pergi bersihkan dirimu" Ucap Nathan lagi, kini dengan nada ketus.
Setelah sukses membuat diri Rens menjadi gugup dan tersipu malu, Nathan berlalu melangkah pergi kembali kearah lemari.
Rens yang mendengar ucapan ketus Nathan, langsung bergegas memasuki kamar mandi yang tidak jauh dari tempat dia berdiri.
"Renesmee bodoh, bisa-bisanya kau mempermalukan dirimu sendiri!! Ingin rasanya aku berteriak karna malu" gumam Rens memaki dirinya sendiri.
*****
Nathan mengambil sepasang piyama tidur berwarna hitam, yang memang sudah disiapkan Barbara untuknya begitu pun dengan punya Rens. Setelah mengenakan piyama tersebut, Nathan pun melangkah menuju ranjangnya. Sebenarnya dia belum siap dan bahkan tidak mau untuk satu ranjang bersama istrinya itu, tak lain adalah Renesmee. Namun mau bagaimana lagi ini kehendak Barbara, sang Mamih.
Setelah mendekat ke ranjang, Nathan memilih untuk duduk dengan sanggahan bantal dibelakangnya. Diambilnya ponsel yang berada didalam laci desk samping ranjangnya itu. Ditekan nya salah satu nomer telepon dan langsung menghubunginya.
Tut......tut.....tut......
Tidak lama kemudian seorang pria diseberang panggilan tersebut mengangkatnya.
"Bagaimana keadaan disana? Apa sudah kau bereskan" tanya Nathan pada pria tersebut, yang tak lain adalah Kevin sekertarisnya itu.
"Sudah tuan, acara sudah selesai dan saya sudah memerintahkan anak buah untuk membersihkan sisa-sisa dari acara" Jawab kevin dengan sigap.
".......ada apa tuan? Apa ada yang tuan butuhkan sekarang?" lanjutnya bertanya.
"Tidak ada, sebaiknya kau cepat pulang Mamih mencari dirimu" ucap Nathan.
"Baik tuan, setelah saya mengantar sahabat Nona Renesmee kerumahnya!! Saya akan segera pulang" balas Kevin.
"Sahabat Rens? Maksudmu Mia?" tanya Nathan penasaran.
"Benar Tuan" jawab Kevin singkat.
"yasudah lah, terserah kau saja...."
Bipp........
Nathan memutuskan panggilan.
"Bukan kah ini malam pengantinnya? Kenapa dia malah mengkhawatirkan diriku dimana? Aneh" Bathin Kevin.
****
Nathan memijit-mijit pelan keningnya, sungguh hari ini begitu melelahkan fikirnya. Dia pun membetulkan posisinya untuk berbaring. Kini dirinya sudah berbaring telentang sembari menahan kepala dengan kedua lengannya dibelakang.
Nathan (abduction)