Suami terbangsat adalah suami yang berusaha menjadi pahlawan untuk perempuan lain namun menjadi penjahat untuk istrinya sendiri. Berusaha menjadi teman terbaik untuk perempuan lain, dan menjadi musuh untuk istrinya sendiri.
Selama dua tahun menikah, Amora Juliansany tidak pernah mendapatkan perhatian sedikitpun dari sang suami yang selalu bersikap dingin. Menjadi pengganti mempelai wanita yang merupakan adiknya sendiri, membuat hidup Amora berada dalam kekangan pernikahan.
Apalagi setelah adiknya yang telah ia gantikan sadar dari komanya. Kedekatan sang suami dan adiknya hari demi hari membuat Amora tersiksa. Mertuanya juga ingin agar Amora mengembalikan suaminya pada adiknya, dan menegaskan jika dia hanya seorang pengganti.
Setelah tekanan demi tekanan yang Amora alami, wanita itu mulai tak sanggup. Tubuhnya mulai sakit-sakitan karena tekanan batin yang bertubi-tubi. Amora menyerah dan memilih pergi meninggalkan kesakitan yang tiada akhir.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammad Yunus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hadirnya di waktu yang kurang tepat.
Tak ada yang tahu apa yang terjadi di masa depan dan tidak ada yang tahu bagaimana hari esok akan membentangkan cerita baru dalam hidup kita. Namun hidup memaksa kita harus selalu siap menghadapi apapun yang semesta berikan. Hidup memang tak pernah menjanjikan kemudahan. Namun semesta akan membantu kita menemukan cara agar kita bisa terus bertahan.
Amora menatap wajah Megan yang masih terlelap di sampingnya. Ternyata ia memang harus benar-benar menyerah pada pernikahan yang dijalaninya.
Setelah marah dan membuat keributan, Megan yang memang lelah dari perjanjian jauh, tertidur lelap di kamar utama menyisakan Amora yang kini tengah memaku wajahnya yang damai.
Wanita itu menghapus air mata, Amora akan belajar menikmati hidup, membiarkan dunia bicara, biar takdir berjalan semestinya dan pasrah saja dengan ketentuan Tuhan.
Memilih pergi dengan status istri karena Megan menolak bercerai. Amora meremas dress yang ia kenalan berdoa agar Tuhan melembutkan hatinya, karena didalamnya ada luka yang tak seorangpun tau selain ia dan Tuhan.
Ada saatnya ia ingin egois, mempertahankan apa yang telah menjadi miliknya. Namun, sesuatu yang mencekol di otaknya seolah tak memberinya izin menjadi orang yang jahat, Amora berusaha menerima, memeluk takdir dengan ikhlas, ia yakin setiap luka menyimpan hikmah yang luas.
Puas menatap lekat lelaki yang dicintainya, Amora diam-diam menarik koper kecil yang sudah disiapkan nya sejak mama mertuanya menegaskan posisinya yang kini sudah akan digantikan oleh seseorang yang diinginkan suaminya.
Sunny sembuh untuk mengambil lelaki yang kini terlelap di hadapannya.
Mungkin Amora sanggup bersaing dengan wanita manapun yang mencintai Megan. Tapi ia tak akan mampu bersaing dengan wanita yang memiliki hati suaminya secara utuh. Apapun usahanya itu hanya akan berakhir sia-sia.
Amora menengadah. Dengan bibir bergetar wanita itu berujar. "ya Allah, mungkin sekarang aku tidak suka dengan keadaan ini, tapi aku tidak sama sekali membenci apa yang telah engkau gariskan. Aku hanya minta diberikan sabar, keberuntungan, dan dikuatkan, sampai aku mengerti, takdir baik apa yang telah engkau pilihkan untuk hambamu ini."
Perlahan namun pasti. Wanita itu menyeret langkahnya keluar dari kamar yang menjadi saksi bisu tentang pengorbanan seorang wanita untuk keluarga. Tempat yang selama ini menyaksikan kesakitan, tangis juga lara wanita itu.
Sebelum ini. Amora sudah berpamitan pada setiap orang yang menjadi pelayan dirumah besar itu. Amora juga berpesan pada pelayan yang mengetahui penyakitnya agar tak membocorkan tentang dirinya pada Megan. Tentu kepergian Amora disayangkan oleh mereka.
Saat Amora turun dari tangga, para pelayan yang melihatnya kompak membungkam mulut, menahan isak tangis mereka, salah satu pelayan bahkan sampai terisak dan tak berani melihat kearah wanita itu agar tak memberatkan tepatnya. Tak ada yang berani mendekat, sampai tubuh kecil nyonya mereka hilang bersama sebuah mobil yang sudah menunggu di depan bangunan.
Mereka merasa kehilangan yang besar. Namun, mereka juga ikut terenyuh dengan kehidupan wanita malang itu. Amora menikah dengan pria yang tidak mencintainya, di benci mama mertuanya dan di siksa setiap waktu. Walaupun ia seorang nyonya, akan tetapi siapapun akan menolak jika berada di posisinya yang malang.
******
Seorang wanita menatap nanar selembar foto yang menjungkir balikan hatinya.
"Apa ini Tuhan?" tanya Amora dengan tatapan keputusasaan. Di tangannya ada foto USG yang memperlihatkan ada kehidupan lain di rahimnya.
"Mora, lembutkan hatimu, Megan harus tahu keadaanmu, apalagi pilihan ini melibatkan darah dagingnya." Perempuan yang berprofesi spesialis bedah syaraf, yang juga merupakan teman kuliah Megan itu memberi saran.
Mia tak menyembunyikan keterkejutannya saat pertama kalinya Amora datang padanya sebagai seorang pasien.
Karena nihil kehadiran Megan, Mia berpikir lelaki itu tidak mengetahui keadaan istrinya. Yang Mia tahu sejak dulu Megan memang pria yang sibuk.
Dan dipertemuan kedua Mia kaget saat Amora mengatakan lelaki itu tidak akan pernah mendampinginya karena mereka dalam proses perceraian.
Tetapi Amora tengah mengandung. Akan banyak yang dipertaruhkan dan Mia tidak mau Amora berjuang sendiri.
"Sekali saja, hubungi Megan. Bicarakan hal ini dengannya, Amora."
Amora mendongak, memikirkan segala kesia-siaan yang akan terjadi jika sampai Megan mengetahui keadaannya. Mora tidak mau dikasihani.
Sementara dirumah. Megan yang setelah bangun tidur tak mendapati Amora acuh.
Laki-laki itu menegak air di atas nakas dan gegas meraih gawainya saat nama kekasihnya tertera.
Suara manja Sunny sontak membuat pria itu menerbitkan senyum.
"Okay, aku akan segera menjemputmu." tukasnya mengakhiri panggilan.
Sedangkan Amora yang di paksa oleh Mia untuk menghubungi suaminya masih dilanda kebimbangan.
"Jika kamu ragu, aku yang akan bicara dengan Megan." Mia menegaskan membuat Amora akhirnya menghubungi Megan.
Panggilan pertama tidak terjawab, panggilan kedua hingga ketiga kasih tak terjawab. Hingga ke panggilan ke empat suara di sebrang sana baru terdengar.
"Hallo! Megan masih mandi. Dia baru saja dari menjemput ku dan kami berencana akan menghabiskan waktu bersama di luar."
Talk!
Pulpen yang Mia genggam jatuh begitu saja. Tatapan mata yang awalnya penasaran berubah tajam.
"Megan selingkuh?" tanyanya setelah memutus panggilan lebih dulu. Mia tampak kaget. Amora tidak mengatakan apa-apa, tetapi diamnya Amora membuat Mia tak percaya dengan kelakuan temannya.
"Sialan, Megan!" geram Mia dan langsung berdiri memutari meja merangkul tubuh ringkih Amora dalam dekapan.
"Kamu tidak usah takut, baiklah jika memang ini yang terbaik, ini hidupmu Amora, kamu layak bahagia. Dan aku ada bersamamu." putus Mia yang pada akhirnya merasa bersalah setelah memaksa wanita itu menghubungi suami brengsek seperti Megan.
#######
Akhir-akhir ini jaringan di kotaku sedang bermasalah. Maafkan jika updatenya putus-putus ya...
Happy reading....
jangan kasi celah untuk Megan masuk lagi dalam hidup mu...
bukan hanya tanya jawab udah seperti interview pekerjaan...
jelaskan sejelas jelasnya gimana kehidupan Amora dulunya...😒
dia harus tau siapa itu Megan...
ceritakan semuanya tanpa ada yang ditutupi,agar Amora bisa memilih siapa tangan yang akan dia genggam untuk kedepannya.walaupun aku lebih memilih Varel jodoh Amora selanjutnya...