FORGET IT

Terimakasih kakak yang sudah membaca karya pertamaku, jika suka tinggalkan jejakmu berupa like, komen, rate bintang lima, juga jadikan favorit ya, biar tidak ketinggalan kalau sudah up kelanjutan cerita nya. Author sangat berterimakasih telah di beri hadiah setangkai mawar, apalagi secangkir kopi dan vote. Karena itu sangat berarti untuk author receh dan bengek ini. Semoga kakak semua sehat, bahagia selalu dan lancar rezeki nya. Aamiin.

Selamat membaca...

🍁🍁🍁

What?." tanya riris kenceng. "Parah kamu aliyah, punya tetangga sekeren itu, enggak mau bagi-bagi." ucap riris sambil memonyongkan bibir nya.

"Kau kata permen di bagi-bagi." kata aliyah.

"Seandainya aku jadi kamu aliyah, aku pasti langsung menerima cinta Krisna, disaat dia menyatakan cinta. Tapi aku bukan aliyah. Karena kamu terlalu setia dengan cinta nya Denis. Aliyah." bathin riris.

Dengan langkah santai pria itu berjalan masuk ke dalam kelas dan duduk mendarat kan pantat nya di kursi, menaruh barang bawaan nya di atas meja.

Senyum di sudut bibir nya kini mengembang sendiri tak wajar, ketika Krisna memandang ke arah aliyah.

Krisna segera menguasai pikiran nya, menatap seseorang yang selama ini hanya bisa sekedar memandang dari jauh.

Dia.. Si gadis dengan tatapan yang sendu, kini sedang duduk manis menatap ke arahku dalam jarak yang hanya beberapa langkah dari posisi ku berdiri sekarang. Ingin rasa nya menyapa, berbagi cerita, bersenda gurau, melepaskan rindu yang selama ini membelenggu. Namun, apalah daya keadaan lah yang membuat semua nya berhenti tuk sementara waktu.

Sabar Krisna. kuasai dirimu.

Sebagai salam perkenalan, segera Krisna memperkenalkan diri juga pada mahasiswa didik nya, yang akan di ajarnya menggantikan pak edy yang lagi cuti.

"Selamat pagi semua nya, pasti bahagia kan hari ini. Kenalkan nama saya Krisna Prayuda, asisten dosen pak edy. Kenapa saya ada di sini, karena pak edi hari ini dan untuk satu bulan ke depan mengajukan cuti untuk beristirahat sementara waktu karena kesehatan beliau sedikit bermasalah. Jadi ijinkan saya tuk menggantikan beliau mengisi kelasnya. Boleh tak?." ujar pak Krisna.

"Ya.. pasti boleh lah." jawab kompak seisi kelas yang menjadi riuh kembali.

"Krisna Prayuda? Assisten dosen? siapa yang bisa menolak pesona nya." cicit Riris sambil nyengir.

Dengan santai nya Labibah langsung mengambil gambar pak Krisna yang sedang tersenyum imut.

"Sip, tepat sasaran. Pas di gabungin dengan foto ku, buat wallpaper di ponsel aku." seru Labibah sambil tersenyum lebar.

Detik berganti menit, menit pun berlalu menjadikan waktu terasa cepat berputar. Pak Krisna, assdos ganteng itu harus mengakhiri materinya.

"Semoga kalian semua bisa menyerap materi yang saya terangkan tadi."

"Aliyah.. Apa ada yang kurang faham dengan materi tadi." ucap pak Krisna. tiba-tiba menyebut nama aliyah.

Aliyah terkesiap, kaget setengah mati. "Nih orang kenapa pakai manggil nama aku segala, bikin curiga mahasiswa lainnya aja." gerutu aliyah.

"Eh, tidak pak." jawab aliyah gelagapan.

"Atau cara penyampaian materi nya lebih mudah di mengerti, waktu pak edi yang mengajar?." tanya pak Krisna lagi.

"Enggak lah pak, malahan enak cara pak Krisna yang menyampaikan materi nya, apalagi dengan memandang wajah tampan pak krisna, langsung masuk ke otak dan bisa di mengerti." celoteh Rani cewek tercetar membahana seantero kampus ini.

"Hahaha, masa iya? takut nya kalian bosan dan jadi ngantuk dengan cara penyampaian saya tadi.Ya, semoga

pak edy segera kembali mengajar di kelas ini, biar kalian semua tidak pingsan melihat saya terus."

"Idiih, apaan. Ini orang kenapa keluar narsis nya, minta di timpuk sendal kali ya." gerutu aliyah yang di dengar riris.

"Pak Krisna, bapak mau di timpuk sendal sama aliyah." kelakar riris sambil cengingisan menutup mulut nya.

"Songong nih anak, dasar semprull! minta di bayclin kayak nya kamu, mentok! awas aja nanti, selesai kelas bersih kamu!" gerutu aliyah dalam hati, tak berani mendonggakan kepala, apalagi dengan pandangan anak satu kelas yang mengarah ke aliyah. "Mampus lah aku" spontan aliyah menendang kaki riris. "Nih bocah tak ada otak kali."

Tiba-tiba pak Krisna telah berdiri di sebelah aliyah. " Sini timpuk pakai senyummu aja." ucap pak Krisna lirih. Namun, tetap aliyah bisa mendengar nya.

Aliyah melirik sekilas ke arah pak Krisna. "Kesambet apa nih orang." gimana aliyah dalam hati.

"Tak ada yang mau nimpuk bapak, jangan dengerin riris." ucap aliyah gugup.

Lagi-lagi, pak Krisna memandang ke arah aliyah yang semakin membuat nya salah tingkah.

"Pak Krisna, jangan hanya aliyah yang di pandang. Saya juga mau lho, di pandang bapak setiap hari." seru riris.

"Ampun dah, si mentok! Lihat yang bening-bening langsung nyerocos aja tuh mulut tanpa berhenti kayak kereta los tak ada stasiun nya." guman aliyah.

"Oke, sampai di sini dulu perjumpaan kita kali ini. Terimakasih semuanya, semoga bermanfaat pelajaran yang sudah saya sampai kan tadi buat kalian semua."

Semua mahasiswa telah keluar dari kelas tinggal empat sekawan dan pak Krisna yang belum meninggalkan kelas.

Aliyah mengikuti langkah riris yang berjalan di depan nya. Tapi ada tangan yang menahan aliyah. "Aku di kampus ini hanya sebulan tuk menggantikan pak edy." ucap Krisna sambil menarik tangan aliyah.

Aliyah pun duduk kembali dan Krisna melepaskan pegangan tangan nya dari tangan aliyah. "Boleh pinjam ponselmu." pinta Krisna sedikit memaksa aliyah.

"Ah, eh.. buat apa?" tanya aliyah melonggoh heran.

"Baterai ku habis." jawab Krisna singkat.

"Oh, nih" jawab aliyah sambil mengeluarkan ponsel dari tas dan masih heran kenapa Krisna meminjam ponsel nya.

Lalu, dia memencet nomer di ponselku, seperti nya dia akan menelpon seseorang, tapi nomer siapa yang akan dia hubungi melalui ponselku?

"Terimakasih, ini untuk aku biar bisa selalu mengetahui kabar kamu dan kapan pun aku bisa menghubungi kamu." ucap Krisna sambil memberikan ponsel aliyah.

"Curang" satu kata yang terucap dari bibir aliyah.

"Hanya dengan jalan ini, aku bisa mendapatkan nya." ucap Krisna lagi.

"Terserah kamu nya aja. Tapi, jangan salah kan aku jika tak membalas chat kamu, tak mengangkat telpon kamu, atau bahkan memblok nomer kamu." ujar aliyah kesal.

"Sebegitu nya kah, kesal nya dirimu padaku. Hingga kau tega melakukan itu semua padaku." balas Krisna.

"Ah, terserah kamu nya. Malas aku membahas ini." ucap aliyah sembari bangkit dari duduknya dan beranjak pergi dari hadapan Krisna.

"Aku tetap kan berjuang tuk mendapatkan hatimu, walaupun harus menepuh jalan yang terjal." sahut Krisna sambil tersenyum devil, menatap kepergian aliyah.

Jangan pernah salahkan hati yang selalu ingin memiliki mu. Gadis manis.

🍁🍁🍁

bersambung...