#Warning
Cerita ini hanya fiktif belaka. Jadi jika kalian suka silakan ikuti dan komentar lah dengan sopan dan baik. Selain itu, cerita ini tidak ada sangkut pautnya dengan melecehkan perempuan bercadar. karena cerita ini. Alzena memiliki karakter tegas yang berbeda dari yang lain sehingga kalian mungkin akan bilang tidak sesuai dengan pakaiannya atau apa pun hal lainnya🙏🙏🙏🙏
Athar Azmi adalah seorang berandalan yang selalu menjadi ketakutan penduduk kampung di tempatnya berada.
Ia sangat suka menciptakan masalah besar yang mendatangkan keributan.
Hingga suatu hari Athar dan kelompoknya melakukan pengeroyokan pada seorang anak remaja.
Dimana saat itulah Ia di pertemukan dengan seorang gadis bercadar yang sudah di lecehkan nya.
~~~~
Jadi sebelum tahu bentuk pelecehan itu seperti apa? Alangkah baiknya di baca dahulu isi cerita di dalamnya😁😁😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sobri Wijaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34 Membantu
"Kamu yakin Thar, bakal sanggup mengerjakannya? Bukankah kesibukanmu hanya menghabiskan uang dan bertengkar?" Timpal Abah Dullah yang sebenarnya sangat menyukai keinginan Athar.
"Is, Abah. Emang kenapa kalau Athar mau bekerja? Bukankah Athar sudah menikah sekarang? Suatu saat Athar bakal punya anak? Masa iya Athar minta terus sama Abah?" Jawab Pemuda itu agak sewot.
"Wah, bagus itu Thar. Berarti kamu sudah mulai menyadari pentingnya menjadi seorang suami. Sebab apa? Selain mengimami, mengayomi kamu juga harus pandai menafkahi jangan gesit di ranjang doang," sahut Bunda Alika sedikit menahan tawa.
Melihat Athar punya antusias yang sangat tinggi jadi timbul pula keinginan Alan dan Ardhan untuk ikut mempunyai pekerjaan.
"Kalau begitu beri kami juga Bah, enak saja kalah dengan Athar."
"Apa kalian serius ni?" Abah perlu memastikan kesanggupan mereka.
"Iya dong Bah, kami kan juga mau menjadi suami yang berguna!"
Abah Dullah terpingkal-pingkal sendiri di buatnya, pasti anak-anaknya itu mendapat lotre semalam hingga punya niat seperti itu. Tak perlu di tanya dari mana Abah tahu terlihat dari rambut Mayra dan Dinda yang masih basah saat ini. Tapi tidak terlihat untuk Zena, sebab seperti biasa, Ia selalu menutup auratnya dengan sangat rapat.
"Oke, oke, kalau begitu nanti sehabis kita semua melayat kerumah temenmu itu, kalian ikut Abah ke kebun kopi," ujar Abah kemudian.
"Oke Bah, siap!"
Sarapan pagi itu pun berjalan dengan khidmad hingga selesai. Mereka menahan diri untuk tidak berbicara lagi atau Abah Dullah akan marah nantinya.
Sekitar jam delapan pagi, rumah teman Athar yang bernama Randy sudah ramai oleh pelayat yang membantu kesibukan di rumah itu.
Athar melihat Randy masih menangis meratapi sang adik yang pergi begitu cepat. Tapi apa mau dikata, kini Semuanya sudah tidak bisa di kembalikan lagi seperti semula.
"Sabar Ran, mungkin ini sudah jalannya!" Ucap Athar berusaha menghibur.
"Aku tidak akan memaafkan mereka Thar, pokoknya aku akan berupaya untuk menuntut balas atas kematian adikku bagaimana pun caranya!" Timpal Randy dengan emosi yang meledak-ledak.
"Aku pasti membantumu," ucap Athar lagi.
Zena yang turut hadir pun membuat Farid dan kawan-kawan agak kaget. Mereka tidak percaya jika yang dinikahi Athar kemaren adalah perempuan yang sudah mereka lecehkan kala itu.
"Jadi istri Athar dia Ky? Kok bisa ya? Bukanya kemaren gadis itu marah banget karena Athar sudah membuat kaki Malik cidera?"
"Iya ni, gak nyangka gue. Tapi kayaknya Athar dan Perempuan itu baik-baik saja sih sekarang. Itu artinya Athar juga sudah gak musuhan lagi dong sama Malik?" Timpal Riky yang juga penuh keraguan.
"Ya sih sepertinya begitu, tapi apa mau dikata. Sudah jodoh mungkin?"
Tak perlu waktu lama, rumah Randy sudah di penuhi oleh para tetangga yang turut berbela sungkawa. Mereka membantu semuanya sampai proses pemakaman berakhir. Barulah setelah itu rumah Randy mulai lengang.
"Ya udah Ran, lo jangan lemah ya. Hibur terus Ibu sama Bapak Lo supaya gak sedih terus. Percaya aja deh kalau ini adalah yang terbaik untuk adik lo," ucap Athar lagi sembari memeluk Randy.
"Iya sobat, makasih banyak lo dan keluarga udah sempatin datang!"
"Sip, santai aja Bro. Tenang kan pikiran dulu saat ini kita pikiran lagi langkah apa untuk menyelesaikan permasalahan ini!"
Athar selalu saja menjadi orang yang paLing di dengar diantara mereka. Sebab apa yang dikatakannya mampu menghibur teman-teman yang lagi bersedih.
Duh kok feeling aku ga enak ya aku takut ny athar kena imbas dri kelakuan teman2 nya palagi waktu itu syfa ambil fhoto ny athar di markas
untung malik masih percya lg sama athar,padahal athar pernah membuat malik sengsara.....kok masih ada kepercayaan nya....
jgn kita terlalu menilai dari segi sifat,sikap seseorang.......
terimakasih thor ceritanya.....walaupun pendek....manfaat juga..