Dipisahkan karena sebuah kesalahan membuat dua remaja mengakhiri hubungan mereka tanpa kejelasan.
Hilangnya Anezha Shepira setelah malam tak terlupakan di antara mereka menyisakan luka bagi Elian. Namun siapa sangka gadis yang ia cari selama ini tiba-tiba muncul disaat ia pasrah dengan keadaan dan mencoba move on dari hubungan masa lalu mereka, lantas akan seperti apa kisah yang sebenarnya belum usai itu?
"Gue udah lupain semuanya, dan anggap kita nggak pernah saling kenal"
"Setelah malam itu? hebat banget." Elian terkekeh sinis, lalu mendekat dan berbisik sinis.
"Dimana dia?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riria Raffasya Alfharizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu Musuh Dalam Selimut
Seperti tersengat listrik ribuan voltase, tubuh Nezha seketika menegang, ia tidak menyangka akan bertemu dengan salah satu cowok yang sangat ia hindari, bahkan Nezha benci seumur hidupnya, dan mungkin rasa benci Nezha pada cowok di depannya ini lebih dari rasa bencinya untuk Elian, cowok yang sudah merenggut kesuciannya.
Jika Elian sebagai eksekusi Nezha 2 tahun lalu, maka cowok di depannya ini ialah penyebab terjadinya tragedi itu.
Alvaro, cowok yang pernah menjadi salah satu teman Elian itu kini tersenyum menatapnya. Ada binar di mata cowok itu ketika kembali menemukan Anezha. Gadis yang ia sukai mati-matian dulu, bahkan mungkin sekarang. Tetapi Alvaro tidak perna tahu, jika yang sudah ia hancurkan itu bukan hanya hubungan Nezha dan Elian, tetapi juga hidup Anezha.
"Anezha."
Suara Alvaro seketika membuat Nezha kembali tersadar, tangannya mengepal menguatkan diri agar tidak menangis atau apapun itu yang membuatnya terlihat lemah dan hancur di depan cowok itu.
Perlu kalian ketahui, Alvaro tidak tahu jika yang ditiduri Elian ketika itu adalah Nezha, yang Alvaro tahu ialah gadis yang sudah ia siapkan untuk tidur bersama dengan Elian.
Nezha duduk di depan Alvaro, bersikap biasa meski ia waspada untuk menjaga jarak.
"Gue nggak tau harus memulai dari mana, tapi yang jelas gue seneng banget lo kembali, gue salah satu orang yang menunggu kembalinya lo Nezha."
Cih, kata-kata Alvaro seperti cowok baik-baik yang merindukan teman lamanya, padahal Nezha tahu benar jika cowok di depannya tidak lebih dari cowok pengecut yang sangat licik.
"Lo tau darimana gue tinggal di sini?"
Tidak menanggapi ucapan Alvaro, Nezha bertanya dari mana cowok itu tahu tempat tinggalnya, tidak mungkin bukan jika Alvaro tahu karena insting cowok itu sendiri.
"Vio, dia beritahu gue."
Nezha menelan ludahnya kasar, ia tidak menyalahkan Violeta karena gadis itu memang tidak tahu apa-apa. Tetapi ia menyayangkan kenapa Vio tidak meminta ijin dengannya terlebih dahulu ketika akan memberikan alamat tempat tinggal Nezha sekarang. Apa lagi kepada Alvaro.
"Zha, lo baik-baik aja kan? Terus nyokap bokap lo?"
"Gue, seperti yang lo lihat, mereka juga baik," balas Nezha seadanya.
Alvaro menganggukan kepalanya, kemudian cowok itu mengambil sesuatu dari dalam tasnya.
Sial, Nezha baru sadar jika Varo masih mengenakan seragam sekolahnya. Itu berati tadi Alvaro langsung menemuinya setelah pulang sekolah.
"Ini, sorry gue baru bisa ngasih ini ke lo sekarang, 2 tahun lalu lo tiba-tiba aja menghilang," ujar Varo memberikan sebuah kotak besar untuk Nezha.
Sebenarnya Nezha enggan menerimanya, tetapi ia tidak ingin Varo curiga, apa lagi tidak ada alasan untuknya menolak, setidaknya untuk saat ini dengan situasi yang ada.
"Makasih," balas Nezha tanpa berniat langsung membukanya.
Varo tersenyum hangat, ia menatap Nezha sebentar, Varo pikir sikap dingin Nezha sekarang karena ulah Elian dulu yang menyelingkuhinya dengan tidur bersama gadis lain, maka dari itu Varo berniat mendekati Nezha pelan-pelan.
"Kalau gitu gue balik ya? Sorry udah ganggu waktu lo."
Nezha hanya menganggukan kepalanya. Ia tidak berniat menjawab apa lagi mengantar Varo sampai depan rumah, bahkan ketika Varo mulai menaiki motornya dan menatap ke arah pintu rumah itu, Varo tersenyum tipis. Meski Nezha masih dingin dengannya, tetapi Varo tetap akan berusaha, ini kesempatan emas untuknya mendekati Nezha, setelah bertahun-tahun menyukai gadis itu sejak duduk di bangku SMP, lalu menghilang selama 2 tahun dan baru kembali lagi sekarang, tentu Varo tidak akan menyia-nyiakan kesempatan.
'Oke, pelan-pelan, lo pasti bisa gue dapetin' ujar Varo dalam hatinya sebelum akhirnya melajukan motornya meninggalkan pekarangan rumah tante Arin.
Nezha terduduk lemas di sofa. Ia meraup udara sebanyak-banyaknya setelah mendengar deru motor Varo yang menjauh.
Matanya terpejam, ia tidak menyangka akan dipertemukan lagi dengan cowok itu, meski tidak menutup kemungkinan mereka akan bertemu menginga hubungan mereka dulu cukup dekat, sebelum insiden itu, Nezha mengenal Varo sebagai sala satu teman dekat Elian. Tetapi tidak menyangka kalau semua akan terjadi secepat ini, disaat Nezha belum sepenuhnya bersiap diri untuk bertemu dengan orang-orang di masa lalunya.
"Zha, sudah pulang teman kamu?" suara tante Arin seketika membuat Nezha membuka matanya. Lalu mengangguk.
"Baru aja pulang tan."
"Wah sayang banget, padahal tante tadi diberi mangga sama tetangga, siapa tahu teman kamu juga mau kan?"
"Nggak papa tan, air minum juga udah cukup."
"Nezha ke kamar dulu ya tan," pamitnya langsung menuju ke kamarnya.
Bertemu dengan Alvaro juga sangat menguras energinya. Keringat dingin bahkan sampai keluar dari tubuhnya, namun tidak lama setelah itu, ponselnya bergetar, menampilkan panggilan vidio dari mamanya. Detik itu juga Nezha langsung mengubah ekspresi wajahnya. Senyum manis dan ceria yang terlihat dari wajah cantiknya.
"Hallo sayang."
...****************...
Elian baru saja tiba di rumahnya sore ini. Tidak langsung ke kamarnya, cowok itu memilih untuk pergi ke ruang musik yang ada di rumahnya. Salah satu ruangan tempat berkumpulnya teman-temannya ketika sedang berada di rumahnya. Tangannya meraih gitar yang tergeletak di dekat sofa, lalu duduk dengan jemari yang mulai memetik senar gitar.
Matanya terpejam, bibirnya bergerak mengeluarkan suara merdu miliknya, namun detik berikutnya petikan pada senar gitar tersebur terhenti, Elian tidak bisa melanjutkan karena bayangan wajah Nezha tiba-tiba terlintas di otaknya.
Mata itu, mata indah dan teduh itu ketika menatapnya tadi, masih sama meski ada perubahan, wajah cantik yang ia rindukan selama 2 tahun ini, dan sial, disaat Elian berniat untuk mengubur semua kenangan tentang Nezha, tiba-tiba gadis itu muncul sendiri. Elian memejamkan matanya, ia bersandar di sofa dengan napas tidak setenang tadi.
"Bangsat," umpatnya, entah untuk dirinya sendiri atau untuk keadaanya sekarang.
Gitar dipangkuannya ia taruh kembali, lalu mengambil benda pipih miliknya untuk mencari tahu tentang Nezha.
Namun disaat Elian membuka akun media sosial milik Nezha, tetap saja tidak ada sesuatu sebagai informasi. Gadis itu terakhir mengunggah foto bersamanya di akun media sosial miliknya, foto itu Nezha unggah ketika mereka dinyatakan lulus, bahkan masih ada foto mereka berdua dengan seragam putih biru di akun media sosial milik Nezha. Yang ada di sana masih sama, tidak ada yang kurang dan lebih. Itu membuktikan jika selama 2 tahun menghilangnya gadis itu. Nezha benar-benar meninggalkan semua tentang masa lalunya, sangat tertutup sampai membuat Elian kesusahan mencari keberadaan Nezha.
"Apa lo masih sama seperti Anezha yang gue miliki dulu?" Elian menatap lamat foto mereka berdua di akun sosial milik Nezha yang masih terpampang dengan jelas di sana.
next up kak
bahagia slalu kaliannn
gemusshh dgn bayik lucu galen
nezha itu kehidupan nya elian