Takdir yang mempertemukan mereka berdua, takdir pula yang membawa mereka kedalam hubungan yang rumit.
Faiha Azkiya, seorang muslimah yang mempunyai mimpi menjadi wanita yang kuat dan tangguh. Pundaknya saat ini dituntut menjadi kokoh, untuk menghidupi dirinya dan sang nenek. Ingin rasanya ia menyerah pada takdir, namun semuanya itu berbanding terbalik. Dimana, takdir itu malah merubah kehidupannya.
Azzam Arsalaan. Pemberontakkan, kejam dan ditakuti oleh hampir semua orang dalam dunia bisnis. Bahkan dunia hitam pun sangat tidak ingin terlibat sesuatu dengannya. Ia akan sangat murka jika kehidupannya terusik, tiada kata 'ampun dan maaf' darinya. Jika tidak, maka nyawa mereka akan lenyap saat itu juga.
Akankah takdir itu dapat menyatukan mereka dan bahagia? Atau sebalinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tsabita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
Hari-hari berikutnya berlalu seperti biasa, Kiya menjalani kegiatannya tanpa ada yang menganggunya. Sejak hari dimana, Kiya dan Azzam bersatu dalam ikatan yang hampir sempurna. Bekerja seperti biasanya, dan selalu saja dengan aturan yang dibuat oleh Azzam sendiri. Kiya yang mulai mengerti sikap Azzam, perlahan-lahan mengimbangi kegiatannya.
" Sayang, hari ini kita akan fitting pakaian pengantin. Biarkan Ghina yang akan melanjutkan kerjaanmu, mulak besok. Ambillah cuti untuk mempersiapkan pernikahan kita, jangan sampai melupakan hal itu." Azzam mendekati Kiya yang sedang asik mengerjakan pekerjaannya.
" Iya tuan. Ups!" Kiya segera menutup mulutnya, ia melupakan bahwa Azzam sudah melarang untuk menyebut 'tuan' kepadanya.
" Masih saja, panggil dengan kata 'Honey, ayo lakukan." Azzam menatap Kiya.
" Oke, mas. Mau tidak mau, suka tidak suka. Mas Azzam, week!!." Kiya menjulurkan lidahnya kepada Azzam, ia tidak mau menggunakan kata yang lebay dan berlebihan menurutnya.
" Ya ampun, selalu saja keras kepala. Mas? baiklah. Tidak terlalu buruk, jika masih terdengar memanggil dengan sebutan tuan, maka jangan salahkan tangan ini menghukummu, sayang!" Seringai Azzam penuh kemenangan, karena ia tau kalau Kiya masih suka keceplosan memanggilnya dengan sebutan tuan.
" Itu si maunya anda tuan, aakhhh!" baru saja mereka sepakat, namun Kiya sudah melanggarnya.
Tangan kekar itu mulai bereaksi, untuk memberikan hukuman kepada wanita yang ia cintai. Dengan gemasnya, Azzam mencubit pipi Kiya dengan sangat pelan.
" Eeettt, jangan pegang-pegang mas. Memanfaatkan kesempitan untuk mengambil kesempatan. Ingat, belum menjadi mahram." Kiya memprotes aksi dari Azzam yang mencuri kesempatan darinya.
Tertawa dengan sangat lepas, tangan kekar itu menahan perutnya yang terasa sedikit sakit akibat dari tertawa. Daffa yang tidak sengaja melintasi ruangan itu, ikut tersenyum dengan peristiwa tersebut.
Sudah lama, tawa itu kami nanti-nantikan tuan. Semoga, tawa itu akan selalu menghiasi hari-hari anda. Daffa.
......................
Dalam suatu rumah yang cukup mewah, seorang pria mengamuk dengan cara menghempaskan hampir semua perabotan didalamnya. Merasa tidak terima dengan perlakuan yang ia dapatkan, ia berniat akan melakukan sebuah pembalasan.
" Aku tidak akan terima perlakuan ini, kalian sudah membuatku marah. Lihat saja kau Azzam, aku tidak akan membiarkan kau bisa bahagia. Heh, wanita itu pasti belum mengetahui kau yang sebenarnya. Hahaha, bersiaplah untuk menerima pembalasanku. Dia tidak akan dimiliki oleh siapapun, terkecuali aku. Ferdinand Bareeq!!!"
" Dad, akan aku balaskan kematianmu. Dia akan hancur ditanganku, puteramu ini tidak akan tingal diam. Hahaha, Kiya!! Kau akan menjadi milikku, milikku!!! Hahaha."
Flashback On...
Terjadi penyerangan pada markas Blood Devil, disaat leader mereka sedang dalam perjalan bisnis yang cukup jauh.
" Tuan!" Sapa Robert kepada bosnya.
" Hem, bagaimana situasinya?" Pria tersebut adalah Bareeq Yazid, ketua geng Lost dan CEO atas perusahan 'Barq'.
Merupakan Kelompok lama yang bermain licik dalam berbagai hal, saat ini. Ia akan membalas perbuatan dari leader kelompok Red Devil, yang sebelumnya sudah membuatnya hancur dan terancam untuk gulung tikar. Azzam Arsalaan, pria itu yang sudah memporak-porandakan keadaannya.
" Markas mereka sedang lengah, kita bisa menyerangnya saat ini tuan." Jelas Robert, yang sebelumnya telah menyusupkan mata-mata kedalam markas rivalnya.
" Bisa kau pastikan itu? Kita tau, leader mereka bukan orang bodoh. Aku tidak mau gagal lagi kali ini, atur strategi. Kita mulai menyerang." Bareeq dengan sangat percaya, jika dia biasa melawan dan mengalahkan seorang Azzam, pemimpin Red Devil yang terkenal sangat kejam dan cerdik dalam bertindak.
" Baik tuan!" Robert mulai melancarkan aksinya, markas milik Red Devil sedang kewalahan atas penyerangan dari mereka.
Dengan senyuman yang sangat lebar, Bareeq merasa dirinya telah menang dan bisa mengalahkan leader dunia bawah yang sangat disegani itu.
" Hahaha, akhirnya!" Dibalik tawanya itu, Bareeq tidak mengetahui jika anak buah yang telah tunduk dan dalam sandraan.
Tak
T ak
Tak
Terdengar langkah kaki yang sangat kontras, dengan perlahan langkah itu semakin dekat. Hal itu membuat Bareeq dan lainnya mencari darimana arah sumber suara tersebut.
" Good job!!!"
Prok
Prok
Prok
" Azzam". Bareeq membeo, saat melihat siapa yang telah datang.
" Wow! Kau hebat sekali, bisa mengenaliku."
Azzam mulai menggunakan sarung tangan yang biasa ia gunakan, Kenan dan Daffa ikut menyeringai dari belakang punggung milik Azzam.
" Dasar Ba***gan! Kau yang sudah memulainya, maka bersiaplah untuk menerima pembalasanku." Bareeq mengerahkan anak buahnya untuk segera menyerang. Namin tidak satupun dari anak buahnya terlihat melakukan hal tersebut
Mata Bareeq menatap dengan tatapan yang penuh dengan kebingungan, bagaimana bisa ia menjadi sangat ceroboh dalam melakukan hal tersebut. Tentu saja, seorang leader tidak akan mudah untuk ditakhlukkan.
" Heh! Sudah puas untuk menghayal, bukan?? Bodoh!!" Azzam menyeringai dan ia mulai mengerahkan anak buahnya dan juga Kenan maupun Daffa untuk segera bekerja.
" Mari kita mulai, tuan Bareeq!!!" Kalimat tersebut dipertegas oleh Azzam.
" Aku tidak akan kalah! Bersiaplah kau be**bah!!!" Bareeq langsung menyerang Azzam dengan membabibuta.
Terjadilah aksi saling serang diantara mereka, Daffa dan Kenan sudah menyerang terlebih dahulu. Kini, Azzam berhadapan dengan Bareeq.
" Aku tidak akan bermurah hati." Azzam mengintimidasi melalui tatapannya.
" Aakhh, tidak! Akkhh, aarrgghhh."
Azzam sudah melepaskan dua benda kecil tersebut, untuk menelusuri tubuh Bareeq. Pisau kecil itu, menggores, membelah dan memotong bagian kecil dari tubuhnya seperti telinga, lidah, dan jari. Hanya suara kepiluan yang terdengar, dan disaat Bareeq telah kehabisan tenaganya.
" Pergilah dengan tenang!"
Dor
Dor
Dor...
Bareeq tewas seketika, Azzam tidak memberikan sedikitpun kesempatan padanya untuk berbicara dan membela diri.
" Kalian!!! Jika kuketahui lagi keteledoran ini terjadi, tidak ada matahari lagi dalam hidup kalian. Heh, bodoh!" Azzam meninggalkan tempat tersebut.
Flashback Off...