NovelToon NovelToon
Aku, Kamu Dan Para Mantan

Aku, Kamu Dan Para Mantan

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Lari Saat Hamil / Berbaikan / Selingkuh / Penyesalan Suami
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: CumaHalu

Anisa dan Yusuf pasangan suami istri yang memiliki kehidupan nyaris sempurna. Ekonomi cukup, tiga orang anak dan mertua yang tidak ikut campur. Namun, ujian datang dari mantan kekasih Anisa dan mantan istri Yusuf. Kehadiran mantan istri Yusuf juga telah membuat ibu mertua Anisa membencinya. Seiring berjalannya waktu, Yusuf tidak bisa menolak kehadiran mantan istrinya untuk kembali. Hingga memutuskan setuju untuk menikah siri, tapi Yusuf merahasiakan pernikahannya dari Anisa. Lalu bagaimana Anisa dengan mantan kekasihnya yang juga ingin bersamanya, akankah berhasil ? Apakah pernikahan Yusuf dan Anisa akan berakhir atau malah akan semakin kuat ? Yuk baca, like, komen dan share ya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CumaHalu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32

"Ada apa sama Arka, Kei?" tanya Anisa.

"Dia pernah kesini nyariin kamu Mbak, trus sama ibu di bilang aja kalau Mbak udah nikah dan ikut suami ke Surabaya. Trus mas Arka juga tanya nama suamimu mbak, ya aku yang kasih tau nama lengkapnya mas Yusuf."

"Terus, dia bilang apalagi, Kei? Kenapa kamu ga cerita dari dulu?"

"Aku ga berani Mbak, soalnya takut kalau ketahuan sama mas Yusuf, eh... Ya ampun mbak, mas Arka ganteng banget, aura mas-mas jawanya yang kalem dan santun kuat banget, dan Mbak tau nggak? dia juga beli rumah mewah deket sini," ulas Keisha.

"Ya terus kenapa kalau dia ganteng, Kei? Mbak ga peduli cowok manapun Kei, kamu kan tau kalau Mbak udah nikah. Ya cuma suami Mbak yang ada di hati." Anisa tersenyum dan mencubit pipi Keisha.

"Yee, iyalah Mbak bilang gitu. Mas Yusuf udah spek sempurna, lagian kalau di bandingin tetep gantengan mas Yusuf sih, emm... Gimana ga ganteng, bapaknya keturunan arab dan ibunya orang Inggris, gimana ga ganteng maksimal coba." Keisha melirik Anisa yang senyum-senyum sendiri mendengar suaminya dipuji setinggi langit oleh adiknya.

"Arka beli rumah di dekat sini, itu artinya nanti dia bisa lebih dekat sama Ryan. Duh, gimana ya... Udah terlanjur Ryan di bawa kesini lagi," batin Anisa.

"Mbak, kog melamun? Ga pengen cerita apa gitu?"

"Ga ada, Mbak pengen keluar, Keisha. Ayo!!"

Anisa berdiri dan keluar dari kamar Keisha. Sedangkan Hana tetap di gendong oleh Keisha. Anisa lega melihat Ryan tidak murung seperti saat di Surabaya.

Beberapa hari berlalu dan tiba saatnya Yusuf harus kembali ke Surabaya. Anisa mengemasi baju miliknya, Yusuf, Alif dan Hana. Lalu memasukkan tasnya ke mobil, dan kembali ke dalam untuk berpamitan dengan Bu Laila dan Ryan.

"Bu, kami balik dulu ke Surabaya, saya titip Ryan disini. Dan saya juga sudah siapkan mobil sekaligus supirnya, dia yang akan mengantar Ryan kemanapun dia ingin pergi. Ibu juga boleh minta tolong supir mengantar ibu atau Keisha," ujar Yusuf.

"Iya Nak, ibu malah senang kalau Ryan tinggal disini. Ibu janji akan jagain Ryan disini," jawab Bu Laila.

"Tenang aja Mas, Ryan aman kog tinggal disini," imbuh Keisha.

Anisa mencium tangan ibunya, lalu memeluk Ryan dan mencium keningnya. Yusuf memeluk Ryan dan tak kuasa menahan air matanya. Yusuf merasa berat hati meninggalkan Ryan.

"Makasih ya sayang sudah hadir di hidup Papa, kamu anak pertamaku, sayang. Kamu yang pertama kali membuat papa merasa menjadi seorang ayah. Papa sangat sayang sama kamu. Kalau Ryan perlu apapun segera bilang ke papa ya, papa pasti datang untukmu," ucap Yusuf disertai deraian air mata.

Ryan merasa tersentuh dan mengusap air mata Yusuf. Lalu keduanya kembali berpelukan. Anisa, Keisha dan Bu Laila ikut menitikkan air mata melihat keduanya.

"Apa sih, mereka bikin aku sedih gini sih mbak," bisik Keisha.

"Sama, Kei." Anisa menjawab sambil mengusap matanya.

"Pa, udah dong menangisnya. Ayo kita pulang," ucap Alif. Lalu mereka semua masuk ke mobil.

"Kakak kenapa ga ikut masuk?" celetuk Alif.

"Mulai sekarang kakak tinggal disini sayang," jawab Anisa.

"Ga boleh!!! Kakak!!! Papa aku mau keluar," teriak Alif.

"Ga bisa sayang... Mas, kita jalan aja.. kita akan beri pengertian ke Alif sambil jalan," ucap Anisa. Sementara Yusuf hanya mengangguk dan mulutnya tertutup rapat karena menahan tangisan.

 

DI RUMAH YUSUF 

Anisa kelelahan karena harus menggendong Hana sepanjang perjalanan. Sampai rumah dia berikan pada Mela, sementara Alif masih ngambek karena Ryan di tinggal. Yusuf berusaha membujuk Alif untuk masuk ke rumah. Akhirnya Yusuf meninggalkan Alif di teras dan duduk di sofa ruang tamu.

"Mas, mau minum apa ?" tanya Anisa.

"Ga usah."

"Aku ke kamar ya."

Yusuf mengangguk dan tetap fokus memperhatikan hpnya. Alif menghampiri Yusuf di kursi ruang tamu. Untuk membujuk papanya membawa kembali kakaknya.

" Papa, kita jemput kak Ryan, Yuk!!!"

"Alif, papa sebenarnya juga sama sepertimu. Tapi kak Ryan yang ingin tinggal disana, Nak. Nanti akhir pekan kita kesana ya."

"Janji Pa?"

"Iya, Papa janji."

Alif bersorak riang gembira dan pergi ke kamarnya. Setelah menghilangkan rasa penatnya, Yusuf ke kamarnya menyusul Anisa. Saat masuk ke kamar Yusuf melihat pemandangan yang mengejutkan.

Anisa memakai pakaian mini rebahan di atas kasur. Meskipun Anisa tidak melakukan apapun, namun hasrat Yusuf muncul secara tiba-tiba. Yusuf duduk di samping Anisa dan membelai lembut rambutnya." Sayang, aku pengen main," ucap Yusuf.

"Hah... Main apa?" tanya Anisa yang melihat Yusuf sekilas, lalu kembali fokus menatap layar hpnya.

"Mainin kamu...." Yusuf mengedipkan matanya sambil tersenyum.

Anisa tertawa dan memeluk suaminya, lalu keduanya mulai berciuman. Yusuf segera menanggalkan pakaiannya dan juga milik istrinya. Permainan keduanya berlangsung cukup lama hingga adzan ashar berkumandang.

 

KEESOKAN HARI

Yusuf keluar dari kamar mandi dan buru-buru memakai pakaiannya. Anisa yang sedang merapikan gorden merasa heran dengan suaminya. Anisa berjalan menghampiri Yusuf.

"Sayang, kamu ada rapat penting pagi ini?" tanya Anisa.

"Ga ada, kan ini hari pertama masuk sekolah dan hari Senin. Ryan pasti masuk pagi dan upacara," jawab Yusuf sambil mengenakan dasinya.

"Mas... Kamu lupa ya?"

Yusuf berhenti sejenak, ia baru ingat kalau Ryan sudah tidak bersamanya lagi. Lalu Yusuf terduduk di kursi meja rias, Anisa berdiri di sampingnya mengusap punggung dan memeluknya.

"Mas, kamu tenang aja. Disana ada Keisha yang mengurus Ryan, ibu juga pasti ikut mengurusnya. Ryan bahagia mas disana, kamu jangan khawatir."

"Aku tau itu, tapi aku belum bisa menerima kenyataan kalau Ryan jauh dariku. Dia putra sulungku Anisa," ucap Yusuf.

"Aku berangkat ke kantor sekarang," sambungnya.

"Sarapan dulu, Mas."

"Nanti aja di kantin."

Yusuf meninggalkan Anisa yang masih terpaku di kamarnya. Setelah Yusuf pergi ke kantor, Anisa memasak sarapan untuk Hana dan menyuapinya. Lalu membuatkan makan siang untuk suaminya.

 

DI KANTOR YUSUF 

Kania melihat seorang OB membawa nampan berisi secangkir teh. Kemudian dia menghentikannya dan menanyakan untuk siapa tehnya. Setelah tau untuk Yusuf, Kania meminta teh itu untuk diantar dirinya sendiri.

Kania meletakkan teh itu di meja Yusuf. Saat meletakkan teh, Kania melihat foto keluarga Yusuf yang lengkap dengan Anisa dan anak-anaknya. Kania menangis dan mencengkeram foto itu.

"Aku ingin sekali mengambilmu kembali Mas, tapi anak-anak ini yang bisa menyulitkanku. Aku harus bisa dengan cara apapun," batin Kania.

Ceklek 

"Kamu ngapain disitu?" tanya Anisa sambil menggandeng Hana.

Kania meletakkan fotonya dan menghampiri Anisa. Lalu menarik tangan Anisa masuk ke ruangan Yusuf. Setelah itu Kania menutup pintunya.

"Dengarkan aku baik-baik pelakor!!! Aku akan ambil kembali milikku seutuhnya, kamu jangan senang dulu karena merasa menang dariku. Aku tau bagaimana mendapatkan kembali suamiku yang sudah kamu rebut," ucap Kania dengan tatapan bengis.

"Aku ga pernah merebutnya darimu," ucap Anisa lirih.

"Kamu masih saja munafik seperti dulu, baiklah... Kita lihat siapa yang akan dipilih oleh mas Yusuf. Aku atau kamu? Tunggu tanggal mainku," ucap Kania meninggalkan Anisa di ruangan Yusuf.

"Ma, dia siapa sih?" tanya Hana.

"Bukan siapa-siapa sayang."

"Kenapa Kania sering sekali di ruangan mas Yusuf, waktu itu mereka malah berduaan. Apa mereka kembali bersama," batin Anisa.

Anisa meletakkan tas berisi makan siang untuk Yusuf di atas mejanya. Lalu mengirim pesan dan memfotonya supaya Yusuf mengetahuinya. Setelah itu Anisa pergi meninggalkan kantor Yusuf dan pergi menjemput Alif.

1
Leon
Loh kok belom update? Lanjutin dong thor, gak sabar nungguin kelanjutannya 😫
CumaHalu: sabar ya kak, masih di review bab terbarunya🙏🤗
total 1 replies
awita_llu
Gak bosen
CumaHalu: terimakasih, kak🙏🙂
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!