Naila, gadis malang yang baru berusia 16 tahun, harus mengalami nasib buruk. Ketika Naila masih terpuruk setelah kematian Ibunya, ia bekerja di kediaman seorang Pengusaha sukses (Keanu Armani Putra). Bukannya mendapatkan ketenangan, Naila malah semakin terpuruk karena nasibnya menjadi lebih tragis dari sebelumnya.
Dimana ia diperkosa dan menjadi istri siri yang tidak pernah dianggap oleh sang suami. Belum lagi keputusan Keanu yang akan menikahi Kekasihnya, Melisa.
Kehadiran Melisa didalam rumah tangganya, membuat kehidupan Naila semakin berat. Belum lagi ia harus mengetahui bahwa dirinya tengah hamil di usianya yang masih sangat muda.
Bagaimana perjuangan Naila melewati masa sulitnya? Penasaran??? Yukk, ikuti cerita mereka 😘😘😘
Bukan ranah Bocil ya, jadi yang masih bocil, jangan di intipin ya ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aysha Siti Akmal Ali, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menjeput Melisa 2
Melisa menunggu Keanu dengan cemas diruang utama. Ia berjalan mondar-mandir didepan Ibunya yang masih duduk manis di sofa mewahnya.
"Melisa! Tidak bisakah kamu tenang dan duduk manis sambil menunggu suami kesayangan mu itu kembali?!" kesal Nyonya Rita karena anaknya itu berlalu lalang tepat di hadapannya.
"Aku mengkhawatirkan Keanu, Bu! Aku tidak ingin Ayah melakukan hal yang tidak aku inginkan kepadanya!" sahut Melisa dengan wajah cemas sambil meremas-remas kedua tangannya.
"Kalau begitu susul saja!" seru Nyonya Rita
"Ah, Ibu benar! Aku akan segera menyusul nya!"
Melisa bergegas menuju ruangan pribadi Tuan Rendra. Ia penasaran sebenarnya apa yang dibicarakan oleh Ayahnya bersama Keanu diruangan itu. Namun, ternyata Melisa kecewa setelah membuka pintu ruangan itu. Nampak Keanu masih memegang wajahnya yang sakit akibat pukulan Tuan Rendra.
Ayah! Apa yang Ayah lakukan pada Keanu? Bukankah Mel sudah bilang jangan menyentuh Keanu ku?!" seru Melisa ketika melihat sudut bibir Keanu yang membiru akibat pukulan sang Ayah.
Melisa segera menghampiri Keanu dan memeriksa keadaannya. "Sayang, kamu tidak apa-apa, kan?" tanya Melisa cemas.
"Tenang saja, Melisa. Aku baik-baik saja." sahut Keanu seraya meraih tangan Melisa yang masih memegang wajahnya.
Melisa berbalik, kemudian menatap sang Ayah dengan tatapan kesal. "Aku akan kembali bersama Keanu, Ayah. Dan aku tidak peduli Ayah setuju ataupun tidak!" ucap Melisa
Tuan Rendra menggelengkan kepalanya pelan sambil menatap Melisa. "Itu pilihan mu, Melisa. Ayah tidak bisa melarang mu untuk kembali bersama suami mu. Tapi ingat, ini adalah keputusan final mu dan Ayah tidak akan pernah ikut campur dalam persoalan rumah tangga mu lagi. Dan jika kejadian seperti ini terjadi lagi, hadapilah sendiri tanpa melibatkan aku dan Ibumu," sahut Tuan Rendra.
Melisa menghembuskan napas kasar kemudian berpaling kearah Keanu. "Sebaiknya kita pulang sekarang, Sayang." ajak Melisa.
Melisa meraih lengan Keanu dan membawanya keluar dari ruangan pribadi Tuan Rendra. Wanita itu memeluk lengan Keanu sambil bersandar disana. Sedangkan Tuan Rendra hanya bisa menatap kepergian anak dan menantunya sambil mengembuskan napas berat. Kekecewaan terlihat jelas diraut wajahnya. Ia sangat kecewa terhadap Keanu, lelaki yang ia anggap baik ternyata telah menghancurkan kehidupan anak kandungnya.
Setibanya diruang utama, Melisa berpamitan kepada Nyonya Rita dan meminta ijin untuk kembali bersama suaminya. Nyonya Rita menghampiri Keanu kemudian menatapnya lekat.
"Keanu, jangan pernah sia-siakan Melisa lagi. Kasihan dia, dia sedang mengandung anakmu, Keanu! Apa kamu ingin Melisa dan bayinya kenapa-napa?" ucap Nyonya Rita.
Keanu mengangguk, "Ya, Bu. Aku berjanji," sahut Keanu.
Keanu dan Melisa pun kembali melangkahkan kakinya menuju halaman depan, dimana Sid sudah menunggunya. Disaat Keanu masuk kedalam ruangan pribadi Tuan Rendra, Melisa memerintahkan Sid untuk memasukkan semua barang-barang miliknya kedalam bagasi mobil. Sebab itulah Sid sudah berada didepan sambil menunggu kehadiran Majikannya.
Sid bergegas membukakan pintu mobilnya setelah Melisa dan Keanu menghampirinya. Melisa masuk lebih dulu kemudian disusul oleh Keanu.
Setelah majikannya sudah duduk manis dibelakang, Sid pun segera melajukan mobilnya.
"Sayang, besok malam kira dinner yuk!" ucap Melisa sambil bergelayut manja di lengan Keanu.
"Dinner? Dimana?" sahut Keanu seraya menoleh kepada Melisa yang tengah menyandarkan kepala di pundaknya.
"Di Restoran langganan kita lah, dimana lagi? Bukankah kita selalu berkunjung ketempat itu saat ada acara-acara penting?" sahut Melisa,
"Hmm ..." gumam Keanu.
Melisa mengangkat kepalanya kemudian menatap Keanu sambil menekuk wajahnya.
"Sayang, jangan cuma 'Hmmm' aja donk! Kamu setuju atau tidak sih?" kesal Melisa.
Keanu mengembuskan napas berat, "Baiklah, Mel. Kita akan Dinner besok malam di Restoran favorit mu itu." sahut Keanu
"Nah gitu donk, Sayang!" ucap Melisa seraya kembali ke posisinya semula, bergelayut manja sambil menyandarkan kepalanya di pundak Keanu.
"Sayang, aku mohon, berhentilah mencari keberadaan Naila! Biarkan ia pergi dari kehidupan kita. Bukankah itu maunya? Dia sendiri kan yang pergi meninggalkan rumah? Itu artinya Naila emang tidak ingin tinggal bersama kita," ucap Melisa lagi.
Keanu memejamkan matanya seraya memijit pelipisnya. "Bisakah kamu tidak membahasnya, Mel? Aku sedang tidak ingin membicarakan masalah itu sekarang," sahut Keanu.
"Baiklah." Melisa menyeringai tanpa sepengetahuan Keanu.
.
.
.
Sore Menjelang,
Di kediaman Tante Mira
"Sore, Tante!" sapa Adnan yang baru saja pulang dari tempatnya bekerja.
"Wah, kamu sudah kembali, Adnan. Bagaimana pekerjaan mu hari ini?" tanya Tante Mira.
Adnan menjatuhkan tubuhnya disamping Tante Mira yang sedang bersantai diruang tengah dengan ditemani secangkir teh hangat kesukaannya. Adnan menyandarkan kepalanya di sandaran sofa sambil menatap langit-langit ruangan.
"Sama seperti biasanya, Tente. Dan besok malam, mungkin Adnan pulangnya agak larut karena Pelanggan setia Tante mengajak istrinya Dinner." sahut Adnan
"Pelanggan setiaku? Tuan Keanu Armani Putra, pemilik Perusahaan Tekstil terbesar itu, kan?" tanya Tante Mira sambil menautkan kedua alisnya menatap Adnan.
"Ya, Tante," sahut Adnan.
Tante Mira tersenyum puas setelah mendengar ucapan Adnan bahwa pelanggan nomor satu di Restoran miliknya tersebut kembali berkunjung.
"Oh ya, Adnan, ada yang ingin Tante ceritakan sama kamu. Ini tentang Naila," ucap Tante Mira, kali ini dengan wajah serius menatap Adnan.
Mendengar nama Naila disebutkan, Adnan segera membenarkan posisi duduknya. Ia duduk dengan posisi tegak sambil menatap Tantenya.
"Cerita tentang apa, Tan?" tanya Adnan.
Tante Mira menghembuskan napas berat sambil menatap wajah Adnan yang begitu antusias ingin mendengarkan ceritanya.
"Ini tentang masa lalu Naila dan mungkin kamu akan sedikit kecewa setelah mendengar ceritanya," sahut Tante Mira
"Ceritakan lah, aku siap mendengarkannya, Tante," ucap Adnan yakin.
"Adnan, saat ini Naila tengah mengandung anak dari suaminya," tutur Tante Mira dengan wajah sendu menatap Adnan.
Adnan tergelak, "Yang benar saja, Tante!" serunya.
Tante Mira masih menatap Adnan dengan tatapan sendu dan setelah menyadari bahwa Tantenya tidak sedang bercanda, Adnan menghentikan tawanya.
"Jadi ini serius, Tante?" tanya Adnan.
"Ya, Adnan. Tante serius, Naila tengah mengandung sekarang,"
Ekspresi wajah Adnan mendadak berubah. Terlihat jelas jika ia sangat kecewa setelah mendengar ucapan Tante Mira.
"Jadi itu benar, Naila tengah mengandung. Pantas saja aku merasa ada yang aneh dari dirinya. Tapi bagaimana bisa, Naila pernah bercerita padaku bahwa ia kabur dari rumah majikannya dan bukan dari suaminya, Tante," tutur Adnan dengan wajah heran.
Tante Mira kembali menghembuskan napas berat. "Ya, Adnan. Naila memang kabur dari rumah majikannya. Dan yang menjadi suaminya adalah majikannya sendiri," tutur Tante Mira.
Mata Adnan membulat sempurna. Ia benar-benar tidak percaya dengan apa yang barusan ia dengar. Setelah itu Tante Mira pun menceritakan semua tentang masa lalu Naila hingga akhirnya ia bertemu dengan Adnan di Restoran saat itu.
...***...