NovelToon NovelToon
Lorenzo Irsyadul

Lorenzo Irsyadul

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri
Popularitas:664
Nilai: 5
Nama Author: A Giraldin

Seorang pria bernama Lorenzo Irsyadul, umur 25 tahun hidup seorang diri setelah ibunya hilang tanpa jejak dan dianggap tiada. Tak mempunyai ayah, tak mempunyai adik laki-laki, tak mempunyai adik perempuan, tak mempunyai kakak perempuan, tak mempunyai kakak laki-laki, tak mempunyai kerabat, dan hanya mempunyai sosok ibu pekerja keras yang melupakan segalanya dan hanya fokus merawat dirinya saja.

Apa yang terjadi kepadanya setelah ibunya hilang dan dianggap tiada?

Apa yang terjadi kepada kehidupannya yang sendiri tanpa sosok ibu yang selalu bersamanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon A Giraldin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 25: Fight

Menutup matanya dan langsung menatapnya dengan wajah heran. “Kenapa seperti akhir saja? Lorenzo Irsyadul, belum saatnya kau harus tidur. Bangun!” perintahnya.

Tak ada jawaban dan itu membuatnya kesal. Kaki kiri di kebelakangkan dan... “BANGUNN!!” teriaknya cukup kencang sampai Lorenzo terlempar dengan sangat jauh.

Ia membuka mata perlahan. “Aaa__ di mana i_NI!” teriak kecil karena tiba-tiba kepalanya membentur lantai. “Aaa__ tidak sakit... yahh... sudah pasti sih. Oke, waktunya berdiri.”

Sambil membelakangi Aiden ia berdiri tegak seperti tak terjadi apa-apa. Mengembuskan napas pelan dan langsung membalikkan badannya dengan tatapan menakutkan ke arahnya.

Hanya bisa mengembuskan napas sambil menundukkan kepalanya, pandangan lurus lagi ke depan, dan tatapannya menjadi sangat menakutkan. Lorenzo hanya bisa menundukkan kepalanya. “Maafkan aku,” ucapnya agar tak terjadi sesuatu yang buruk kepadanya.

Ucapan permintaan maafnya ia terima dan dirinya lagi tersenyum kecil sambil menatapnya dengan mata terbuka lebar. “Angkat kepalamu!” perintahnya.

Tanpa mengatakan apapun ia mengangkat kepalanya dan pandangannya lurus ke arahnya sekarang. Mengembuskan napas serta tersenyum lebar. “Hehehe,” tawanya kecil. “Sekarang, apa yang akan kita lakukan?” tanyanya kepadanya.

Ia langsung menjawabnya dengan ekspresi yang sama. “Sebelum kesana, aku mau kita bermain lagi sedikit. 10 soal dan jawaban dariku atau biasa dibilang tes psikologi. Jadi, Apakah kau mau mengikuti permainan ini, Lorenzo Irsyadul?” tanyanya lagi kepadanya setelah menjawab pertanyaannya.

“Silakan. Pertanyaan pertama apa?” tanyanya lagi dengan menerima tantangannya dan sudah menjawab pertanyaannya.

Menundukkan kepalanya. “Terimakasih sudah menerimanya.” Mengangkat kepalanya lagi ke atas. “Kalau begitu, pertanyaan pertama adalah... siapa yang kau paling kau cintai di dunia ini? Kau hanya bisa menjawab Ibu atau Pacarmu saja.”

Pertanyaan pertama saja membuatnya langsung menundukkan kepala. Hanya bisa berpikir tanpa ekspresi apapun yang ia keluarkan. “Ibu atau pacar... Lorenzo Natsumi atau Clayra Vabripo... yang mana yang harus ku pilih?”

Aiden hanya bisa tersenyum melihat Lorenzo berpikir keras. 5 menit berlalu dan akhirnya, ia mendapatkan satu jawaban. “Ibu atau pacar ya! Tentu saja Ibu yang paling kucintai. Bagaimana dengan pacar? Pacar ya! Kenapa aku bilang seperti itu? Harusnya... istri.”

Clayra yang sedang duduk santai di kursi lipat yang bagian bawahnya adalah gedung, tiba-tiba wajahnya memerah hebat. “E-entah kenapa, a-aku merasa, Lo-lorenzo mengatakan hal baik te-tentangku.” Hanya bisa tersipu malu tanpa bisa tahu apa yang dikatakan olehnya.

Aiden yang mendengar jawaban itu hanya bisa tertawa. Tawa yang cukup lama dan diakhiri dengan senyum lebar ke arahnya. “Jawaban yang bagus. Sekarang, kalau kau harus memilih antara Ibu dan Ayah, mana yang mau kau pilih?”

Pertanyaan selanjutnya membuatnya sedikit kesal. “Ayahku itu brengsek. Ia meninggalkan ibu dan kami hidup berdua saja. Tentu saja aku akan memilih ibuku.”

Menundukkan kepalanya berkali-kali. “Jawaban yang bagus sekali. Kalau begitu, pertanyaan selanjutnya adalah saat seseorang yang kau cintai mati, apa yang akan kau lakukan? Balas dendam atau... apa jawabanmu? Kali ini, buatlah jawaban sehebat mungkin yang ingin ku dengar.”

Lorenzo berpikir cukup lama untuk menjawab pertanyaannya. 10 menit berlalu dan akhirnya ia tahu apa yang harus ia katakan. “Balas dendam ya! Tentu saja aku akan balas dendam. Tujuanku sekarang adalah membalaskan dendam Ibuku dan dendam mereka berdua. Jawaban lain!”

Menundukkan kepalanya, mengembuskan napas, dan langsung mengatakannya dengan jelas sambil tersenyum lebar dengan mata tertutup rapat. “Yang bisa ku katakan adalah kalau mati, mati saja dan kalau hidup, hidup saja. Kalau tidak disuruh balas dendam, hidup enak menurutku adalah yang terbaik. Biarkan saja semuanya terjadi, tak perlu lakukan apa-apa.”

“Oh iya, jawaban lain bukanlah jawabanku, tapi jawaban yang mungkin akan berhubungan dengan pertanyaan selanjutnya.”

Jawabannya membuatnya sedikit terkejut. “Begitu ya. Kalau begitu, pertanyaan keempat adalah... saat seseorang yang selalu baik kepadamu itu adalah orang yang jahat kepadamu, apa yang akan kau lakukan kalau mereka dibunuh di depan matamu?”

Pertanyaan yang rumit muncul lagi. “Pertanyaan yang cukup hebat. Jawabannya sudah pasti seperti yang tadi kuucapkan di jawaban lain. Tapi, karena aku tidak tahu kebenarannya, mungkin aku bisa mengatakan... bunuh lagi yang membunuhnya.”

Tersenyum kecil. “Lumayan. Sekarang, pertanyaan kelima, kalau kau harus mengorbankan antara dirimu atau orang yang kau cintai, siapa yang mau kau korbankan? Jawabannya kau hanya bisa memilih aku atau dia. Yang mana?”

Berpikir sebentar sambil menundukkan kepalanya dan mengangkatnya kembali tanpa menunjukkan emosi atau datar namun serius. “Tentu saja aku. Mana mungkin diriku ini mengorbankan orang yang kucintai.”

Tersenyum lebar. “Menarik sekali. Selanjutnya adalah kau terdampar di atas perahu bersama dengan wanita tercintamu. Perahu itu rusak dan tenggelam. Untuk menyelamatkan diri, hanya ada satu pilihan, yaitu menggunakan satu pelampung. Masalahnya, hanya satu orang yang bisa selamat.”

Ekspresinya berubah menjadi agak serius dengan senyum kecil. “Pertanyaannya, kau akan memilih dirimu yang masuk ke dalam pelampung itu atau orang tercintamu yang masuk ke dalam pelampung itu? Oh iya, walaupun sudah diselamatkan, tapi tak ada rasa terimakasih, melainkan... kesalahan.”

Melanjutkan bicaranya dengan ekspresi yang sama. “Satu orang yang tak selamat itu, berusaha diselamatkan oleh satu orang yang selamat, tapi tak berhasil. Pilihannya ada dua sekarang, ikut bunuh diri atau melanjutkan hidup? Lalu, siapa yang harus dikorbankan?”

Saking bernilainya pertanyaannya, Lorenzo sampai tersenyum lebar dan bersemangat sekali. “Apa-apaan pertanyaan itu? Aiden, masih ada pertanyaan yang lebih mengerikan daripada yang satu ini kah?”

Pertanyaannya langsung dijawab dengan cepat. “Ya, masih ada. Jadi, apa jawabanmu?”

Ia berpikir keras untuk mendapatkan jawabannya. Pemikirannya pun berakhir dan sudah tahu harus apa yang ia jawab. “Lebih baik aku menyelamatkan diriku. Orang yang mencintaiku sepertinya sudah siap untuk itu.”

Jawabannya membuatnya sedikit kesal. “Apa-apaan jawaban itu? Yahh... terserahlah. Lalu, kau pilih uang atau pengetahuan?”

Menjawabnya dengan cepat. “Pengetahuan tentunya. Soalnya pengetahuan itu bisa membuat kita kaya raya jika apa yang kita pikirkan mengarah ke situ salah satunya.”

Jawaban jenius ia terima. “Jawabanmu cukup bagus. Sekarang, posisimu berada di dalam tempat kebakaran. Apa yang akan kau lakukan saat kau harus memilih antara menyelamatkan seorang wanita cantik atau anak laki-laki dari wanita cantik itu? Kau hanya bisa memilih satu dan tak bisa memilih kedua-duanya.”

Hanya mendengar pertanyaan itu membuatnya agak kesal. “Mengerikan sekali pertanyaan ini.” Mengembuskan napas dan menjawabnya dengan wajah datar. “Tentu saja aku akan menyelamatkan anaknya. kalau ada posisi ibu dan anak, sang ibu pasti merelakan dirinya dan pasti ingin anaknya menjalankan hidup lebih lama darinya kalau kondisinya salah satunya seperti yang kau sebutkan tadi.”

Membuatnya senang akan jawabannya. “Terbaik. Sekarang, tersisa dua lagi pertanyaan. Dua pertanyaan itu, akan ku tanyakan secara bersamaan. Apakah kau siap untuk menjawab dua pertanyaan yang saling berhubungan ini, Lorenzo Irsyadul?” tanyanya kepadanya.

Tersenyum lebar dan mengangkat tangan kanannya ke atas. “Ya, tentu saja aku siap. Apa pertanyaannya?” tanyanya kepadanya setelah menjawab pertanyaannya.

Tersenyum kecil dengan wajah serius. “Jadi, posisinya adalah satu ruangan. Di satu ruangan itu, seseorang yang sangat mengerikan ingin membunuhmu dan membunuh pacarmu. Pertanyaannya, siapa yang akan ia bunuh terlebih dahulu? Oh iya, ia seorang wanita.”

Tersenyum lebar dan langsung menjawabnya. “Tentu saja pacarku. Kalau ia seorang wanita, mungkin bisa dibilang cemburu.”

Jawabannya membuatnya tertawa kecil dan meneruskan satu pertanyaan lagi yang harus dijawab olehnya. “Kau ini lucu sekali, Lorenzo Irsyadul. Baiklah, satu pertanyaan lagi adalah saat ada satu pisau, dipegang oleh wanita yang mau menusukmu, apa yang akan kau lakukan? Posisimu terbaring dan dirinya berdiri tegak.”

Melanjutkan pertanyaannya. “Dirimu bisa bela diri dan wanita itu tak bisa melakukannya. Kau bisa merebutnya, tapi, apakah kau mau merebutnya? Kalau merebutnya, pilihanmu hanya membunuh wanita yang sudah membunuh pacarmu itu. Balas dendam maksudnya. Jadi, bagaimana jawabanmu, Lorenzo Irsyadul?

Mengembuskan napas pelan dan langsung menjawabnya. “Satu jawaban saja, aku pasti akan membalaskan dendamku. Membunuhnya adalah jawaban yang tepat.”

Tertawa kecil dan selesai tertawa langsung tersenyum lebar. “Jawaban yang cukup bagus. Sekarang...” menjentikkan jari jempol dan jari telunjuk kanannya.

Tiba-tiba sebuah pistol hitam ada di tangan kanan masing-masing. Lorenzo yang merasa ada sesuatu di tangan kanannya refleks langsung melihatnya. Ia terkejut sekali. “Pistol!”

Menatapnya tajam. “Apa maksudmu, Aiden?” tanyanya kepadanya.

Hanya bisa tersenyum kecil dengan mengarahkan pistolnya ke arah tepat jantungnya berada. “Bulan sudah menjadi merah dan... bulan merah itu membutuhkan tumbal. Jadi, mari kita bertaruh, Lorenzo Irsyadul!” ajaknya kepadanya.

“Apa yang ingin kau taruhkan?” tanyanya kepadanya.

“Nyawa kita berdua,” jawabnya dengan posisi pistol tetap mengarah ke jantungnya.

Jawabannya membuatnya cukup terkejut dan melihatnya tersenyum kecil membuatnya melakukan hal yang sama dan mengarahkan pistolnya juga ke arah jantungnya berada, hanya saja, lebih ke kiri, sedangkan yang Aiden benar-benar tepat di tengah.

“Menarik. Setelah selesai, aku bisa keluar dari sini kah, Aiden?” tanyanya kepadanya.

“Ya, tentu saja,” jawabnya.

Saling tersenyum lebar. “Kalau begitu, mari hitung 10 detik secara bersama-sama, Aiden!” tawarnya kepadanya.

Menerima tawarannya. “Baiklah, Lorenzo.”

Hitungan pun dimulai. “1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10.”

DORR

Kedua peluru di tembakkan. Peluru Lorenzo mengenai peluru Aiden. Kalau dibagian tengah akan saling terpental, kalau di salah satu sisi, akan terpental ke arah sisi yang dipilih. Peluru Aiden belok ke kiri dan peluru Lorenzo melesat terus sampai mengenai bagian jantung.

Tak mengenai bagian tengahnya karena ada sedikit dorongan, tapi cukup membuatnya berbaring. Peluru Aiden menggores sedikit punggung kirinya. Peluru Aiden yang melesat terus, setelah melewati Lorenzo, menghilang begitu saja.

Peluru dan pistol menghilang begitu saja tanpa jejak. Aiden jatuh perlahan dan... terbaring dengan mengeluarkan darah dari mulut dan sisi kiri jantungnya. Darah mulai mewarnai bajunya dan lehernya.

Lorenzo refleks langsung menyentuh bagian terlukanya dan langsung menatapnya dengan serius sambil tersenyum kecil. “Hehehe,” tawa kecil. “Aku menang, Aiden.”

Aiden hanya bisa tersenyum dan Lorenzo yang melihat dirinya masih sadar, langsung berjalan ke arahnya.

Bersambung...

1
Siti H
tadi matanya dicongkel, kenapa masih bisa terbuka, Thor?

Tulisanmu bagus, Loh... semoga sukses ya...
ayo, Beb @Vebi Gusriyeni @Latifa Andriani
Siti H: astagfirullah... pantas saja gak dibalas chat kakk
Latifa Andriani: Kak Vebi akun baru dia kak, yg lama hp dia nge blank dan akun dia udah gak bisa login lagi
total 7 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!