Nisa. gadis yang tidak sengaja bertemu dengan laki-laki yang bernama Aslan. dan keduanya dalam kondisi terpuruk.
Nisa yang mendapati kenyataan, kalau kekasih hatinya lebih memilih perempuan lain merasa sangat terpukul, padahal hari itu Mereka sudah berjanji akan pergi mendaftarkan pernikahan mereka.
dan ketika melihat laki-laki yang didorong keluar dan sampai terjatuh itu, dan kejadian yang tepat di depan matanya membuatnya langsung berpikir dan bertindak. Nisa langsung mengajaknya menikah, walaupun dia tahu kalau laki-laki itu adalah orang asing.
lalu bagaimana kelanjutan mereka ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tirta_Rahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25. penuh semua
karena kedua orang tua Nisa sudah setuju dikirimkan uang, tapi yang mereka minta awalnya itu hanyalah uang untuk membeli tanah. karena di sekitar pemukiman rumah mereka, ada yang menjual tanah bekas ladang mereka. karena tanah itu sudah tidak produktif lagi untuk ditanami apapun.
tapi karena Aslan dan Nisa bersikeras mengirimkan untuk jajan kedua orang tua itu juga, akhirnya ibu lisani dan Pak suhelno terpaksa menerimanya.
uang sebanyak 50 juta pun dikirimkan ke nomor rekening kedua orang tuanya, yang konon katanya masih aktif walaupun sudah lama tidak digunakan. di sana Nisa berpesan juga, agar ibunya memberikan sekitar satu-satu juta untuk saudara-saudaranya. itupun harus dilakukan tanpa sepengetahuan siapapun.
malam harinya, sepasang suami istri itu duduk bersandar di tembok. sementara itu, tempat tidur juga sudah siap.
"dek.."
"mm.." Nisa langsung merespon cepat ketika Aslan memanggilnya. terlihat, Aslan nampak gugup ingin mengutarakan keinginannya. dia takut ditolak oleh Nisa, tapi dia juga ingin tahu hubungan ini tetap harus berjalan.
"Apakah malam ini..? mas bisa dapat jatah..?" tanya Aslan dengan penuh kegugupan. bahkan, wajahnya pun turut berkeringat. sementara Nisa yang mendengar penuturan itu langsung melongo.
"maksudnya..? jatah ? di malam hari..?" tanya Nisa sambil mengeja. mendengar itu Aslan mengatupkan bibirnya, dan menganggukkan kepalanya dengan ekspresi malu-malu.
sementara Nisa yang mengetahui akan hal itu, dia juga ikut memerah karena malu. wajar kalau suaminya meminta, mereka telah resmi menjadi suami istri, tugasnya sebagai seorang istri pun harus iya tunaikan.
"mm.. tapi kak.. kita sepertinya nggak bisa pembukaan di sini deh.." ucapnya dengan sedikit kegugupan. mendengar itu Aslan menoleh, matanya berbinar. dia tentu saja mengetahui maksud penuturan istrinya itu.
"maksudnya dek..? Kakak boleh minta jatah..? tapi nggak di sini..?" tanyanya dengan mata yang memperlihatkan sorot antusias itu. kedua tangannya namun tetap menganggukkan kepalanya dengan sedikit canggung dan malu-malu.
Aslan yang melihat itu pun langsung tersenyum.
"hah!! baiklah kalau begitu.. bagaimana kalau kita pergi liburan. kita bulan madu..?" ucapnya. mendengar itu Nisa langsung menjadi salah tingkah, dia juga turut menepuk pundak suaminya dengan pelan.
"apaan sih kak. nggak usah pakai istilah bulan madu segala ih.. kita, ke hotel aja gimana..?" tanyanya. Aslan yang mendengar itu langsung menganggukkan kepalanya dengan cepat. oleh-olah dia sudah tidak sabar ingin membuat hubungan mereka ini benar-benar nyata, dan juga telah menjadi suami istri sepenuhnya. Nisa yang melihat ke antusiasan sang suami menjadi kembali malu.
untuk mereka berdua, tentu saja Ini pertama kalinya bagi mereka. dan tentunya, harus benar-benar menjadikan momen pertama ini, sebagai kenangan Yang Tak terlupakan.
"kalau begitu kita berangkat malam ini aja dek!! gimana..? kebetulan ini masih jam 09.00 malam. Kita cari hotel yang terdekat aja dari sini.." ucapnya. Nisa yang mendengar itu semakin dibuat salah tingkah.
"ih kakak..!!" tiba-tiba dia sadar kalau, kodamnya langsung keluar. hal itu langsung membuat Nisa menutup mulutnya. sementara Aslan langsung tertawa melihat istrinya yang mulai terbiasa terhadap dirinya.
*****
sekarang, mereka berdua sudah berdiri di depan sebuah hotel yang tentunya buka 24 jam. mereka berdua bergandengan dan saling memandang satu sama lain. keduanya pun sama-sama menggangguk setuju, seolah-olah bibir mereka yang bersuara.
keduanya pun langsung bergerak masuk ke dalam, langsung menuju meja resepsionis.
"permisi mbak..? Apa masih ada kamar kosong..?" tanya Aslan. resepsionis itu langsung tersenyum dan menyapa.
"Maaf ya Mas.. kamarnya sudah penuh semuanya." mendengar itu, mereka berdua pun langsung saling memandang.
"oh ya sudah kalau begitu.. terima kasih ya Mbak.."
"Iya Mas sama-sama.." ucap sang resepsionis sambil menyatukan kedua tangannya. Aslan dan Nisa pun meninggalkan tempat itu, dan pergi mencari hotel lainnya.
Dan tak terasa, sudah hampir 5 hotel yang mereka datangi, tapi masalahnya tetap sama. yaitu semua kamarnya penuh, dan tak menyisakan satu kamar pun untuk mereka.
waktu juga sudah menunjukkan pukul 02.00 malam. tapi tidak perlu khawatir, karena walaupun cukup larut, tapi suasana tetap ramai dan juga aman. Aslan dan Nisa pun langsung menuju satu taman yang tentunya masih terlihat sangat ramai. bahkan para pengunjung juga masih berada di sana.
"hah!! capek sekali Kak.. sudah 5 hotel yang kita datangi, dan masalahnya tetap sama. sepertinya memang, para pengunjung sedang membludak.." ucap Nisa dengan kelelahan. Aslan langsung menarik Nisa dalam dekapannya.
"nggak tau deh.. Tapi, sebentar Kakak periksa dulu ya.." Aslan pun langsung mengeluarkan handphonenya.
"sepertinya kita tidak ditakdirkan untuk berbulan madu di tempat yang mewah Kak.." ucap Nisa membuat perhatian aslan langsung teralihkan kepadanya. Aslan langsung memasang wajah senyumnya.
"maksudmu bagaimana dek..? memangnya kamu mau kita pembukaan itu di semak-semak..?" candanya. dengan cepat, Nisa pun mencubit pinggang suaminya dengan pelan.
"is..!! Kakak ngomongnya jangan kencang-kencang dong! Nanti di dengar orang." bisiknya. Aslan pun kembali terkekeh.
"ya.. Habisnya kamu.. Aneh-aneh saja ngomongnya." ucapnya lagi. Nisa juga ikut terkekeh geli mengingat ucapan suaminya.
"terus gimana dong. Apa kita pulang ke kontrakan saja kak..?" tanya Nisa kembali. Mendengar itu, Aslan kembali menoleh.
"tidak sayang. sekarang, aku sudah mendapatkan kamar hotel, kusus untuk pengantin baru. Dan kita di beri waktu tiga hari untuk merayakan pernikahan kita. Disamping itu, kita juga sudah mendapatkan diskon harga. jadi, kita tidak pulang ke kontrakan, melainkan kita langsung pergi ke alamat hotelnya." nisa yang mendengar itu langsung melongo.
sementara Aslan langsung menyeret tangan istrinya, dan kembali sama-sama meninggalkan tempat itu. mereka juga sudah memesan taksi online, dan langsung mengantarkan mereka ke hotel yang telah berhasil didapatkan oleh aslan.
sesampainya mereka di hotel itu, keduanya pun langsung turun setelah membayar ongkos.
Nisa dan Aslan pun langsung mengangkat wajah mereka dan mulai mengamati gedung hotel itu. dan seketika Mereka pun langsung takjub, karena ternyata hotelnya sangat mewah. nisa yang nanya dari sesuatu langsung berbisik di telinga suaminya.
" berapa per malam tinggal di hotel ini kak ? Firasat ku sudah tidak enak ini." Tutur Nisa kepada Aslan. Aslan tidak menjawab, dia justru tersenyum.
"sudah dek. Jangan banyak tanya. Ayo kita masuk." ajaknya lagi. Aslan pun langsung mengajak istrinya masuk ke dalam, dan di meja resepsionis, Aslan langsung menunjukkan bukti transaksi yang dilakukan melalui handphone. Setelah semuanya di konfirmasi oleh sang resepsionis, Aslan pun langsung menerima kunci kamarnya.
"silakan mas, mbak.. semoga malam pertamanya menyenangkan ya.." ucap resepsionis itu dengan sopan. sementara Nisa langsung menutup wajahnya karena merasa malu. mengapa suaminya harus mengambil kamar untuk pengantin.
"terima kasih ya Mbak.." ujar Aslan lagi. setelah itu, Aslan pun langsung mengajak Nisa untuk pergi menuju kamar mereka.