Hidup melarat dengan kebutuhan rumah tangga yang serba mahal serta kebutuhan anak juga sangat lah besar, mau bagai mana pun Hani mengatur uang maka tetap saja tidak akan cukup bila satu Minggu hanya tiga ratus ribuan saja.
Namun tak lama hidup nya berubah menjadi lebih baik, rumah pondok juga berganti dengan rumah megah yang luar biasa bagus nya.
apa yang sudah Hani lakukan?
Mungkin Hani melakukan pesugihan agar dia bisa kaya raya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33. Perasaan Indri
Malam tahlilan berjalan dengan lancar walau tadi siang ada insiden pertengkaran di dapur saat sedang masak, tapi alhamdulillahnya ketika sudah selesai semuanya tidak ada lagi yang bertengkar dan Bu Rabu pun merasa lega setelah semuanya matang dan sekarang hanya tinggal menunggu para pria membaca tahlil, sedangkan yang wanita ada di bagian agak belakang sambil memegang Yasin juga.
Hani tidak datang malam ini karena dia sedang sibuk menyusun uang dengan alasan sakit perut sehingga tidak bisa hadir di tahlilan sang menantu, Bu Rabu pun tidak mempermasalahkan karena mengira Hani memang sedang sakit perut sehingga tidak bisa lah mau memaksa datang ke rumahnya malam ini.
Indri ada di sini dan dekat bagian belakang karena nanti mau mengurus masakan yang akan di bawa ke depan untuk di hidangkan pada para tamu, tapi sejak tadi Indri tidak bisa tenang karena hidungnya mencium bau yang sangat tidak nyaman, seperti bau kapur barus tapi sudah bercampur dengan bau bangkai yang begitu menyengat.
Awal nya di kira itu adalah bangkai tikus dan sempat dicari juga oleh Indri sendiri, tapi tetap tidak ada dan yang mencium bau ini hanya Indri saja yang lain sama sekali tidak mencium bau nya. takut apa bila dikira nanti hanya membuat omongan maka Indri pun memilih diam dan tidak lagi membahas soal bau, ada sampai saat ini dia masih mencium bau tersebut.
"Masa Tono jadi hantu ya?" batin Indri mulai resah.
Sebab mati dijadikan tumbal sehingga bisa saja dia datang untuk menghantui Indri yang telah mempunyai niat tidak baik pada dia, kalau di awal Indri pun tidak tahu disuruh menikah dengan Tono hanya untuk tumbal sang Ibu. tapi sekarang dia malah merasa nyaman dan ingin menikmati uang tersebut, jadi kesan nya dia sama saja bersyukur atas kematian Tono.
Wuussssh.
Wuussssh.
"Ih bau nya tercium lagi bahkan kali ini lebih parah." Indri sambil menoleh ke belakang.
"Tapi tidak ada apa apa, mau cerita juga tidak mungkin karena nanti yang ada malah mereka curiga padaku." gumam Indri lagi.
"Mas Tono kamu jangan jadi hantu seperti ini, aku janji nanti akan sering membantu Ibu kamu dengan uang yang Ibu ku dapatkan." Indri berusaha tawar-menawar dengan arwah Tono yang sama sekali tidak kelihatan.
"In, gimana soal lauk nya?" Bu Rabu menghampiri Indri.
"Sudah kok, Bu! semua nya aman dan tinggal di hidangkan saja nanti." tahun Indri cepat.
"Baik lah, tolong kamu jaga ya karena ini tahlilan untuk orang meninggal jadi memang harus di jaga." pinta Bu Rabu pelan.
Indri mengangguk karena dia paham apa maksud dari Bu Rabu barusan, sebab biasanya makanan yang di buat untuk acara meninggal pasti ada saja yang salah. konon katanya karena simpati yang datang untuk mencicipi lauk tersebut, di antara tiga makanan maka salah satu nya pasti akan ada yang basi.
"Pas Ibu nya datang barusan bau itu hilang." batin Indri yang semakin yakin bahwa ini memang ulah arwah Tono.
Tapi masalah ini hanya bisa di ceritakan pada Hani saja karena nanti pasti akan di carikan solusi agar Indri tidak di hantui oleh sang suami, Hani pasti punya solusi karena dia telah berurusan dengan hal gaib sehingga dia pasti akan paham cara mengatasinya.
Sreeenggg.
Baru saja Indri membatin bahwa bau itu telah hilang saat Bu Rabu datang, malah sekarang bau nya bercampur dengan amis juga membuat Indri ingin muntah karena tidak tahan mencium bau tersebut, seperti nya sudah jelas sekarang bahwa Tono tahu Indri sama sekali tidak merasa kehilangan atas kematian dia.
"Bagai mana ini kok aku malah terusan di hantui oleh dia." sama sekali rasa hati Indri.
Memang tidak ada wujud yang muncul di hadapan dia tapi bau begini saja sudah membuat hati Indri tidak karuan, rasa ingin kabur dari tempat ini sekarang juga tapi tidak mungkin dia lakukan.
...****************...
"Aku mau cerita sesuatu pada kalian!" Leni tampak pucat dan kelihatan sedang demam.
"Kenapa? kau habis bertengkar dengan suamimu ya!" Ambar bisa melihat bahwa besti nya satu ini sedang tidak enak badan.
"Bukan, eh gimana ya aku mau cerita karena rasa nya tuh agak tidak masuk akal dan aku merasa itu memang aneh." Leni jadi bingung mau bercerita.
"Apa yang mau kau katakan ini lah?!" Nur sudah tidak sabar ingin mendengar nya padahal di depan orang sedang tahlilan.
Leni ingin bercerita bagai mana tadi malam dia dibeli oleh ular di dalam rumah sampai pingsan dan baru bangun nya ketika di pagi hari, tapi masih agak ragu mau bercerita karena takut di anggap sedang halusinasi tingkat tinggi, nanti dia yang ada malah di ejek oleh dua teman nya ini karena bercerita tidak masuk akal.
"Entah ini nyata atau tidak tapi tadi malam aku seperti di datangi oleh hantu dan aku pingsan." cerita Leni akhirnya.
"Hantu apa yang sedang kau bicarakan ini?!" Nur langsung mengerut bingung.
"Kau mengalami hal yang tidak biasa tadi malam?!" Ambar malah semangat karena tadi malam pun dia melewati malam yang tidak bagus.
"Iya, aku tidak tahu itu apa tapi sesuatu yang begitu besar dan juga dingin membeli tubuh ku sampai aku pingsan." cerita Leni.
"Hahaaaa... paling ular milik suamimu itu yang membelit." Nur malah tertawa kencang.
"Heh aku ini serius tidak bercanda! pagi hari aku bangun dan di depan pintu kamarku sendiri, berarti semalaman dong aku pingsan nya!" Leni memang kelihatan sama sekali tidak bercanda.
Ambar yang mendengar hal itu menjadi panas dingin tidak karuan karena dia juga mau bercerita namun takut di tertawakan oleh Nur, padahal memang jelas tadi malam dia merasakan hal yang sama seperti yang Leni katakan ini, sesuatu yang begitu besar membelit tubuh dia sampai pingsan.
"Jadi kau bangun nya bagaimana apakah di bangunkan suami mu?" tanya Ambar pelan.
"Apa sih, kau ladeni pula dengan serius ceritanya itu!" sergah Nur yang tetap tidak percaya.
"Tuh kan makanya aku malas mau cerita karena kau sudah pasti tidak akan percaya, padahal yang ku alami itu memang nyata tadi malam." Leni kesal sekali pada Nur.
Nur sama sekali tidak merasa bersalah karena sudah tertawa atas cerita nya Leni, memang kalau belum merasakan sendiri bagaimana seram nya ketika bertemu hantu maka jelas lah tidak akan ada rasa percaya, tapi nanti ketika sudah bertemu maka Nur bisa saja pingsan seperti dua teman nya ini.
Selamat siang Besti jangan lupa like dan komennya ya, salam hangat dari Mak NJ.
kan kalo ga bs tumbalin si Imran bisa si Mak Tini yg ditumbalin
makasih udah up
jga lupa jaga kesehatan
maaf jika aku yang salah nama