NovelToon NovelToon
Cinta Karang Samudra

Cinta Karang Samudra

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Misteri
Popularitas:334
Nilai: 5
Nama Author: bidadari

- Jati diri ? -
"Lex,rose kalian adik -kaka !"
"Apa dia sungguh rose?"
"Yap dia rose!"
"Bukan ...aku bukan rose ..aku zenny!"
"Dek kamu kenal pak jaya?"
"Tidak bang aku tak kenal !"



-Cinta atau berbelas kasih?-

"Kenapa Abang menginginkan ku ,menikah dengan Abang?"
"Karna Abang cinta kamu!"
"Aku tak percaya !"
"Abang akan membuat mu percaya akan cinta Abang!"
"Aku butuh bukti!"
"Abang akan tunjukkan!"
"Aku tunggu!"
"Abang siap membuktikan!"




_Cinta karang samudra _

"Kalau cinta itu tak seindah karang
Di samudra! "

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bidadari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bagian 29 "Bertemu Tirtayasa! "

Tirtayasa, menunggu kedua bodyguard nya yang tadi izin ke bengkel katanya, tadi ia sempat diajak untuk ke bengkel perlu perdebatan yang panjang, karna ia memilih untuk duduk di bangku taman. masih ingin menikmati segudang pemandangan taman tersebut akhirnya, sang bodyguard menyerah dan menurut,

ia menatap sejenak, daun daun yang berjatuhan sangat sejuk sekali. angin menyapanya. ia menghirup udara dengan rakus. lalu memejamkan matanya.

Seorang gadis berjalan, ke arah taman kota ia tertegun melihat sebuah. Kursi taman lalu ia mendekatinya dan duduk di kursi taman yang tidak jauh ada satu kursi taman, yang sudah di tempati Tirtayasa, zenny bergeming ia merasakan kehangatan dan ketenangan di sana ia menatap langit berwarna jingga memberi tanda bahwa. keterangan di bumi akan di tutupi oleh selimut gelap nya malam,

Zenny memejamkan matanya, rintik-rintik air matanya berjatuhan. Wajah sang suami terekam jelas dalam bayangnya. Ia meremas jemarinya. ia menyeka air matanya lalu membuka kembali matanya. Ia memandang sekitar hamparan rerumputan yang. menyejukkan mata, sangat indah sekali,

"Bang, maaafin aku! " Batin nya

Tirtayasa, menoleh ke sebelah kanan. ia melihat seorang gadis yang duduk di bangku taman. yang tidak jauh dari bangku yang ia duduki, melihat gadis tersebut mengingat kan dirinya pada seseorang, ia menyipitkan matanya agar tidak salah melihat orang tersebut.

Sehari yang lalu, ia pernah di berikan oleh glen. foto irsyad dengan gadis tersebut, ia pun tersenyum manis melihat gadis yang tengah sendirian tersebut dengan, pelan ia beringsut dari duduk nya.ia berjalan pelan mendekati sang gadis tersebut,

"Permisi dek, apakah kakek boleh..duduk disini? " Tanya Tirtayasa dengan suara berwibawa dan dewasanya

Zenny, bergeming melihat kakek tersebut. Lelaki tua berbalut jas tersebut terlihat sangat Berwibawa walaupun sudah berumur, ia tersenyum hangat ke lelaki tersebut lalu, beranjak dari duduknya.

"Silakan, pak duduk! " Tangan zenny siap membantu kakek tersebut, untuk duduk Tirtayasa tidak menolak gadis tersebut ingin membantunya. duduk ia pun menyerah kan tangan nya ke gadis tersebut, setelah ia di bantu duduk zenny hanya berdiri -- sambil tersenyum canggung,

"Terimakasih ya, dek.. Silakan lanjut duduknya! " Pinta Tirtayasa

"Ya sama-sama pak" Zenny dengan ragu duduk. di samping Tirtayasa ia menutup kedua matanya, lalu menghembus kan napas panjang nya Tirtayasa, hanya terdiam melihat gadis sederhana yang manis itu,

"Berat banget ya dek? " Tanya Tirtayasa membuat gadis itu membuka, matanya dan menoleh ke Tirtayasa raut muka kebingungan terpangpang jelas di wajahnya,

"eh... Maaf kenapa pak? "Tanya zenny pelan

" Hmm, saya liat-liat kamu lagi ada masalah, kenapa? Mungkin kita bisa sama-sama mencari jalan. keluarnya! "Ujar Tirtayasa dengan bijaksana membuat zenny menundukkan kepalanya ragu, " Tidak!, usah di pikir kan apa yang saya katakan tadi" Lanjut Tirtayasa dengan nada rendah

"Tidak kok, pak tidak apa-apa, saya juga ngga masukkan ke hati yang tadi santai aja! " Gadis itu tersenyum manis ke Tirtayasa

"Nama adek siapa? " Tanya Tirtayasa menatap lekat kedua bola mata zenny

"Zenny arrasya! " Sahut zenny dengan suara gugup "hmm.. Umur berapa? "

"14 tahunn! "

"Oalah masih muda sekali! " Zenny hanya menganggukkan kepalanya"tinggal disini sama siapa? "Pertanyaan Tirtayasa membuat zenny bergeming ia menahan semampunya, semua buliran air mata yang siap terjun bebas dari pelupuk matanya,

" Hmm.. Tadinya sama suami tapi-- "

"Udah nikah? Ya"tanya Tirtayasa biasa saja dia sebenarnya sudah tahu tapi. Pura-pura syok

" Hmm,... "

"Udah jalan berapa bulan pernikahan nya,? "

"Satu bulan"

"Masih seumur jagung! " Tirtayasa mangut-mangut

Zenny, menatap langit yang sudah berubah warna menjadi biru gelap. Tirtayasa menarik bibirnya senyuman sempurna terbit di wajahnya ia rasa ini waktunya. ia mengulik sang gadis tersebut.

"Terus, suaminya mana? Kenapa di taman sendirian? " Tanya Tirtayasa memancing perkara saat melihat, wajah zenny yang sudah memerah membuatnya yakin bahwasanya gadis tersebut ingin menangis.

"Hmm... "

"Ada masalah? Maaf kalau kakek lancang, tapi dek siapa tahu kamu bisa jujur sama kakek! "

"Hmm--aku kabur dari, rumah suami aku kek.. .. " Sahut zenny pelan membuat Tirtayasa terkejut

"kenapa, bisa kabur hhmm? " Tanyanya lagi

zenny menggeleng bayang-bayang. Wira yang mengamuk kala itu membuatnya tersadar kalau cinta mereka hanyalah kesengsaraan bagi seluruh orang, yuyun apalagi yang paling terluka disana. ia terdiam cukup lama bayang-bayang masalalu nya , muncul lambat laun,

"Lagipula aku, menikah karna! " Batin zenny menatap lurus beberapa pengunjung taman yang sedang lari-larian, ada anak kecil yang sedang berjalan santai dengan orangtua mereka, membuat rasa iri itu terlintas di hati nya,

"Memang, kadang kita merasa kalau dunia itu jahat. dunia itu sukanya menyiksa, orang hanya lihat dari covernya doang, tidak tahu seberapa menderita nya kamu.... Tapi harus kamu ketahui perjalanan memang pahit tapi yang perlu di ingat adalah sebuah hasilnya yang luar biasa"

Ucapan dari Tirtayasa membuat. hati zenny terbakar api entah api apa, tapi rasanya hatinya menjadi hangat kembali, rintikkan air mata luruh dari pelupuk nya, baru kali ini dadanya sesak ini seolah ada sebuah batu besar yang mengganjal. di dadanya

"Mungkin, kadang kita tidak terima.. kita marah kita benci. dan selalu bertanya mengapa aku selalu mengapa kamu yang selalu dapat terbaik, namun perlu di ingat semua ada waktunya Tuhan itu adil kok!..

Hanya tinggal waktunya saja, jadi seburuk apa pun permasalah kamu sama suamimu coba bicarakan! " Cakap Tirtayasa dengan suara berwibawa dan kebijaksanaan nya

"Kita--udah, bicara tap--i ngga bisa. orangtua kita ngga merestui kita kek lantas kita mau apa? Aku, hanya tidak mau egois... keluarganya suami aku.. jadi berantakkan karena aku! " Cerita zenny membuat Tirtayasa, terdiam ia menghela napas berhasil membuat gadis itu curhat kepada dirinya,

"Kamu, mau tau ngga nak dosa seorang istri mana yang paling besar? " Tanya Tirtayasa membuat zenny menoleh, ia menggeleng

"Ketika, ada masalah ia malah pilih pergi dan kabur. dari rumah kamu mau tau kenapa? di bilang dosa paling besar... Karena dia pergi tanpa izin suami lalu ia pergi dengan kemarahan , yang meliputi nya bukan rahmat dan keberkahan tapi, malapetaka ! " terang Tirtayasa membuat zenny terdiam ia diam-diam mengigit bibir nya kuat-kuat, sembari memaki dirinya di dalam hati"bodoh! "

"Usia, pernikahan kalian masih bisa di perbaiki , perbaikilah nak!... Kasihan orangtua mu! Kakek memang tidak tahu apa permasalahan nya tapi, kakek yakin--kalian saling cintakan? "

Deg!

" Cinta? " Ulang zenny dalam hati

Bayang-bayang irsyad yang selalu, menemaninya akhir-akhir ini terbayang jelas di benaknya membuat nya terdiam. suara nya bahkan setiap kehangatan yang ia berikkan masih terasa di sini hati ini,

"𝘋𝘦𝘬 𝘢𝘺𝘰, 𝘴𝘢𝘳𝘢𝘱𝘢𝘯! "

"𝘏𝘢𝘳𝘪 𝘱𝘦𝘳𝘵𝘢𝘮𝘢 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘴𝘦𝘬𝘰𝘭𝘢𝘩, 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘴𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵! "

"𝘈𝘣𝘢𝘯𝘨, 𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘬𝘢𝘮𝘶! "

"𝘚𝘶𝘯𝘨𝘨𝘶𝘩! "

"𝘔𝘦𝘴𝘶𝘮 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘪𝘴𝘵𝘳𝘪 𝘥𝘪 𝘱𝘦𝘳𝘣𝘰𝘭𝘦𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘺𝘢𝘯𝘨! "

Pelukkan, ciuman, ketulusan hati nya, kebaikkannya membuat zenny bergetar menahan gejolak rasa yang absurd itu. ia tidak tahu apakah itu cinta, tapi saat ini ia merasakan kehangatan cinta itu ia tersenyum ketika mengingat masa-masanya, dan Irsyad yang indah sekali,

Seketika bayang-bayang yuyun, wira dan aris ikut ada di dalam benaknya, ia tidak ingin jatuh ke lubang yang sama sakit sekali rasanya untuk berdiri saja sakit. Apalagi untuk keluar dsri sana, memang irsyad penyembuh luka karena keluarga nya sendiri yang menyebabkan luka tersebut. luka yang tidak terhingga membuatnya tersiksa batin maupu. Fisiknya,

"Jadi, gimanaa.. Kamu mau pulang? " Tanya Tirtayasa membuat zenny tersadar atas lamunannya ia menggeleng membuat Tirtayasa berkerut kening

"Kenapa? "

"Seperti, apa yang saya katakan tadi.. Melanjutkan hubungan dengannya akan menanamkan luka yang besar untuk kita berdua. saya akan terlalu egois kalau, memilih untuk bersama dan.... Keluarganya akan tersiksa! " Tutur zenny suaranya melepas segala keputus asanya,

"Hmm.. kamu tau ngga, sifat kamu yang seperti ini yang bisa di katakan egois! " Sahut Tirtayasa membuat gadis itu menoleh ke arahnya penuh tanda tanya, di wajahnya

"Kamu, egois kalau kamu memutuskan hubungan kamu sepihak!.. Terlalu egois untuk suami kamu kalau, kamu meminta perpisahan padahal dia masih mencintai kamu!... bayangkan betapa hancurnya dia! sama saja kamu hanya memikirkan perasaan , kamu seorang! " Suara Tirtayasa menaik dua oktaf membuat zenny bungkam. Ia menunduk meruntuki dirinya dengan makian, apa yang dikatakan Tirtayasa sebuah, kebenaran ia hanya memikirkan perasaannya tidakkah ia memikirkan perasaan Irsyad

Ia sudah salah menilai, ia selalu merasa dirinya korban dalam segalanya padahal ia adalah pelaku. air matanya jatuh rasa bersalah makin numpuk seperti dosanya, membuat nya bingung harus bagaimana.

"Sebenarnya, kamu tidak mau kan berpisah sama dia? Kamu udah suka kan sama dia? "Cecar Tirtayasa ketika zenny sudah ceritakan semuanya tadi ke Tirtayasa,

" Ya tapi, rasa itu harus hilang! Ngga boleh nanti semuanya terluka! Aku tidak ingin itu... Terjadi! " sahut zenny suaranya bergetsr, penuh ke putus-asa an.

"Kamu, masih terlalu dini untuk egois nak! Kasihan hatimu! Yang harus kamu, selalu kamu larang.. Stop jadi anak pembangkang pulang sama kakek! " Pinta Tirtayasa membuat zenny berkerut kening

Tirtayasa tidak, menyahut karena ada sebuah telefon dari glen yang mengatakkan mobilnya sudah selesai dan berada terletak tidak jauh dari taman glen akan menghampiri Tirtayasa. ia mematikan sambungan telefon lalu memasukkan nya ke saku jasnya.

"Sudah yuk pulang, suami dan mertua mu khawatir! " Cakap Tirtayasa mengambil tangan sang gadis membuatnya, berkerut kening

Keduanya beranjak, Tirtayasa membawa gadis itu berjalan ke arah mobilnya, membuat zenny bergeming cukup lama pikiran liarnya, berkelana ia menduga bahwa Tirtayasa orang jahat yang akan mencabulinya,

Ia menatap Tirtayasa dengan, horor ketika Tirtayasa menyuruhnya masuk ke dalam mobil zenny menatap glen yang sudah membuka kan pintu masuk. membuat bulu kuduk glen berdiri melihat tatapan tajam tersebut.

"Lepas! Kalian mau culik aku rupanya! " Tuduh zenny membuat Tirtayasa tertawa begitupun deo dan glen.

"Tidak, nona manis mending kamu masuk suamimu sudah seperti orang gila kehilangan kamu! " Cakap Tirtayasa

Zenny, memandang glen dan Tirtayasa secara bergantian ia tahu mungkin ini saatnya ia mengeluarkan jurus ninja nya, tidak tepat sih tapi bodolah ia ogah berlibatan dengan orang-orang, sekitar suaminya,

Bugh!

Zenny berhasil, meninju perut glen membuat glen terdorong kebelakang walau sesenti, Tirtayasa terkejut sekali dengan, apa yang dilakukan zenny ia memastikkan bila glen tidak kenapa kenapa

"Glen kamu, tidak kenapa-kenapa? " Tanya Tirtayasa

"Tidak, luka kecil"

Ia merasa, kalau Tirtayasa lagi sibuk mengurus bodyguard nya, lalu ia ancang-ancang untuk kabur dari sana Tirtayasa menoleh ke samping ia tidak menemukan gadis tersebut. Begitupun glen ia terkejut dengan kecepatan gadis tersebut berlarinya,

"Akh! Kehilangan dia! " Pekik Tirtayasa

"Ayo cepat cari! "

*... *

Zenny berlari, tidak tentu arah ia terhenti di sebuah kedai nasi uduk, ia pun masuk ke sana tidak ada pengunjung hanya dirinya. seorang nenek tua menyambutnya dengan antusias. Zenny memesan nasi uduk tersebut walaupun ia tidak lapar tapi melihat antusiasme, sang nenek dan apalagi makanan-makanan tersebut. yang sudah terhidang lama di etalase membuatnya, yakin bahwa masakkan tersebut belum laku,

Ia memilih duduk di salah, satu meja sang nenek tersebut membawakan pesananya, lalu menaruhnya diatas meja zenny ia Memperhatikan nasi uduk tersebut, tidak ada wangi nasi uduknya menurutnya,

Suapan pertama, meluncur ia mengunyah makanan itu dengan susah pasalnya tidak ada rasanya lebih ke nasi biasanya dan parahnya lagi lauk-lauknya tidak, ada rasa membuatnya terdiam ia tidak menyendok lagi nasinya, pandangan nya terpaku pada nenek tersebut yang tersenyum kepadanya,

"Nenek" Gumamnya lirih

Nenek penjual, nasi uduk tersebut mengingatkan dirinya dengan sang nenek. yang ia cintai ia terdiam melihat sang nenek tersebut menoleh ke dirinya, membuatnya membeku melihat sang nenek penjual nasi uduk tersebut,

"Nduk, kenapa tidak di lanjutkan makannya? " Tanya sang nenek penjual nasi uduk, mendekati meja yang dimana zenny duduk

"Ngga nek, ngga apa - apa! " Sahut zenny

Sang nenek penjual nasi uduk tersebut, terdiam melihat zenny. "Maaf ya nduk kalau, rasanya kurang enak! Nenek sudah terlalu tua untuk memasak. jadi nenek kadang lupa. harus menaburkan garam! " ucap sang nenek penjual nasi uduk dengan, penuh penyesalan zenny langsung, menggeleng

"Ngga, kok nek nasi uduknya enak benar -benar enak sekali! Aku suka! " Sahutnya sang nenek tersenyum manis, melihat sang gadis yang memakan lahap masakan nya, karena jujur baru pertama kali ada pelanggan yang makan nya banyak seperti zenny,

Mata sang nenek itu berkaca, sebuah senyuman hangat memancar membuat zenny terhenti dari makannya. "Kenapa nenek, menangis? " Tanya gadis itu tangannya bergerak mengusap wajah sang nenek penjual nasi uduk yang, di penuhi garis masa

"Kamu, gadis baik! sangat manis sekali, baru kali ini ada pelanggan seperti kamu" Cakap sang nenek lalu mengusap lembut, kepala zenny membuat zenny terdiam ia merasakan kehangatan yang memancar dari. Sentuhan tangan sang nenek penjual nasi uduk tersebut

"Nek, apakah boleh saya bantu nenek kerja di sini? " Tanya zenny suaranya memecah penuh keinginan membuat, sang nenek penjual nasi uduk berkerut kening

"Tidak, nduk nenek tidak bisa mengaji kamu! "

"Tidak, nek nenek tidak perlu menggaji saya. saya hanya perlu makan dua kali sehari saja, selebihnya tidak usah! " Sahut zenny sang nenek terdiam "kamu serius, nduk? " Matanya ragu namun hatinya berkata iya " Aku sepuluh ratus rius nek! Aku, mau membantu nenek dulu di kampung aku punya kedai makan nasi uduk! Aku bisa bikin nasi, uduh nenek tinggal. duduk manis aku yang masak;" Jelasnya penuh antusiasme

Sang nenek penjual nasi uduk, terdiam lalu tersenyum hangat ia menganggukkan kepalanya, "baiklah, kamu adalah pemuda yang sangat rajin dan baik! " Puji sang nenek membuat. Zenny menahan malu karena di puji

"Eh, nenek! Jangan buatku besar kepala! " Sang nenek hanya tersenyum manis ke zenny

"Besok, kita bisa mulai ya nek! "

"Ya nduk! "

"Nek, nenek tinggal disini atau dimana? " Tanya zenny membuat nenek tersebut terdiam "di sini nduk di warung, ini kamu tidak keberatan kan untuk tidur di kedai ini? " Tanya sang nenek zenny mengangukkan kepalanya

"Tidak sama sekali, tidak! "

"Kamu sangat bersemangat!! " Zenny tersenyum manis seengaknya luka yang dulu menimpanya kini tidak lagi, datang menghampiri nya. dengan memutuskan hubungan dengan irsyad membuat semuahya tidak terluka,

Next ngga nih?...

(Kayanya bakal banyak part! Deh soalnya, semua yang aku tulis di otak banyak banget! Tinggal tulis di alam sadarnua aja jangan lupa baca! )

Ramaikan kolom komentar salam dari author🤍🙏😘

Jangan lupa like! Karena likenya kalian semua membuat author semangat! menulisnya

Happy Reading

1
bidadari
Minasan ni gokai o nasaru koto no nai you ni, watashi no sakuhin o yorokonde moraeru to ureshii desu
🙏
ginevra
bagus
Dòng sông/suối đen
Ceritanya keren, teruslah menulis thor!
Izuku
Bikin baper nih!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!