NovelToon NovelToon
Petaka Rumah Kosong

Petaka Rumah Kosong

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Rumahhantu / Matabatin / Sistem / Hantu
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Richy211

Sebuah rumah kosong di pinggiran kota menyimpan sebuah misteri akan adanya arwah gentayangan dan memberikan teror kepada para penghuni baru melalui kejadian-kejadian yang mengerikan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Richy211, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

Sementara itu di rumah, Bu Sri tampak menunggu kedatangan suaminya dengan raut muka cemas. Namun saat melihat motor suaminya dari kejauhan ada rona wajah bahagia dalam dirinya.

Pak Sugiono lantas memasukkan motornya ke samping rumah dan lalu menemui istrinya yang sedang duduk di teras depan.

"Bagaimana Pak, apa sudah berjumpa dengan orangnya?" Tanya Bu Sri.

"Alhamdulillah bu. Tadi Pak Dodi mengantarkan bapak menemui Pak Sarwono dia adalah Ustad yang pandai dalam hal-hal ghaib," tuturnya.

"Syukurlah Pak. Kapan beliau datang ke rumah kita?" Tanya istrinya lagi.

"Katanya nanti bu, sehabis sholat dzuhur. Oh ya tapi gimana dengan anak-anak kita ya bu. Apa mereka tidak akan kaget jika kita mengundang Pak Sarwono datang ke rumah," kata Pak Sugiono sambil menggaruk kepalanya.

"Sepertinya tidak Pak. Riko kebetulan tadi dijemput temannya dan sedang pergi main ke rumahnya. Kalau Nana dia katanya ada belajar kelompok di rumah Tania. Hanya ada Sari yang di rumah dan dia biasanya tidur siang,"

Mendengar penjelasan dari istrinya pun lantas membuat Pak Sugiono merasa tenang.

Tepat pukul 13.00 WIB Pak Sarwono datang ke rumah Pak Sugiono dengan mengendarai motor matic berwarna hitam. Sesampainya di rumah itu, ia sudah ditunggu oleh Pak Sugiono yang sedang duduk di teras depan rumahnya.

"Assalamualaikum Pak. Maaf, saya agak sedikit terlambat datang,"

"Tidak apa-apa kok Pak. Mari masuk ke dalam dulu," ajak Pak Sugiono.

Bu Sri yang mengetahui kedatangan Pak Sarwono pun ikut menyapanya dan lantas memperkenalkan diri.

"Perkenalkan saya bu Sri istri Pak Sugiono,"

"Salam kenal bu. Saya Pak Sarwono masih warga sini juga," ucapnya sambil tersenyum.

"Saya buatkan minuman dulu ya di belakang," kata bu Sri sambil pergi ke arah dapur.

Ketika berada di rumah Pak Sugiono, Pak Sarwono merasakan aura yang cukup berbeda. Terang saja, beliau ini memang bisa merasakan adanya aura-aura negatif dari kehadiran makhluk tak kasat mata. Ia tampak memejamkan mata sepintas dan membuat Pak Sugiono bertanya kepadanya.

"Ada gerangan apa Pak?"

"Benar apa yang dikatakan oleh Pak Sugiono kalau rumah ini memang ada penghuninya. Saya merasakan aura negatif yang begitu kuat di sini,"

"Bapak juga merasakan bahwa rumah ini memang ada penghuninya?" Tanya Pak Sugiono kembali.

"Tepat sekali pak. Saya rasakan arwah mereka memang tidak tenang dan masih bergentayangan di rumah ini. Jika dibiarkan terus-menerus saya khawatir mereka bisa mengancam jiwa penghuni rumah ini yang sekarang," tutur Pak Sarwono.

"Maksudnya gimana Pak? Kami semua bisa mati?!" Kata Pak Sugiono kaget.

"Hidup dan mati itu adalah urusan Allah SWT, namun kita tidak bisa mengetahui jalan takdir seseorang untuk mati," katanya dengan raut muka sedih.

"Pantas saja Pak, mereka tak hentinya memberikan teror kepada kami sekeluarga termasuk dua anak kami pun ikut kena getahnya," kata Pak Sugiono dengan nada agak marah.

"Ya begitulah tugas makhluk halus menggoda manusia untuk mengetahui seberapa kuat keimanan mereka kepada Allah SWT. Tapi kita berhak mengusir mereka jika memang sudah mencelakai atau mengusik kehidupan manusia," kata Pak Sarwono.

Bersamaan dengan itu, Bu Sri datang membawa nampan berisi minuman dan beberapa kue yang dibelinya di warung tadi siang.

"Silakan diminum dulu Pak, terus dicicipi kuenya?" Kata Bu Sri kepada Pak Sugiono.

"Terima kasih bu, jadi merepotkan," jawabnya.

"Sama sekali tidak kok Pak. Saya sudah terbiasa menjamu tamu seperti ini. Jadi anggap saja seperti di rumah sendiri," ucap bu Sri.

Usai meminum teh manis dan mencicipi kue yang disajikan oleh istri Pak Sugiono. Pak Sarwono lalu minta diantar oleh keduanya pergi ke arah belakang rumah di mana tempat pohon jati itu berada.

"Pak, saya minta tolong diantarkan ke tempat pohon jati itu berada?" Kata Pak Sarwono kepada Pak Sugiono.

"Baik Pak, nanti saya akan temani Pak Sarwono ke tempat pohon jati itu dan melihat sendiri seperti apa kondisinya yang ada di belakang rumah saya tempat arwah itu berada," kata Pak Sugiono mencoba menjelaskan.

Pak Sugiono dan sang istri lalu mengantarkan Pak Sarwono untuk pergi ke belakang rumah mereka dan melihat sendiri seperti apa pohon jati itu.

Saat sampai di belakang rumah dan melihat langsung pohon jati itu, Pak Sarwono lantas terkejut bukan main. Pohon jati itu memang berukuran tinggi menjulang.

Dalam hati Pak Sarwono berpikir "Pantas saja arwah itu betah bersemayam di sini?"

Pak Sarwono lalu berjalan lebih dekat ke arah pohon jati itu dan mencoba membuka mata batinnya agar bisa berkomunikasi langsung dengan arwah wanita yang ada di sana.

"Assalamualaikum, perkenalkan nama saya adalah Pak Sarwono. Apa boleh jika saya membantu kamu?"

Namun rupanya belum ada jawaban dari arwah wanita itu. Padahal kemarin dia meminta tolong kepada bu Sri untuk mencarikan orang yang bisa membuat arwahnya tenang dan tidak gentayangan.

Pak Sarwono pun masih mencoba berkomunikasi dengan arwah itu lebih dalam agar dia mau bicara. Namun sayangnya, usaha dia sepertinya kali ini sia-sia, lantaran arwah wanita itu justru mengunci mulutnya rapat-rapat dan seolah enggan tidak mau bicara dengan orang asing.

"Bagaimana Pak, apa ada respon dari arwah itu?" Tanya Pak sugiono dengan raut muka penasaran.

"Belum ada Pak. Apa mungkin dia tidak mau berkomunikasi dengan saya karena merasa bukan penghuni rumah ini," kata beliau.

"Bisa jadi Pak. Apa perlu saya yang bicara dengan makhluk halus itu," timpal Bu Sri.

"Coba saja bu, siapa tahu bisa berhasil!" Perintah Pak Sugiono.

Bu Sri mencoba mengumpulkan semua keberaniannya untuk kembali melakukan komunikasi dengan arwah wanita yang ada di pohon jati itu. Mungkin, arwah itu lebih nyaman apabila bisa berbicara dengan sesama wanita.

Pasalnya, meskipun raganya sudah mati, namun tetap saja ia pernah terlahir sebagai seorang wanita dan istri yang pernah menjalani biduk rumah tangga.

Kedatangan Pak Sarwono yang ingin membantu arwah wanita itu malahan justru seolah sia-sia karena ia tak mau berkomunikasi langsung dengan beliau. Alhasil, bu Sri mencoba mengambil alih peran Pak Sarwono untuk berbicara dengan arwah itu.

Dengan suara yang agak gemetaran, bu Sri mencoba mendekatkan dirinya ke pohon jati itu.

"Assalamualaikum. Saya bu Sri yang kemarin berbicara denganmu. Kamu bilang kepada saya kalau minta dicarikan orang pintar agar arwah kamu bisa tenang. Ini ada Pak Sarwono yang akan membantu kamu, jadi tolong bantu kami,"

Tak selang berapa lama, suara rintihan arwah wanita itu terdengar jelas di telinga Pak Sarwono, bu Sri dan Pak Sugiono.

"Apa benar kamu bisa membantu saya? Hi...hi...hi....",

Bu Sri yang mendengar rintihan arwah itu seperti suara kuntilanak pun langsung ketakutan dan berjalan mundur mendekati suaminya.

1
gaby
Makanya kalo blm ckup secara finansial, jgn nikah dulu. Ujungnya utang sana sini, lalu bunuh diri. Bny di dunia nyata kaya gini nih, dah tau susah pny anak banyak bgt, utang numpuk. Kalo kiranya ga sanggup bayar, jgn berhutang. Ngutang ko niatnya ga mau byr
Mericy Setyaningrum: hehe bener Kak jangan berhutang lebih baik nabung
total 1 replies
gaby
Aq baru gabung thor, kayanya bagus. Yg smangat y upnya
Mericy Setyaningrum: Makasih Kak udah mampir
total 1 replies
Mericy Setyaningrum
Ada kak
Wiwit
cerita, masak mkan, ga ada kegiatan lain kh thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!