Cassandra, terpaksa menjadi wanita simpanan untuk laki-laki yang bahkan belum dia ketahui hingga saat ini.
Demi pengobatan anaknya, dia rela melakukan apapun untuk bisa mendapatkan uang. Termasuk menjual dirinya demi putranya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 29
Bik Munah menjadi bingung sendiri, karena dia apartemen ini di menghadapi dua insan yang sangat bertolak belakang. Sebenarnya apa hubungan keduanya hingga membuat Romano menculik Cassandra dari suaminya?
"Astaga, aku gak boleh mikirin ini. Gak mungkin Mas Romano nyulik, mbakk Cassandra. Ya, gak mungkin." bik Munah berusaha meyakinkan dirinya sendiri jika apa yang dia pikiran itu tidak mungkin terjadi.
Hari berlalu begitu saja, malam berganti pagi dan bik Munah sudah menyiapkan sarapan untuk kedua insan tersebut.
Namun, hanya Romano yang keluar dari kamarnya. Sedangkan Cassandra masih batah di dalam kamarnya.
"Dimana, dia bi?" tanya Romano ketika hanya dia yang turun.
"Mbak Cassandra belum turun, Mas." jawab bik Munah yang membuat Romano kembali berdiri, dan pergi ke kamar Cassandra.
Langkahnya membawa Romano menapaki satu persatu anak tangga, hingga dia tiba di depan pintu kamar Cassandra.
Saat pintu kamar di buka, dia melihat kamar yang gelap, padahal hari sudah pagi, walau mentari masih bersembunyi di balik awan kelam, tapi tetap saja ini sudah pagi. Tapi apa yang di lakukan wanita ini?
Kenapa kamarnya masih gelap? "Cassandra?" panggil Romano ketika melihat wanita itu duduk di depan jendela kamarnya dalam keadaan tidak baik.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Romano ketika melihat Cassandra duduk di sana.
Tidak ada jawaban apapun, hanya ada tatapan hampa dari matanya, yang sudah menjelaskan jika keadaannya sedang tidak baik-baik saja saat ini.
"Ayo turun! Kau harus makan!" ucap Romano yang mengajak Cassandra untuk makan.
Namun, hanya ada gelengan kepala dari wanita itu. "Aku bilang turun, kau harus makan!" sayangnya Cassandra tidak bergeming dari tempatnya.
"Apa yang kau pikirkan hah? seharusnya kau bisa bangkit. Apa kau pikir putramu akan senang melihat ibunya seperti ini? dia sudah tenang di alam sana! Dia sudah tidak merasakan sakitnya lagi!" lanjut Romano.
Dia berharap apa yang dikatakannya bisa di dengar Cassandra. "Anda tidak pernah merasa kehilangan, jadi anda tidak tau apa yang aku rasakan, Pak." jawab Cassandra setelah cukup lama berdiam diri.
Mendengar jawaban Cassandra membuat Romano hanya bisa tersenyum kecut untuk hal ini.
"Apa kata mu? Aku tidak pernah kehilangan? Jauh sebelum kau merasakannya, aku sudah merasakan hal itu lebih dulu. Usia 8 tahun aku harus kehilangan wanita yang melahirkan ku! lalu aku kehilangan nenek ku, 3 hari setelah kematian ibuku. Tak lama ayahku kembali menikah dan akh harus menerima itu, walau aku tidak mau! Usia 13 tahun aku melihat kakek ku mati tertembak di depan mataku sendiri. Lalu apa lagi? Rasa sakit apa yang tidak ku rasakan Cassandra? Lalu, saat usia ku 18 tahun aku melihat ayahku berselingkuh dengan sekretarisnya sendiri. Aku bahkan harus kehilangan cinta pertamaku. Dia mati dalam pelukanku, karena kecelakaan yang merenggut nyawanya. Jika kau pikir hidupmu sulit, maka berkacalah. Di luar sana masih banyak orang yang lebih sulit, darimu!" jelas Romano panjang lebar.
Sungguh, Cassandra benar-benar tidak percaya jika Romano bisa menjelaskan hal-hal mengerikan dalam hidupnya. Untuk pertama kalinya dia bisa menceritakan apa yang di pendamnya selama ini. Karena tidak ada siapapun yang mengetahui tentang semua rasa sakit yang di pendamnya.
"Turunlah jika kamu masih ingin melanjutkan hidupmu! Jika tidak, kau bisa lompat dari jendela itu!" ucapnya berlalu dari hadapan Cassandra.
Meninggalkan wanita lemah itu. Beberapa jika Cassandra bisa kembali bersemangat untuk melanjutkan hidupnya.
***
Nb : Ceknya ini foto Cassandra yang lagi sedih ya ges 🤣
dan kau tak sadr kh dr mu gmn...
mmm gmn klo casa tau.... kau simpnan shbt ny🤣🤣🤣
di pangil mas
rasanya kok gimana gitu ya
🤭🙏🙏🙏