Ratusan tahun setelah kemenangan Kaisar Xiao Chen, di sebuah dunia fana yang terpencil, sebuah legenda baru mulai bersemi dari benih yang telah ia tanam.
Xuan Ye adalah seorang yatim piatu, dibuang saat lahir dan dianggap "sampah" karena tidak memiliki akar spiritual. Dia tumbuh di bawah hinaan dan penindasan, tidak menyadari bahwa di dalam darahnya tertidur dua garis keturunan agung: kekuatan ilusi Mata Ungu dari Keluarga Xuan kuno, dan darah Phoenix dari ibunya, seorang bidadari suci dari Aliran Suci. Ibunya, yang dibutakan oleh harga diri sektenya, telah membuangnya karena dianggap sebagai aib dan berbohong pada suaminya bahwa putra mereka telah meninggal.
Di titik terendahnya, Xuan Ye secara "tidak sengaja" menemukan sebuah warisan jiwa yang ditinggalkan oleh Kaisar Xiao Chen. Kesempatan ini membangkitkan Mata Ungu Ilusi miliknya dan memberinya teknik kultivasi jiwa dasar, memberinya kunci untuk memulai perjalanannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33: Membentuk Formasi Jiwa
Di dalam ruang kultivasi paling aman di kediaman Tuan Kota, Xuan Ye duduk dengan tenang. Selama beberapa bulan terakhir, Kota Api Langit telah menjadi basis operasinya. Dengan dukungan penuh dari Keluarga Lei, dia memiliki akses tak terbatas ke sumber daya, memungkinkannya untuk mempraktikkan alkimia dan memperdalam pemahamannya tentang Sutra Kultivasi Jiwa Awal.
Tetapi dia tahu dia tidak bisa tinggal di sini selamanya. Tujuannya adalah Dunia Bumi, dan untuk bisa selamat dari perjalanan kenaikan yang berbahaya, kekuatan Ranah Nascent Soul-nya saat ini sama sekali tidak cukup. Dia harus menerobos.
Di sekelilingnya, dia telah meletakkan sebuah formasi pertahanan yang rumit, menggunakan bendera-bendera formasi berkualitas tinggi yang ia dapatkan. Di hadapannya, tergeletak selusin botol giok berisi pil-pil pendukung yang telah ia murnikan sendiri. Dan di tangannya, ada satu pil yang paling berharga: Pil Formasi Jiwa, hadiah kemenangannya di turnamen.
Setelah menenangkan pikirannya dan mencapai kondisi puncak, dia menelan pil itu.
BOOM!
Sebuah lautan energi jiwa yang murni dan lembut, namun sangat luas, meledak di dalam lautan kesadarannya. Energi ini jauh lebih agung daripada apa pun yang pernah ia rasakan. Tujuannya bukanlah untuk menghancurkan, melainkan untuk menutrisi dan mendorong evolusi.
Di bawah bimbingan sutra kultivasinya, Xuan Ye mulai melakukan langkah paling kritis untuk menerobos ke Ranah Soul Formation: menggabungkan Jiwa Baru Lahir (Nascent Soul) ungunya dengan seluruh lautan kesadarannya, mengubah keduanya menjadi satu entitas tunggal yang lebih tinggi.
Tetapi saat proses penggabungan itu dimulai, sebuah rintangan terakhir dan paling berbahaya muncul. Iblis Hati.
Lautan kesadarannya yang tenang tiba-tiba menjadi gelap dan bergejolak. Dari dalam kegelapan, sosok-sosok dari masa lalunya yang paling menyakitkan mulai muncul.
Dia melihat Lin Feng dan para pengikutnya, menertawakannya saat mereka melemparkannya ke tumpukan sampah. "Sampah akan selamanya menjadi sampah!" ejek mereka.
Dia melihat para diaken dan murid di Sekte Gerbang Awan Biru, menatapnya dengan jijik saat Batu Pengukur Akar Spiritual tidak menyala. "Dia tidak punya bakat! Dia tidak punya masa depan!"
Dia melihat kakek angkatnya yang baik hati, terbaring sekarat di tempat tidur. "Kau tidak bisa menyelamatkanku, Ye'er... kau terlalu lemah..." bisik sosok ilusi itu.
Dan yang paling menyakitkan, dia melihat sepasang orang tua yang agung dan tak berwajah—bayangan samar dari orang tua kandungnya—menatapnya dengan dingin sebelum berbalik dan meninggalkannya sendirian di dalam kegelapan.
"Kau tidak diinginkan."
"Kau adalah sebuah aib."
"Kau sendirian."
Bisikan-bisikan jahat itu menyerang Hati Dao-nya dari segala arah, mencoba untuk menanamkan keraguan dan keputusasaan. Proses penggabungan jiwanya goyah, di ambang kegagalan. Jika dia gagal sekarang, jiwanya akan hancur selamanya.
Dia berjuang, mengerahkan seluruh kehendak bajanya untuk melawan bisikan-bisikan itu. Tetapi iblis-iblis ini adalah bagian dari dirinya, bagian dari penderitaannya.
Saat dia hampir ditelan oleh keputusasaan...
Di kedalaman terjauh dari jiwanya, di dalam kegelapan primordial, sepasang mata Phoenix biru api itu terbuka sekali lagi.
Jika sebelumnya mata itu hanya mengamati, kali ini ia menunjukkan jejak ketidaksabaran.
Sebuah Kehendak yang sangat kuno, sangat sombong, dan sangat dingin menyapu lautan kesadaran Xuan Ye. Kehendak ini tidak peduli pada penderitaan atau kesedihan Xuan Ye.
Sebuah pemikiran konseptual, bukan kata-kata, bergema di seluruh jiwanya:
"Emosi rendahan yang berisik. Enyahlah."
Gelombang aura biru es yang tak terlukiskan meledak dari mata itu. Aura ini tidak menyerang Xuan Ye, tetapi ia membekukan semua ilusi iblis hatinya. Sosok Lin Feng, para diaken, dan bahkan bayangan orang tuanya menjerit dalam keheningan sebelum hancur menjadi serpihan-serpihan es jiwa dan lenyap.
Seluruh lautan kesadarannya kembali tenang.
Iblis hatinya telah dimusnahkan secara paksa oleh entitas yang bahkan lebih menakutkan.
Xuan Ye diselamatkan, tetapi jiwanya gemetar, bukan karena kelegaan, tetapi karena sedikit rasa takut pada kekuatan yang bersemayam di dalam dirinya itu.
Dengan jalan yang kini bersih, dia tidak menyia-nyiakan kesempatan. Dia menyelesaikan proses penggabungan.
Jiwa Baru Lahir ungunya larut dan menyatu dengan seluruh lautan kesadarannya. Dia merasakan sebuah transformasi kualitatif. Jiwanya tidak lagi terpusat pada satu titik; jiwanya kini adalah seluruh lautan itu. Kesadarannya meluas, menyatu dengan langit dan bumi.
Dia telah berhasil menerobos ke Ranah Soul Formation.
Satu tahun penuh telah berlalu di dalam pengasingan.
Saat Xuan Ye membuka matanya, cahaya ungu yang dalam bersinar sesaat sebelum kembali normal. Dia berdiri. Auranya kini tenang seperti sumur kuno, tetapi jika seseorang melihat lebih dalam, mereka akan melihat sebuah kekuatan yang bisa mengguncang jiwa.
Dia melangkah keluar dari ruang kultivasi. Di luar, Lei Qiankun dan Lei Bao telah menunggu, merasakan fluktuasi energi dari terobosannya.
"Selamat, Master Xuan Ye," kata Lei Qiankun dengan hormat, merasakan aura yang kini jauh lebih kuat dari Xuan Ye.
Xuan Ye membungkuk. "Terima kasih atas perlindungan Anda, Tuan Kota. Sekarang... sudah waktunya bagi saya untuk melanjutkan perjalanan saya."
Dia menatap ke arah utara, ke arah Gerbang Kenaikan yang jauh, yang memisahkan dunia fana dari dunia yang lebih tinggi.
