Ratih Tidak Percaya Kalau Pernikahannya Dan Akmal Akan Berakhir Hancur, Lima Tahun Bukanlah Waktu Yang Singkat, Namun Saat Ratih Telah Melahirkan Putri Pertama Mereka Yang Sudah Lama Mereka Dambakan, Namun kenyataan Pahit Menimpa Ratih, Akmal Berselingkuh Dengan Teman Dekat Ratih Seorang Janda Beranak Dua.
"Lihat Saja Mas, Akan Ku Balas Pengkhianatanmu." Ratih Gelapa Mata, Ia Bersekutu Dengan Seorang Dukun, Dan Merencanakan Pembalasan...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom young, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SANTET 26
"Pernikahan Kalian Tidak Sah!... karena Tidak dengan Syariat Islam yang diajarkan Oleh Agama islam, pernikahan Yang diridhoi Allah." Suara Kiyai Hasyim bergetar
"Tapi kak Mas, saya mencintai kakang Jambu Arsa, namun Romo tidak Setuju." Dumirah Minu rangkep Mendongak menatap Kakanya.
"Tidak Ada Yang lebih indah dari pernikahan yang Allah ridho Adik ku, Pulang lah. minta Ampunan Sama Allah, dan minta maaf Pada Romo." Suara Kiyai Hasyim melembut.
Namun Ki'Jambu Arsa berteriak Lantang. "Jangan Kau Bawa dia pulang, dia sudah menjadi milik ku, dan Ratu hutan ini... !" Ki'Jambu Arsa. langsung menarik Dumirah Minu rangkep kedalam dekapannya
Dumirah Minu Rangkep Bingung, ia Tidak bisa memilih, karena cintanya begitu besar pada Ki'Jambu Arsa.
"Aku Tidak bisa pulang kak mas, aku mencintai nya." ucap Dumirah Minu Rangkep dalam.
Kiyai Hasyim kecewa dengan keputusan adiknya yang tidak memikirkan perasaan orang tuanya.
"Minu rangkep Sudah Cukup...! kau jangan menambah dosa, ingat Romo mu, ingatlah Almarhumah Biyung." Kiyai Hasyim masih Berusaha Membujuk adiknya.
"Jangan Kau paska dia, dia lebih memilih hidup dengan ku, dibanding Bersama Romonya... Hahaha." ki Jamu Arsa terwata sumbang.
Hati Kiyai Hasyim semakin berdebar kencang, tak kalah. emosinya semakin menjadi, Beliau langsung menarik paksa adiknya pulang.
"Sudah Cukup Minu Rangkep Main-Mainnya. sekarang kita pulang..." Kiyai Hasyim langsung menarik Paksa Dumirah Minu Rangkep, layaknya masih seperti anakan kecil saat bermain susah diajak pulang.
Kiyai Hasyim menarik paksa adiknya. Ki'Jambu Arsa Muda Berusaha menahan, namun Para pengikut kiyai Hasyim langsung mendorong paksa Ki'Jambu Arsa hinga terjungkal.
Ki'Jambu Arsa kalah, karena satu banding sepuluh, Tubuh Ki Jambu Arsa, di ikat pada pohon Pinus besar di dekat sendang. ia meronta sekuat tenaga namun sia-sia.
"Jangan bawa Dia!... Bangsat kau Hasyim!... kembalikan Minu Rangep pada ku...! " Ki'Jambu Arsa ditinggalkan seorang Diri, dalam Keadaan babakan belur dan Juga Tubuhnya terikat kuat.
Dalam Keputus asaan yang dalam, Ki'Jambu Arsa. bertekat akan menghancurkan Kiyai Hasyim dengan tangannya Sendiri.
.
.
Satu bulan berlalu, setelah putus komunikasi dengan Ki'Jambu Arsa. Dumirah Minu Rangkep, Sakit Wajahnya pucat Tubuhnya semakin kurus, Saat diperiksa Dumirah Minu Rangkep dinyatakan sedang Menggandung.
Romo kiyai Syarif Terus merenung sampai tidak mau keluar dari mushola dekat rumahnya. beliau bukan hanya saja malu, namun tidak menyangka Putri bungsunya telah melakukan hal serendah itu.
"Romo pulanglah Romo... " Kiyai Hasyim berusaha membujuk Romonya yang terus menerus menangis dan bersujud meminta Ampunan.
"Tidak Hasyim... Romo masih ingin tetap disini." Romo kiyai Syarif nampak sendu, ia berhari hari tidak tidur
Sementara didalam kamar yang sepi, setelah Dumirah Minu rangkep dinyatakan Hamil, ia Juga menangis menyesali perbuatannya bersama Ki'Jambu Arsa.
"Bagaimana Mungkin ini terjadi, aku telah membawa aib keluarga. Romo marah besar dengan hubungan ku dan kang arsa." Bulir mata mulai berjatuhan dari mata indah Minu Rangkep. siapa sangat wanita secantik Dumirah akan hamil diluar nikah, Bahkan ayahnya Adalah Seorang pemuka agama.
Fikiran seorang perempuan yang sedang frustasi, angan-angan Dumirah menerawang Jauh. Sore ini setelah Bada magrib. Dumirah Meminum Racun seranga untuk mengakhiri Hidupnya.
Kiyai Hasyim Yang Kebetulan lewat di dekat kamar adiknya. Tiba-Tiba saja perasaanya tidak Enak, dan benar saja ia melihat Adiknya bunuh diri setelah meminum Racun seranga. mulutnya langsung keluar busa, matanya Mendelik, tangganya Mengepal kuat kejang-kejang.
Kiyai Hasyim menangis karena Telat menolong Sang Adik. dan Malam ini Dumirah Minu Rangkep tewas Meregang nyawa.
Sementara itu. berita kematian Dumirah Minu Rangkep sampai pada telinga Ki'Jambu Arsa. ia fikir kekasihnya Meningal karena banyaknya kekangan dan juga tekanan bati.
Ki Jambu Arsa. yang tidak terima ia Langsung mendatangi kediaman Rumah Duka, disana ki Jamu Arsa kembali Membuat Onar.
.
.
"Bagaimana kau sudah ingat Hasyim denga semuanya?... " Ki Jambu Arsa bersedekap tangan. tubuh mudanya semakin Sombong.
"Tentu Saja Aku Tidak Akan Pernah lupa, dulu kau yang menghancurkan hidup Adiku:" kiyai Hasyim tersenyum Getir, Saat mengingat kembali Masalalu pahit itu.
"Kau dan Ayah Mu lah, yang membuat Dumirah Tewas!" Wajah Ki Jambu Arsa masih Terlihat Tidak senang.
"Harusnya kami sebagai keluarga yang menyalahkan Kecerobohan kalian berdua, kenapa kau masih Saja Mengingat kejadian Lama?... sedangkan Kami sebagai Kelurga saja Sudah ikhlas dan legowo." kiyai Hasyim menarik nafas Dalam. sambil sesekali terbatuk.
"Karena dendam yang tubuh membuat mu jadi seperti ini Jambu Arsa, kau harus bertaubat Selama masih ada nafas di tenggorokan."
"Tidak, Aku Tidak Akan bertaubat. kau yang membunuh Dumirah ku! Setiap malam ia merintih kesakitan, dalam mimpi ku ia selalu hadir, jika kala itu kau tidak membawa Dumirah pergi dan membiarkan nya bersama ku. mungkin ia masih Ada Hasyim!... mining Dia Tidak Akan mati."
"Untuk Apa?" kiyai Hasyim Nampak maju satu langkah. "membiarkan bersama mu dalam hubungan Haram!" Kiyai Hasyim Terseyum simpul.
tidak terima dengan ucapan kiyai Hasyim, ki Jamu Arsa. kembali mendatangkan angin besar, Sama Seperti Angin topan.
para Santri Kiyai Hasyim berusaha melindungi kiyai mereka, Kiyai Hasyim Masih tetap tenang Berdzikir Sambil memilang tasbih.
entah mereka sedang beradu kekuatan apa? tapi tiba-tiba angin besar itu berhenti seketika. bersamaan dengan mulut dan hidung ki Jamu Arsa mengeluarkan Darah.
"Hah.... sialan! hari ini kau boleh saja menang Hasyim. tapi lihat Saja Nanti" ki Jamu Arsa. mengancam kiyai Hasyim.
Setelah keributan itu berlalu. para santri langsung membantu kiyai Hasyim beristirahat, karena kejadian yang Baru saja menimpa Benar-Benar membuat semua Santri Syok berat.
"Nanda... Salaf... Besok kalian ke Blok Ampel, Cari perempuan yang bernama Ratih, perempuan itu harus segera mengakhiri persekutuan nya dengan ki Jamu Arsa."
"Siap Pak Kiyai..."
.
.
Pagi datang, Matahari mulai menyingsing Danu dan Salaf bersiap-siap mencari kediaman rumah Ratih.
karena sebenar nya mereka juga tahu sedikit nama itu. karena Ratih cukup familiar dikalangan masyarakat Rawa asem.
Beliau adalah janda yang dermawan, Bahkan setelah Diselingkuhin Suaminya Ratih sangat mandiri. simpang siur yang didengar Salaf dan Nanda.
"Apa ini alamatnya yah?" Nanda nampak melihat kertas ditangan nya.
"Coba Saja Kita ketuk pintunya." Mereka Berdua saling menatap. Nanda memberanikan diri mengetuk pintu Rumah Bu Mirah.
"Assalamualaikum... " Ucap Mereka Berdua, bersama dengan ketukan pintu diluar.
Narsih yang mendengar itu langsung membukakan pintu Rumah. "Waalaikumsalam iyah tunggu sebentar" Narsih yang sedang menyapu langsung menaruh sapu sejenak membukanya pintu didepan.
"Mas nya mau cari siapa?" Narsih bertanya menatap Danu dan Salaf bergantian.