NovelToon NovelToon
PEDANG GENI

PEDANG GENI

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Balas Dendam / Persahabatan / Raja Tentara/Dewa Perang / Pusaka Ajaib / Ilmu Kanuragan
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Fikri Anja

PEDANG GENI. seorang pemuda yang bernama Ranu baya ingin membasmi iblis di muka bumi ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fikri Anja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 19

Empat orang penjaga lain yang melihat temannya mati mengenaskan dengan dada hancur dalam sekali serangan menjadi bergidik ngeri. Namun mereka lebih takut dengan kekejaman kepala desa, sehingga memutuskan untuk menyerang Ranu.

2 golok dan 2 pedang secara bersamaan mengincar tubuh Ranu. Tapi pemuda itu bahkan tidak bergeming dari tempatnya. Baru ketika 4 senjata hampir mengenai tubuhnya, dia menghindar dengan Langkah Angin dan sudah berada di belakang mereka semua.

"Mati kau!" teriak salah seorang dari mereka. Namun rasa senangnya berubah seketika, karena serangan mereka hanya menerpa tempat kosong saja. Padahal mereka sangat yakin jika serangan mereka tadi sudah sangat jelas mengenai tubuh pemuda itu.

"Di mana dia?" tanya mereka dalam hati keheranan.

"Ckckck ... dengan kemampuan hanya seperti itu kalian memang tidak pantas sudah berani membunuh orang? Kalian mema untuk diberi hidup."

Keempat lelaki itu seperti sukmanya meloncat keluar ketika mendengar suara Ranu dari belakang.

Dengan serempak dan cepat mereka membalikan badan sambil menebaskan senjatanya masing-masing. Namun serangan mereka lagi-lagi hanya menerpa ruang kosong saja.

"Sekarang kalian tahu rasanya dekat dengan kematian seperti orang-orang yang sudah kalian bunuh?"

4 orang itu hanya bisa menelan ludahnya. Mereka berempat merasa benar-benar ketakutan. Ketika hendak kembali menyerang, tiba-tiba keempatnya terdorong dengan kencang dan langsung mati seketika. Hanya dengan melepaskan energinya saja, Ranu membunuh keempat orang bayaran kepala desa bahkan tanpa menyentuh.

Keributan yang terjadi di pintu gerbang tak ayal memantik keluarnya puluhan orang anak buah kepala desa dari dalam. Dalam waktu singkat mereka sudah mengerubungi Ranu yang bahkan tidak terlihat grogi sedikitpun.

Dia lalu mengambil sebilah pedang yang tergeletak di depannya. Di saat Ranu menunduk, salah seorang anak buah kepala desa mencuri kesempatan untuk menyerangnya.

Namun tiba-tiba tubuhnya tidak bisa digerakkan. Bukan hanya satu orang saja, tapi semua orang yang mengerubunginya juga tidak bisa bergerak.

Ranu tersenyum sembari mengeluarkan aura pembunuhnya yang pekat. Sambil menimang pedang di tangannya, dia menebarkan teror kematian yang membuat tubuh puluhan orang itu bergetar ketakutan.

Keringat dingin keluar bercampur dengan detak jantung yang kencang menambah rasa takut mereka.

"Kalian telah salah memilih jalan. Jadi, segeralah sampaikan salam kepada raja neraka!"

Seusai berucap, Ranu bergerak begitu cepat hingga tidak terlihat mata orang biasa. Setelah dia berhenti, puluhan orang itu ambruk satu persatu dengan nyawa yang sudah meninggalkan jasadnya.

"Ternyata Ranu sudah menguasai jurus yang ada di dalam kitab itu," gumam Suropati kagum. Sengaja dia tidak membantu, karena sangat yakin mereka bukan lawan yang sepadan buat Ranu.

Ranu menghela napas panjang sebelum melangkah memasuki kediaman kepala desa.

Baru beberapa langkah dia berjalan, Ranu merasakan dua energi yang bersamaan menyerang menuju ke arahnya.

itu. Dengan sigap Ranu bersiap untuk menyambut serangan

Blaaar!

Ledakan terdengar lumayan keras. Terlihat dua orang terpental ke belakang akibat benturan itu. Sedangkan Ranu bahkan tidak bergeming sama sekali dari tempatnya.

Dua orang yang terpental ke belakang itu masih bisa menguasai dan mengendalikan tubuh mereka sebelum menghantam sebuah bangunan. Terlihat di punggung mereka terdapat sebuah celurit yang lumayan besar.

"Tampaknya kita terlalu menyepelekannya, Kakang Raka!" ucap lelaki yang sedikit lebih muda dari yang satunya.

"Benar, adik Raki, aku juga tidak menyangka dia bisa menahan serangan kita!" ucap lelaki satunya sedikit kagum yang melihat Ranu bahkan tidak bergerak seinchi pun.

"Kau siapa, Pendekar. Kenapa kau membuat masalah di sini?" tanya Raka.

Ranu tersenyum mencibir, "Kenapa orang-orang seperti kalian selalu suka bertanya sebelum bertarung? Bahkan ada yang sampai mengenalkan namanya segala! Memangnya mau bertarung atau kenalan?" sahut Ranu dengan nada mengejek.

"Bangsat ...! Diajak bicara baik-baik malah jawabanmu begitu nyolot!" bentak Raki.

Ranu kembali tersenyum mengejek, "Ada lagi yang lupa aku sebutkan, apa kalian waktu lahir itu diumpat oleh orang tua kalian, sehingga besarnya juga suka mengumpat?"

"Besar mulut juga kau, Pendekar. Tapi tidak aра-ара, karena kisahmu akan berakhir di tangan Sepasang Celurit Maut hari ini!" balas Raka.

"Hahaha ... betul kan apa kataku tadi, kenapa kalian pendekar jahat selalu ingin mengenalkan diri? Apa karena ingin dipuji atau disanjung?"

"Kita serang dia, Kakang. Percuma juga mengajak bicara pendekar edan seperti dia!"

"Baiklah, adik, mari kita bunuh dia!" balas Raka.

Mereka berdua menarik celuritnya masing-masing dan memasang kuda-kuda. Dalam hitungan detik, keduanya melesat memberi serangan.

Ranu yang sudah menduga mereka akan bergerak menyerang, dengan tenang melintangkan pedang yang tadi diambilnya di depan tubuh.

Pertarungan jarak dekat pun terjadi. Kelebatan dua buah celurit yang lumayan besar itu bergantian memberikan serangan. Ranu dengan begitu tenang menangkis setiap serangan mereka berdua. Bukannya tidak ingin menyerang, tapi Ranu sengaja ingin melihat lebih jauh jurus yang mereka miliki.

Setelah merasa cukup untuk bertahan, Ranu yang secara teknik dan kekuatan masih unggul jauh di atas mereka berdua, ganti memberikan serangan, bahkan jauh lebih cepat.

Dalam waktu singkat, dua orang pendekar yang berjuluk Sepasang Celurit Maut itu pun terdesak hebat. Mereka berdua tidak bisa mengimbangi kecepatan yang ditunjukkan Ranu hingga luka sayatan pun mulai menghiasi tubuh mereka.

"Ckckck ... Ternyata kemampuan kalian berdua tidak sebanding dengan julukan yang kalian pakai. Sebaiknya ganti saja julukan itu dengan sepasang pendekar omon-omon!" cibir Ranu.

Raka dan Raki menyadari kalau kemampuan mereka berdua masih di bawah Ranu. Itu bisa dilihat dari luka-luka yang mereka dapatkan. Namun ucapan Ranu yang begitu menghina, membuat mereka berdua melupakan rasa sakit yang mereka rasakan.

"Hidup bersama, mati pun kita bersama, adik!"Raki mengangguk pasti.

Kembali mereka berdua memasang kuda-kuda dan langsung bergerak menyerang. Kombinasi serangan yang mereka miliki pun sudah mereka keluarkan sepenuhnya, tapi semua serangan itu seolah tidak berarti sama sekali bagi pemuda itu.

Ranu yang tidak ingin berlama-lama langsung menggunakan Langkah Angin untuk memberikan serangan. Kecepatannya yang jauh meningkat membuat Raka dan Raki begitu gugup dan kerepotan untuk menahan serangannya.

Creeesh!

"Aaakhk!"

Darah mengucur deras dari lengan kanan Raki yang putus. Celuritnya pun sudah tergeletak di tanah bersama tangan kanannya.

Tidak berhenti sampai di situ, Ranu terus menggempur Raka, hingga lelaki itu mengalami nasib yang bahkan lebih buruk dari Raki. Kepalanya menggelinding karena lehernya tertebas dengan telak. Berikutnya menyusul tubuhnya yang juga ambruk ke tanah.

Raki terpekik melihat tubuh saudaranya yang sudah tidak bernyawa. Dengan sisa-sisa kemampuannya, Raki mengambil celuritnya dengan tangan kiri dan kembali melakukan serangan.

"Aaakh!"

Raki menjerit setelah perutnya tertembus pedang hingga ke punggung. Saudara kandung Raka itupun menyusul Raka yang sudah terlebih dahulu meregang nyawa.

"Kesetiaan kalian begitu luar biasa. Tapi sayangnya kalian mengambil jalan yang salah!" sesal Ranu.

Ranu berjalan mendekati pintu rumah yang mewah tersebut. Dalam sekali tendangan, pintu itupun jebol dan roboh.

Setelah memandang ke sekeliling dan tidak melihat siapapun, dia melangkah masuk lebih ke dalam. Satu persatu pintu kamar dibukanya, tapi tak juga dia temukan seorang pun.

Dengan sedikit rasa heran, Ranu meneruskan pencariannya. Hingga pada satu ketika, dia mendengar samar-samar suara isak tangis seorang wanita, tapi suaranya sangat pelan sekali.

Ranu berhenti, dan menajamkan pendengarannya, berusaha untuk mencari sumber suara isak tangis tersebut.

Tanpa sengaja, tatapan matanya melihat sebuah pintu kecil di bawah sebuah meja.

Dengan perlahan Ranu mendekati pintu kecil itu. Dia menduga kalau pintu itu adalah jalan menuju ruang bawah tanah.

Setelah menggeser meja yang menyamarkan pintu tersebut, Ranu membukanya perlahan karena kuatir ada serangan mendadak dari bawah.

Belum juga sempat melongok ke bawah untuk melihat, sebuah serangan dia rasakan mengincarnya dari belakang.

Ranu berkelit membanting tubuhnya ke samping hingga menabrak meja yang tadi digesernya.

Brakk!

Meja itupun seketika hancur tertimpa tubuhnya. Ranu segera meloncat berdiri dan memasang kuda-kudanya, ketika melihat seorang lelaki tinggi besar dan berkumis tebal membawa sebuah pedang besar di tangannya.

"Aaah... apakah kau kepala desa yang doyan kawin itu?"

"Kalau iya kenapa? Apa kita Pernah punya masalah hingga kau menyerang tempatku ini?" dengus kepala desa.

"Kalau masalah pribadi sih tidak, tapi kau mempunyai masalah dengan warga desamu. Dan aku wajib membereskannya karena sudah terlanjur terlihat di mataku!"

"Bedebah! Jangan kau kira aku takut kepadamu. Mati kau...!" teriak kepala desa sebelum menebaskan pedang besarnya ke tubuh Ranu.

Dalam sekali gerakan saja, Ranu bisa menghindari serangan itu dengan mudah. Meskipun memiliki tubuh yang besar dan tenaga yang kuat, nyatanya hal itu tidak diimbangi dengan kecepatan yang memadai.

Ranu terus berkelit menghindari serangan pedang besar yang menghancurkan berbagai barang yang ada di ruangan tersebut. Meja, kursi dan almari pun tak luput menjadi korban keganasan pedang besar itu.

"Terlalu lama!" dengus Ranu. Dengan kecepatan yang tinggi, dia melesat memberi serangan dan berhasil menyarangkan pukulannya tepat di dada lelaki tersebut.

1
Elisabeth Ratna Susanti
like plus subscribe 👍
Was pray
ya jelas dicurigai kan kamu dan suropati jelas2 orang asing
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!