NovelToon NovelToon
Hidden

Hidden

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Spiritual / Romansa Fantasi / Cinta Terlarang / Identitas Tersembunyi / Kontras Takdir
Popularitas:873
Nilai: 5
Nama Author: иⱥиⱥツ

Fracture Luigi von Rosario, atau yang lebih dikenal dengan nama Frac, merupakan seorang pemuda yang dibesarkan dalam sebuah keluarga bangsawan pihak ibunya yang keras dan dingin, keluarga Rosario. Di sepanjang hidupnya, Frac merasa ada sesuatu yang salah di dalam dirinya—kekuatan aneh yang muncul saat emosinya sedang tidak stabil, mimpi-mimpi aneh yang terus berulang seperti sebuah memori yang menghantui. Frac akhirnya mengetahui sebuah kebenaran saat dirinya berulang tahun yang ke-21. Karena muak dengan segala konflik di dalam keluarga Rosario dan kebenaran akan dirinya sendiri, Frac melarikan diri dari dunia bangsawan. Dalam pelariannya, dia bertemu dengan seorang wanita Elf, pewaris Hutan Suci Priestess Elsie, Araya Khavira Lizie. Penasaran dengan kisah lengkapnya? Ikuti terus cerita novel Hidden.

Novel ini menciptakan nuansa hangat, konflik dingin antara politik dan keluarga, romansa fantasi menyentuh sekaligus gelap, serta beberapa hal yang tidak cocok untuk anak di bawah umur.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon иⱥиⱥツ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

(24) - Ruang Bawah Tanah Ochre

"Kita berada di bagian tenggara dari wilayah Rosario," kata Spirus sambil berjalan santai di jalan setapak yang akan membawa mereka masuk jauh ke dalam hutan. "Kau pernah dengar tentang hutan tua terkutuk? Tempat ini adalah hutan terkutuk yang dibicarakan oleh orang-orang."

Marigold mengangguk paham sambil berjalan mengikuti Spirus. "Kalau ini hutan terkutuk, kenapa kamu membawaku ke sini? Bukankah akan sangat berbahaya?" tanyanya.

"Orang-orang suka melebihkan segala sesuatu," jawab Spirus. "Tapi, ada bagusnya juga kalau mereka menganggap ini adalah hutan terkutuk. Karena, aku bisa dengan bebas tidur siang di sini, jika aku mau,"

Marigold menggelengkan kepalanya. Dia menganggap kalau Spirus sangat kekanak-kanakan, terlepas dari statusnya sebagai Raja Iblis Imperial.

🌻 🕯️ 🌻 🕯️ 🌻 🕯️ 🌻 🕯️ 🌻 🕯️

Pagi seolah datang dengan langkah yang tergesa, sebelum malam sempat menuntaskan kisahnya. Mentari perlahan naik dan cahayanya berpendar, membuat langit dari yang berwarna hitam pekat perlahan-lahan menjadi abu-abu, kemudian menjadi warna biru dengan semburat kuning keemasan, mengusir sisa-sisa gelap yang masih enggan pergi. Bulan dan bintang-bintang menyamar, padam tanpa dapat mengucapkan selamat tinggal.

Cahaya matahari menembus lorong-lorong dan celah-celah di Jintan Terusi. Ia juga menyapu embun-embun yang masih berpegangan pada pucuk-pucuk daun di taman belakang tempat kehebohan kemarin terjadi. Udara menghangat lebih cepat dari biasanya, seakan pagi benar-benar terburu-buru menyapa dunia.

Suara burung bersahut-sahutan, berpadu dengan suara orang-orang yang memulai aktivitas mereka dan keluhan-keluhan samar dari pelayan maupun prajurit yang menyibukkan diri dengan daftar kegiatan mereka yang banyak. Mereka melangkah dengan berat, menahan rasa kantuk yang belum sempat terbayar. Malam terasa singkat dan sudah merampas jatah mimpi mereka.

Di Aula Utama Jintan Terusi, tampaklah wajah-wajah lelah menyembunyikan protes yang tak terucap: Frac, Raya, Nila, dan Yurai. Namun roda kehidupan akan terus melaju ke depan, dan pagi yang cerah ini tampak sedikit kejam, karena memaksa mereka untuk sadar dan kembali bergerak.

"Aku tidak menyangka Deklarasi Pernikahan itu akan sepecah itu," kata Nila lemas. Kantung matanya menghitam, begitu pula dengan kantung mata setiap orang yang berkumpul di sana—kecuali para penjaga dan para pelayan.

Yurai menyenderkan dagunya di atas tangannya, rambutnya yang kini berwarna blonde tampak sangat berantakan. Dia mengerang dan mengeluh, "Ah... aku bisa gila! Aku bahkan masih bisa mendengar suara Slime Pembawa Pertanyaan tertawa di dalam kepalaku. Itu… bukan hal yang bagus… sama sekali."

Nila tertawa getir. Dia menjentikkan jarinya agar para pelayan pribadinya membawakan sarapan. Dia sendiri bahkan tidak tahu apakah dia ingin sarapan atau tidak. Perutnya masih terasa penuh. "Aku bahkan tidak tahu lagi apa yang sedang aku rasakan sekarang," katanya dengan suara lemas.

Raya meneguk teh dari cangkir di tangannya tanpa suara. Wajahnya tampak lelah, tapi dia tetap mempertahankan sikap elegan khas bangsa Elf. Manik mata amethyst-nya tampak sayu, setengah pasrah pada nasib.

Frac sendiri duduk di kursi pojokan dengan satu tangan yang menutupi wajahnya. Manik mata ruby-nya berkilat samar di sela-sela jemarinya.

"Tapi, yang semalam sangat hebat!" seru Nila. Orang-orang langsung menatapnya tanpa ekspresi. "Setidaknya, itu membuktikan bahwa Fracture dan Araya memang jodoh yang dipilih oleh Semesta. Tidak banyak orang yang ingin melewati ujian yang menanyakan pertanyaan-pertanyaan konyol, disemprot oleh lumpur, disoraki oleh banyak makhluk, tapi tetap bisa menatap dengan penuh cinta."

"Aku kehabisan bahan sarkasme. Bahkan otakku menolak untuk bekerja setelah kejadian sebelumnya," ujar Yurai. "Mi Velha Nila, aku izin ingin liburan selama satu hari. Aku sedang muak dengan pekerjaan hari ini."

"Baiklah, diizinkan."

Tiba-tiba saja seorang pelayan masuk dengan terburu-buru sambil memegang sebuah miniatur dari tanah liat di kedua tangannya. Dia menundukkan kepalanya dan menyampaikan pesan, "Hormat, Yang Mulia Tuan Putri. Saya mendapatkan pesan dari seekor ular raksasa bernama Silvervix untuk memberikan kiriman ini kepada Tuan Muda Imperial dan Lady Araya."

"Kiriman?"

Frac dan Raya langsung bangkit dari duduk dan berjalan mendekati pelayan. Saat melihat miniatur tanah liat di atas tangan pelayan itu mereka membeku, sekaligus tersipu.

Miniatur tanah liat itu membentuk wajah dua orang yang tampak seperti Frac dan Raya, di belakang mereka ada sebuah pondok sederhana yang tampak hangat dan nyaman. Di belakang pondok itu ada sebuah miniatur kastil dengan beberapa ekor kucing yang mengintip dari jendela dan beberapa lagi tersebar di luarnya. Di sekitar mereka, pohon-pohon yang begitu familiar di dalam ingatan Raya: pohon-pohon dari Hutan Suci Priestess Elsie.

Dari kejauhan, Yurai menatap benda itu seolah itu adalah sebuah kutukan. Dia mengetuk kepalanya dengan jemarinya dan berkata, "Sepertinya… mereka sangat serius. Mereka sangat serius ingin kalian membangun Kastil Kucing."

Nila memegangi kepalanya. "Aku sudah tidak tahu apakah aku harus tertawa atau menangis."

Raya menatap ke arah Frac. Bahunya bergetar karena menahan tawa. "Kamu tidak melupakan ucapanmu kemarin, kan?" tanyanya menggoda.

Frac menghela napas panjang. "Tidak, aku tidak melupakannya. Sepertinya… aku akan dikenang sebagai orang aneh penyuka kucing di sepanjang sejarah Iblis Imperial. Hebat. Hebat sekali…"

Setelah kegaduhan Deklarasi Pernikahan tadi malam dan menerima kiriman miniatur dari Silvervix tadi pagi, siang ini Frac dan Raya harus bersiap lagi menjalankan Ritual Persembahan Relik. Ritual ini adalah bagian penting dari Partchment Sweetest Bond, karena kontrak spiritual bukan hanya untuk mengikat satu sama lain, tapi juga harus mengakui hubungan itu kepada Semesta dan Leluhur. Ini adalah bagian sebelum

Bersama dengan Nila dan Yurai yang membukakan jalan, Frac dan Raya mengikuti langkah mereka sampai ke sebuah lorong bawah tanah yang dipenuhi oleh ukiran-ukiran kuno yang berpendar.

Mereka berempat sampai di ujung lorong dengan sebuah pintu lengkung yang bagian permukaannya dilapisi oleh kaca berwarna hitam pekat. Saat berdiri didekat kaca itu, bayangan mereka terpantul sempurna.

"Ini adalah satu-satunya ruang bawah tanah di Ochre, tidak ada yang kedua," kata Yurai. "Ruang bawah tanah ini dijaga oleh entitas bernama Zeraloria, sang Ratu Cermin. Ketika kalian masuk, kalian harus menghadapi cermin-cermin jiwa yang dimiliki oleh beliau. Jika kalian gagal, kalian harus menghadapi konsekuensi terkurung di sini selamanya. Tapi, jika kalian berhasil, beliau akan menuntun kalian ke Altar Persembahan. Aku dan Velha Nila hanya bisa mengantar sampai ke sini. Sisanya, tergantung pada takdir dan pilihan kalian."

Yurai menarik tangan Nila untuk mundur beberapa ke belakang, mempersilahkan Frac dan Raya memulai ujian mereka.

Frac dan Raya saling menatap satu lain, lalu mereka menganggukkan kepalanya dan meletakkan tangan mereka di atas lapisan kaca. Kemudian, sebuah bayangan perlahan-lahan muncul dari sana.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!