NovelToon NovelToon
Istrimu, Tapi Tak Pernah Jadi Pilihanmu

Istrimu, Tapi Tak Pernah Jadi Pilihanmu

Status: sedang berlangsung
Genre:Aliansi Pernikahan / Pernikahan Kilat
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Yullia Widi

Aku pernah percaya bahwa cinta itu cukup.

Bahwa selama kita mencintai seseorang dengan sepenuh hati, ia akan tinggal. Bahwa kesetiaan akan dibalas dengan kesetiaan. Bahwa pengorbanan akan membuka jalan menuju kebahagiaan. Aku percaya, sampai kenyataan memaksaku membuka mata: tidak semua cinta menemukan jalannya, dan tidak semua istri benar-benar menjadi pilihan.

Namaku Nayla. Seorang istri di atas kertas. Di kehidupan nyata? Aku lebih sering merasa seperti tamu dalam rumahku sendiri. Aku memasak, mencuci, merapikan rumah, menyiapkan segala kebutuhan suamiku. Tapi tak sekalipun aku merasa dipandang sebagai seseorang yang ia banggakan. Tak pernah aku lihat binar di matanya ketika menatapku. Tidak seperti saat ia menatap layar ponselnya, tersenyum kecil, membalas pesan yang tak pernah kutahu isinya.

Aku dan Raka menikah karena keadaan. Aku menyukainya sejak lama, dan saat kami dipertemukan dalam sebuah kesempatan yang kelihatannya takdir, aku langsung mengiyakan tanpa banyak berpikir.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yullia Widi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25 : Ketika Luka Menemukan Tempatnya Sendiri

Suasana kantor tampak tenang siang itu. Nayla baru saja selesai memimpin rapat kecil dengan tim program sosial yang ia dampingi. Senyumnya merekah ketika seorang ibu paruh baya dari komunitas datang membawakan keripik singkong buatan rumah sebagai ucapan terima kasih.

“Terima kasih, Bu Nayla... berkat pelatihan dan motivasi dari Ibu, saya berani mulai usaha kecil ini lagi,” ucap ibu itu, matanya berkaca.

Nayla hanya tersenyum hangat. “Teruslah melangkah, Bu. Jangan berhenti hanya karena pernah jatuh.”

Namun, ketenangan itu tak bertahan lama.

Ketika Nayla kembali ke ruang kerjanya, suara ketukan pintu terdengar. Belum sempat ia menjawab, pintu terbuka dan seseorang masuk tanpa permisi.

Laras.

Dengan blazer merah menyala dan bibir penuh warna marun, perempuan itu menatap Nayla dari ujung rambut hingga kaki, seolah hendak mengukur kekuatan musuh lamanya.

“Kamu,” ucap Nayla pelan. Tidak terkejut, tapi tidak juga siap.

“Kita akhirnya bertemu lagi,” sahut Laras, langkahnya penuh percaya diri.

“Ada keperluan apa?” Nayla bertanya, menahan diri agar suaranya tetap tenang.

Laras tersenyum sinis, duduk tanpa diundang di sofa kecil. “Aku hanya ingin memastikan satu hal: kamu benar-benar sudah tidak bersama Arvan, kan?”

Nayla menatapnya tajam. “Aku bahkan tak ingin mendengar namanya lagi.”

“Oh ya? Tapi kenapa dia terus menyebut namamu?” Laras mencondongkan tubuh. “Kenapa dia bilang kamu satu-satunya yang membuatnya merasa jadi manusia?”

Nayla menggeleng. “Apa pun masalahmu dengan Arvan, selesaikan sendiri. Aku bukan bagian dari kisah kalian. Sudah cukup aku jadi korban permainan kalian dulu.”

Laras berdiri, nada suaranya mulai tinggi. “Jangan berpura-pura suci, Nayla! Kau pikir aku tak tahu? Kau pikir dia diam-diam masih menghubungimu karena hanya ingin minta maaf? Dia ingin kembali!”

Nayla menarik napas dalam-dalam. “Dan kau datang ke sini untuk apa? Menunjukkan bahwa kau kalah?”

Tamparan keras mendarat di pipi Nayla.

Seketika ruang itu terasa beku. Tapi Nayla tak membalas. Ia hanya menatap Laras, matanya tetap tenang.

“Silakan pergi sebelum saya memanggil keamanan,” ucapnya pelan namun tajam.

Laras tak menjawab, hanya meludah ke lantai sebelum melangkah keluar.

Sore itu, Nayla berdiri di kamar mandi, menatap pipinya yang kini memerah karena tamparan Laras. Tapi hatinya tetap dingin. Dulu, luka seperti itu akan membuatnya menangis sepanjang malam. Sekarang? Ia hanya diam, lalu membersihkan wajahnya, seolah hanya kotoran biasa yang menempel.

Di tempat lain, Arvan melihat Laras kembali ke apartemen. Tapi kali ini dengan wajah kalap.

“Apa yang kau lakukan?” tanyanya curiga.

Laras tertawa sinis. “Kau harusnya tahu. Aku tak akan kalah. Kalau Nayla masih jadi bagian hidupmu, maka aku akan pastikan dia menyesal.”

“Jangan ganggu dia lagi, Laras. Cukup!”

“Cukup?” Laras mendekat, matanya liar. “Aku yang cukup, Arvan! Aku yang cukup! Kau pikir aku akan diam ketika semua orang mengasihani perempuan itu dan menyalahkanku? Kau pikir aku akan membiarkanmu mencintainya diam-diam sementara aku menanggung malu karena diceraikan?”

Arvan menatap Laras dengan rasa asing. Ia baru sadar, rasa yang dulu ia kira cinta... mungkin hanya nafsu yang dibungkus dengan ilusi.

Keesokan harinya, Nayla menerima surat undangan sebagai pembicara utama dalam acara televisi nasional bertema Perempuan dan Ketahanan Diri. Ia sempat ragu, tapi Fadly datang ke rumah dan meyakinkannya.

“Bu Nayla, ini momen penting. Banyak perempuan akan mendengar suara Ibu. Jangan biarkan mereka kehilangan harapan hanya karena Ibu merasa tak layak.”

Nayla mengangguk. Kali ini bukan untuk membuktikan apa-apa pada siapa pun. Tapi untuk dirinya sendiri.

Di hari siaran langsung itu, Nayla tampil anggun dan percaya diri. Ia menjawab semua pertanyaan dengan jernih, dan ketika ditanya apakah ia pernah mengalami masa sulit dalam hidupnya, ia hanya menjawab:

“Pernah. Tapi saya tidak mau hidup dalam bayang-bayang luka itu selamanya. Saya tidak ingin dikenal sebagai perempuan yang ditinggalkan. Saya ingin dikenang sebagai perempuan yang memilih untuk bangkit.”

Tepuk tangan memenuhi ruangan.

Di salah satu sudut Jakarta, Arvan menyaksikan siaran itu. Ia menatap layar tanpa berkedip. Air matanya jatuh tanpa ia sadari.

Untuk pertama kalinya, ia benar-benar merasa: ia bukan kehilangan seorang istri. Ia kehilangan rumah.

1
Mamah dini
raka atau arvan
Mamah dini
mudah2an pilihanmu yg sekarang ada benarnya nay, jgn diam kalau GK di anggap
Mamah dini
mampir thor, kasian kmu nay , semoga kedepan nya kmu bisa bahagia sm orang yg benar2 mencintaimu menghargaimu dn melindungimu, semangat terus nay .
yuliaw widi: Aamiin, Makasih Mamah dini 🤍 sudah mampir dan ikut merasakan luka Nay.
yuliaw widi: Aamiin, Makasih Mamah dini 🤍 sudah mampir dan ikut merasakan luka Nay.
total 2 replies
Dâu tây
Baca ceritamu bikin nagih thor, update aja terus dong!
yuliaw widi: Terima kasih! Tenang, update-nya bakal lanjut terus kok 🤍
total 1 replies
Jennifer Impas
Wow, aku gak bisa berhenti baca sampai akhir !
yuliaw widi: Makasih! Senang banget ceritanya bikin kamu terus baca 😍
total 1 replies
mr.browniie
Menggetarkan
yuliaw widi: Terima kasih banyak, senang sekali bisa menyentuh hati pembaca 🖤
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!