Roy laki laki berusia 23 tahun yang baru saja terkena PHK, mencoba mencari pekerjaan baru namun tidak kunjung dia dapatkan. Kerasnya ibu kota membuat Roy harus bertahan dengan segala cara. Apa lagi dia adalah seorang perantauan. Apakah Roy bisa bertahan??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cy_Ud, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kelakuan Amel....
Saat wanita paras manis berkulit sawo matang cerah itu memulai membersihkan tubuh Roy dari keringat yang melekat dimulai dari bagian wajah terus ke badannya dengan handuk kecil yang dibasahkan. Saat usapan lembut itu tiba di bagian dada, Amel langsung menelan Salivanya karena dirinya mengagumi bentuk tubuh Roy yang berotot berisi.
Dia terus melanjutkan pekerjaannya dengan hati hati di bagian yang terbalut perban, hingga dirinya kini menyingkapkan selimut yang menutupi bagian tubuh pasiennya bagian bawah. Amel terkejut dan beberapa kali menelan salivanya menikmati pemandangan didepannya.
Bagaimana tidak sesuatu menonjol ingin menunjukkan diri dari balik pakaian khusus pasien dibagian bawah perut pemuda yang tertidur lelap itu.
"Walau sedang tidur kamu ganteng juga ya mas", monolog Amel yang memindai seluruh tubuh Roy dari ujung kepala samapai ujung kaki dan kemudian dirinya fokus pada bagian tengah badan pria yang terbaring itu.
Sebagai orang yang sudah terlatih Amel melanjutkan kembali pekerjaannya. Ini semua bertujuan agar badan pasiennya segar dan kembali pulih. Dimulai dari betis sampai ke ujung kaki. Namun, saar menggunakan tisu basah di bagian sensitive Roy.
Amel benar benar penasaran dengan tiang bendera yang meminta diberi hormat. Yang semula apa yang dia kerjakan pada tubuh bagian bawah hanya dari balik celana tanpa membukanya, kini hasratnya tidak bisa dibendung.
Dengan melihat jam di tangannya seperti menghitung sesuatu kini dirinya memberanikan diri untuk membuka tabir yang menutupi tiang bendera tersebut. Seketika Amel benar dibuat takjuk melihat tiang bendera yang berdiri kokoh, beberapa kali dia menelan Salivanya sendiri.
Melihat Roy yang masih terlelap dan tidak terusik oleh apa yang dia kerjakan dan setelah melihat ke jam kecil dipergelangan tangannya. Amel mendekatkan wajahnya ke objek yang membuat dia penasaran.
"Kamu benar sempurna Mas, aku bersedia menjadi kekasih mu",monolog Amel kembali berkata dan mengusap Roy junior dengan tisu basah yang tidak mengenakan segita pengaman tersebut.
"Aduh apa yang kamu pikirkan mel... dia pasien mu, bukan kah kamu sudah biasa menghadapi hal seperti ini",kembali monolog Amel bicara mempertaruhkan profesionalnya dalam bekerja.
Setelah membersihkannya dengan tisu basah kini digantikan oleh Usapan dari handuk kecil yang sebelumnya telah direndamkan ke air panas. Akan tetapi logika dan hasratnya terus berperang hingga pikirannya tidak lagi bisa dikontrol sebagai mana mestinya.
Melihat pria yang menjadi pasiennya masih nyaman terlelap Amel yang sudah dirasuki keinginan duniawi kembali mendekatkan wajahnya dan kemudian.
Sllllluuuuupppp..... Ssslllllluuuuuppp.....
Bibir mungil mebentuk huruf O penuh dengan daging rawan tidak bertulang namun bisa begitu keras bersarang di mulutnya dengan kepala yang bergerak dengan sendirinya naik turun.
Hampir lima menit Amel melakukan itu hingga dia merasakan basah di anatara kedua pahanya. Apa lagi anak manusia yang sudah sama sama dewas dan berlainan gender itu hanya berdua di ruangan yang sama sudah tentu setan dengan mudah menjadi yang ketiga.
Amel meraba dirinya sendiri dibalik pakaiaannya menikmati sensasi yang luar biasa dan menantang dan begitu membuat Amel terbuai. Saat tengah asyik larut dalam apa yang dia kerjakan tiba tiba Roy mengeluarkan suara.
"Aaaahhhhh.....", desahan yang tanpa sadar keluar begitu saja dari mulut Roy dengan mata masih setia mengatup.
Hal itu membuat Amel kelabakan dan segera menghentikan aktivitasnya menutup kembali benda yang telah membuat dirinya terbuai dan segera beranjak meninggalkan Roy yang masih tertidur.
Amel segera berlari ke kamar mandi yang berada di dekat dapur apartement tersebut. Dia sedikit panik takut sang pasien tahu atas apa yang telah dia lakukan. Tapi hasratnya belum tuntas dadanya bergerak cepat dengan detak jantung yang tidak beraturan.
Gadis cantik yang masih berusia 23 tahun itu menurunkan celananya sebatas lutut duduk berjongkok dan mengusap sendiri miliknya yang berharga sambil meremas gundukan daging yang tidak terlalu besar miliknya sendiri. Berusaha melepaskan sesuatu yang mengganjal dan belum tuntas sambil membayangkan bahwa yang melakukan itu adalah Roy pria yang menjadi pasiennya sekarang.
Disisi lain Roy seperti seperti mengalami mimpi basah namun tidak tuntas. Roy merasakan ada seseorang yang tidak dia kenal tengah memberikan job biru padanya. Meski di dalam mimpi dan terasa nyata. Karena pengaruh obat yang memang ada obat penenangnya Roy masih setia tertidur pulas.
Di sebuah kamar yang pengap tempat Norman berada kini Kardi tengah duduk berlutut dan tangan masih terikat di hadapannya. Kardi menceritakan siapa orang yang menyuruhnya untuk melakukan pembunuhan pada ayah Norman. Dan dia terpaksa menuruti karena terlilit hutang pada mereka dan mereka berjanji akan melepaskan anak pertamanya yang juga perempuan yang sudah tiga bulan ditangan mereka sebagai jaminan.
Norman mendengarkan dan kenal dengan nama yang disebutkan Kardi. Awalnya mereka hanya berniat memberikan teror tapi sesampai dilapangan teman teman Kardi lepas kendali hingga hampir membunuh Baskoro ayah Norman. Untung saja pemuda yang tidak dikenal itu menyelamatkan Baskoro dan mengakibatkan pemuda tersebut tertembak di bagian bahunya.
Setelah mendengar penuturan dari Kardi Norman berbisik pada Bimo yang terus berdiri disamping Norman dan setelah Norman selesai bicara dengan berbisik Bimo langsung keluar dari ruangan.
Rasa ketakutan masih menyertai Kardi dan Istrinya yang terikat diranjang kecil dengan posisi telentang. Air mata terus mengalir dan mulutnya tidak lagi bisa bicara karena telah di tutupi oleh lakban besar.
Pintu ruangan itu terbuka Dini anak perempuan Kardi masuk dengan lengannya dipegangi oleh Bimo. Mendapat kode dari tuannya Bimo melepaskan pegangannya dari lengan gadis belia itu. Dan Dini langsung berlari kearah ibunya memeluk wanita yang terikat itu dengan tangisan yang pilu. Anak buah Norman juga melepaskan semua ikatan pada Rita.
"Kalian berdua kesini", ucap Norman tegas dan diikuti oleh langkah gontai ibu dan anak itu tanpa sempat saling bicara dan duduk bersimpuh disampaing suaminya.
"Saya tau kamu hanya orang suruhan dan saya menghargai kejujuran mu. Setiap orang berhak mendapatkan kesempatan kedua. Saya akan melepaskan kalian semua. Tapi kalian harus meninggalkan pulau jawa ini dan jangan pernah kembali lagi kesini. Memulai kehidupan baru ditempat yang baru. Ini semua demi keselamatan kalian karena kalian sudah berurusan dengan kelompok mafia yang berkedok pengusaha. Saya akan memberi mu pekerjaan Kardi", ucap Norman.
Mendengar hal itu ketiga orang itu heran. Memang dari tadi Rita istri Kardi cuma di ikat saja sedangkan Dini ditempatkan diruangan terpisah tanpa dilecehkan seperti kata kata Norman awalnya.
Norman memang bisa menjadi sangat kejam dan juga bisa menjadi baik hati. Setelah mendengarkan penjelasan dari Kardi yang terpaksa ikut karena hutangnya pada orang yang menyuruhnya, entah mengapa Norman jadi tersentuh hatinya.
"Anak buah saya akan mengantarkan kalian besok. Masalah anak pertama kalian saya tidak bisa menjanjikan apa apa", ucap Norman berlalu yang diiringi Bimo dan Rita beserta Putrinya sangat berterima kasih padanya.
Dan diruangan lain dua orang teman Kardi kini tidak sadarkan diri. Mereka bungkam, karena mereka merupakan anak buah langsung dari orang yanh menjadi pesaing bisnis keluarga Wijaya. Bahakan mereka berkata" percuma jika pun kami memberitahu kalian juga tidak bisa apa apa, jika kami keluar dari sini hidup hidup maka diluar sana kami akan tetap mati", sebuah pernyataan yang mengerikan.