Godaan CEO Serigala Hitam

(*ARTICA)

Meskipun masih tertidur, aku merasa seperti ada selang yang dicabut dari tenggorokan dan hidungku. Sulit sekali, tapi aku membuka mataku dan semuanya gelap. Aku turun dari tempat tidur merasakan lantai yang dingin di kakiku. Aku berjalan menuju pintu, mencium bau desinfektan yang kuat. Aku berjalan membukanya, menemukan sebuah ruangan putih dengan brankar di tengahnya yang dikelilingi oleh monitor dan meja dengan instrumen yang digunakan oleh dokter. Aku mendengar suara-suara dari kejauhan dan kembali ke ruangan tempatku berada.

“SUDAH CUKUP, AKU TIDAK BISA MEMBIARKANMU MELAKUKAN HAL SEPERTI ITU,” aku mendengar suara seorang pria yang berat dan dalam.

“DIA ANAKKU, AKU TIDAK BISA MEMBIARKANNYA MATI,” “AKHIRNYA AKU MENEMUKAN ORANG YANG COCOK UNTUK TRANSPLANTASI,” aku mendengar pria lain menjawabnya dan suara itu terasa familier.

“TIDAK BEGITU CARANYA, AKU TIDAK BISA MEMBIARKANMU MENGAMBIL NYAWA ORANG LAIN UNTUK MENYELAMATKAN NYAWAKU,” balas pria pertama.

“DIA SUDAH MATI SEJAK AWAL, DIA DIDIAGNOSA MATI OTAK, HIDUP APA ITU, SEMUA TAHUN PENDERITAANMU INI AKAN BERAKHIR HANYA DENGAN SATU OPERASI SEDERHANA,” desak pria kedua.

Aku tidak tahan lagi dan keluar untuk melihat siapa mereka, bertemu dengan kakek dari pihak ayah dan seorang pria besar berambut pirang.

- SIALAN… HENTIKAN DIA. Perintah kakekku dan beberapa pria besar muncul untuk menangkapku. Aku menghindari mereka dengan menjauh.

-SIAPA YANG MENJAGANYA?. Aku mendengar kakekku berteriak. Aku berlari melalui koridor panjang sampai aku keluar di semacam kantor dan melihat jendela besar dan air dengan ikan di sisi lain.

- KITA BERADA DI BAWAH LAUT. Aku mendengar suara pria pertama di belakangku dan aku berbalik.

- KECUALI KALAU KAMU BISA BERENANG… TAHAN NAFAS… TAPI ITU TIDAK DISARANKAN… COBA SAJA. Dia berkomentar. Salah satu penjaga muncul yang mencoba menangkapku dan aku melemparkannya ke dinding.

- JANGAN DEKATI DIA. Kakekku berteriak padaku, dia tidak pantas disebut kakek.

- APA YANG INGIN KAMU LAKUKAN DENGANKU?. Aku bertanya dengan gelisah dan melihat dia menodongkanku dengan pistol.

- ITU TIDAK BOLEH DIGUNAKAN DI SINI. Pria jangkung berambut pirang itu memperingatkan.

- AKU TIDAK AKAN MEMBIARKANMU MENGACAUKANNYA… BERTAHUN-TAHUN AKU TELAH BERUSAHA UNTUK MEMPERBAIKI KESEHATAN ANAKKU… HARI-HARINYA TERHITUNG DENGAN PERAWATAN INI… TAPI KAMU… KAMU BISA MENGEMBALIKAN NYAWANYA. Katanya padaku.

-ANAK?. Aku bertanya dan melihat dia akan menembak. Dengan gerakan cepat, aku menyingkirkan pistolnya dan menghancurkannya lalu melompat ke arahnya. - JELASKAN SEMUA INI PADAKU SEKARANG JUGA. Aku berteriak di wajahnya sementara pria pertama duduk di sofa menyaksikan pemandangan itu seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Dan aku mulai berkelahi dengan kakekku, aku bergerak cepat dan menghindari pukulannya.

- KAMI MENYELAMATKANNYA DARI NERAKA ITU… DIA TERLUKA PARAH. (Katanya sambil melayangkan pukulan ke arahku, pengawalnya muncul dan aku melumpuhkan mereka dengan mematahkan pergelangan tangan atau lutut mereka).

- TEKNIK YANG BAGUS. Kata pria pertama sambil merokok.

- HANYA SATU GINJALNYA YANG MASIH SEHAT… TAPI SEKARANG DIA MEMBUTUHKAN TRANSPLANTASI… DIANTARA ORGAN LAIN. Kakekku memberitahuku.

- JADI KAMU BERPIKIR UNTUK MEMBUNUH ANAKNYA UNTUK ITU. Aku menjawab.

-ANAK?!. Tanya pria pertama itu terkejut.

- AKU ANAK NIEVES LOBOS… DARI PRIA INI. (Aku bercerita padanya tanpa henti berkelahi)... MEREKA MENGHUBUNGINYA KARENA DIA KAKEKKU… AGAR AKU MENDONORKAN DARAH UNTUK MENYELAMATKAN DIRIKU… NAMUN… DIA MALAH MEMASUKKANKU KE RUMAH SAKIT… DAN MENCULIKKU. Aku selesai bercerita setelah membuatnya pingsan.

- ITU TIDAK MUNGKIN… ISTRIKU MENINGGAL SAAT MELAHIRKAN, BEGITU JUGA ANAKKU. Katanya dengan sangat terkejut.

- ITU MUDAH DIBUKTIKAN… DENGAN TES DNA. Aku menjawab dengan gelisah.

- ADA RUANGAN DENGAN SEMUA YANG DIBUTUHKAN. Dia menjawab dan aku menatapnya dengan serius. - IKUTI AKU… AKU MENGERTI KALAU KAMU TIDAK PERCAYA SETELAH APA YANG TERJADI… TAPI JANGAN KHAWATIRKAN AKU… AKU HANYA PUNYA TENAGA UNTUK BERBICARA. Komentarnya sambil aku mengikutinya tanpa mengalihkan pandanganku untuk berjaga-jaga jika ada orang lain yang muncul. - INI DIA. Katanya dan aku melihat seseorang dengan jas lab membelakangiku yang gemetar saat melihatku.

- PAK, ANDA BAIK-BAIK SAJA?. Dia bertanya tanpa mengalihkan pandangannya dariku.

- TURUNKAN PISAU ITU… LIHAT SAJA CARANYA BERKELAHI… JANGAN LAKUKAN APA PUN PADANYA. Katanya. - AKU INGIN KAMU MELAKUKAN TES DNA. Dia memintanya.

- AYAHNYA SUDAH MELAKUKANNYA… UNTUK MEMASTIKAN KOMPATIBILITAS… DAN ADA SEMBILAN PULUH SEMBILAN PERSEN KESAMAAN. Dia menjawab sambil memberinya selembar kertas.

- INI KEJUTAN. Jawabannya menatapku langsung. - DAN… BAGAIMANA KEHIDUPAN IBUMU?. Dia bertanya.

-DIA SUDAH MENIKAH… DENGAN PRIA YANG AKU ANGGAP AYAHKU… JULIO MOLLER. Aku menjawab dengan serius dan melihat matanya terbelalak.

- DIA MENEPATI JANJINYA. Jawabnya sambil menghela napas berat. - MARI… KAMU HARUS BERGANTI PAKAIAN. Katanya sambil menunjuk ke baju tidur tipis yang kukenakan dan menunjukkan laci tempatku mengambil pakaian olahraga untuk dipakai. - MELIHATMU SEKARANG… MEMBUATKU TERINGAT PADANYA… SAAT DIA MASIH MUDA… BEDANYA DIA MEMILIKI MATA HIJAU. Komentarnya dan aku selesai berganti pakaian.

- MEREKA BILANG WARNA MATAKU SAMA DENGAN AYAHKU… TAPI MATAMU GELAP. Aku berkomentar.

- YA… TENTANG ITU… AKU MEMAKAI LENSA KONTAK… AKU TIDAK TAHAN DENGAN CAHAYA DI SINI… LAGIPULA AKU SUDAH MENJALANI BANYAK OPERASI… MEREKA MENUSUKKU DENGAN PEDANG DI BEBERAPA BAGIAN TUBUHKU. Katanya dengan sedih. - AKU BUKAN LAGI PRIA YANG DULU… HANYA SEBUAH BAYANGAN. Komentarnya dengan tatapan tertunduk. Aku merasa seseorang sedang mendekat dan aku menjatuhkannya, dia berbalik untuk melihat. - BIARKAN AKU BERTANYA SESUATU PADAMU. Dia berkata.

- APA?. Aku bertanya sambil memutar lengan orang yang ada di lantai.

- JULIO… APAKAH DIA MELATIHMU?. Dia bertanya.

-BENAR. Aku menjawab.

- SUDAH LEPASKAN DIA… ATAU KITA TIDAK AKAN PUNYA SIAPA PUN UNTUK MEMBAWA KITA KE PERMUKAAN. Katanya. - DARI CARAMU BERKELAHI… AKU SUDAH MENDUGANYA. Komentarnya.

- JIKA KAMU SANGAT MEMBUTUHKAN TRANSPLANTASI ATAU LEBIH… SEPERTI KATA AYAHMU… ADA CARA UNTUK MELAKUKANNYA TANPA HARUS MEMBUNUHKU… ADA BADAN YANG MEMBUAT ORGAN YANG DAPAT BERADAPTASI DENGAN TUBUH. Aku memberitahunya.

- SEBENARNYA… AKU LELAH MASUK RUANG OPERASI… PEMULIHANNYA MENYAKITKAN… MEMANG KAMU AKAN BAIK-BAIK SAJA… TAPI AKU TIDAK MAU LAGI. Jawabnya.

- JIKA KAMU MAU… ADA OBAT HERBAL… AKU MENDALAMINYA… AKU PUNYA SEORANG NENEK… YANG TIDAK MEMBUTUHKAN TRANSPLANTASI… DIA BAIK-BAIK SAJA. Aku memberitahunya.

- DI SINI ADA TEMPAT BUDIDAYA TANAMAN… IKUTI AKU… SELAMA INI… MEREKA TELAH MEMPERTIMBANGKAN SEMUA KEMUNGKINAN. Dia bercerita dan aku berjalan di belakangnya menuju ruangan dengan pintu geser dan saat terbuka aku melihat ribuan tanaman dengan berbagai ukuran, rasanya seperti berada di luar ruangan. - APAKAH KAMU MENGENALINYA?. Dia bertanya dan aku mengangguk gembira.

- BEBERAPA AKU LIHAT HANYA DI BUKU… TAPI YA… KEBANYAKAN AKU TAHU KHASIATNYA. Aku berkomentar sambil dia terus menatapku.

- AKU MASIH SULIT MEMPERCAYAI KALAU KAMU ANAKKU… SELAMA INI… AKU PIKIR AKU TELAH KEHILANGAN KALIAN… AYAHKU BERBOHONG PADAKU… DIA TIDAK SETUJU AKU BERSAMA NIEVES. Dia bercerita dan aku melihat nada sedih dalam suaranya.

- KITA SEMUA MEMILIKI RASA SAKIT YANG INGIN KITA SIMPAN DALAM-DALAM… YANG IDEAL ADALAH TERUS MAJU. Aku berkomentar.

- KAMU MASIH MUDA… KAMU BISA BERPIKIR SEPERTI ITU… KAMU TIDAK PERNAH KEHILANGAN SESUATU YANG PENTING DALAM HIDUPMU. Jawabnya.

- KAMU SALAH… SELAMA LIMA TAHUN… AKU KEHILANGAN ORANG TUAKU… SAAT ITU AKU HANYA SEORANG GADIS BERUSIA SEBELAS TAHUN… AKU TIDAK TAHU SEBERAPA KEJAMNYA KENYATAAN. Aku bercerita dan dia menatapku dengan mata terbelalak.

- BAGAIMANA ITU BISA TERJADI?. Dia bertanya.

- ITU ADALAH PERJALANAN TAHUN TERAKHIR SEKOLAH… KAMI DIAJAK KE CAGAR ALAM… BERSAMA TEMANKU PATY KAMI BERJALAN BERSAMA MENDENGARKAN PEMANDU… YANG MENJELASKAN BERBAGAI HEWAN YANG ADA… TIBA-TIBA TERJADI ANGIN KENCANG… LANGIT GELAP… HUJAN… DAN PETIR YANG MENGGEMURUH… SEMUA ORANG BERLARI UNTUK BERLINDUNG MENGIKUTI PEMANDU… AKU TERSENDAT SAAT INGIN MENYELAMATKAN TOPIKU YANG JATUH DI KANDANG SERIGALA… KETIKA AKU MELIHAT KE ARAH ROMBONGANKU, AKU TIDAK DAPAT MELIHAT MEREKA KARENA TANAH YANG TERANGKAT… ANGIN BERHEMBUS DENGAN KENCANG MERUBUHKAN POHON SEHINGGA MENGENAI TANAH DAN MENGANGKATNYA KEMBALI… AKU BERLINDUNG DI LIANG HEWAN ITU… WAKTU BERLALU HINGGA SEMUANYA TERLIHAT TENANG… AKU KELUAR UNTUK MELIHAT SITUASINYA… SANGAT MENGERIKAN… POHON-POHON TUMBANG DAN AIR MENGGENANGI JALAN… AKU HARUS MENCARI JALAN LAIN UNTUK KELUAR… AKU MENGIKUTI SERIGALA ITU YANG MEMANDUKU KE RUMAH KECIL DI TENGAH LAPANGAN… DI SANA AKU BERTEMU NYONYA CIELO… SEORANG WANITA TUA YANG MENERIMAKU DI RUMAHNYA… DIA MEMBERIKU MAKAN DAN MERAWATKU SAMPAI ADA YANG MENCARIKU… TIDAK ADA YANG DATANG… AIR MENGGENANGI JALAN KELUAR… KAMI TERISOLASI… AKU BELAJAR BERBURU… MEMBELA DIRI… DIA MENURUNKAN ILMUNYA PADAKU… DALAM KEADAANNYA YANG SUDAH TUA DAN TIDAK BERDAYA SETELAH LIMA TAHUN BERSAMANYA… AKHIRNYA MUNCUL SEBUAH HELIKOPTER DENGAN BEBERAPA ORANG DARI TIM SAR… MEREKA MENYELAMATKAN KAMI… TUAN GUTIERREZ MEMBERIKU TEMPAT TINGGAL DI RUMAHNYA SELAMA NENEKKU DALAM MASA PEMULIHAN DI RUMAH SAKIT… AKU BERTEMU DENGAN TUAN GARRA YANG AKU DONOR DARAHNYA… UNTUK ALASAN YANG ANEH… AKU INGIN MELAKUKANNYA… SE TIDAKNYA AKU BISA MEMBANTUNYA… UNTUK NENEKKU TIDAK LAGI… DAN KEMUDIAN MEREKA MEMBANTUKU MENEMUKAN ORANG TUAKU. Aku menyelesaikan ceritaku saat aku merasa sedih karena mengingatnya. Dia berdehem dan berkata kepadaku dengan suara berat.

- AKU BERMIMPI… DAN AKU PIKIR ITU HANYA MIMPI… SESUATU YANG AKU INGINKAN… AKU PIKIR ALAM BAWAHKU SADAR… MENCIPTAKANNYA KARENA KEINGINANKU UNTUK MENYANGKAL… BAHWA IBUMU DAN KAMU TELAH TIADA… AKU MELIHATMU BERLARI… AKU SEOLAH-OLAH MENDENGAR TAWAMU… BAGAIMANA ITU MUNGKIN?... AKU TIDAK SEMPAT MENGENALMU… TAPI BEGITULAH AKU BERMIMPI TENTANGMU… DAN SEKARANG… SAAT AKU MEMILIKIMU DI SINI… AKU BISA MEMASTIKAN… BAHWA AKU TIDAK GILA… BAHWA BUKAN PENYANGKALAN YANG KUMILIKI… TETAPI… ENTAH BAGAIMANA… AKU TAHU ITU BOHONG APA YANG AYAHKU KATAKAN PADAKU. Komentarnya dan aku melihat dia mengusap kepalanya dengan gugup. - BOLEHKAH… BOLEHKAH AKU MEMELUKMU. Dia bertanya dan aku menatapnya lekat-lekat. - HANYA PELUKAN. Dia berkata dan perlahan mendekat dan memelukku, dia menarik napas dalam-dalam, lalu melepaskanku dan menatapku dari ujung kepala sampai ujung kaki. - APAKAH KAMU MEMILIKI TANDA LAHIR?. Dia bertanya.

- DI SINI. Aku menunjuk ke bahu kananku dan dia melihat tanda lahir merah berbentuk serigala yang kumiliki.

- OH… ASTAGA… AKU PUNYA YANG SAMA… DI DADA. Katanya dan aku melihat air matanya jatuh. Aku menarik napas dalam-dalam dan memegang tangannya sambil menatap matanya.

- AKU TIDAK MERASA ADA HUBUNGAN DENGANMU. Aku berkata.

- INI TEMPATNYA… LAMBAT LAUN ITU MENGURAS TENAGAMU… ENERIMU. Komentarnya.

- KITA HARUS KELUAR DARI SINI. Aku menyarankannya dan melihat dia menggelengkan kepala.

- TIDAK… AKU TIDAK PUNYA APA-APA UNTUKKU DI LUAR SANA… APA YANG BISA KULAKUKAN?. Tanyanya.

- KAMU PUNYA AKU… DAN SELALU ADA YANG BISA DILAKUKAN… BERINOVASI. Aku mencoba menyemangatinya.

- AKU TIDAK INGIN IBUMU TAHU TENTANGKU… AKU TIDAK INGIN DIA MELIHATKU SEPERTI INI… LEBIH BAIK SEMUANYA TETAP SEPERTI INI… LAGIPULA… AKU HANYA PUNYA WAKTU ENAM BULAN ATAU KURANG… UNTUK APA MENGUBAH SEMUANYA. Komentarnya dengan lesu.

- BANYAK HAL YANG BISA DICAPAI… KAMU TIDAK INGIN DIA TAHU… AKU TIDAK AKAN MEMBERITAHUNYA… TAPI BIARKAN DIA MEMBANTUMU… AKU AKAN MASUK KE LABORATORIUM ITU… AKAN KUBUAT TONIK YANG DAPAT MEMBANTUMU MERASA KUAT, TERBARUKAN… AKU AKAN MENAMBAH BEBERAPA TAHUN DALAM HIDUPMU… TAPI AKU TIDAK AKAN MEMBIARKANMU MENYERAH… SETIDAKNYA JIKA KAMU SANGAT INGIN PERGI… LAKUKAN SAAT KAMU TAHU BAHWA KAMU TELAH MEMBUAT PERUBAHAN… MENINGGALKAN WARISAN… CONTOH UNTUKKU… UNTUK TIDAK PERNAH MENYERAH. Kataku untuk menyemangatinya.

- BEBERAPA TAHUN… HA. Jawabnya sinis.

- ITU LEBIH BANYAK DARI YANG KAMU MILIKI… LAGIPULA MASA DEPAN TIDAK PASTI… SIAPA TAHU… KAMU BISA MEMBAIK TANPA HARUS MENDERITA. Aku berkomentar.

- APA YANG BISA KULAKUKAN?. Tanyanya.

-APA YANG KAMU SUKAI?. Aku bertanya padanya.

- AKU HANYA PANDAI BERKELAHI. Jawabnya sambil berpikir.

- BUKALAH TEMPAT LATIHAN UNTUK MENGAJAR BERKELAHI… BANYAK ORANG YANG TERTARIK… DAN ADA KOMPETISI BERKELAHI. Aku berkomentar.

-DI MANA AKU BISA MELAKUKAN ITU?. Tanyanya.

-SEPERTI YANG AKU TAHU… KAMU MEWARISI KEKAYAAN YANG BESAR… KAMU BISA MEMILIKINYA DI MANA SAJA… JIKA KAMU MELAKUKANNYA DI ANTARA MANUSIA… TETAPLAH RENDAH HATI… JIKA KAMU TAHU CARANYA… KAMU BISA LENYAP. Kataku.

-APAKAH KAMU BERHASIL MELAKUKANNYA?. Dia bertanya, aku menghela napas berat.

- DULU… AKU TIDAK DAPAT DIPREDIKSI… DAN KELUARGAKU TERPAKSA PINDAH KE PEDESAAN… ITU TEMPAT YANG NYAMAN. Aku menjawab dengan gugup.

- SEBERAPA TIDAK DAPAT DIPREDIKSI. Dia bertanya.

-KATAKANLAH… TINGGINYA SEKITAR TIGA METER… SANGAT GALAK DAN MENAKUTKAN. Kataku tersipu.

- JADI… KAMU MENAKUTI BANYAK ORANG… DAN KALIAN DIUSIR. Katanya.

- DARI KOTA… YA… DAN KELOMPOK PERWAKILAN PEJABAT TINGGI… DARI TEMPAT ITU… HANYA AKAN MENGIZINKAN AKU KEMBALI… JIKA AKU MENIKAH… DENGAN ANGGOTA… YANG BISA MENGAWASIKU. Aku menjawab.

- DAN BERDASARKAN APA YANG KAMU KATAKAN… BAHWA KALIAN TINGGAL DI DESA… TAMPAKNYA KAMU TIDAK SETUJU. Dia menjawab sambil menatapku langsung.

- AKU TIDAK SUKA IDE UNTUK DISURUH MELAKUKAN SESUATU. Jawabku.

- HA… AKU DULU SEPERTI ITU… TAPI ADA SITUASI… YANG MEMAKSAMU UNTUK BERADAPTASI… KAMU SENDIRI YANG BILANG… BERINOVASI… TERKADANG… KAMU HARUS MENGAMBIL KEPUTUSAN… DAN KAMU TIDAK BISA DIPANDU OLEH APA YANG KAMU INGINKAN. Katanya sambil berpikir.

- APA MAKSUDMU?. Aku bertanya padanya.

- AKAN KUBERI KAMU CONTOH… DARI KEHIDUPANKU… AKU INGIN BERSAMA IBUMU… LEBIH DARI APA PUN… TIDAK ADA LAGI YANG PENTING BAGIKU… TAPI SAAT ITU… AKU HARUS PERGI BERPERANG… JIKA AKU MENGINGINKAN YANG TERBAIK UNTUK KAMI BERDUA… AKU HARUS MELAKUKANNYA… MESKIPUN AKU TIDAK INGIN JAUH DARI DIA DAN BAYIKU YANG ADALAH KAMU… AKU PERGI BERPERANG… DENGAN RISIKO TIDAK AKAN KEMBALI… TAPI SETIDAKNYA… AKU AKAN MENINGGALKAN TEMPAT YANG AMAN UNTUK KALIAN… JIKA AKU MEMENANGKAN PERTEMPURAN ITU… KALIAN TIDAK AKAN DALAM BAHAYA… ITU YANG AKU PIKIRKAN SAAT ITU… KETIKA AKU TERLUKA PARAH… AKU MEMINTA TEMAN TERBAIKKU… UNTUK MENJAGA KALIAN… MESKIPUN DIA BILANG JANGAN BERBICARA SEPERTI ITU… BAHWA AKU AKAN KEMBALI BERSAMA KALIAN… TAPI AKU TETAP MEMINTANYA UNTUK MELAKUKANNYA… DAN DIA MELAKUKANNYA… SAAT MENDENGAR BAHWA ADA YANG AKAN MERAWAT KALIAN… AKU MENUTUP MATAKU… MEMBIARKAN HIDUP INI PERGI… AKU TIDAK TAHU BERAPA LAMA… SAAT AKU MEMBUKA MATA… AKU BERADA DI ATAS MEJA OPERASI… DAN AYAHKU DI SISIKU… AKU BERTANYA TENTANG KALIAN… DAN DENGAN ISYARAT DIA BILANG… KALIAN TIDAK SELAMAT… Aku hanya ingin mati, tapi dia tidak mengizinkannya, dia membawaku ke sini, membuatku mengonsumsi banyak obat-obatan, membuatku menjalani operasi, untuk membuatku tetap hidup, dan selalu diawasi agar aku tidak melakukan hal bodoh. Dia bercerita dengan suara pelan di akhir.

- JIKA KAMU MEMBIARKANKU MENGOBATIMU DENGAN CARAKU… AKU AKAN MENCOBA… UNTUK MENJADI… APA YANG MEREKA INGINKAN. Aku berkata.

- KAMU TIDAK AKAN MENJADI SEPERTI ITU… PASTI KAMU AKAN BERPURA-PURA… JIKA KAMU SAMA KERAS KEPALANYA DENGANKU. Katanya sambil tersenyum sinis.

- HA. Aku tersenyum sambil menggelengkan kepala.

- BAIKLAH… MARI KITA SIAPKAN SEMUANYA… JIKA KAMU BERHASIL MEMBUAT TONIKNYA… AKU AKAN KELUAR DARI SINI BERSAMA KAMU. Katanya sambil menatapku.