Narendra cakrawala seorang pria badboy berusia 25 tahun, niat hati melarikan diri ke kampung halaman sang nenek untuk menghindari perjodohan, namun siapa sangka di sana justru Naren malah di paksa menikahi salah satu gadis di sana, akibat kecerobohan nya mengendarai motor...
Ayuna mandala seorang gadis yang selalu hidup mandiri sejak kecil karna keadaan ekonomi, kini dirinya baru berusia 19 tahun, niat hati ingin menghirup udara segar di sawah saat sore hari, namun dirinya malah di sangka mesum akibat kecerobohan dari si pengendara motor tersebut...
❤️❤️❤️❤️❤️
Bagaiman kisah mereka selanjutnya? penasaran, yuk baca 👉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emak naufal, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 33 : kasih judul sendiri
Waktu beranjak semakin sore dan jam sudah menunjukan pukul 6 dan sebentar lagi waktu solat Maghrib pun akan tiba, Naren dan ayuna memutuskan untuk mencari mushola terdekat di sekitar sana dan setelah selesai solat nanti mereka akan melanjutkan perjalanan menuju kota tua sesuai keinginan Ayuna, walau lelah karna mereka sudah pergi sedari pagi, namun Naren senang karna dapat melihat senyum di wajah sang istri.
" Mau makan dulu ga ay ?" Tanya Naren begitu mereka sudah selesai melaksanakan solat magrib, langit pun kini sudah berubah menjadi gelap.
" Una masih kenyang by, makan di sana aja boleh ga nanti ?" Sahut Ayuna yang malah balik bertanya, sebab Ayuna takut jika Naren sudah merasa lapar duluan, makanya menanyakan itu.
" ya udah makan di sana aja nanti, aku juga masih kenyang sebener nya, tapi takut kamu pengen makan !" Ucap Naren dan mereka pun akhirnya langsung beralih meninggalkan tempat tersebut dan berganti dengan tempat yang lain.
Memasuki waktu malam kawasan Ancol semakin terasa macet sebab banyak kontainer yang lewat daerah sana, Naren langsung meminta Ayuna untuk memeluk pinggang nya dengan erat, tidak lupa Naren juga memastikan kalau Ayuna memakai jaket dan masker sebab angin di daerah sana lumayan kencang dan debu nya pun tidak main-main.
Ayuna hanya bisa memejamkan mata begitu Naren menyalip kontainer di depan nya, baru kali ini Ayuna melewati jalanan ramai selain saat mereka pulang kemarin, biasanya saat di desa Ayuna sangat jarang sekali menjumpai mobil-mobil besar seperti itu.
waktu yang mereka tempuh seharusnya tidak memakan waktu lama sebab jarak dari Ancol menuju kota tua hanya memakan waktu kurang lebih 5 menitan kalau tidak macet, namun berhubung mereka terjebak macet alhasil hampir setengah jam mereka baru saja sampai di kawasan wisata tersebut.
Ayuna menatap kagum melihat betapa ramai nya kawasan tersebut, dan dirinya merasa semakin betah berada di jakarta karna selalu ramai walaupun sudah malam hari.
" kita duduk di sana aja ay !" Ujar Naren langsung menggandeng tangan ayuna.
mereka sangat menikmati sekali pacaran halal ini, selain tidak takut di grebek mereka juga tidak perlu takut orangtua merasa khawatir mereka melakukan apa-apa karna mereka sudah halal.
Ayuna melihat banyak sekali pasangan muda-mudi yang terlihat sangat mesra, dalam hati meringis melihat kelakuan mereka yang tidak jain bermesraan di tempat terbuka seperti ini, terlebih Ayuna yakin banyak dari mereka yang belum halal, Ayuna dan Naren yang sudah halal saja masih tahu tempat untuk tidak terlalu bermesraan di sana.
" ga usah di liatin ay, kaya gitu di sini tuh udah biasa, nanti kalo kita jadi tinggal di sini kamu pasti ga bakal heran lagi deh !" ujar Naren saat sadar Ayuna memperhatikan beberapa orang yang berpacaran.
" Kalo di kampung bersikap kaya gitu, udah di nikahin mereka by sama kepala desa, kita yang kejebur di sawah aja langsung di nikahin walaupun ga ngapa-ngapain, lah ini sampe ciuman kaya gitu !" sahut Ayuna, sempat merasa sedikit terkejut dengan kehidupan bebas di kota besar ini, karena Ayuna sudah biasa menjunjung tinggi adat istiadat di desa nya.
" Ya makanya itu, kalau nanti kamu jadi kuliah d sini kamu harus bisa jaga diri sendiri karna aku kan ga bisa selalu nemenin kamu nanti karna harus kerja !" ucap Naren dan langsung di angguki oleh Ayuna.
" Iya by, Una pasti bisa jaga diri apalagi Una udah jadi seorang istri sekarang, harus bisa menjaga nama baik suami Una !" Sahut Ayuna membuat Naren tersenyum.
mereka nampak sangat menikmati suasana malam yang ramai, sambil makan beberapa jajanan yang Naren beli, mereka juga banyak mengobrol dan melihat-lihat, hingga pukul 8 malam Ayuna pun langsung mengajak sang suami pulang ke rumah.
Tubuh nya sudah terasa sangat lelah walaupun dirinya masih sangat ingin menikmati suasana kota tua yang ramai, namun mengingat mereka sudah pergi sejak pagi tadi dan besok Naren juga masih harus kerja, jadi Ayuna memutuskan untuk pulang saja.
Jarak dari kota tua menuju rumah orangtua Naren tidak begitu jauh, hanya setengah jam saja, beruntung kali ini jalanan tidak macet walaupun ramai.
Akhirnya mereka pun tiba di rumah hampir jam 9 malam, dan keadaan rumah sudah sepi sebab ayah Bagas dan bunda Farah sudah masuk ke kamar selesai makan malam tadi.
Begitu sampai di dalam kamar Naren langsung meminta sang istri untuk bersih-bersih, sementara dirinya akan mandi di kamar mandi sebelah.
Hanya butuh waktu 15 menit untuk Naren membersihkan dirinya, namun begitu masuk ke dalam kamar ternyata sang istri belum selesai juga, Naren menunggu Ayuna sambil memainkan ponselnya, melihat-lihat kembali foto yang mereka ambil di tiga tempat tadi.
Naren memilih salah satu foto tersebut untuk di jadikan wallpaper handphone miliknya, di foto tersebut nampak Naren yang sedang merangkul pinggang Ayuna sambil memberikan kecupan di dahi nya, sementara Ayuna terlihat sedang tersenyum malu, foto itu di ambil oleh seseorang yang Naren mintai tolong untuk memfoto mereka.
Naren langsung tersenyum puas begitu foto tersebut sudah terpasang di layar hp nya, sampai tidak sadar jika sang istri sudah keluar dari dalam kamar mandi.
" Kenapa senyum-senyum sendiri by ?" Tanya Ayuna tiba-tiba dengan tatapan curiga, membuat Naren langsung terkejut lantaran tidak mendengar suara langkah sang istri.
" Kamu ngagetin aja ay !" seru Naren sambil memegangi dadanya yang berdebar kencang, karna Naren sungguh sangat terkejut mendengar suara ayuna.
" Loh emang hubby ga denger Una buka pintu kamar mandi, lagian kenapa coba senyum-senyum sendiri sama hp kaya gitu, hubby lagi chat'an sama siapa hayooo ?" Ujar ayuna dengan mata menyipit seolah curiga dengan apa yang di lakukan oleh Naren pada ponselnya.
" Aku abis ganti wallpaper hp pake foto kita tadi !" Jelas Naren langsung memberikan ponsel miliknya kepada Ayuna agar istrinya itu tidak salah paham.
" Ih kenapa pake foto yang ini sih by ?" Protes Ayuna membuat Naren mengangkat alisnya bingung.
" loh kenapa, bagus itu fotonya ?" tanya Naren bingung.
" Una malu ih, di sini hubby lagi cium Una, lagian Una nya juga jelek banget liat !" Sahut Ayuna sambil menunjuk fotonya dirinya sendiri yang terlihat agak merem sebab ternyata senyum, apalagi wajah Ayuna terlihat sangat memerah di sini.
" Jelek gimana, orang cantik begini ?" Tanya Naren sambil memperhatikan kembali layar ponselnya.
" Jelek by !" Sahut Ayuna masih saja protes, namun naren tidak peduli malah langsung meletakan ponselnya dan menarik Ayuna menuju meja rias, Naren ambil hairdryer untuk mengeringkan rambut sang istri.
" Udah malem kenapa keramas sih ay, nanti masuk angin gimana ?" Tanya Naren sambil mengeringkan rambut Ayuna.
Sementara Ayuna hanya diam saja menikmati perlakuan sang suami yang begitu lembut.
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Terima kasih thor untuk cerita nya
tapi bener juga kata Naren udah niat berbagi jadi harus ikhlas...
Niatnya Naren dan Ayuna kan memang bersedekah