NovelToon NovelToon
Transaksi Terakhir

Transaksi Terakhir

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem / Anak Lelaki/Pria Miskin
Popularitas:859
Nilai: 5
Nama Author: Ray Nando

Seoul tidak pernah tidur, tetapi bagi Han Ji-woo, kota ini terasa seperti sedang koma.

Di bawah gemerlap lampu neon Distrik Gangnam, Ji-woo duduk di bangku taman yang catnya sudah mengelupas, menatap layar ponselnya yang retak. Angin musim gugur menusuk jaket tipisnya yang bertuliskan "Staff Event". Dia baru saja dipecat dari pekerjaan paruh waktunya sebagai pengangkut barang bagi para Hunter (pemburu).

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ray Nando, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rival masa depan

​ RUANG TUNGGU ORANG KALAH

​Setelah pertarungan melawan Inflation Beast, Han Ji-woo tidak dikembalikan ke kandang, melainkan dilempar ke "Ruang VIP Gladiator". Kedengarannya mewah, tapi isinya hanya sel yang sedikit lebih bersih dengan satu ember air minum untuk berbagi.

​Di sana, duduk sesosok alien tua kurus yang sedang mengasah belati dari tulang.

​"Kau berani sekali, Nak," kata alien tua itu. "Menjual aset The Collector saat siaran langsung. Namaku Grock, mantan juara... sebelum aku bangkrut karena biaya pengobatan."

​Ji-woo duduk bersila, memijat bahunya. "Senang bertemu, Grock. Omong-omong, siapa lawan berikutnya? Aku dengar ada tamu spesial."

​Grock berhenti mengasah. Wajahnya berubah ketakutan.

"Bukan tamu. Dia adalah Pemain. Dia datang dari Dimensi Cyber-Capital. Di sana, kekuatan seseorang ditentukan oleh seberapa cepat dia melakukan Top-Up."

​"Top-Up?" Ji-woo mengernyit. "Maksudmu dia membeli kekuatan?"

​"Lebih parah. Dia membeli Kemenangan. Dia tidak pernah kalah karena dia selalu membayar Sistem Semesta untuk memenangkan dia."

​Tiba-tiba, pintu sel terbuka. Robot penjaga masuk.

"Gladiator 404 (Han Ji-woo). Giliranmu. The Collector ingin melihat apakah kau bisa menjual ini."

​ SULTAN PAY-TO-WIN

​Arena The Pit telah berubah. Pasir kotor diganti dengan lantai hologram neon yang licin. Musik techno berdentum keras.

​Di tribun VIP, Yuna dan Valerius duduk gelisah.

"Valerius," bisik Yuna. "Musuh kali ini auranya beda. Rasanya seperti... anak orang kaya yang manja."

​Di tengah arena, sebuah pilar cahaya turun.

Dari dalam cahaya itu, muncul seorang pemuda tampan dengan rambut perak, mengenakan zirah cyberpunk putih-emas yang dipenuhi layar LED. Di atas kepalanya, melayang angka saldo yang berkedip-kedip: ∞ (Tak Terhingga).

​"Perkenalkan!" teriak Announcer. "Pangeran dari Dimensi Mikro-Transaksi! PRINCE NEXUS!"

​Nexus melambaikan tangan dengan malas. Dia tidak memegang senjata. Dia memegang sebuah kartu kredit transparan yang menyala.

​"Halo, orang-orang miskin," sapa Nexus lewat mikrofon yang terintegrasi di zirahnya. "Maaf aku telat, jaringannya agak lag saat transfer antar-galaksi."

​Ji-woo masuk ke arena. Dia menatap Nexus dengan jijik.

"Hei, Lampu Neon. Berapa harga zirahmu? Kelihatannya mudah pecah."

​Nexus tertawa. "Kau mau menyerangku? Silakan. Tapi ingat, di duniaku, kami punya pepatah: Skill is for the poor. Money is power."

​Ji-woo tidak suka basa-basi. Dia melesat maju.

SKILL: MISKIN PUNCH!

​Pukulan Ji-woo mengarah tepat ke wajah Nexus. Tapi tepat sebelum kena...

​Nexus menjentikkan kartu kreditnya.

"Sistem! Beli Paket Hindar Otomatis (Auto-Dodge)!"

​TING!

​[TRANSAKSI MIKRO TERDETEKSI]

Pembelian: Auto-Dodge v.9.0.

Harga: 1 Miliar Kredit.

Status: AKTIF.

​Tubuh Nexus bergeser secara tidak wajar—seperti glitch di video game—menghindari tinju Ji-woo dengan presisi milimeter.

​"Apa?!" Ji-woo kaget. Dia memukul lagi. Kiri, kanan, atas, bawah.

​"Beli! Beli! Beli! Beli!" Nexus berteriak santai.

Setiap kali Ji-woo memukul, Nexus melakukan transaksi instan untuk menghindar.

​Ji-woo mundur, terengah-engah. Dia tidak bisa menyentuhnya.

"Curang! Kau menggunakan Cheat!"

​"Bukan Cheat," koreksi Nexus sambil menyisir rambutnya. "Ini fitur premium. Kau saja yang terlalu miskin untuk memahaminya."

​Nexus mengarahkan jari telunjuknya ke Ji-woo.

"Sekarang giliranku. Sistem! Beli Aim-Bot (Target Otomatis) dan Peluru Penembus Armor!"

​TING! TING!

​Sebuah meriam bahu muncul dari zirah Nexus. Kursor merah muncul dan mengunci dahi Ji-woo. Kursor itu tidak bisa dihindari; kemana pun Ji-woo lari, kursor itu menempel padanya.

​"Mati kau, Gembel."

DOR!

​GACHA NERAKA

​Peluru energi melesat. Ji-woo tahu dia tidak bisa menghindar karena fitur Aim-Bot.

Dia menyilangkan tangan di depan dada.

​BOOM!

​Ji-woo terpental menabrak dinding arena. Asap mengepul. Lengannya lecet parah.

Darah menetes dari bibirnya.

"Sakit juga..." gumam Ji-woo. "Uang memang menyakitkan."

​Nexus berjalan mendekat, melayang satu inci di atas tanah (karena dia membeli fitur Anti-Gravitasi).

"Menyerah saja. Saldo-ku tak terbatas. Ayahku adalah CEO Bank Semesta. Aku bisa membeli kematianmu seribu kali."

​Ji-woo bangkit berdiri. Dia menyeka darah di bibirnya.

"Tak terbatas, ya?"

​Ji-woo tersenyum miring.

"Valerius pernah bilang, tidak ada sistem yang sempurna. Setiap transaksi butuh proses. Setiap pembelian butuh Server."

​"Apa maksudmu?" Nexus bingung.

​Ji-woo merentangkan tangan. Dia tidak menyerang Nexus. Dia justru berteriak ke arah penonton.

​"HEI KALIAN SEMUA! PENONTON YANG BUDIMAN!"

Suara Ji-woo menggelegar.

"Pangeran Nexus sedang mengadakan GIVEAWAY! Siapapun yang bisa menyentuh zirahnya sekarang, akan dapat 1 Triliun Kredit!"

​Hening sejenak. Lalu...

Mata ribuan penonton alien di tribun berubah hijau.

​"GIVEAWAY?!"

"SATU TRILIUN?!"

​Nexus panik. "Hei! Aku tidak bilang begitu!"

​Tapi massa tidak peduli. Aturan Gladiator dilupakan. Ratusan penonton melompat turun dari tribun, menyerbu arena seperti zombie kelaparan.

​"Sistem! Beli Perisai Mutlak!" teriak Nexus.

​TING!

Kubah pelindung muncul, menahan serbuan penonton.

​"Beli Gas Tidur!"

TING!

Gas menyebar.

​"Beli Robot Pengawal!"

TING!

Robot muncul.

​Ji-woo hanya berdiri diam di pojok, melihat Nexus panik melakukan transaksi demi transaksi untuk menahan gelombang massa.

​"Teruslah belanja, Pangeran," bisik Ji-woo. "Mari kita lihat seberapa kuat Bandwidth (Kapasitas Jaringan) sistemmu."

​Nexus mulai berkeringat. "Sistem! Beli Teleportasi! Aku mau pulang!"

​[PROSES TRANSAKSI... SEDANG MEMUAT...]

​PERINGATAN: Server Sibuk (Server Busy).

Terlalu banyak permintaan transaksi dalam satu waktu.

Antrian Transaksi: 5.000.

​"Apa?! Lag?!" Nexus menepuk-nepuk zirahnya. "Sinyalnya jelek! Halo?! Customer Service?!"

​Di saat Nexus sibuk dengan menu hologramnya yang macet (buffering), Ji-woo melesat.

​Kali ini tidak ada Auto-Dodge. Sistemnya macet karena overload.

Ji-woo muncul di depan Nexus.

​"Permisi," kata Ji-woo ramah. "Paket data Anda habis."

​Ji-woo tidak memukul Nexus.

Dia mencabut kartu kredit bercahaya yang tertanam di dada zirah Nexus.

​KLEK.

​Kartu itu lepas.

Seketika, zirah Nexus mati total. Lampu LED padam. Dia jatuh ke lantai (fitur anti-gravitasi mati).

​Nexus, tanpa peralatan canggihnya, hanyalah remaja kurus yang lemah. Dia menatap Ji-woo dengan ngeri.

"J-jangan... jangan pukul aku... aku akan lapor ayahku..."

​Ji-woo memutar-mutar kartu kredit Nexus di jarinya.

"Sistem," panggil Ji-woo.

​[BLACK MARKET TRADING]

Objek: Kartu Kredit Unlimited (Milik Nexus).

Opsi:

​Gunakan (Anda jadi Kaya).

​Hancurkan (Anda jadi Pahlawan).

​JUAL KE PASAR GELAP (Tukar dengan Item Acak).

​Ji-woo berpikir sejenak.

Jika dia menggunakan kartunya, dia jadi lemah.

Jika dia menghancurkannya, sayang sekali.

​"Pilihan 3," kata Ji-woo. "Kita main Gacha."

​"JANGAN! ITU WARISANKU!" teriak Nexus.

​Ji-woo meremas kartu itu hingga hancur menjadi data digital yang tersedot ke langit.

​TING!

[GACHA LEGENDARIS DIPUTAR!]

​Langit arena bergemuruh. Sebuah peti harta karun raksasa jatuh dari langit, menimpa Nexus (yang untungnya zirah offline-nya cukup keras untuk melindunginya agar tidak mati, cuma gepeng sedikit).

​BUM!

​Peti itu terbuka perlahan. Cahaya emas menyilaukan keluar.

Seluruh arena menahan napas. Item apa yang didapat dari menukar Kartu Kredit Tak Terbatas?

​Ji-woo melongok ke dalam peti.

Wajahnya datar.

​Dia mengambil isinya.

Sebuah... Batu Bata Merah.

​[ITEM DIDAPAT: BATU BATA KEMISKINAN (THE BRICK OF POVERTY)]

​Deskripsi: Batu bata biasa. Sangat keras.

Fitur Khusus: Jika dipukulkan ke kepala orang kaya, orang itu akan sadar diri dan menjadi rendah hati.

Nilai Jual: 0 Won.

​Ji-woo tertawa terbahak-bahak.

"Sempurna! Item yang sangat tidak berguna!"

​Dia menimang-nimang batu bata itu, lalu menatap The Collector di tribun VIP.

"Hei Kodok! Aku sudah bosan main di kandang pasirmu. Aku mau naik ke sana."

​Ji-woo melempar batu bata itu ke dinding kaca VIP.

PRANG!

Kaca anti-peluru itu pecah berkeping-keping hanya dengan satu lemparan batu bata bernilai nol itu.

​Ji-woo melompat naik menuju tribun VIP.

Revolusi gladiator dimulai.

1
Pretty_Mia
Author, kapan nih next chapter?
Ray void: terimakasih support nya update nya pagi besok yaa😄😄😍
total 1 replies
Shoot2Kill
Ceritanya keren, bahasanya juga mudah dimengerti!
Ray void: terimakasih atas support nya😁😁😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!