NovelToon NovelToon
Istriku Berubah Setelah Hilang Ingatan

Istriku Berubah Setelah Hilang Ingatan

Status: tamat
Genre:Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Crazy Rich/Konglomerat / CEO Amnesia / Cinta Seiring Waktu / Gadis Amnesia / Pelakor jahat / Tamat
Popularitas:403.8k
Nilai: 5
Nama Author: Itha Sulfiana

Edward terkejut saat istrinya yang hilang ingatan tiba-tiba mengajukan gugatan cerai kepadanya.

Perempuan yang selama empat tahun ini selalu menjadikan Edward prioritas, kini berubah menjadi sosok yang benar-benar cuek terhadap apapun urusan Edward.

Perempuan itu bahkan tak peduli lagi meski Edward membawa mantan kekasihnya pulang ke rumah. Padahal, dulunya sang istri selalu mengancam akan bunuh diri jika Edward ketahuan sedang bersama mantan kekasihnya itu.

Semua kini terasa berbeda. Dan, Edward baru menyadari bahwa cintanya ternyata perlahan telah tumbuh terhadap sang istri ketika perempuan itu kini hampir lepas dari genggaman.

Kini, sanggupkah Edward mempertahankan sang istri ketika cinta masa kecil perempuan itu juga turut ikut campur dalam kehidupan mereka?

*Sedang dalam tahap revisi

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itha Sulfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Memberi pelajaran

Emosi Nana semakin bertambah mendidih saat mendengar ucapan Samuel. Namun, kali ini dia harus berusaha untuk tidak terpancing emosi.

Meledak-ledak, hanya akan merugikan dirinya sendiri.

Nana kemudian melangkah mendekati Samuel. Dia tersenyum miring ke arah pria itu.

"Yakin, kamu sanggup bayar aku?" tanya Nana dengan suara penuh penekanan. "Secara, gaji kamu cuma belasan juta saja kan, perbulan? Bahkan, beli satu tas untuk aku saja, gaji kamu nggak akan cukup, Sam! Ngaca deh, makanya! Nggak semua perempuan bisa langsung gila hanya gara-gara kamu sodori uang receh kamu yang nggak seberapa itu."

Mata Samuel langsung melotot. Tinjunya mengepal dengan erat. Kata-kata Nana sungguh menghina dirinya.

"Jadi, kamu benar-benar jual diri, ya?" tanya Samuel sembari tertawa mengejek.

Namun, Nana tetap bersikap biasa-biasa saja. Semakin dia bertindak impulsif, maka semakin Samuel akan menghinanya.

"Mau aku jual diri atau nggak, apa hubungannya sama kamu?" ujar Nana balik bertanya.

Samuel langsung tertawa kencang.

"Dasar perempuan murahan kamu, Na! Kamu benar-benar perempuan nggak tahu malu. Tadi, kamu menyangkal dan sekarang kamu malah mengakuinya? Aku bilang juga apa? Kamu nggak akan pernah bisa hidup kalau bukan Edward yang menghidupi kamu."

"Lagi ngomongin diri sendiri, ya?" balas Nana dengan santainya. "Bukannya, selama ini kamu juga hidup dari hartanya Edward? Motor sport kamu, pakaian-pakaian branded kamu, bahkan apartemen yang sekarang kamu huni, bukannya semua pemberian Edward, ya?"

"Aku sahabatnya. Wajar kalau dia memberikan semua itu untuk aku."

"Dan, aku istrinya. Perempuan yang memang sudah menjadi tanggung jawabnya. Aku lebih berhak menikmati hartanya dibanding siapapun."

Lagi-lagi Samuel tertawa. Apa yang dikatakan Nana memang benar. Namun, Samuel tidak mau mengakui semua itu.

"Tapi, sayangnya kamu kalah sama Silva," ujarnya dengan nada meremehkan.

"Tentu saja aku kalah. Pelakor kan memang bersedia melakukan segalanya demi uang. Bahkan, jual harga diri saja, dia mau. Tidak tahu malu."

"Silva bukan pelakor. Dia berbeda dari kamu. Dia perempuan terhormat!" sergah Samuel yang tidak terima jika wanita pujaannya dijelek-jelekkan orang lain.

"Perempuan terhormat?" Kali ini, justru Nana yang tertawa kencang. "Perempuan terhormat mana yang selalu menempel pada suami orang, hah?"

Samuel langsung terdiam. Terlebih lagi, bisik-bisik pengunjung lain terlihat mulai menyudutkan dirinya.

"Aku," Nana menunjuk dirinya sendiri. "Sekalipun akan bercerai dari Edward, tapi aku nggak akan jadi pelacur, kok. Aku masih punya banyak sahabat yang bersedia menampung aku. Jadi, kamu nggak usah khawatir! Aku nggak akan jadi tunawisma sekalipun aku nggak tinggal di rumah Edward lagi."

Nana menjeda sejenak sebelum melanjutkan. "Daripada kamu sibuk mengurusi aku, mending kamu urusi diri kamu sendiri saja! Fokuslah supaya pelakor dukungan kamu bisa segera jadi istri sah! Dan, jangan lupa! Minta pada Edward untuk segera menandatangani berkas persetujuan cerai yang aku ajukan!"

Setelah puas mengajak Samuel berdebat, Nana pun berjalan meninggalkan pria itu yang kini hanya bisa terdiam karena kehabisan kata-kata.

"Sejak kapan Nana jadi bisa setenang itu? Bukannya, dia selalu meledak-ledak kalau sedang aku hina?" gumam Samuel dengan suara kecil.

Reaksi Nana sangat jauh dari ekspektasinya. Seharusnya, Nana bertindak seperti orang kesurupan saja seperti biasanya agar mempermalukan dirinya sendiri didepan orang-orang.

Namun, hari ini perempuan muda itu justru bersikap begitu tenang dan rasional bahkan tak segan-segan membalas perkataan Samuel dengan kalimat-kalimat yang tak kalah menohok.

*

*

*

"Kenapa beli makannya lama sekali?" tanya Rossa dengan wajah cemberut.

"Maaf, tadi ada insiden sedikit," jawab Nana. Makanan yang tadi dia beli di restoran, kini ia letakkan didepan Rossa.

"Insiden apa?" Rossa mulai membuka bungkus makanan itu dan memindahkannya ke atas piring satu persatu.

"Aku ketemu salah satu temannya Edward."

"Siapa?"

"Samuel."

"Si tukang julid itu?" tebak Rossa.

Dan, Nana mengangguk mengiyakan. "Kenapa lagi sama laki-laki mulut lemes itu?"

Nana menarik napas panjang. "Dia bilang kalau aku jadi pelacur semenjak keluar dari rumahnya Edward."

"What?" pekik Rossa dengan suara melengking. "Kurang ajar sekali manusia itu. Perlu aku kasih pelajaran, nggak?" tanya Rossa lagi.

"Kayaknya... memang perlu," angguk Nana setuju.

Rossa pun langsung tersenyum jahat. Ini momen yang dia tunggu-tunggu.

Sebenarnya, Samuel adalah salah satu manager di perusahaan keluarga Rossa. Selama ini, kinerjanya cukup buruk dan sering bolos namun mereka berusaha memaklumi karena menghargai Nana.

Kakak Rossa tahu bahwa Samuel adalah sahabat baik Edward. Dan, karena Edward adalah suami dari sahabat adiknya sekaligus menantu dari keluarga Howarts, maka Kakak Rossa menganggap bahwa Samuel juga salah satu orang yang harus dia hargai.

Namun, karena Nana dan Edward akan bercerai, bukankah seharusnya Rossa bisa meminta sang kakak untuk menindak tegas Samuel?

"Kalau dia dipecat, apa kamu akan keberatan, Na?" tanya Rossa.

Dia ingat, jika Nana selalu membela para sahabat Edward selama ini.

"Nggak sama sekali," jawab Nana. "Biarkan saja dia dipecat. Aku ingin lihat, apakah Edward dan Silva akan membantunya mencari pekerjaan atau tidak." Ia menyeringai sinis.

"Oke. Aku suka ini, Na! Sumpah!" ujar Rossa bersemangat.

*

*

*

Ditempat lain, Silva baru saja hendak keluar rumah untuk bertemu dengan beberapa teman sosialitanya. Dia sibuk memainkan ponselnya saat sebuah mobil taksi berhenti tepat didepan rumah.

Silva pun masuk. Dia terus membalas pesan pada obrolan grup sosialita yang ada di ponselnya. Hingga beberapa belas menit kemudian, dia baru sadar bahwa mobil tersebut tidak membawanya pada arah tujuan yang tepat.

"Pak, kita mau kemana? Kok, malah lewat sini?" tanya Silva pada pria bertopi yang duduk di bangku kemudi.

"Berhenti! Aku bilang berhenti!" pekik Silva panik ketika mobil semakin menjauh dari jalan raya.

Kendaraan roda empat itu menepi ke bawah sebuah jembatan layang. Di Sana, pria itu akhirnya membuka topinya.

"Ka-kamu..."

Pria itu menyeringai. Dia menatap wajah perempuan itu dari kaca spion depan.

"Hai, mantan istri! Apa kabar, sayang?" tanyanya.

"Bagaimana bisa kamu menemukan aku?"

"Bukannya, sudah kubilang, kalau aku akan terus mencarimu bahkan sampai ke ujung dunia sekali pun?"

Glek.

Silva meneguk salivanya dengan susah payah. Ini mimpi buruk. Dia berusaha membuka pintu mobil secara diam-diam, namun tidak berhasil.

"Mau kabur? Nggak akan bisa, Sayang! Kali ini, aku pastikan, kamu nggak akan pernah lepas dariku lagi!" kata pria itu sambil menyeringai tipis.

"Apa mau kamu?" tanya Silva dengan suara gemetar.

"Kamu masih bertanya?" Pria itu tertawa. "Aku ingin uang, Sayang! Tidak banyak. Lima ratus juta saja."

"Apa? Darimana aku bisa dapatkan uang sebanyak itu?"

"Tentu saja dari laki-laki yang sekarang jadi kekasihmu itu, Sayang!"

Silva tampak berpikir dengan keras. Dia tidak bisa langsung menyetujui permintaan pria itu begitu saja.

"Apa kamu mau... video ini aku sebar, Sayang?" tanya pria seraya memperlihatkan video Silva bersama dua orang pria di sebuah kamar hotel.

"JANGAN!" pekik Silva tiba-tiba. "Hapus video itu! Aku mohon!"

"Itu soal gampang. Berikan aku uangnya, dan video ini akan langsung aku hapus."

1
Bunda Iwar
Luar biasa
Ririn Nursisminingsih
kumpulan laki2 bodoh
Ririn Nursisminingsih
syukurin mkanya jadi laki jg bodih
Ririn Nursisminingsih
edward bego
Liana Simon
seru ceritnya
Nenie Chusniyah
luar biasa
Choirun Nisa
Bagus2
muni229
pantesan si Edward kaya setan kelakuannya, orang emang keluarga setan semua
muni229
ternyata ada cwok mulut rombeng kaya cwek iyuhhhh
muni229
lagian temenan sama uler, kena patok kan jadinya
muni229
gk redo kalo ampe endingnya balik ke Edward, gw cekek si nana sama gw cakar" muka si Edward klo smpe balik, awas aja😑
Amriati Plg
Ending yang memuaskan puas baca nya
Amriati Plg
Cinta masa lalu yang tak sampai
Amriati Plg
Awas aja klo nanti nana luluh sama edward lagi n ngk jadi cerai
Sulati Cus
cerita yg bagus walaupun ada typo dikit
Memyr 67
𝗀𝗂𝗌𝖾𝗅𝗅𝖾 𝗅𝖺𝗀𝗂. 𝗌𝗂𝖺𝗉𝖺 𝗌𝗂𝗁 𝗀𝗂𝗌𝖾𝗅𝗅𝖾?
Memyr 67
𝖺𝗅𝗂𝗄𝖺 𝗂𝗇𝗀𝗂𝗇 𝗆𝖾𝗇𝗂𝗄𝖺𝗁𝗂 𝖽𝗒𝗅𝖺𝗇 𝖺𝗍𝖺𝗎 "𝗆𝖾𝗇𝗀𝗎𝗋𝖺𝗌" 𝗁𝖺𝗋𝗍𝖺 𝗄𝖾𝗅𝗎𝖺𝗋𝗀𝖺 𝖽𝗒𝗅𝖺𝗇?
Memyr 67
𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀𝗇𝗒𝖺 𝗇𝗀𝗀𝖺𝗄 𝖺𝖽𝖺 𝗈𝖻𝖺𝗍. 𝗌𝖾𝖻𝖾𝗅𝗎𝗆 𝗌𝖾𝖻𝖾𝗅𝗎𝗆𝗇𝗒𝖺 𝗌𝗎𝖽𝖺𝗁 𝗌𝖾𝗋𝗂𝗇𝗀 𝖽𝗂𝖻𝗈𝗁𝗈𝗇𝗀𝗂 𝗌𝗂𝗅𝗏𝖺 𝗍𝖺𝗉𝗂 𝗌𝖾𝗅𝖺𝗅𝗎 𝗆𝖾𝗆𝖻𝖾𝗅𝖺 𝗌𝗂𝗅𝗏𝖺 𝖽𝖺𝗇 𝗆𝖾𝗇𝗒𝖺𝗅𝖺𝗁𝗄𝖺𝗇 𝗇𝖺𝗇𝖺. 𝗍𝖾𝗋𝗎𝗌 𝗄𝖾𝗇𝖺𝗉𝖺 𝗌𝖾𝗄𝖺𝗋𝖺𝗇𝗀 𝗆𝖺𝗋𝖺𝗁 𝗆𝖺𝗋𝖺𝗁? 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀 𝖺𝗐𝖾𝗍 𝖻𝖾𝗇𝖾𝗋 𝖾𝖽𝗐𝖺𝗋𝖽
Memyr 67
𝗄𝖾𝗇𝖺𝗉𝖺 𝗃𝗎𝗀𝖺 𝖽𝖺𝗇𝗂 𝗆𝖺𝗋𝖺𝗁? 𝖽𝗂𝖺 𝖽𝖺𝗇 𝖺𝗇𝖺𝗄𝗇𝗒𝖺, 𝗌𝖺𝗆𝖺 𝗌𝖺𝗆𝖺 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀
Memyr 67
𝖼𝖾𝗐𝖾𝗄 𝗌𝖾𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀 𝗌𝗂𝗅𝗏𝖺, 𝗇𝗀𝗀𝖺𝗄 𝖺𝗄𝖺𝗇 𝗍𝖺𝗎 𝗄𝖾𝗅𝖾𝖻𝗂𝗁𝖺𝗇 𝖼𝖾𝗐𝖾𝗄 𝗅𝖺𝗂𝗇 𝖽𝗂𝖻𝖺𝗇𝖽𝗂𝗇𝗀𝗄𝖺𝗇 𝖽𝗂𝖺.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!