Hampir Semua orang di desa Black Sword membenci Risa Ariz. Anak yatim piatu itu dijauhi, dianggap terkutuk, dan dipercaya menyimpan makhluk kegelapan di dalam dirinya.
Muak diperlakukan layaknya sampah, Ariz memutuskan untuk berbuat onar. Ia tidak melukai, tapi ia pastikan setiap orang di desa merasakan kehadiran dan penderitaannya: dengan menyoret tembok, mengganggu ketenangan, dan menghantui setiap sudut desa. Baginya, jika ia tidak bisa dicintai, ia harus ditakuti.
Sampai akhirnya, rahasia di dalam dirinya mulai meronta. Kekuatan yang ditakuti itu benar-benar nyata, dan kehadirannya menarik perhatian sosok-sosok yang lebih gelap dari desa itu sendiri.
Ariz kini harus memilih: terus menjadi pengganggu yang menyedihkan, atau menguasai kutukan itu sebelum ia menjadi monster yang diyakini semua orang.
"MINOTO NOVEL"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MINOTO-NOVEL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 26. BELUM MERASA PUAS...!
Ariz mengambil beberapa kaleng cat, lalu berjalan keluar dari toko melalui celah pintu yang terbuka setengah, sambil bersenandung kecil. Misi balas dendamnya kini terasa lengkap.
"Hehehe, akhirnya aku mendapatkan cat-cat ini untuk nanti," gumamnya. Ariz memasukkan cat-cat itu ke dalam plastik yang sudah ia bawa.
Beberapa saat kemudian, ketika ia hendak memasukkan kaleng terakhir, matanya menangkap dua wanita yang sedang berjalan. Ariz langsung bersembunyi di balik semak-semak.
"Sedang apa mereka di luar malam-malam begini?" bisiknya pelan, matanya tidak lepas dari kedua wanita itu.
"Hari ini benar-benar melelahkan, yah?" ucap salah satu dari wanita itu. Kita sebut saja dia A.
"Eum! Mau sampai kapan kita begini terus? Aku sudah lelah dengan keadaan yang melelahkan ini," jawab teman di sebelahnya, yang kita sebut B.
Saat kedua wanita itu sudah melewati toko, Ariz tiba-tiba mendapat ide jahil. Sebuah senyum lebar terukir di wajahnya. Ia segera mengenakan pakaian hantu yang ia gunakan sebelumnya. "Khkhkh... aku punya ide yang sangat bagus!" Ariz mengembalikan semua kaleng cat ke tempatnya. Ia sempat menghampiri pria yang masih pingsan, lalu membisikkan sesuatu.
"Terima kasih untuk catnya, yah," ucapnya, lalu melesat keluar. "Hehehe..." Ia kini sudah memakai kostum hantunya dan siap memulai aksi.
"Hmm..." A menatap sekitar. Malam itu terasa lebih sepi dari biasanya. "Tumben sekali, biasanya masih banyak orang-orang yang terlihat berkeliaran di malam hari?"
"Kau benar," B menimpali. "Mungkin karena ada beberapa warga yang pernah dihantui oleh sosok anak kecil," ucapnya sambil mencoba menakut-nakuti A.
"HEY! Jangan bicara sembarangan! Kita sedang jalan sendirian, lho!" A kesal.
"Hehehe. Maaf, maaf. Aku hanya bercanda."
Saat mereka sedang berjalan, tiba-tiba, semak-semak di sebelah kanan mereka bergerak. A yang melihatnya terkejut.
"Li-Lisa!" A memanggil temannya.
"Hmm? Ada apa?" jawab Lisa, bingung.
"Lihat semak-semak itu!" A menunjuk ke arah semak-semak yang tadi bergerak. Namun, saat A menunjuknya, semak-semak itu sudah berhenti bergerak.
"Semak-semak? Ada apa memangnya?" Lisa bertanya.
"T-tadi, semak-semak itu bergerak sendiri!" A berbisik, merinding.
Lisa menatap semak-semak itu. "Sama sekali tidak bergerak? Jangan-jangan Kau mau menakut-nakutiku, ya?" Lisa mendengus. Ia tahu A suka iseng.
"TIDAK! Semak-semak itu tadinya bergerak! Aku tidak bohong!" A bersikeras.
"Ah, sudahlah. Mungkin Kau hanya berhalusinasi karena kelelahan. Setelah sampai rumah, jangan lupa minum vitamin, yah," ucap Lisa.
A semakin bingung. "Apa benar aku cuma berhalusinasi?"
Berusaha untuk berpikir positif, mereka melanjutkan perjalanan. Mereka kini berjalan di area yang cukup gelap karena lampu-lampu jalannya belum diperbaiki. Lisa kesal.
"Hah... kenapa lampu-lampu ini masih belum diperbaiki juga? Terpaksa kita harus jalan dalam keadaan gelap begini," keluhnya.
"Hmm. Kau benar..." Belum selesai Vina menyelesaikan perkataannya, rambutnya ditarik dari belakang.
"ADUH! LISA! APA YANG KAU LAKUKAN!?" Vina langsung menuduh Lisa.
Jelas, Lisa kebingungan. "Apa maksudmu?"
"Kau tadi menarik rambutku, kan?!" Vina menatapnya tajam.
"Hah?! Tidak! Aku sama sekali tidak menarik rambutmu... AHH!" Giliran rambut Lisa yang ditarik dari belakang. "VINA! SUDAH KUBILANG BUKAN AKU YANG MELAKUKANNYA! KENAPA KAU MENARIK RAMBUTKU?!" Lisa balik menuduh.
"Hah?! Aku? Apa Kau tidak lihat? Kita baru saja bertatapan, tanganku juga tidak bergerak sama sekali!" Vina membela diri.
"K-kalau begitu... siapa yang menarik rambut kita?!" Lisa terlihat ketakutan.
Tiba-tiba, ada cahaya tembus dari belakang mereka berdua. Mereka menoleh perlahan. Tepat di belakang mereka, berdiri sesosok putih bercahaya, tersenyum lebar. Lisa dan Vina berteriak sekencang-kencangnya!
"HAAAA! HANTUUUU!!! AAAAAAAA...!!!" Mereka lari terbirit-birit.
Sosok itu melepaskan kainnya, dan ya, itu adalah rencana Ariz. Rencana keduanya berhasil.
"AAAAA... HAHAHA! MEREKA BENAR-BENAR SANGAT KETAKUTAN!" Ariz tertawa terbahak-bahak.
DI SISI LAIN...
"Hmm..." Seseorang melihat sekitar. "Tumben sekali..? Biasanya, Orang-orang masih berkeliaran... Di malam hari?"
"Hmm... Entahlah. Tempat ini juga... Terlihat aman? Tidak ada tanda-tanda penjahat, atau semacamnya." Ucap teman di sebelahnya.
"Hmm, kau benar."
Mereka berdua ternyata adalah seorang Ksatria muda... Yang sedang di tugaskan untuk berpatroli di desa, Black Sword. Mereka sekarang sedang berjalan menuju jalan yang gelap di depan mereka. Namun, belum saja masuk, ada dua orang wanita yang lari terbirit-birit! Kedua wanita itu hanya fokus berlari, dan tidak mempedulikan para Ksatria muda itu. Jelas, kedua Ksatria itu nampak kebingungan... Dengan tingkah laku mereka berdua. "Ada apa dengan kedua wanita itu?" Kedua Ksatria itu hanya bisa melihat mereka, Lari terbirit-birit.
Saat salah satu Kesatria itu menoleh ke arah jalan yang gelap, ia tiba-tiba tersentak. Kepada teman di sebelahnya, ia berkata dengan suara terbata-bata.
"K-Kei..! L-lihat itu..!"
"Hah?! Ada apa...?" Kei ikut menoleh. Dia pun langsung membeku. Di balik kegelapan itu, sesosok bayangan aneh berdiri sambil menyeringai lebar ke arah mereka.
"Hantuuu!" Kedua Kesatria itu spontan berteriak sekencang-kencangnya dan lari terbirit-birit. Yap, mungkin itulah akhir dari patroli malam itu.
bukan mencari kekuatan/bakat yang baru. sesuatu bakal bagus, kalau kita rajin👍