NovelToon NovelToon
Terjebak Cinta Dewi Hijab

Terjebak Cinta Dewi Hijab

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Spiritual / Mengubah Takdir / Romansa / Bad Boy
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Pearlysea

Hanina Zhang, merupakan putri seorang ulama terkemuka di Xi’an, yang ingin pulang dengan selamat ke keluarganya setelah perjalanan dari Beijing.

Dalam perjalananya takdir mempertemukannya dengan Wang Lei, seorang kriminal dan kaki tangan dua raja mafia.

Hanina tak menyangka sosok pria itu tiba tiba ada disamping tempat duduknya. Tubuhnya gemetar, tak terbiasa dekat dengan pria yang bukan mahramnya. Saat Bus itu berhenti di rest area, Hanina turun, dan tak menyangka akan tertinggal bus tanpa apapun yang di bawa.

Di tengah kebingungannya beberapa orang mengganggunya. Ia pun berlari mencari perlindungan, dan beruntungnya menemui Wang Lei yang berdiri sedang menyesap rokok, ia pun berlindung di balik punggungnya.

Sejak saat itu, takdir mereka terikat: dua jiwa dengan latar belakang yang berbeda, terjebak dalam situasi yang tak pernah mereka bayangkan. Bagaimana perjalanan hidup Dewi Hijab dan iblis jalanan ini selanjutnya?

Jangan skip! Buruan atuh di baca...

Fb/Ig : Pearlysea

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pearlysea, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab_23 Eksekusi

Zhou Kun dan Lu Yan mendorong pintu besar yang menuju lorong rumah mewah itu. dindingnya penuh lukisan mahal, patung klasik berjajar, dan aroma parfum ruangan yang menyengat, tapi suara sepatu Bos Lou Sheng di belakang mereka justru terdengar paling dominan, Fang Jie sudah lebih dulu lari ke kamar merah untuk menata kamera.

Zhou Kun dengan langkah panjangnya ingin buru buru melempar Xiao Mei yang semakin lama semakin berat.

"Pelan-pelan jalannya Zhou Kun, kau itu bawa cewek bukan kambing. Elegan sedikit dong!" seru Bos Lou Sheng lagi, membuat Zhou Kun mendengus keras.

"Ya ampun bos, kalau mau elegan suruh jalan sendiri, kalau bisa di red karpet sekalian!" ketus Zhou Kun sambil terus menahan beban berat xiao mei di pundaknya.

"Zhou Kun... Kalau otakmu dipakai buat mikir, mungkin bos sudah bangkrut dari dulu. Dia itu hutang sama Bos, bukan tamu undangan! Bopong saja diam, jangan kebanyakan bacot."

Lu Yan menahan tawa, tapi Zhou Kun hanya mendengus dan melanjutkan langkah dengan wajah kusut.

Begitu sampai di depan pintu besi tebal berwarna merah, Fang Jie sudah menunggu di sana sambil membawa tablet yang menampilkan tampilan CCTV dari berbagai sudut ruangan.

"Bos, semua kamera sudah aktif. Mau lihat tes gambarnya dulu?" tanya Fang Jie.

Lou Sheng berjalan santai mendekat, menatap layar tablet itu dengan wajah puas. "Bagus… Bagus sekali… Sudutnya pas semua. Bos suka angle yang natural, ya. Biar kayak film festival Eropa, classy, bukan murahan. Haha!"

Lu Yan melirik Zhou Kun sambil berbisik pelan, "Film festival Eropa dari Hong Kong, bawa-bawa karung hidup, untung cantik xixixi..."

"Aku dengar itu, Lu Yan!" bentak Lou Sheng, membuat Lu Yan langsung bungkam. Tapi bos tua itu malah tertawa lagi, "Tapi Bos suka kejujuranmu. Santai saja, nanti kalian juga kebagian bonus. Setelah si jablay ini bayar hutangnya, Bos traktir kalian semua di kasino!"

Mata ketiga anak buahnya langsung berbinar meski wajah mereka tetap kesal.

"Asyik!"

Lou Sheng mengibaskan tangannya. "Ayo masuk. Borgol dia di ranjang, tapi ingat, jangan bikin lebam. Bos tidak suka karya seni yang cacat."

Saat pintu merah dibuka, udara dingin dari pendingin ruangan langsung menerpa. Di dalamnya, ada ranjang besar berseprei hitam, rak minuman mahal, dan lampu gantung kristal merah berkilauan. Sebuah layar besar di dinding menampilkan tayangan CCTV langsung.

Zhou Kun meletakkan Xiao Mei dengan agak kasar di atas ranjang, membuatnya mengerang.

"Hati-hati, Zhou Kun! Itu bukan karung beras, itu hutang berjalan. Bos mau dia tetap cantik, biar bisa bayar lebih banyak."

Zhou Kun menatap bosnya dengan wajah sebal sambil memijat bahunya.

"Bos, bayaranku harus lebih besar dari mereka, bos lihat sendiri dari awal sampai akhir, Kerjaanku paling berat!"

Lou Sheng terkekeh pelan, berjalan mendekat sambil menepuk bahu Zhou Kun.

"Haduh... segitu saja berat, tapi okelah, bulan ini gajimu bos naikan 1 persen Haha.."

"Hah satu persen doang?" Zhou Kun melotot kecewa.

Lu Yan dan Fang Jie ngakak kompak, tak perduli Xiao Mei masih tersumpal dan terikat.

"Bersyukur lah itu, lagipula kau senang juga gendong- gendong cewek cantik, haha.." ujar Lu Yan.

Bos Lou sheng spontan melirik tajam ke arahnya.

"Lu Yan! Borgol dia!  dari tadi kerjaanmu ketawa-ketawa saja... Rugi bos punya anak buah kaya kamu, tidak inisatif, kerjanya di suruh-suruh terus! Yang inisatif dong!"

"Iya.. Ampun bos!" pria itu langsung meraih borgol di laci, Lu Yan melangkah cepat menuju ranjang dan segera memborgol kedua tangan Xiao Mei, wanita itu mengerang pelan di balik sumpal mulutnya, matanya setengah terbuka, menatap mereka dengan sorot ketakutan bercampur amarah.

"Semua sudah siap, Bos," lapor Lu Yan.

"Bagus.. Sekarang kalian keluar dulu, bos mau menagih hutang jablay imut ini Haha!"

"Siap, bos!" Mereka bertiga menunduk hormat, kemudian melangkah keluar dari kamar merah.

Lou Sheng duduk di tepi ranjang, jemarinya yang bantet menyentuh dagu Xiao Mei perlahan. Wanita itu berusaha memalingkan wajah, namun genggaman Lou Sheng mencengkeram pipinya dengan kuat.

"Naahh... Bagaimana? suka ya di perlakukan kaya gini? Suka di paksa-paksa?" Pria tua itu menyeringai Lebar, suaranya terdengar menjijikan di telinga Xiao Mei wanita itu meronta berusaha menghindari sentuhan pria tua itu.

Lou sheng tertawa lagi " Kau ini, tidak mau orangnya tapi mau uangnya, jangan gitu dong, sayang. Kerja itu harus profesional, jangan mau enaknya saja."

Xiao Mei menatapnya tajam, mulutnya masih tersumpal ingin rasanya memaki sekasar mungkin. Sementar mafia tua menelusuri tubuh Xiao Mei dengan matanya, tangannya juga mulai bergerak-gerak mengusap pundak mulus wanita itu.

"Bos dengar, kau itu jablay kesayanganya Wang Lei ya? memang sih anak itu selalu top kalau milih cewek. Kaya kamu ini, cantik, mulus, menggoda haha.."

"Tapi sepertinya bocah itu sudah tidak mau pakai kamu lagi, deh! Karena... sudah ada si Honey, cewek polos berhijab yang sangat sopan dan anggun, entah dari mana wang Lei pungut itu cewek."

Lou Sheng mencengkeram dagu Xiao Mei semakin erat hingga wanita itu meringis kesakitan.

"Kau tahu, bocah seperti Wang Lei lebih suka tantangan baru. Cewek polos, malu-malu, itu kan bikin penasaran. Kalau kamu?" Lou Sheng mendekatkan wajahnya, napasnya bau cerutu menusuk hidung Xiao Mei "Kamu ini... sudah Membosankan. Sudah seperti barang lama. Haha..."

Xiao Mei meronta makin keras, matanya membelalak penuh kebencian. Barang lama? Kalau saja mulutnya tidak disumpal, ia pasti sudah meludahi wajah pria tua menjijikkan itu.

"Sudahlah kita mulai saja eksekusinya, saya sudah tidak tahan... Sekarang buka kakimu jablay, bos mau lihat, Haha... Biar kamu rasakan perut bos yang kaya gendang keriput ini! Rasanya tidak begitu buruk kok! Haha.."

Xiao Mei menggeliat panik, matanya melebar saat tangan Lou Sheng mulai bergerak ke pahanya. Napasnya memburu, tubuhnya berusaha memutar meski borgol menahan gerakannya di ranjang. Tapi tetap saja dia memang harus membayar konsekuensi dari kesalahanya. Bos Lou Sheng mengambil yang memang haknya dan Xiao Mei meski menangis dan berusaha melawan, dia tidak akan bisa kabur.

...•<•<•pearlysea•<•<•...

Hanina duduk di sofa menunggu Chen Jie, pikiranya masih kalut memikirkan Wang Lei dan Xiao Mei. Apa  yang mereka lakukan pada wanita itu? Dan kenapa mereka menculik Xiao Mei? Apakah dia akan selamat atau sebaliknya.

Suara deru motor terdengar dari luar membuyarkan lamunan gadis itu. Hanina lantas bangkit berdiri di susul ketukan pintu.

"Ya, Tunggu!" ucapnya. Dia pun membuka pintu, sosok Chen Jie berdiri di ambang pintu sambil menenteng satu kantong makanan.

"Aku bawakan mie lamian dari toko muslim," katanya, mengulurkan kantong itu.

Hanina menerimanya sambil mengangguk. "Terima kasih. Kau sendiri sudah makan?"

"Aku sudah makan di warung tadi," jawab Chen Jie santai.

"Baiklah, aku masuk dulu," ucap Hanina, hendak menutup pintu.

"Hei..." Chen Jie menahan pintu dengan tangannya. "Kau serius tidak mengizinkanku masuk?"

Hanina menatapnya sebentar sebelum menarik napas. "Tidak. Wang Lei menugaskanmu hanya untuk menjagaku, kan? Bukan menemaniku."

Chen Jie terdiam, hanya bisa menghela napas pelan. Hanina tanpa menunggu balasan segera menutup pintunya kembali, menguncinya dari dalam.

Pria itu mundur lalu duduk di teras dekat pintu, lengannya menumpu di atas lutut. Kepalanya menoleh kebelakang jendela berharap bisa mengintip sedikit gerakan gadis itu di dalam. sayangnya kaca jendela itu tak tembus pandang, ia pun mendecak.

"Baru kali ini ketemu cewek kaya dia," gumamnya pelan, mengingat tatapan Hanina yang tegas dan caranya menjaga jarak darinya. Gadis itu benar-benar berbeda dengan kebanyakan wanita yang pernah dia temui, keras kepala, tetapi terlihat sangat menjaga kehormatannya.

"pantas kalau Wang Lei tergila-gila. perempuan seperti itu memang layak di perjuangkan."

...•<•<•pearlysea•<•<•...

Malam turun dengan sunyi, Chen Jie kini berbaring di atas tikar yang diberikan Hanina, berikut bantal dan selimut lusuh yang menemaninya berjaga.

"Berasa prajurit jaga ratu, ya? " Chen Jie menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Tapi, enak juga. kapan lagi bisa kerja sambil tiduran kaya gini, seumur hidup juga mau, tapi kurang seru sih...  " Chen Jie mendecak.

"Berasa jadi orang gila ngomong sendiri, mending tidur, ah!"

Chen Jie menguap lalu menarik selimut, hingga menutupi setengah tubuhnya, berbaring ke kiri dan mulai mendengkur.

Beberapa menit kemudian sebuah ketukan keras membuatnya tersentak dari alam mimpi, dengan jantung yang berdegup keras dia bangkit duduk.

matanya melotot tatkala melihat Xiao Mei dengan penampilan kusut tengah mengetuk pintu dengan kasar.

"Hanina Buka pintunya, Sialan!"

1
Siti Nina
Lanjut thor makin seru cerita nya semangat ya up nya 💪💪💪👍👍👍
Siti Nina
Wahh,,wang lei terpesona pada hanina tapi ga mau ngaku gengsi di gedein 😄
Nalira🌻: Badboy emang gitu😂
total 1 replies
Siti Nina
Astaga ada" saja tuh kakek" bikin emosi jiwa 😅
Siti Nina
👍👍👍👍👍
Siti Nina
👍👍👍
Siti Nina
👍👍👍👍👍
Siti Nina
Waw,,,sangat menarik ceritanya keren banget 👍👍👍
Siti Nina
oke ceritanya 👍👍👍
Siti Nina
Mampir thor salam kenal kesan pertama menarik ceritanya keren kata"nya juga enak di baca 👍👍👍 tapi yg like nya dikit banget padahal oke banget ceritanya 👍👍👍🤔🤔
Nalira🌻: Salam kenal juga, Kak...🤝🏻
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!